Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA KIMIA PADA MATA


1.1.1. Definisi Formatted: Indent: Left: -0", Outline numbered + Level: 2
+ Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left
+ Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.55", Tab stops: Not at 1"
Trauma mata kimia adalah kondisi mata yang mengalami trauma baik oleh zat
kimia. Trauma bahan kimia:Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang
terjadi dalam laboratorium, industry, dan pekerjaan yang memakai bahan kimia.

Formatted: Indonesian
Formatted: Normal, Indent: Left: 0.2", First line: 0.5"

1.1.2 . Klasifikasi Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.3", Outline


numbered + Level: 2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start
at: 2 + Alignment: Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.25",
1.1.2.1 Trauma Asam Tab stops: Not at 1"
Formatted: Indent: Left: 0.39", Outline numbered + Level:
Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion 3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.5", Tab stops: Not at
dalam kornea. Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan 1.5"

mengubah pH, sementara anion merusak dengan cara denaturasi protein,


presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya mencegah penetrasi
yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilan ground glass dari
stroma korneal yang mengikuti trauma akibat asam. Sehingga trauma pada
mata yang disebabkan oleh zat kimia asam cenderung lebih ringan daripada
trauma yang diakibatkan oleh zat kimia basa

Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan


denaturasi dan presipitasi dengan jaringan protein disekitarnya, karena adanya
daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein
maka kerusakannya cenderung terlokalisir. Bahan asam yang mengenai kornea
juga mengadakan presipitasi sehingga terjadi koagulasi, kadang-kadang
seluruh epitel kornea terlepas. Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya
bahan proteoglikan di kornea. Bila trauma diakibatkan asam keras maka
reaksinya mirip dengan trauma basa.

Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi
protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga
bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti trauma
alkali. Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Koagulasi

1
protein ini terbatas pada daerah kontak bahan asam dengan jaringan.
Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam.

Bahan kimia bersifat asam contohnya asam sulfat, air accu, asam sulfit,
asam hidrklorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam
hidroflorida. Akibat ledakan baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar
asam sulfat, mungkin merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimia
pada mata. Asam Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan
penghilang karat, pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat. Asam
hidroflorida adalah satu pengecualian. Asam lemah ini secara cepat melewati
membran sel, seperti alkali. Ion fluoride dilepaskan ke dalam sel, dan
memungkinkan menghambat enzim glikolitik dan bergabung dengan kalsium
dan magnesium membentuk insoluble complexes. Nyeri local yang ekstrim
bisa terjadi sebagai hasil dari immobilisasi ion kalsium, yang berujung pada
stimulasi saraf dengan pemindahan ion potassium. Fluorinosis akut bisa terjadi
ketika ion fluoride memasuki sistem sirkulasi, dan memberikan gambaran
gejala pada jantung, pernafasan, gastrointestinal, dan neurologik.

2.1.2.2 Trauma basa Formatted: Indent: Left: 0.48", Outline numbered + Level:
3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.5", Tab stops: Not at
1.5"
bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana
dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata
depan, bahkan sampai retina. Trauma basa akan memberikan iritasi ringan
pada mata apabila dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam
mata, trauma basa ini mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akan
menembus kornea, kamera okuli anterior sampai retina dengan cepat,
sehingga berakhir dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi
penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi
sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi.
Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel
jaringan. Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan safonifikasi disertai
dengan disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat safonifikasi membran sel
akan mempermudah penetrasi lebih lanjut zat alkali. Mukopolisakarida
jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea
atau keratosis. Serat kolagen kornea akan bengkak dan stroma kornea akan

2
mati. Akibat edema kornea akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke
dalam stroma kornea. Serbukan sel ini cenderung disertai dengan
pembentukan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi. Akibat membran
sel basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel
epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma
dibawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan dengan dilepaskan
plasminogen aktivator dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen
kornea.

Selain itu gangguan penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan


ulkus kornea dan dapat terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai
dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12-21.
Biasanya ulkus pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia.
Pembentukan ulkus berhenti hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau
vaskularisasi telah menutup dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk
ke dalam bilik mata depan maka akan terjadi gangguan fungsi badan siliar.
Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan
askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting dalam
pembentukan jaringan kornea.

Bahan kimia bersifat basa contohnya NaOH, CaOH, amoniak,


Freon/bahan pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen,
tiner, lem, cairan pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.

2.1.3 . Manifestasi klinis Formatted: Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:


1, 2, 3, … + Start at: 2 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Indent at: 0.25", Tab stops: Not at 1"
1) Keluarnya air mata yang berlebihan
Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2,
2) Kekakuan bola mata 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" +
Indent at: 0.75"
3) Mata merah
4) Nyeri hebat
5) Penglihatan tidak nyaman
6) Sulit untuk membuka mata
7) Pandangan kabur
 Bilikmatadangkal
8) Terlihat adanya rupturrupture pada cornea atau sclera

3
9) Terdapat jaringan yang prolapse seperti cairan mata iris, lensa, badan kaca atau
retina Formatted: English (United States)

 Formatted: Indent: Left: 0.75", No bullets or numbering

Formatted: Indonesian

3.1.4 Patofisiologi Formatted: Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:


1, 2, 3, … + Start at: 2 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Indent at: 0.25", Tab stops: Not at 1"

Trauma mata non mekanik


(terkena cairan cuka)

Saluran lakrimalis konjungtiva Sklera kornea

Produksi air Ruptur Prolaps pada iris


Tek. Bola mata
mata pemblh darah

Perdarahan Prolaps jaringan Penurunan visus


bola mata

Cemas Nyeri G3 sensori/visual

4
4.1.5 . Penatalaksanaan Formatted: Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:
1, 2, 3, … + Start at: 2 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Indent at: 0.25", Tab stops: Not at 1"
Pada saat mata terkena larutan asam atau di tempat kejadian, tindakan pertama
yang harus diambil adalah dengan irigasi bagian mata yang terkena dengan menggunakan
air keran yang mengalir atau menggunakan garam fisiologis jika ada selama 15-30 menit.
Bila terkena larutan basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit 2000 ml
dalam 30 menit

Pada saat di rumah sakit, dapat diberikan anestesi topikal, larutan natrium
bikarbonat 3% dan kemudian bisa diberi antibiotic..

