Anda di halaman 1dari 96

K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI

Ir. Kusumo Dradjad S, Msi, PSE


SASARAN BELAJAR K3

1. MAMPU MELAKSANAKAN K3 PADA BERBAGAI


PEKERJAAN KONSTRUKSI
2. MAMPU MENGIDENTIFIKASI BAHAYA PADA
BERBAGAI PEKERJAAN KONSTRUKSI
3. MAMPU MENCEGAH TERJADINYA BAHAYA PADA
BERBAGAI PEKERJAAN KONSTRUKSI
4. MAMPU BERBUDAYA K3 PADA BERBAGAI
PEKERJAAN KONSTRUKSI
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)
PENGERTIAN:

K3 ADALAH KONDISI YANG HARUS DIWUJUDKAN DI


TEMPAT KERJA DENGAN SEGALA DAYA UPAYA
BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN
MENDALAM GUNA MELINDUNGI TENAGA KERJA
MANUSIA SERTA KARYA DAN BUDAYANYA MELALUI
PENERAPAN TEKNOLOGI PENCEGAHAN KECELAKAAN
YANG DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN SESUAI
DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN STANDAR
YANG BERLAKU.

KUSUMO-KPK MANAJEMEN KONSTRUKSI


9/16/2013 T.SIPIL - PNJ 3
SISITEM MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (SMK3)

SMK3 MERUPAKAN BAGIAN DARI MANAJEMEN


DARI SISTEM MANAJEMEN SECARA KESELURUHAN
YANG MELIPUTI STRUKTUR ORGANISASI
PERENCANAAN, TANGGUNG JAWAB, PELAKSANAAN,
PROSEDUR, PROSES DAN SUMBER DAYA YANG
DIBUTUHKAN BAGI PENGEMBANGAN PENERAPAN
PERENCANAAN PEKERJAAN DAN PEMELIHARAAN
KEBIJAKAN K3 DALAM RANGKA PENGENDALIAN
RESIKO YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN
KERJA GUNA TERCIPTANYA TEMPAT KERJA YANG
AMAN EFISIEN DAN PRODUKTIF

KUSUMO-KPK MANAJEMEN KONSTRUKSI


9/16/2013 T.SIPIL - PNJ 4
Selintas Tentang Terjadinya
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


DASAR HUKUM
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
• UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai
ketenagakerjaan
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi
norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian
ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
UU Ke-TK-an
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia
serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dilaksanakan.
KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM
BAB I, PASAL 3 PP NO.50/2012 BAB I, PASAL 2 PP NO.50/2012
(1) Penerapan SMK3 dilakukan a. Meningkatkan efektifitas
berdasarkan perlindungan K3 yang terencana,
terukur, terstuktur, dan terintegrasi;
kebijakan nasional b. Mencegah dan mengurangi
tentang SMK3 kecelakaan kerja dan PAK dgn
(2) Kebijakan nasional tentang SMK3 melibatkan unsur manajemen,
sebagaimana dimaksud pada ayat pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh;
(1) tertuang dalam Lampiran I,
Lampiran II dan Lampiran III c.Terciptanya tempat
sebagai bagian yang tidak kerja yang aman,
terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini efisien dan produktif
JENIS-JENIS PENYEBAB
DARI 249 KEMATIAN
PEKERJA DI INDUSTRI
KONSTRUKSI TAHUN
(1991 – 2000)
3 JENIS KECELAKAAN FATAL YANG UTAMA PADA
INDUSTRI KONSTRUKSI DI SINGAPURA
PERIODE 2002 - 2005

Construction

JATUH DARI 50%


KETINGGIAN

TERBENTUR OLEH 25%


BENDA JATUH

TERTIMPA,
MENABRAK,
TERBENTUR 10%
BENDA

Sumber: MOM, sg

0% 20% 40% 60%


Pekerja Buruh Konsultasi Health and Safety
Representative

Identifikasi bahaya

Penilaian risiko
Inspeksi
Review
Pengendalian risiko Koreksi
Audit
Eliminasi Evaluasi
Substitusi
Pengendalian
SEKILAS Rekayasa
TENTANG Pengendalian
MANAJEMEN Administrasi
RISIKO APD
KONSTRUKSI

Implementasi
Identifikasi Bahaya Apakah Hazards atau Bahaya itu ?

