1. Rambut
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekirangan gizi
Kurang bercahaya (lack of clustee) : rambut kusam dan kering
Rambut tipis dan jarang (thinness and aparseness)
Rambut kurang kuat/mudah putus(straightness)
Kekurangan pigmen rambut (dispigmentation) : Berkilat terang, terang pada
ujung.Mengalami perubahan warna : Coklat gelap/terang,coklat merah/pirang dan
kelabu
Tanda bendera (flag sign) dikarakteristikan dengan pita selang-seling dari
terang/gelapnya warna sepanjang rambut dan mencerminkan epidose selang-seling
dari KEP serta pengobatan yang telah diberikan. Mudah rontok (easy pluckability) :
dengan kekuatan sedang dan tidak sakit bila dicabut dan selalu diiringi oleh
perubahan rambut lainnya.
2. Wajah
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekirangan gizi
Penurunan pigemen (defuse depigmentation) yang tersebar secara berlebih apabila
disertai anemia.
Wajah seperti bulan(moon face), wajah menonjol keluar, lipatan naso labial
Pengertinagn selaput mata (conjuctival xerosis). WHO memberi kode X1A dan
selalu terjadi pada bagian mata bilateral yang ditandai dengan kekeringan. Terdapat
pula kekurangan cahaya dan transparansi dari bulbal conjunctiva, khususnya pasa
sebagian besar yang tampak pada bola mata
Bintik Bitot (Bitot’s spot). WHO member kode X1B yaitu, gumapalan kecil pada
permukaan mata, kering kelabu, keperakan/palk sering membatasi daerah lateral
pada kornea
Pengeringan kornea (cornea xerosis). WHO memberikode X2, yaitu keadaan
kornea kering ,kasar, menyerupai batu kecil.
3. Mata
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekirangan gizi
Selaput mata pucat (pale conjunctiva). Tanda-tanda :muka pucat .hal tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan warna
Keratomalasia. Keadaab permukaan halus/lembut dari keseluruhan bagian tebal
atau keseluruhan kornea ,terutama kebocoran( perforation) dan prolapsed selaput iris
(selaput pelangi), yamg biasanya mempengaruhi kedua mata. Jikan konsidinya buruk,
kornae berwarna putih buram (sommer 1982)
Angular palpebritis. Tanda-tanda : celahan/rekahan disebelah luas/sisi mata dan
kadang kadang sangat erat kaitannya dengan angular stomatitis.
4. Bibir
Kelompok 1. berhubungan dengan kekurangan gizi
Angular Stomatitis. Istilah ini digunakan untuk menggambar celahan pada sudut –
sudut mulut. Celahan ini bisa dangkal atau dalam, membentuk daerah kecil pada
sudut mulut atau menyebar beberapa millimeter pada kulit diluarnya.Sedikit luka
terlihat lebih mudah dengan mulut setengah terbuka.tanda ini harus dilihat positif jika
terjadi pada kedua sudut mulut.
Jaringan parut angular. Angular stomatitis yang telah sembuh mungkin
mengakibatkan bekas luka menjadi merah muda atau memutih pada sudut – sudut
mulut, tergantung pada interfal akutnya.
Cheilosis. Luka ini dicirikan dengan celahan vertical yang lebih lanjut
terkomplikasi menjadi merah, membengkak, dan terjadi ulcerasi pada bibir,
selainpada sudutnya. Bagian tengah bibir bawah sering terpengaruh. Faktor iklim,
seperti dingin dan angin, dapat kadang – kadang terpengaruh.
Kelompok 2. kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi.
Depigmentasi kronis pada bibir bawah
5. Lidah
Gejala pada mulut yang mempengaruhi lidah atau gusi harus dipertimbangkan dalam
hubungannya dengan trauma lokal, seperti dari makanan pedas dan gigi palsu , serta
kekurangan gizi.
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekurangan gizi
Edema dari lidah. ini dapat dideteksi dengan cara menekan gigi sepanjang tepi
lidah.
Lidah mentah atau scarlet. Lidah berwarna merah cerah, biasanya berukuran
normal atau perlahan-lahan mengalami atrofi, denudasi/pengulitan, dan sangat nyeri.
Lidah Magenta. Lidah berwarna merah kuunguan, mungkin bisa diikuti dengan
perubahan morfologi. Uji coba telah dibuat untuuk mengukur perubahan warna pada
lidah dengan perbandingan pada pelat – pelat di Reinhold Colour Atlas (Friedman
and Hodges, 1977). Uji coba ini berhasil menemukan bahwa warna juga dipengaruhi
oleh konsentrasi hemoglobin yang berbeda, hipoksia, dan penebalan epithelium pada
lidah.
Atrofi papila (papilla atrophic). papilla filiform yang telah hilang membuat lidah
tampak halus. penyebarannya bisa di tengah atau di tepi.
6. Gigi
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekurangan gizi.
