Anda di halaman 1dari 16

1

Makalah Terapi Momplementer pada Lansia

APLIKASI KOMPRES AIR HANGAT JAHE MERAH TERHADAP


PENURUNAN SKALA NYERI DENGAN RHEMATHOID ARTHRITIS

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Grontik

Disusun oleh :

Eka Ratna Komala

NIM : 0433131420118061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN (4B)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan Km.1 By Pass Karawang 41316
Karawang 2021

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah fenomena biologis yang tidak dapat dihindari oleh setiap
individu, menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahtraan lanjut usia, lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Ratnawati, 2017).
Secara biologis, lansia mengalami proses penuaan yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit
degeneratif (Padila, 2013 dalam Wilda & Panorama, 2020). Lansia mengalami
penurunan fungsi kerja ginjal, sehingga mengakibatkan penurunan ekskresi asam
urat dalam tubulus ginjal dalam bentuk urin. Selain itu, terjadi pula penurunan
produksi enzim urokinase, sehingga pembuangan asam urat menjadi terhambat
dan menyebabkan penyakit artritis gout. Penyakit ini ditandai dengan tingginya
kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia) dan serangan nyeri akut yang
berulang-ulang pada daerah persendian (Junaidi, 2013 dalam Wilda & Panorama,
2020).
Peningkatan jumlah lansia berarti bertambahnya masalah kesehatan karena
terjadinya perubahan-perubahan fisiologi pada lansia. Diantara berbagai
masalah kesehatan pada lansia salah satunyaadalah nyeri persendian atau
yang dikenal dengan Rheumatoid Arthritis.Rheumatoid Arthritis adalah
penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung
kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
Rheumatoid Arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan
proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 dalam Sya’diyah,
2018).
Menurut WHO (2010) terdapat 335 juta jiwa penduduk dunia mengalami
Rheumatoid Arthritis. Angka ini diprediksi akan terusmeningkat 25% di tahun
2025, prevalensi dunia yang tinggi yaitu terjadi di bagian Eropa dan Asia
(Taja, 2011, dalam Gustina et al 2018). Pada tahun 2017 kasus Rheumatoid
Arhritis berada pada peringkat keempat dengan jumlah kasus sebanyak 20.
STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021
3

506 kasus. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami peningkatan dengan


kasus Rheumatoid Arthritis menempati posisi ketiga tertinggi dengan jumlah
penderita sebanyak 20.680 kasus.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan


komperhensif dengan nyeri Rhemathoid Arthritis dengan kompres hangat
jahe.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu menerapkan hasil pemberian terapi kompres hangat

jahe terhadap penurunan nyeri pada klien dengan Rhemathoid

Arthritis

C. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari :

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Pada BAB ini berisi tentang latar belakang yang mendasari pembuatan

makalah, tujuan umum, tujuan khusus, manfaat dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori konsep dasar penyakit

Rhematoid Arthritis dan EBP serta SOP

3. BAB III PENUTUP

Pada BAB ini berisi tentang kesimpulan dan saran terkait dengan

Rhemathoid Arthrits

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Lansia

1. Pengertian

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya

tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh

(Kholifah, 2016).

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua

(Nugroho, 2006 dalam Kholifah, 2016).

Lanjut usia adalah fenomena biologis yang tidak dapat dihindari oleh

setiap individu, menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahtraan lanjut

usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun

(Ratnawati, (2017).

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


5

B. Konsep Rhemathoid Arthritis

1. Pengertian

Penyakit reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan

struktur di sekitarnya yang terdiri lebih dari 100 jenis . Salah satu jenis dari
penyakit reumatik adalah Rheumatoid Arthritis(Nainggolan,2009).
Rheumatoid Arthritis(RA) adalah penyakit autoimun yang etiologinya
belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada
beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan ekstraartikular. Perjalanan
penyakit RA ada 3 macam yaitu monosiklik, polisiklik dan progresif.
Sebagian besar kasus perjalananya kronik kematian dini (Rekomendasi
Perhimpunan Reumatologi Indonesia,2014). Kata arthritisberasal dari
bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti
peradangan. Secara harfiah, arthritisberarti radang pada sendi. Sedangkan
Rheumatoid Arthritisadalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali menyebabkan
kerusakan pada bagian dalam sendi (Febriana,2015). Rheumatoid
Arthritis(RA) adalah penyakit autoimun progresif dengan inflamasi kronik
yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat melibatkan organ
dan sistem tubuh secara keseluruhan, yang ditandai dengan
pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai
gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur (Mclnnes,2011).
Walaupun penyebab RA masih belum diketahui secara pasti, namun
banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian RA.
Diantaranya adalah faktor genetik, usia lanjut, jenis kelamin perempuan,
faktor sosial ekonomi, faktor hormonal, etnis, dan faktor lingkungan
seperti merokok, infeksi, faktor diet, polutan, dan urbanisasi (Tobon et
al,2009). Telah diketahui bahwa RA adalah penyakit kronik dan
fluktuatif sehingga apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat dan
cepat akan menyebabkan kerusakan sendi yang progresif, deformitas,
disabilitas, dan kematian. Menurut Fuch dan Edward, hanya 15%