Bahaya adalah suatu keadaan/sistem/objek yang


bersama kondisi lainnya dalam suatu lingkungan
sistem/objeknya, akan mengarah ke suatu
kecelakaan / kerugian yang sulit dihindari.
Bahaya mempunyai 2 sifat penting :
(1) Keparahan (severity, atau kerusakan), dan
(2) Kemungkinan atau kekerapan terjadinya.
Keparahan Bahaya adalah kecelakaan dalam
kemungkinan terburuk yang dapat berasal dari
bahaya yang ada dalam lingkungannya dalam
Identifikasi bahaya adalah keadaannya yang paling tidak nyaman.
menandai, mencatat dan Kombinasi dari keparahan (severity) dan
membuat daftar sistematis kemungkinan (likelihood) dari terjadinya
setiap jenis bahaya kecelakaan sering disebut “tingkat bahaya” atau
pekerjaan konstruksi sejak hazard level.
dari saat perencanaan s/d
penyerahan
Penilaian / Analisis Risiko
CARA MELAKUKAN PENILAIAN RISIKO YANG SEDERHANA

KEMUNGKINAN TERJADI
KEPARAHAN
SULIT TERJADI JARANG SERING

SERIUS SEDANG TINGGI TINGGI

SEDANG RENDAH SEDANG TINGGI

RINGAN RENDAH RENDAH SEDANG

Analisis Bahaya & Risiko adalah proses yang cerdas….!


PENGENDALIAN RISIKO
Alternatif Tindakan Pengendalian
● Eliminasi : Peniadaan kondisi dan tindakan
berbahaya
● Substitusi : Penggantian suatu kondisi, bahan dan
tindakan yang berbahaya, dengan
yang lebih aman dan sehat
● Rekayasa : Penggunaan teknologi dan metode
kerja paling tepat untuk meminimalisir
risiko
● Administratif : Penggunaan sistem dan prosedur ijin
kerja yang ketat dan terkoordinasi
● Perlindungan : Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
yang tepat, agar pekerja terlindung
dari paparan bahaya dan risiko
cedera/sakit akibat kerja
CONTOH PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
Helm Proyek
Kacamata Pelindung

Masker

Ear Plug

Tali Dagu

Sarung Tangan

Safety Belt

Safety Shoes
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Portable Fire Extinguisher
Tipe konstruksi

STORED

CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
PEMASANGAN APAR

1. PEMASANGAN APAR PADA BAGIAN PALING ATAS 120


CM DARI PERMUKAAN LANTAI.
2. APAR TIDAK BOLEH DIPASANG DALAM RUANGAN
DGN SUHU MELEBIHI DIATAS 49C ATAU DIBAWAH
4C.
3. HARUS DIBERI TANDA PEMASANGAN APAR.
4. TINGGI PEMASANGAN TANDA APAR 125 CM DARI
PERMUKAAN LANTAI.
5. SETIAP APAR HARUS DIPASANG MENGGANTUNG
PADA DINDING DENGAN PENGUATAN SENGKANG
ATAU DITEMPATKAN DALAM PETI/BOX KACA.
6. PETI/BOX BILA DIBERI KACA TEBAL KACA
MAKSIMUM 2 MM.
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80

A Combustible
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D Metals

C
ABC

A B
Multi Purpose
JENIS MEDIA PEMADAM

1. JENIS CAIR : Air, Busa kimia, Busa mekanis , AF3.


2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ).
3. JENIS GAS : CO2, N2 ( Inergen )

Dry powder dipakai untuk kebakaran klas D.


Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat
SMOOTHERING (MENYELIMUTI).
 MENGAMBIL/MENGURANGI/MEMISAHKAN UDARA
DENGAN BAHAN BAKAR SEHINGGA TIDAK ADA
KONTAK PADA KEDUA ZAT TERSEBUT.

 CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN MENUTUP


PERMUKAAN BAHAN BAKAR DENGAN SELIMUT API
(FIRE BLANKET) ATAU DENGAN BUSA (FOAM).
PENDINGINAN / COOLING

 MENGURANGI / MENURUNKAN
TEMPERATUR BAHAN BAKAR HINGGA
DI BAWAH TITIK NYALANYA /
FLASH POINT.

