Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HPT

PERANGKAP HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (Hypotan)

SYAMSU RIZAL PULUNGAN


15.04.040

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D III


POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2017
I. JUDUL : PERANGKAP HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (Hypotan)
II. TUJUAN :
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara pembuatan perangkap Hypotenemus hampei pada tanaman kopi.
2. Mengetahui cara kerja dari perangkap Hypothenemus hampei pada tanaman kopi.
3. Mengetahui tingkat serangan hama pada tiap luasan lahan.

III. TINJAUAN PUSTAKA


Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya
cukuppenting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan
kerja,sumber pendapatan dan devisa negara. Perkebunan kopi mampu
menyediakanlapangan kerja dan pendapatan kepada lebih dari 2 juta kepala keluarga
petani danmenghasilkan devisa lebih dari US$ 500 juta/tahun pada periode 1994-
1998. Predikat kopi Sidikalang yang diolah dari kopi robusta pernah mencapai masa
kejayaan, bahkan secara ekonomis mengangkat harkat masyarakat .Belakangan ini
popularitas kopi Sidikalang semakin surut seiring fluktuasi harga dan rendahnya
produksi, akibatnya petani beralih ke tanaman kopi jenis arabika.( Wiyono, Suryo.
2007)
Tanamaan kopi dikenal sebagai salah satu tanaman yang disukai oleh banyak
jenis serangga hama. Sampai saat ini tercatat lebih dari 900 jenis serangga hama
padatanaman kopi yang tersebar diseluruh dunia. Di Indonesia terdapat beberapa jenis
hama utama kopi, yaitu: hama penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus
hampei,penggerek cabang hitam Xylosandrus compactus, penggerek cabang coklat
Xylosandrus morigerus, kutu hijau Coccus viridis, dan penggerek batang
merahZeuzera coffea.Di 70 negara yang termasuk daerah tropis lembab, kopi (Coffea
spp,Rubiaceae) merupakan komoditas pertanian yang penting. Produksinya
telahmeningkat selama dekade terakhir melalui penggunaan varietas unggul, pupuk
danjumlah tanaman.
Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang
dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas
tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang
terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila
populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan
pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup,
dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak
melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. (Wagiman,
F.X. 2003)
Kopi yang berlubang itu berasal dari kopi yang diserang oleh hama penggerek
kopi Hypothenemus hampei. Serangan hama ini umumnya menyerang pada bagian
discus atau pangkal biji yang lunak, serangan pada biji muda akan menyebabkan biji
gugur sedang serangan pada biji tua akan menyebabkan biji kopi akan cacat
berlubang dan bermutu rendah. Hama jantan umumnya tidak bisa terbang dan hanya
berumur 103 hari sedang hama betina dapat terbang dan hidup mencapai 156 – 282
hari. Kumbang jantan memiliki panjang lebih pendek dari kumbang betina, dan
kumbang betina meletakkan telur sekitar 30 – 50 butir di lubang gerekan, dan inilah
yang menyebabkan citarasa kopi menjadi terasa tidak enak dan kualitas kopi
menurun. Biji berlubang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan mutu
kimia, sedangkan citarasa kopi dipengaruhi oleh kombinasi komponen-komponen
senyawa kimia yang terkandung dalam biji. (Purnomo,2009)
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Perangkap Hypotan
2. Tali Plastik/Rafia

B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Hypotan
2. Detergen
3. Air

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel pengamatan 1. Perkembangan jamur tiram
No Jenis Jumlah

1 PBKo 60

2 Semut 6

Total 66

Pembahasan
Serangga Hypothenemus hampei masuk ke dalam buah kopi dengan cara
membuat lubang pada ujung buah di sekitar discus. Serangan pada buah muda
menyebabkan buah gugur. Perkembangbiakan serangga hanya terjadi pada buah
yang bijinya telah mengeras, buah masak dan buah lewat masak. Serangan berat
pernah terjadi di Jawa pada tahun 1929, mengakibatkan penurunan hasil sampai
mencapai 40%. Serangga Hypothenemus hampei dapat berkembang biak dan hidup
normal hanya pada biji kopi (Coffea spp.). Kopi Arabika (Coffea Arabica)
merupakan jenis paling rentan terhadap serangan hama penggerek buah kopi,
kemudian diikuti kopi Robusta (Coffea canephora). Sedangkan kopi Ekselsa (Coffea
excelsa) dan kopi Liberika (Coffee liberica) merupakan jenis paling tahan. Serangga
dewasa Hypothenemus hampei dilaporkan pernah dijumpai terdapat pada polong
Tephrosia, Crotalaria, Centrosema, hibiscus, rubus, Leucaena galuca (lamtoro) dan
beberapa biji leguminosae. Namun tanaman-tanaman tersebut diduga hanya sebagai
tempat makan sementara. Serangga Hypothenemus hampei tidak bisa berkembang
biak pada jenis-jenis tanaman tersebut.