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


6

pasien RA yang memperoleh pengobatan secara medis yang


mengalami remisi atau berfungsi normal setelah 10 tahun sejak awal
onset dan hanya 17% dengan tanpa disabilitas. Prognosis RA sendiri
dievaluasi dari berbagai parameter seperti level remisi, status
fungsional, dan derajat kerusakan sendi (Sumariyono,2010).
Banyak upaya yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya RA
dan memberikan pengobatan secara cepat dan tepat bagi yang telah
terdiagnosis salah satunya dengan melakukan deteksi dini pada masyarakat
usia dewasa. Ada banyak alat ukur dan kriteria yang dapat digunakan
dalam mendiagnosis RA. Diantaranya adalah berdasarkan kriteria ARA
(American Rheumatism Association) yang direvisi tahun 1987dan kriteria
ACR (American College of Rheumatology) yang direvisi tahun 2010.

C. Konsep Kompres Hangat Jahe

1. Pengertian Jahe

Jahe merah (Zingiber Officinale var Rubrum) adalah salah satu jahe yang

menyandang sifat pedas, pahit serta minyak astiri yang lebih tinggi

dibandingkan varietas lain. Warna terluar jahe merah adalah merah muda

hingga jingga serta memiliki warna daging sedikit cokelat. Jahe merah

seringkali juga digunakan sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu

dan digunakan sebagai bumbu masakan (Arsyad, 2014). Kompres jahe

merah yaitu tindakan non farmakologis yang memunculkan rasa hangat

pada tubuh yang membutuhkan, seperti halnya ketika tubuh mengalami

nyeri (Syamsu, 2017).

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


7

2. Jenis-jenis Jahe

a. Jahe Putih Besar (Gajah)

Jenis jahe putih ini atau Zingiber Officinale var. officinale terbanyak

ditanam oleh penduduk Indonesia. Bentuk bulat, warna hijau muda,

sedikit keras serta diselimuti pepelan daun merupakan ciri dari

batang jahe gajah. Pada bagian bawah daun mmiliki warna hijau tua

sedangkan pada atas daun berwarna hijau muda. Ragam jahe ini

biasa dipanen baik saat umur muda atau tua.

b. Jahe putih kecil

Jahe putih kecil memiliki berat sekitar 0,5-0,7 kg/perdu. Warna hijau

muda serta bulat pada batang, permukaan lebih kecil dengan jumlah

batang yang berlimpah. Dapat dipanen ketika sudah berumur, serta

jahe ini menyimpan kandungan cairan atsiri kian tinggi daripada jahe

gajah. Mempunyai rasa lebih pedas disamping itu juga seratnya lebih

banyak. Jahe putih kecil ini cocok untuk ramuan obat-obatan

(Alfiana, 2014).

c. Jahe merah atau jahe sunti

Merupakan nama latin dari Zingiber Officinale var Amarum

mempunyai umbi dengan berat 0,5-0,7 kg/rumpun dengan pangjang

12,33-12,60 cm, tingginya 5,86-7,03, serta memiliki akar berserat

dan agak panjang. Komponen rimpang jahe merah yaitu mungil

berlapis serta daging umbinya mempunyai warna merah jingga

hingga merah. Jahe ini dapat dituai ketika sudah berumur tua,

dimana terdapat kandungan astiri yang lebih besar dari jahe kecil

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


8

bahkan mampu serta cocok untuk ramuan misalnya untuk jamu serta

banyak lagi kegunaannya. Jahe merah menyimpan minyak astiri

sekitar 2,58-3,90 % dari bobot kering. Jahe merah memiliki

kandungan air sekitar 81%. Selain itu jahe merah juga memiliki

kandungan oleoresin 5-10% khusus untuk jahe merah (Arsyad,

2014).