 CARA INI MISALNYA


MENGGUNAKAN SEMPROTAN AIR
DAN BUSA.
STARVATION (MENGHILANGKAN)

MENGAMBIL / MENGURANGI BAHAN BA-KAR


SAMPAI DI BAWAH BATAS DAPAT TERBAKAR
BAWAH (LOW FLAMABLE LIMIT /LFL).

CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN


MENUTUP SALURAN/ KERANGAN BAHAN BAKAR
PADA DAERAH YANG TERBAKAR.

MENJAUHKAN BENDA-BENDA YANG BELUM


TERBAKAR.
BREAKING CHAIN REACTION FOR
EXTINGUISHMENT

MEMUTUS RANTAI REAKSI KIMIA PEMBAKARAN


SEHINGGA TIDAK ADA LAGI RADIKAL BEBAS
BAHAN BAKAR YANG BEREAKSI.

CARA INI MISALNYA DENGAN MENEBAS API


(MEKANIS) ATAU MENAMBAHKAN BAHAN KIMIA
KE REAKSI PEMBAKARAN (HALON/DRY
CHEMICAL).
DILLUTION (PENGENCERAN)

MENGURANGI KADAR OKSIGEN DI


UDARA SAMPAI BATAS MINIMUM
SEHINGGA PEMBAKARAN TIDAK
DAPAT BERLANGSUNG.

CARA INI MISALNYA MENGGUNAKAN


GAS “INERT” (SEPERTI NITROGEN)
UNTUK MELAKUKAN PURGING SAMPAI
GAS FREE.
PERMENAKER NO. 01/Men/1980
K3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
1. KETENTUAN UMUM
2. TEMPAT KERJA DAN ALAT-ALAT KERJA
3. PERANCAH
4. TANGGA
5. ALAT-ALAT ANGKAT
6. KABEL BAJA, TAMBANG, RANTAI DAN PERALATAN BANTU
7. MESIN-MESIN
8. PERALATAN KONSTRUKSI BANGUNAN
9. KONSTRUKSI DI BAWAH TANAH
10. PENGGALIAN
11. PEKERJAAN MEMANCANG
12. PEKERJAAN BETON
13. PEKERJAAN LAINNYA
14. PEMBONGKARAN
15. PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PENYELAMAT DAN PERLINDUNGAN DIRI
16. KETENTUAN PERALIHAN
17. KETENTUAN LAIN-LAIN
18. KETENTUAN HUKUMAN
19. PENUTUP

!
Latar belakang diterbitkannya Permenaker No Per.01/Men/1980 :
Karena belum ditanganinya pengawasan K3 secara mantap dan
menyeluruh pada pekerjaan konstruksi bangunan
BAB I PENDAHULUAN

PENGERTIAN
a. Pekerjaan konstruksi
b. Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
c. Masyarakat Jasa Konstruksi ( MJK )
BAB I PENDAHULUAN

a. Pekerjaan konstruksi mencakup :


- Struktural, arsitektural
- Sipil
- Mekanikal
- Elektrikal
- Tata lingkungan
BAB I PENDAHULUAN

Pekerjaan konstruksi berdasarkan peruntukannya :


Bangunan Gedung
 Perkantoran, komersial, hunian, rumah sakit, pasar,
 Termasuk pekerjaan pembongkaran, renovasi, perbaikan,
pemeliharaan
Bangunan Prasana dan sarana (sipil) umum
 Pelabuhan udara, pelabuhan laut, terminal, stasiun KA dsb
 Bendungan,bendung,irigasi,drainage,saluran air,terowong dsb
 Jalan raya, tol, jalan KA, jembatan, subway, fly-over dsb
 Pembangkit LIstrik (PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTN, dsb)
Bangunan Industri & Pertambangan
 Pabrik, workshop dsb.
 Konstruksi tambang, penyulingan mi-gas dsb.
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi


Tahapan kegiatan konstruksi :
- tahap perencanaan
- tahap pelaksanaan
- tahap pengawasan

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus


memenuhi syarat-syarat :
- keteknikan
- keamanan
- keselamatan dan kesehatan kerja
BAB 1 PENDAHULUAN

c. Masyarakat Jasa Konstruksi ( MJK )