Mottlet Enamel. Pada gigi terdapat bintik putih dan kecoklatan, dengan atau tanpa
erosi enamel, biasanya paling baik terlihat pada gigi seri atas. Ciri ini adalah
karakteristik dari fluorosis.
Karies Gigi. Keadaan gigi yang rusak, tanggal dan terganti (decayed, missing,
foiled) sering digunakan sebagai petunjuk adanya karies pada suatu masyarakat
walaupun ada sebab yang lain seperti chonic phyorrrhoea dan trauma.
Kekurangan zat gizi pada wanita hamil mungkin sebagian berperan dalam
menyebabkan karies pada pembentukan pertama gigi. Namun, karies pada gigi lebih
berhubungan dengan pengaruh-pengaruh local pada makanan yang dikonsumsi,
terutama pada kandungan zat makanan dan frekuensi pencernaan zat gula, tepung
giling, dan makanan karbohidrat murni.
Pengikisan (attrition). Pengikisan terjadi pada tepi gigi seri dan taring.
kelihatannya ini berhubungan dengan kekerasan makanan yang membutuhkan
pengunyahan relatif lama. Ini lebih umum pada masyarakat pedesaan yang
mengkonsumsi makanan tradisional.
Hipolasia email (enamel hypoplasia). Formasi tidak sempurna pada permukaan
gigi, terutama pada bagian tengah ketiga. Hipoplasia linier pada gigi seri telah dicatat
pada anak-anak usia pra-sekolah (Sweeney et al. 1971;Jelliffe and Jelliffe 1971).
Wujud karakteristiknya adalah erosi carvet-out yang mempengaruhi sisi yang
berdekatan pada gigi seri, terutama di rahang atas. Suatu ketertarikan pada
kekurangan gizi pada kaum ibu hamil telah dibuktikan.
Erosi email (enamel Erosion). Istilah ini menggambarkan area sangat terbatas,
biasanya disekitar tepi gusi, tempat email gusi telah tererosi.
7. Gusi
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekuarangan gizi.
Spongy, bleeding gums. Bunga karang keunguan atau merah yang membengkak pada
papilla gigi bagian dalam dan atau tepi gusi, yang biasanya mudah berdarah pada tekanan
kecil.
Tanda ini dapat terjadi dengan penggunaan obat-obatan tertentu yang relative lama ,
termasuk hydantoinates yang digunakan dalam pemeliharaan anak-anak pengidap
epilepsy. Dalam kasus ini terbukti sangat kurangnya vitamin C anak kecil ( infantile
scurvy ) sehingga menyebabkan gigi-giginya pecah. Guzi berdarah tanpa hypertrophy
biasanya disebabkan pleh infeksi periodontal
( pyorrhea ).
8. Kelenjar
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekurangan gizi.
Pembesaran tiroid. Kelenjar ini terlihat dan teraba membesar. Pembesaran bias difus atau
nodular. Inspeksi dan palpasi saat subjek menelan mungkin membantu dalam diagnose.
Untuk survey gondok endemic yang lebih khusus, teknik dan klasifikasi yang direvisi
oleh WHO selayaknya digunakan, seperti yang diperinci oleh Sommer (1982) pada Tabel
1-5.
Pembesaran parotid. Gejala ini positif jika terdapat pembengkakan kronis, terlihat pada
kedua parotid. Kelenjar ini keras, tidak lunak, dan tidak nyeri. Kulit di atasnya tidak
berubah. Pembengkakan Nampak pada belahan telinga tersembunyi saat subyek diamati
dari depan. Paling mudah diamati biasanya pada anak sekolah dan orang dewasa.
Pembesaran parotid biasanya dianggap positif, tanpa member tingkatan menurut
ukuran.
9. Kulit
Kelompok 1. Berhubungan dengan kekurangan gizi.
Xerosis. Keadaan kulit yang mengalami kekeringan tanpa mengandung air. Factor-faktor
yang dipertimbangkan saat memperkirakan ini dan tanda-tanda kulit yang lain
dipertimbangkan saat memperkirakan ini dan tanda-tanda yang lain berhubungan dengan
lingkungan, seperti kondisi kotor, kurangnya pencucian, iklim kering, panas, berangin,
dan kebiasaan penggunaan minyak pada tubuh dan jarang terjadi karena genetic.
Follicular hyperkeratosis. Tipe 1 : dalam tipe ini lesi terdiri dari hyperkeratosis di sekitar
folikel rambut dan membentuk plak yang mirip duri-duri. Kulit di sekitarnya kering dan
kekurangan jumlah kelembapan yang normal dan tidak berminyak, dalam literature
kondisi ini diistilahkan dengan phrynoderma (kilit katak)
Tipe II : dalam tipe ini lesi mempunyai bentuk yang sama, tetapi folikel rambut berisi
darah atau pigmen, dan mempunyai lingkaran jingga di sekitarnya ( Hodges,
1971). Kulit tersebut tidak selalu kering, dan kondisi ini terlihat sebagian besar pada
orang dewasa. Distribusinya biasanya pada daerah perut dan paha. Tandanya kurang jelas
pada orang berkulit gelap.
Petechiae. Bintik haemorrhagic kecil pada kulit atau membran berlendir yang sulit dilihat
pada orang kulit hitam.
Pellagrous rash atau dermatosis (sermatitis). Lesi kulit plagra yang khas adalah area
simetris, terdemarkasi 9batas) jelas, berpigmen berlebihan dengan atau tanpa
pengelupasan kulit (exfoliasi). Lesi ini umum pada bagian-bagian tubuh yang terkena
sinar matahari, termasuk dagu dan lengan depan; jika tampak di sekeliling leher kondisi
ini disebut casal’s necklace.
Dalam kasus akut, kulit menjadi merah, semakin bengkak, dan mungkin pecah-
pecah, lesi ini terasa gatal dan terasa terbakar. Dalam keadaan kronis, dermatosis terjadi
seperti kulit menebal, dan menjadi kasar disertai kekeringan,bersisik, dan berpigmen
coklat.
Flaky-paint rash atau dermatosis. Perluasannya sering berbintik/belang
berhiperpigmentasi bilateral pada kulit yang mengelupas atau ulserasi (puru) dangkal,
sering mirip luka bakar tahap kedua. Ini bias terjadi di mana-mana, tapi biasanya pada
pantat dan bagian belakang paha. Lesi ini disebut juga dengan istilah crazy-pavement
dermatosis.
Scrotal and vulval dermatosis
Lesi dari kulit skrotuim atau vulva, sering terasa sangat gatal. Infeksi sekunder bias saja
terjadi.
10. Kuku
Kelompok 1. Berhubungan dengan Kekurangan gizi.
Koilonychia. Keadaan kuku bagian bilateral cacat berbentuk sendok pada kuku orang
dewasa atau karena suggestive anemia (kurang zat gizi). Kuku yang sedikit berbentuk
sendok dapat ditemukan secara umum hanya pada kuku jempol, dan pada masyarakat
yang sering berkaki telanjang.
Selanjutnya gibson, S.R (1990) menyatakan bahwa untuk membedakan gejala fisik
yang diduga ada kaitan dengan keadaan normal, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5-2. Gejala fisik yang diduga ada kaitan dengan malnutrisi dengan keadaan normal. Sumber:
gibson, S.R (1990). Principles Of Nutrional Assessment. oxford University Press New
York hlm 577-586.
KEADAAN NORMAL TANDA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MALNUTRISI
Rambut : berkilat, tak mudah lepas Kehilangan sinarnya yang berkilat,
kering, tipis, tanda bendera (signoda
bendera) mudah lepas
Muka : warna sama, halus, tampak sehat, Depigmentasi, flek hitam dibawah mata,
tidak bengkak membengkak, pembesaran kelenjar
parotis
Mata : bercahaya, bersih, tidak ada luka, Konjungtiva pucat, bercak bitot,
kelembaban tak tampak, pembuluh darah konjungtiva kering, kornea kering,
sklera jaringan parut kornea, injeksi disekeliling
kornea.
Bibir : halus, tidak ada pembengkakan. Jaringat parus sekitar sudut bibir,
cheilosis
Lidah : halus tidak ada pembengkakan, Membengkak, kasar, magenta, halus,
merah kemerahan, hipertropi hiperemik, scarlet
Gigi : tak ada lubang, tak ada rasa nyeri, Tanggal, erupsi, tak normal, tanda tanda
bercahaya flourosis, berlubang.
Gusi: sehat , merah, tak ada pendarahan, Mudah berdarah, penarikan gusi
tak ada pembengkakan.
Wajah: tak ada pembengkakan Pembesaran kelenjar gondok, kelenjar
parotis
Kulit: bersih, tak ada pembengkakan, tak Kering, membengkak, keratosis
ada bercak bercak folikularis, jaringan lemak bawah kulit
berkurang/hilang
Kuku : kemerahan , keras Koilanika, rapuh
Otot dan rangka : tonus otot baik, dapat Pembesaran epipise, fontanel tetap
lari dan jalan tanpa rasa sakit membuka, pendarahan muskoloskeletal,
tidak bisa berjalan dengan baik, wasted.
Sistem kardiovaskuler: ritme dan Takikardi, pembesaran jantung, ritme tak
denyut jantung normal, tidak ada normal, kenaikan tekanan darah
murmur, tekanan darah normal
Sistem gastrointestinal: tak ada masa Hepatomegali, splenomegali (biasanya
yang teraba ada penyakit lain)
Sistem saraf: stabil, reflek normal Tak teriritasi, paresesia, pada keadaan
berat tidak bisa berjalan, refleks lutut dan
tumit menurun/ hilang.