3. Kandungan Jahe Merah

a. Minyak astiri atau volatile (minyak menguap)

Minyak astiri di jahe merah lebih melimpah daripada varietas yang

lain. Dimana jahe merah tersusun atas ratusan senyawa kimia yang

aktif. Minyak astiri terbentuk dari beberapa kesatuan seperti α-

pinena, sineol kamfena, kariofelena, α-farnesena, β-pinena, serta

germakol yang berhasil memperoleh anti bakteri sebagai

penghambat tumbuhnya bakteri.

b. Minyak jahe (oleoresin)

Didalam jahe mengandung oleoresin sebanyak 7-10%. Didalam

Olerasin juga terdapat senyawa gingerol, shogaol, zingeron, dan

resin yang memiliki kandungan anti inflamasi, analgetik serta

antioksidan yang kuat.

c. Senyawa lain

Didalam jahe merah tidak hanya mengandung astiri serta oleoresin

tetapi juga terkandung 6-gingerdione, gingeron, 1,8-cineole, arginin,

β-sistosterol, farnesal, 10-dehydrogingerdione, farnesol, serta unsur

pati ibarat tepung kanji dan resin dalam kadar kecil (Arsyad, 2014).

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


9

4. Manfaat Jahe Merah

Umbi jahe merah dipergunakan sebagai rempah-rempah masakan. Selain

itu jahe merah juga dimanfaatkan sebagai jamu yang berkhasiat untuk

menghangatkan tubuh. Hasil penelitian menyatakan bahwa semua

kandungan kimia jahe merah memiliki efek farmaologi serta fisiologi

sebagai, antioksidan, melawan peradangan, meredakan nyeri, mencegah

bertumbuhnya kanker, menghambat tumbuhnya bakteri, serta pencegahan

pembesaran tiroid. Senyawa-senyawa tersebut dibutuhkan seseorang

sebagai peningkatan metabolisme, asupan, serta sebagai antibakteri

(Arsyad, 2014).

5. Mekanisme Kerja Kompres Hangat Jahe Merah

Kandungan gingerol serta shogaol pada jahe merah mampu dipergunakan

sebagai penghambat nyeri asam urat atau gout arthritis. Pada tahapan

fisiologi nyeri, tahap tranduksi merupakan bagian penting dalam

menurunkan nyeri untuk kompres hangat jahe merah. Dimana dalam

tahapan tersebut kandungan gingerol pada jahe merah mampu

menghambat keluarnya prostaglandin sebagai perantara nyeri, sampai

nyeri asam urat dapat menurun (Wali, 2019).

Jahe merah bisa mengurangi nyeri karena jahe merah memiliki kandungan

senyawa gingerol dan shogoal yakni senyawa panas dan pedas jahe yang

memiliki sifat anti inflamasi non steroid dimana dapat menekan sintesis
STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021
10

prostaglandin-1 dan siklooksigenase-2, rasa pedas dari kompres jahe

merah akan mengurangi peradangan, meredakan nyeri, kaku dan spasme

otot (Savitri, 2016).

6. Pengertian Kompres

Kompres hangat yaitu pemberian intervensi yang menimbulkan efek

fisiologis dari penggunaan suhu hangat. Dimana dalam intervensinya

memanfaatkan larutan atau peralatan yang mampu memunculkan perasaan

hangat untuk tubuh yang membutuhkan. Dapat meningkatkan aliran darah

keseluruh tubuh atau bagian cedera, membuat otot menjadi rileks,

meredakan nyeri yang diakibatkan oleh otot yang kaku, menaikkan

pergerakan zat sisa, serta nutrisi adalah efek yang ditimbulkan dari

pemberia kompres hangat (Agustiningrum, 2019).

Kompres adalah terapi dengan menggunakan cairan hangat atau dingin dan

diletakkan di bagian tubuh yang membutuhkan. Terapi kompres, baik

hangat dan dingin digunakan untuk menurunkan rasa nyeri dan

mempercepat proses penyembuhan jaringan yang rusak. Kompres hangat

bekerja dengan cara memicu vasodilatasi pembuluh darah. Vasodilatasi

pembuluh darah meningkatkan aliran darah sehingga pengiriman oksigen,

nutrisi, dan zat-zat yang berguna untuk proses penyembuhan ke jaringan

lokal semakin baik. Kompres dingin bekerja dengan cara menyebabkan

(vasokonstriksi) penyempitan pembuluh darah (Rosdahl, & Kowalski,

2017 dalam Fadlilah S, dkk, 2020).

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


11

7. Manfaat

Pengobatan kompres hangat termasuk terapi non farmakologis yang

memiliki manfaat yang besar. Adapun manfaat dari kompres hangat

menurut (Umaya, 2017), yaitu:

a. Efek fisik

Pada dasarnya energi panas mempunyai sifat antara lain mnyebabkan

materi mencair, memadat serta gas yang mampu memuai disemua

arah.

b. Efek kimia

Kelajuan aksi dalam seseorang rata-rata bergantung terhadap suhu,

maka melemahnya reaksi kimia sering ditandai dengan menurunnya

suhu tubuh. Kemampuan membrane sel hendak meninggi serasi

dengan peningkatan suhu tubuh, lalu jaringan akan meningkatkan

metabolisme sehingga terjadi perpindahan antara zat kimia dan

larutan.

c. Efek biologis

Panas pencetus pembengkakan pembuluh darah yang konsekuensinya

dapat pemicu naiknya sirkulasi darah. Menurut fisiologis reaksi tubuh

akan panas adalah dapat memicu pembuluh darah merendahkan darah

yang pekat, melingsirkan ketegangan otot, menghasilkan energi yang

tinggi. Panas menimbulkan edema dalam waktu 15-20 menit. Tetapi

perlu diperhatikan kompres hangat juga dapat menyebabkan luka

bakar jika dalam intervensinya tidak sesuai deng SOP (Umaya, 2017).

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


12

8. SOP Kompres Hangat Jahe

Sumber SOP: (Sunarti & Alhuda, 2018)

a. Persiapan Alat dan Bahan

Alat yang digunakan diantaranya:

1) Parutan

2) Timbangan 2 kg

3) Pisau kecil

4) Panci

5) Kompor

6) Termos untuk air panas

7) Saringan

8) Handuk kecil dengan ukuran 30x70 cm terdiri dari empat

handuk kecil.

Bahan-bahannya yaitu:

1) Jahe merah, jahe merah yang digunakan sebanyak 400 gram

2) Air bersih, air yang digunakan untuk merebus jahe merah

sebanyak dua liter untuk 400 gram jahe merah.

b. Cara Kerja

Prosedur perebusan jahe merah, yaitu:

1) Siapkan jahe merah 400 gram

2) Cuci jahe merah sampai bersih

3) Kemudian jahe merah diparut

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


13

4) Nyalakan api kompor

5) Siapkan panci dan isi air bersih secukupnya, kira-kira dua liter

untuk 400 gram jahe merah

6) Panaskan air sampai mendidih, kemudian campurkan jahe merah

7) Setelah itu gunakan saringan dan peras air yang ada pada ampas

jahe merah tersebut

8) Kemudian siapkan termos dan masukan air hangat jahe merah ke

dalam termos, ini dilakukan supaya tingkat kehangatan air jahe

merah tetap terjaga.

Prosedur pelaksanaan kompres hangat jahe merah, yaitu:

1) Inform consent

2) Bersihkan terlebih dahulu daerah nyeri yang akan dilakukan

pengompresan

3) Kemudian tuangkan air hangat jahe merah yang ada pada termos

ke dalam baskom

4) Campurkan sedikit air bersih kedalam baskom yang telah terisi air

rebusan jahe merah, ini dilakukan agar air jahe merah tidak terlalu

panas

5) Kemudian masukan handuk kecil kedalam air hangat jahe merah

tersebut, tunggu beberapa menit sebelum handuk diperas

6) Peraskan handuk dan tempelkan ke daerah sendi yang terasa nyeri

7) Angkat handuk kecil apabila sudah terasa dingin

8) Pengompresan dilakukan selama 15-20 menit; dan

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


14

9) Lakukan pengukuran skala nyeri setelah dilakukan pengompresan

tersebut (post-test).

9. Hubungan Kompres Jahe Merah Terhadap Tingkat Nyeri

Pemberian kompres air hangat yaitu intervensi keperawatan yang kerap

diaplikasikan oleh perawat. Intervensi tersebut sering dinjurkan kepada

pasien untuk menurunkan nyeri yang dirasakan. Selain itu intervensi

tersebut juga memiliki efek meningkatkan relaksasi otot, memberikan rasa

nyaman, meningkatkan sirkulasi darah, serta meningkatkan relaksasi

psikologis. Pada Fase fisiologis kompres hangat dalam meredahkan nyeri

dengan transmisi dapat menimbulkan sensasi hangat, sehingga mampu

membatasi keluarnya media peradangan antara lain, sitokinin pro

inflamasi, kemokin yang mampu meredahkan sensitivitas nosiseptor yang

dapat melingsirkan stadium pada nyeri sampai berlangsung demosi nyeri

(Pambudi, 2018).

Jahe merah bisa mengurangi nyeri karena jahe merah memiliki kandungan

senyawa gingerol dan shogoal yakni senyawa panas dan pedas jahe yang

memiliki sifat anti inflamasi non steroid dimana dapat menekan sintesis

prostaglandin-1 dan siklooksigenase-2, rasa pedas dari kompres jahe

merah akan mengurangi peradangan, meredakan nyeri, kaku dan spasme

otot (Savitri, 2016).

STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Profesi Ners TA 2020-2021


STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Sarjana Keperawatan (4B) tahun 2021-222
15X
STIKes Horizon Program Studi Pendidikan Sarjana Keperawatan (4B) tahun 2021-222
16X

Anda mungkin juga menyukai