Masyarakat yang mempunyai kepentingan yang
berhubungan dengan usaha & pekerjaan konstruksi, yaitu :
- Pengguna jasa
- Penyedia jasa
- Pekerja
Pekerjaan jasa konstruksi mencakup :
- layanan jasa konsultasi perencanaan
- layanan jasa pelaksanaan
- layanan jasa konsultasi pengawasan.
BAB 2 K3 PEKERJAAN TANAH
BAB 2 K3 PEKERJAAN TANAH

1. Umum
a. Tanah / lahan merupakan pondasi alami dari
konstruksi yang berdiri diatasnya. Pengetahuan
mengenai sifat-2 fisik tanah, sangat berguna dalam
menentukan metoda pencegahan terhadap bahaya
yang mungkin akan terjadi
b. Pada dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari :
pekerjaan galian , pekerjaan timbunan &
pemadatan , dan pekerjaan bawah tanah .
BAB 2 K3 PEKERJAAN TANAH
1. Umum
c. Jenis tanah umumnya dibedakan seperti :
- tanah lempung basah, tanah lempung kering
- tanah cadas
- tanah pasir basah , tanah pasir kering
- tanah krikil
- tanah lumpur

d. Sedangkan jenis tanah diberbagai daerah di Indonesia diantara


nya dengan komposisi yang mempunyai kedalaman umumnya :
- lempung lembek, abu abu muda : 0 – 2 meter
- lempung lembek, abu abu kuning : 2 – 3 meter
- lempung agak keras, coklat kemerahan : 3 – 7 meter
- lempung keras, abu abu tua : 7 – 10 meter
- pasir batu : 10 – 11 meter
- pasir sedang padat : 11 – 12 meter
BAB 2 K3 PEKERJAAN TANAH
1. Umum
e. Alat kerja :
- alat ringan seperti: cangkul, blencong, sekop, ganco dll
- alat berat,misal : doser,loader,alat bor/drill,dump truk dll
f. Tingkat potensi bahaya yang berbeda-beda
g. Untuk hal ini dibutuhkan tenaga operator yang terdidik dan
terlatih dalam bidang K3
h. Pengaman dalam pekerjaan galian :
- dinding penahan , perancah dan tangga kerja
- pagar pengaman
- sirkulasi udara yang cukup
- penerangan yang cukup
- sarana komunikasi
KASUS KECELAKAAN PADA
PEKERJAAN TANAH

Kecelakaan terjadi pada


pekekerjaan perataan
tanah. Operator sedang
membelakangi korban,
korban terlindas

Kecelakaan pada
pekerjaan timbunan,
truk pengangkut
tanah urug
terperosok di tepian.
Kesalahan pengemudi
BERAPA HARGA PERALATAN INI ?
DILARANG
MENGOPERASIKAN DILARANG MENGOPERASIKAN ALAT PADA
ALAT DI BAWAH TEBING DI TEPI LUBANG TANAH
TANAH YANG
MENGGANTUNG

DILARANG BERPUTAR PADA POSISI


TANJAKAN ATAU TURUNAN
TABEL REKOMENDASI PERKUATAN TEBING GALIAN
(Tabel ini tidak berlaku untuk kondisi tanah yang kompleks)
JENIS TANAH KEDALAMAN GALIAN KETERANGAN
0,00 M 1,60 M DI
HUMUS,
S/D S/D ATAS A: MENUNJUKAN TAK ADA
LEMPUNG-BERLUM- TOPANGAN / PERKUATAN
PUR, BATU LEPAS, 1,60 M 4,60 M 4,60 M
YANG DIPERLUKAN.
DAN PASIR C C C
SEMUA BATU &
B: MENUNJUKAN BAHWA HARUS
PASIR DIBAWAH C C C DIGUNAKAN SHEET PILE
MUKA AIR (TABIR PERLINDUNGAAN TER-
BUKA (OPEN SHEETING)
HUMUS PADAT A C C
C: MENUNJUKAN BAHWA HARUS
LEMPUNG KERAS A B C DIGUNAKAN TABIR PERLINDUNG
AN TERTUTUP (CLOSE
SEDIKIT BERSEMEN SHEETING)
ATAU BATU & PASIR A* A* B *: Tabir perlindungan terbuka, ter-
YANG KOMPAK
tutup atau sheet Pile mungkin
LAPISAN diperlukan jika kondisi site tidak
BATU/CADAS A A A menguntungkan.
Apa cara yang dilakukan untuk menahan kelongsoran pada metoda sheetpile di tanah pasir yang mengandung air
tinggi : Kurangi tekanan ke arah retaining wall/sheetpile dan daya dorong yang akan terjadi
KONDISI PEKERJAAN TANAH
YANG MEMBAHAYAKAN
PONDASI RUMAH,
ADA TEKANAN KE
ARAH RETAINING
WALL
TANAH
BERPASIR

PROYEK PASOPATI

TANAH BERPASIR, TEPI GALIAN


TIDAK DIBERI TABIR PELINDUNG
(SHEETPILE), BAHKAN DIDIRIKAN
TIANG PIPA PENYANGGA HOIST
U/ MENURUNKAN PIPA, TERJADI
TEKANAN KE SAMPING ----->
TERJADI LONGSORAN TANAH,
Dinding penahan roboh, pekerja terkubur
MENGUBUR 2 PEKERJA YANG ADA
DI DALAM LUBANG GALIAN
SOLUSI: KURANGI TEKANAN KEARAH RETAINING WALL,
PASANG PENOPANG HORISONTAL (SHORING)
SOLUSI TERHADAP KONDISI SLOPE
YANG BERBAHAYA

Slope Stabilization at Alpine Way Thredbo, Snowy


Mountains. (substitusi material)
BAHAYA YANG HARUS DIPERHATIKAN
UNTUK PEKERJAAN DI BAWAH TANAH

1. Terperangkap dan terhirup gas beracun


2. Ada gas bertekanan tinggi yang mudah terbakar
3. Kurangnya kadar oksigen untuk pernafasan (defisiensi)
K3 KETIKA BEKERJA DI
RUANG BAWAH TANAH

Perhatikan ventilasi Perhatikan alat


udara pekerja yang komu-nikasi pekerja
bekerja diruang di dalam ruang
bawah tanah bawah tanah

Perhatikan fasilitas
K3 dan APD

Memadamkan api dengan APAR di


ruang tertutup / di bawah tanah
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
PADA PEKERJAAN SUMURAN

• VENTILASI UDARA
• KEBUTUHAN O2
• ALAT KOMUNIKASI
• IDENTIFIKASI GAS BERACUN
• PEMADAM KEBAKARAN
• ANTISIPASI KEADAAN DARURAT

Saat melakukan
pekerjaan yang
menggunakan tenaga
listrik, lingkungan
pekerjaan harus
kering & bersih
BAB 2 K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH

2. Potensi Sumber Bahaya


a. Pekerja tertimbun longsoran
 Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah, lereng galian
 Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping dll
 Alat berat / kendaraan yang digunakan : beban, getaran
b. Pekerja tenggelam / terkena air banjir
c. Pekerja terkena sengatan aliran listrik
d. Pekerja menghirup gas beracun
e. Pekerja menghrup debu / kotoran
f. Pekerja tertimpa alat kerja /material
g. Pekerja terjatuh kedalam galian
h. Dll
BAB 2 K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH

3. Persyaratan Rencana Penggalian


a. Lakukan penelitian terhadap :
- keadaan tanah
- air tanah
- jaringan utilitas dibawah tanah (listrik, air, gas )
b. Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah
c. Lampu & rambu–rambu dipasang untuk mencegah orang
terjatuh
BAB 2 K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH

4. Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Tanah


a. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja,
lakukan pemeriksaan.
b. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk
- mesin-mesin
- peralatan
- penyangga
- jalan keluar dll
c. Daerah kerja dibawah tanah yang berbahaya hrs dipagari
d. Buat sistem komunikasi ( sambungan telpon )
e. Gunakan APD ( pakaian water proof, sepatu boot )
f. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi
g. Buat ventilasi udara
PERATURAN PERUNDANGAN K3
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA


NO. PER. 01/MEN/1980
TENTANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN

• SKB MENAKER DAN MENPU No. 174 / 1986 DAN


No. 104/KPTS/1986 TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN
KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT
KEGIATAN KONSTRUSKSI