Serangga hama Penggereng kopi mengalami 4 tahap perkembangan, yaitu telur, ulat
(larva), kepompong (pupa) dan dewasa (imago) yang memerlukan waktu selama 25-
35 hari.
1. Telur
Seekor betina dewasa dapat menghasilkan telur sebanyak 37 butir. Stadia telur
selama 5-9 hari. Telur diletakkan di dalam biji kopi, menetas dan berkembang di
dalamnya sampai buah kopi matang, baik yang masih di pohon maupun yang gugur
di tanah. Serangga betina dewasa yang siap bertelur, aktif pada sore hari antara pukul
16.00-18.00 dan dapat terbang sejauh 350 m. Serangga jantan tinggal dalam biji kopi
karena tidak dapat terbang.
2. Larva
Telur yang telah menetas akan menjadi larva berwarna putih dengan stadia
larva selama 10-21 hari. Larva mengalami fase istirahat (pre pupa) selama 2 hari
sebelum berpupa.
3. Pupa
Stadia pupa berlangsung selama 4-6 hari tetapi ada kalanya sampai 8 hari.
4. Imago
Serangga hama PBKo berwarna hitam coklat atau hitam mengkilap, dengan
ukuran panjang 1,2-1,7 mm dan lebar 0,6-0,7 mm. Serangga dewasa betina dapat
hidup selama 156-282 hari, sedangkan serangga jantan selama 103 hari. Serangga
betina selanjutnya membuat lubang pada ujung buah (discus) untuk meletakkan
telurnya di dalam biji kopi.

Cara Pengendalian hama


Perangkap dengan senyawa penarik Hypotan, dapat menarik serangga secara
selektif yaitu hanya menarik serangga penggerek buah kopi dewasa, sehingga aman
bagi musuh alami serangga lain maupun serangga PBKo itu sendiri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah serangga PBKo yang tertangkap porsinya lebih dari
95%, sedang sisanya merupakan serangga hama lainnya dan serangga netral serta
sebagian kecil jenis predator dan parasitoid. Seranggahama lain yang juga tertangkap
adalah hama penggerek ranting kopi (Xylosandrus sp.). Hal ini diduga karena
serangga ini memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan hama penggerek
buah kopi, yaitu masih dalam famili yang sama (Scolytidae).

Pemasangan senyawa penarik Hypotan adalah dengan tahapan sebagai berikut :


1. Perangkap Hypotan dirakit kemudian diisi dengan campuran air, detergen dan
cairan hypotan.
2. Pada bagian dasar botol diisikan larutan deterjen untuk menampung serangga
yang tertangkap.
3. Sebelum perangkap dipasang di lapangan, pada kemasan senyawa Hypotan
bagian atas harus dibuat lubang menggunakan jarum (diameter ± 1,0 mm)
sebanyak 3 (tiga) buah lubang, agar senyawa Hypotan menguap keluar dan
tercium oleh serangga PBKo dewasa. Serangga PBKo dewasa yang mencium
uap senyawa Hypotan akan tertarik mencari sumber senyawa dengan mendatangi
perangkap.
4. Perangkap dipasang di antara pohon kopi dengan ketinggian sekitar 1,60 m di
atas permukaan tanah.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan kelompok kami terlihat ada 60 hama
Hypothenemus hampei dan 6 semut yang terperangkap pada hari ke-7 pengamatan.
Melihat dari literature yang mengatakan perangkap ini dapat menjebak hama
Hypothenemus hampei hingga 1000 ekor per minggu, maka jika di bandingkan
dengan praktikum kali ini perangkap yang kita gunakan sangatlah jauh dari harapan
dan tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh 2 kemungkinan yang ada. Pertama
hypotan yang kita gunakan sudah kadaluarsa atau tidak baik lagi atau yang kedua
dapat di sebabkan oleh hama Hypothenemus hampei yang sudah berpindah ke pohon
kopi lain sehingga hama yang terperangkap pada tanaman kopi yang kita amati tidak
sebanyak yang di harapkan

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Serangga Hypothenemus hampei dapat berkembang biak dan hidup normal


hanya pada biji kopi.
2. Perangkap Hypothenemus hampei pada praktikum kurang efektif jika di
bandingkan dengan litelatur.
3. Biaya pembuatan perangkap yang murah dan pembuatannya yang mudah
membuat para petani sering memakai teknik pengendalian ini.
4. Serangga hama Penggereng kopi mengalami 4 tahap perkembangan, yaitu telur,
ulat (larva), kepompong (pupa) dan dewasa (imago)
DAFTAR PUSTAKA

Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha
Nasional. Surabaya.

Purnomo,B. 2009. Penuntun Praktikum Daslintan. Ps agroekotek. Faperta Unib;


Bengkulu

Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman


Perkebunan. Kanius.Yogyakarta.

Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Wagiman, F.X. 2003. Hama Tanaman : Cemiri Morfologi, Biologi dan Gejala
Serangan. Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada. Yogayakarta.

Wiyono, Suryo. 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman.
IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai