Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI KEMAMPUAN


PERSONAL SOSIAL PADA ANAK PRA SEKOLAH (3-5
TAHUN) DI PAUD PURNAMA PAGUTAN KECAMATAN
MATARAM TAHUN 2017
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanProgram
Studi Diploma III (tiga) Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2017/2018

Oleh :

DEWI UTAMI MARIANA


NIM. P07120115010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2017

1
2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat

individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

seluruh pikiran seseorang, mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi,

nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).

Penyakit sendi/rematik adalah salah satu penyakit inflamasi sitemik

kronik pada sendi-sendi tubuh. Gejala klinik penyakit sendi/rematik berupa

gangguan nyeri pada persendian yang disertai kekakuan, merah, dan

pembengkakan yang bukan disebabkan karena benturan/kecelakaan dan

berlangsung kronis. Gangguan terutama muncul pada pagi hari. Didefinisikan

sebagai penyakit sendi/rematik jika pernah didiagnosis menderita penyakit

sendi/rematik oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) atau ketika

bangun tidur pagi hari pernah menderita salah satu gejala: sakit/nyeri atau

merah attau kaku atau bengkak di persendian yang timbul bukan karna

kecelakaan. (Riskesdas, 2013)

Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa

sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit rematik. Jumlah ini sesuai

dengan pertambahan manusia berusia lanjut dan beragam faktor kesehatan

lainnya yang diprediksi akan terus mengalami peningkatan di masa depan.

Diperkirakan sekitar 25 persen penderita rematik akan mengalami kecacatan

akibat kerusakan pada tulang dan gannguan persendian (Junaidi, 2012).

Di Indonesia angka prevalensi rematik cukup tinggi dan bervariasi di

setiap provinsi dengan prevalensi terendah 17,6 persen dan tertinggi 41,7

1
3

persen. Sepertiga dari penderita dewasa mempunyai gejala dan tanda rematik

(arthritis) mengakibatkan terjadinya ketidakmampuan sebanyak 17,5 persen,

hilangnya penghasilan akibat penurunan aktivitas, hilangnya kesempatan

kerja dan pengembangan karir. Penyakit rematik dipengaruhi oleh banyak

faktor seperti gaya hidup yang tidak sehat, kurang gerak dan olahraga, serta

pengetahuan mengenai pencegahan rematik yang kurang (Depkes RI, 2015).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2015), menunjukkan

bahwakecenderungan prevalensi rematik di Indonesia tahun 2007-2015 pada

usialebih sama dengan 15 tahunterdapat 30,3 % pada tahun 2007dan

mengalamipenurunan pada tahun 2015 yaitu menjadi 24,7%. Sedangkan data

penderitarematik di Indonesia berdasarkan jenis kelamin cenderung terjadi

padaperempuan dengan prevalensi 34% (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian RI, 2015)

Pemberian obat adalah bagian terpenting dari seluruh program

penatalaksanaan penyakit rematik yang bertujuan untuk mengurangi nyeri,

mencegah terjadinya kelakuan dan keterbatasan gerak sendi, mencegah

terjadinya atrofi dan kelemahan otot, mencegah terjadinya deformitas,

meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri, serta meningkatkan

kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain. Dalam dunia media

ada beberapa obat yang biasanya digunakan untuk mengobati rematik yaitu :

NSAID (obat anti rematik yang bekerja secara perlahan), akan tetapi obat-

obat tersebut menimbulkan terjadinya efek samping yang tidak ringan.

Adanya efek samping obat-obat anti rematik tersebut mendorong peneliti

untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan obat tradisional seperti


4

jahe bakar sebagai obat nonfarmakologi dalam mereduksi nyeri rematik tanpa

menimbulkan terjadinya efek samping yang merugikan (Wahyuni, 2008).

Jahe mengandung 6% bahan obat-obatan yang sering dipakai sebagai

rumusan obat-obatan atau sebagai obat resmi. Jahe juga merupakan tanaman

obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia, jahe banyak digunakan

sebagai bahan obat karena mengandung zat anti spasmodik, anti inflamasi,

anti rematik, menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan hipertensi dan

berkhasiat menyusutkan tumor hati (Rasyidah, 2010).

Menurut Gupta (2009), jahe mengandung minyak atsiri 1-3%, terbukti

memproduksi panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghangatkan tubuh.

Kandungan minyak jahe antara lain sineol, gingerol, gingerone, zingiberen,

feladren, kamfen dan sitral berkhasiat sebagai antioksidan dan anti implamasi

atau anti peradangan. Penggunaan minyak jahe atau satu gram bubuk jahe

dengan cara dioleskan di tempat nyeri, atau 5 sampai 50 gram jahe segar per

hari membantu mengurangi ketegangan otot dan menurunkan nyeri rematik.

Penyebab terjadinya penyakit rematik belum diketahui secara pasti,

namun jika didasarkan pada perjalanan nyeri pada berbagai jenis rematik

yang menyerang jaringan muskuloskeletal yaitu adanya implamasi

(peradangan), dalam jaringan sebagai akibat dari reaksi antigen sehingga

mengaktifkan mediator nyeri ke pembuluh darah, otot polos serta kelenjar-

kelenjar, maka pemanfaatan jahe bakar sebagai alternatif obat rematik

nonfarmakologik yang tidak meninggalkan efek samping sudah sepantasnya

mendapatkan perhatian (Santoso, 2008).


5

Ketergantungan terhadap obat-obat anti rematik dapat menyebabkan

berbagai dampak yang serius, terlebih bagi pasien usia lanjut. Sementara itu

jika penderita nyeri rematik tidak melakukan prosedur medikasi maka rematik

akan berubah menjadi kronis. Tindakan pemberian kompres jahe bakar pada

bagian sendiri yang nyeri diharapkan dapat membantu menurunkan intensitas

nyeri rematik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang : “Kemampuan Lansia Melakukan Kompres

Jahe Bakar Untuk Menghilangkan Nyeri Sendi/Rematik di

DusunTelagaLeburWilayah Kerja Puskesmas Sekotong”


6

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI, 2015. Prevalensi


Rematik di Indoensia. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI, 2015. Angka Prevalensi Rematik. Jakarta : Depkes RI.

Junaidi, 2012. Angka Kejadian Rematik. Jakarta : Depkes RI.

Rasyidah, 2010. Teki Cyperus rotundus L. PT. Asiamaya. Indonesia. Jakarta :


EGC.

Riset Kesehatan Dasar, 2013. Penyakit Rematik. Jakarta: Deokes RI

Santoso, 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat.Jakarta : AgromediaPustaka.


Cetakan I.

Anda mungkin juga menyukai