Anda di halaman 1dari 1

Sebelum menyampaikan materi, Umi Dayati meminta para wali siswa untuk berfokus

padanya tanpa
memegang HP. “Susah kan ya Bapak Ibu kalau ndak megang HP sebentar? Gitu kok nyuruh
anaknya
ndak pegang HP," ujar Umi Dayati diikuti gelak tawa peserta.

Perilaku anak, sambungnya, tak lain adalah hasil mencontoh orangtuanya. Anak
tidaklah mendengar, tapi
meniru. “Bagaimana anaknya mau belajar kalau tidak pernah melihat mamanya belajar.
Kita ndak boleh
sekadar menyuruh anak belajar sementara kita sendiri HP-an,” papar Dosen
Universitas Negeri Malang
itu.

Orangtua tidak boleh menyamakan pendidikan pada zaman mereka dengan pendidikan anak
zaman
now.

Menurut Umi Dayati, kebanyakan orangtua sibuk mengejar kemampuan akademik anak.
Padahal yang
seharusnya diutamakan adalah pendidikan karakter.

“Otak kita yang dianugerahi Allah bisa berkembang dan menjadi pintar sampai usia 40
tahun, tapi
karakter anak hanya akan berhenti pada usia SD. Manfaatkan golden age anak itu
dengan menanamkan
karakter dulu,” tutur Umi Dayati di hadapan 477 peserta.

Anda mungkin juga menyukai