Latar belakang : belum


ditanganinya
pengawasan secara
menyeluruh pada KEPUTUSAN MENTERI PU No.384/KPTS/M/2004
pekerjaan konstruksi TENTANG PEDOMAN K3 PADA PROYEK BENDUNGAN
bangunan
WAJUB LAPOR PEKERJAAN
KONSTRUKSI PROYEK
!
KONTRAKTOR
WAJIB LAPOR PEKERJAAN
LAPORAN :
 NAMA & ALAMAT PERUSAHAAN
KONSTRUKSI
 NAMA & PEMILIK PERUSAHAAN (Bila proyek > 6 bulan )
 NAMA & ALAMAT PELAKSANA KONSTRUKSI
 PROGRAM K3 PELAKSANA KONSTRUKSI
 KEGIATAN K3 PELAKSANAN KONSTRUKSI
 PESAWAT/INSTALASI/PERALATAN YANG
DIGUNAKAN. IPK3
 FASILITAS K3 KABUPATEN/
 JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. KOTA
 PESAWAT / INSTALASI YG TERPASANG
PADA BGN TEMPAT KERJA &
SUBKONTRAKTOR YG MELAKSANAKAN.

EVALUASI
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

1. Pekerjaan Bekisting
2. Pekerjaan Pembesian
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Shotcrete
5. Pekerjaan di Tempat Tinggi
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

Giant TC

Topbelt Cranes

City Cranes
Portable Cranes
TC untuk Bangunan Air Passenger Hoist
KECELAKAAN TOWER CRANE
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

1. Pekerjaan Bekisting
a. Rute aman harus disediakan pada tiap bagian dari
bangunan
b. Bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya
bekisting yang menyebabkan tergelincir harus ditutup
rapat dengan papan
c. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus
direncanakan mampu menerima beban eksternal dan
factor keselamatan harus diperhitungkan,
d. Titik-titik penjangkaran perancah gantung yang
mendukung bekisting harus terpancang dan mempunyai
daya tahan yg kuat
e. Perancah gantung yang digunakan pada bagian luar
bangunan yang berbentuk cerobong harus dijangkarkan
untuk menahan kekuatan angin
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
POTENSI BAHAYA PEKERJAAN
STRUKTUR
POTENSI BAHAYA PEKERJAAN
STRUKTUR
POTENSI BAHAYA PEKERJAAN
STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

2. Pekerjaan Pembesian-1
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh
pekerja yang cukup jumlahnya, terutama pada tempat yang
tinggi, untuk mencegah besi beton tersebut meliuk /
melengkung dan jatuh
b. Pada waktu memasang besi beton yang vertical, pekerja harus
berhati-hati agar besi beton tidak melengkung misalnya
dengan cara mengikatkan bambu atau kayu sementara
c. Memasang besi beton di tempat tinggi harus memakai
perancah, dilarang keras naik / turun melalui besi beton yang
sudah terpasang
d. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup
dengan potongan bambu atau lainnya, baik setiap besi beton
masing-2 atau secara kelompok batang besi, untuk mencegah
kecelakaan fatal
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

2. Pekerjaan Pembesian-2
e. Bila menggunakan pesawat angkat ( kran / crane ) untuk
mengangkat atau menurunkan sejumlah besi beton, harus
menggunakan alat bantu angkat yang terbuat dari tali kabel baja
( sling ) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat
pengangkatan atau penurunan harus dipandu oleh petugas (
misal dengan memakai peluit )
f. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus
mengikuti prosedur operasi pesawat angkat ( crane )
g. Semua pekerja yang bekerja di tempat tinggi harus dilengkapi
dan menggunakan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu
lapangan , helm dan alat pelindung diri lain yang diperlukan
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

Permenakertrans No.
Per.01/MEN/1980
Pemasangan pagar
pengaman diwajibkan untuk
setiap lantai perancah
berketinggian lebih dari 2m
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

3. Pekerjaan Beton-1
Secara umum, sebelum melakukan pekerjaan pembetonan , ada beberapa hal
yang harus dilakukan / diperhatikan oleh pekerja antara lain :
a. Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan
b. Pemeriksaan semua perancah / steiger , stut-2, ikatan penyangga dll
c Apabila menggunakan peralatan concrete pump, antara lain :
 memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang sedang
digunakan sudah cukup kuat / mampu dan hubungan satu pipa
dengan pipa lainnya cukup kuat dan aman
 mencegah kemungkinan pergerakan pipa arah horizontal dan
beberapa tempat harus diikat dengan kuat. Ikatan tidak boleh
dengan bekisting atau besi beton yang pengecorannya sedang
dilakukan
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

3. Pekerjaan Beton-2
d. Pada proses pelaksanaan penuangan beton sebagai berikut :
 komando atau perintah yang jelas harus diberikan pada
saat pompa bekerja : kapan harus mulai, berhenti
sementara dan kapan mulai lagi. Alat komunikasi yang
komunikatif, kalau perlu gunakan handy-talky
 pekerja yang tidak berkepentingan dilarang berada tepat
di ujung pipa pada saat pompa sedang bekerja
 pekerja dan siapapun berdiri di dekat boom concrete
pump pada saat pompa bekerja
 peralatan seperti : vibrator, pipa-pipa, penerangan dll,
harus selalu dirawat oleh petugas yang berpengalaman
sebelum dan sesudah penuangan beton
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

3. Pekerjaan Beton-3
e. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat
adukan beton ( concrete bucket towers ) harus dibangun
dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin
kestabilannya
f. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk
menghindarkan terjadinya kecelakaan selama pekerjaan
persiapan dan pembangunan konstruksi beton, antara lain :
 kejatuhan benda-benda atau bahan yang diangkut
dengan ember,
 singgungan langsung kulit terhadap semen, adukan
atau kapur
g. Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-pipa termasuk
penghubung atau sambungan dan penguat harus kuat
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

3. Pekerjaan Beton-4
h. Sewaktu proses pembekuan beton ( setting concrete ) harus
terhindar dari goncangan dan bahan kimia yang dapat
mengurangi kekuatan
i. Sewaktu lempengan ( panel ) atau lembaran beton ( slab )
dipasang pada dudukannya, harus digerakkan dengan hati-
hati terhadap :
 melecutnya ujung besi beton yang mencuat sewaktu
ditekan atau direnggang
 getaran sewaktu menjalankan vibrator
j. Setiap ujung-ujung ( besi, kayu, bambu dll ) yang mencuat,
harus dilengkungkan atau ditutup
k. Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menjamin bekisting dan perancah dapat memikul / menahan
seluruh beban sampai beton mengeras
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

3. Pekerjaan Beton-5
m. Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan
konstruksi, harus dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat
n. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap bahaya paparan /
singgungan langsung anatar kulit dengan semen atau adukan
beton, bahan pengawet kayu dan bahan kimia lainnya
o. Apabila bahan-bahan yang mudah terbakar digunakan untuk
keperluan lantai, permukaan dinding dan pekerjaan lainnya,
harus dilakukan tindakan pencegahan terhadap :
 kemungkinan adanya api yang terbuka, timbulnya bunga
api pada pekerjaan pengelasan
 sumber api lainnya yang dapat menyulut uap yang mudah
terbakar yang timbul ditempat kerja dan daerah
sekitarnya
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

4. Pekerjaan Shotcrete
a. Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot
harus memakai APD yang cukup antara lain : masker
pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung
tangan dan sepatu karet
b. Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi
dan alergi dapat disebabkan oleh adanya kontak langsung
dengan semen basah, dan apabila paparan dalam waktu yang
lama dapat menyebabkan kulit terbakar.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pekerja
antara lain :
 sedapat mungkin harus dihindari bernafas dalam keadaan berdebu
tanpa menggunakan masker pelindung pernafasan
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

5. Pekerjaan ditempat Tinggi-1


Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m)
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi
permanen
b. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt )
untuk menjamin agar tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus
cukup pendek agar tinggi jatuh bebas tidak melebihi 1,5 meter
c. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan
d. Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan
papan dudukannya terpasang rapat untuk mencegah orang
tersandung dengan barang-barang yang jatuh
e. Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari
reruntuhan dan barang-2 lain yang tidak diperlukan
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

5. Pekerjaan di tempat Tinggi-2


 Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk
mengantisipasi jatuhnya benda-2 yang dapat menimpa orang
di bawahnya
 Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan
aman pada bagian atasnya untuk mencegah pergerakan
 Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat
dijamin mengenai kekuatan dan keamanannya
 Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya
yang belum pernah diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih
ragu-ragu, segera tanyakan kepada petugas K-3
 Pasang pagar pembatas pada sekitar area kerja agar jangan
ada orang yang tidak berkepentingan masuk / berada pada
area kerja
BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR
JARING PENYELAMAT
(Safety Net)

BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR

JARING
PENYELAMAT
(SAFETY NET)
Sesuai Permanaker No. 01 / MEN / 1980,
PAGAR PELINDUNG / PENGAMAN DIWAJIBKAN
PEMASANGANNYA UNTUK SETIAP LANTAI PERANCAH
YANG TINGGINYA LEBIH DARI 2 (DUA) METER

Pagar pelindung pada tiap lantai


perancah yang tinggi-nya >2 M
Pagar pelindung pada tiap tepi
lantai struktur beton

>2M
K3 PEKERJAAN PEMBONGKARAN

6. Pekerjaan pembongkaran bangunan


Pada setiap pekerjaan pembongkaran (khususnya penghancuran
gedung lama) di tengah pemukiman yang padat, maka unsur-unsur
K3 yang harus menjadi perhatian dan secara konsisten harus
diterapkan, adalah : Pola pembongkaran yang jelas, dengan
memperhatikan faktor lingkungan dan tidak membahayakan
K3 PEKERJAAN PEMBONGKARAN
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

7. Pengetahuan dasar Konstruksi Baja


a. Pekerjaan konstruksi baja meliputi semua jenis pekerjaan
merangkai, merakit. Dan mendirikan semua jenis kerangka
baja, seperti tower, rangka batang crane, dsb
b. Klasifikasi struktur baja dibagi 2 jenis, konstruksi rangka
baja saja (murni), atau rangka baja beton. Unuk merangkai
diperlukan sistem dan metode penyambungan
c. Sistem sambungan dan bentuk rangka baja terdiri dari :
i. Tipe penyambungan antara kolom dan beam
ii. Tipe pengikat (bracket), las di tempat, dengan plat gusset
iii. Tipe sambungan antar kolom
iv. Tipe splice, pengelasan & dasar kolom
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

7. Pengetahuan dasar Konstruksi Baja


d. Metode penyambungan:
i. Metode penyambungan baut
ii. Metode penyambungan baut tegangan tinggi dan
iii. Metode penyambungan las.
e. Bentuk-bentuk perakitan dan erection struktur baja:
i. Metode horisontal
ii. Metode vertikal
iii. Metode lainnya.
f. Pencegahan bahaya kecelakaan dilakukan selama proses
perakitan dan erection
g. Karakteristik struktur bahaya kecelakaan ambruk: (i) Bahaya
dengan ketinggian > 20 m, (ii) Kurangnya persiapan rangka baja di
lingkungan kerja, (iii) Mempunyai bentang dengan rasio 1:4, dan
(iv) Lokasi sambungan las.
h. Perkuatan kerangka baja
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

Dalam pekerjaan konstruksi baja, pada


tahap erection hal-hal yang perlu
mendapatkan perhatian pada saat
melakukan pemindahan material
menggunakan pesawat angkat adalah :
Beban yang diangkat dan kestabilan
pengangkatan termasuk pesawat
angkatnya.
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

Choker Multiple Lift Multi-Lift Rigging


Crane Headache Ball Rigging Procedure (MLRP)

Pada pekerjaan ereksi konstruksi baja, banyak menggunakan


penyambungan antar beam dan kolom dengan menggunakan baut
tegangan tinggi. Yang perlu diperhatikan pada pemasangan baut
tersebut adalah :
a. Terjadinya gaya berlebihan pada gaya eksternal dan gaya geser
(bearing force)
b. Batasan kekuatan pengunci mur baut (torque control)
c. Step/tahap penguncian mur-baut (sequence)
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

SAFETY
NET
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

PENGGUNAAN
APD DAN SAFETY
HARNESS
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA : YANG
HARUS DIPERHATIKAN DALAM
ERECTION DENGAN ALAT ANGKAT

 Beban yang diangkat


 Kestabilan alat angkat
 Alat angkat laik pakai ( SIA )
 Kompetensi operator ( SIO )
 Tahapan kerja
SURAT IJIN OPERATOR

Anda mungkin juga menyukai