1.6 Pemeriksaan Penunjang Formatted: Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:


1, 2, 3, … + Start at: 2 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Indent at: 0.25", Tab stops: Not at 1"

5. Pemeriksaan pH permukaan bola mata secara periodik dan melanjutkan irigasi Formatted: English (United States)
Formatted: Normal, Indent: Left: 0.25", No bullets or
sampai PH netral . Selain itu, pemeriksaan seperti tes flourescein, tes tonometri Goldman, numbering, Tab stops: Not at 1"

tes Schimmer, tes sitologi impresi juga perlu dilakukan. Pemeriksaan laboratorium Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt
diperlukan jika terdapat kelainan sistemik lain. Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 16 pt

1. Pemeriksaan radiologi pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,
… + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" + Indent
diagnosa, terutama bila ada benda asing at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"

2. Pemeriksaan ultrasonography untukmenentukanletaknya, denganpemeriksaan ini


dapatdiketahuibendatersebutpadabilikmatadepan, lensa, retina
3. Pemeriksaanlaboratoriumseperti :SDP, leukosit,
kemungkinanadanyainfeksisekunder
4. Pemriksaankulturuntukmengetahuijeniskumannya.
Formatted: Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:
1.1.7 Komplikasi 1, 2, 3, … + Start at: 2 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Indent at: 0.25", Tab stops: Not at 1"
1.1.7.1 Trauma Asam Formatted: Indent: Left: 0.29", Outline numbered + Level:
3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
1. jaringan parut konjungtiva dan kornea Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.5", Tab stops: Not at
1.5"
2. vaskularisasi kornea
Formatted: Indent: Left: 0.64", Outline numbered + Level:
1 + Numbering Style: Bullet + Aligned at: 0" + Indent at:
3. glaukoma 0.25", Tab stops: Not at 0.5"

4. uveitis Formatted: Indent: Left: 0.29", Outline numbered + Level:


3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.5", Tab stops: Not at
1.1.7.2 Trauma Basa 1.5"

5
1. Simblefaron, Formatted: Indent: Left: 0.64", Outline numbered + Level:
1 + Numbering Style: Bullet + Aligned at: 0" + Indent at:
2. Katarak traumatik 0.25", Tab stops: Not at 0.5"

Entropion dan phthisis bulbi Formatted: Font: Bold, English (United States)
Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0.64",
 Line spacing: 1.5 lines, Outline numbered + Level: 1 +
Numbering Style: Bullet + Aligned at: 0" + Indent at: 0.25"
Formatted: Indent: Left: 0.64", Outline numbered + Level:
1 + Numbering Style: Bullet + Aligned at: 0" + Indent at:
0.25", Tab stops: Not at 0.5"
Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0.89",
Line spacing: 1.5 lines
Formatted: Indent: Left: 0.89"

Formatted: List Paragraph, Left, Indent: Left: 0.89", Line


spacing: single, Tab stops: Not at 0.65"
Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0.89", Tab stops:
Not at 0.65"
Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0.89",
Line spacing: 1.5 lines
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN”TRAUMA KIMIA PADA MATA”

1.2.1 Pengkajian Formatted: Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:


1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Indent at: 0.25", Tab stops: Not at 1"
1.A. Data subjektif
Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: A, B,
1.a. Identitasklien C, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" +
Indent at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,
… + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75" +
perkawinan, agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah Indent at: 1", Tab stops: Not at 0.5"

sakit, diagnosa medik.


1.b.Keluhan utama Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,
… + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75" +
Klienbiasanyamengeluhnyeripadamata Indent at: 1", Tab stops: Not at 0.5"

1.c. Riwayatpenyakitsekarang Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,


… + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75" +
Kapan kejadian mata terkena cairan kimia, nyeri, pandangan kabur, atau tidak Indent at: 1", Tab stops: Not at 0.5"

bisa melihat, air mata kering, perdarahan, zat yang menyebabkan trauma
1.d.Riwayat penyakit dahulu Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,
… + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75" +
Adakah kesulitan membaca, pandangn kabur, rasa terbakar pada mata, Indent at: 1", Tab stops: Not at 0.5"

hilangnya daerah penglihatan soliter (skotoma, mioma, hiperopia) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
Formatted: Indent: Left: 0.48", Outline numbered + Level:
1.2.1.1 Pemeriksaanfisik 3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.5", Tab stops: Not at
0.5"

6
Dilakukan pemeriksaan fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki Formatted: Indent: Left: 0.98", First line: 0.5"

seperti pada kasus umum lainnya, hanya saja pada kasus mata perlu lebih
dikaji mengenai :

1. Apakah terjadi pada satu atau kedua mata? Formatted: Indent: Left: 1.13", Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
1.2.Kerusakn membran sel pada mata Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.5", Tab stops: Not at 0.5"

1.3.Kerusakan komponen vaskuler iris, badan silier dan epitel lensa


1.4.Tekanan intra okuler meningkat
1.5.Hipotomi
1.6.Kekeruhan kornea
1.7.Kerusakan margo palpebra
1.8.Kerusakan pada kelenjar air mata, mata kering
1.9.Sekresi musin konjungtiva bulbi berkurang
1.10. Lensa keruh
1. Perdarahan pada mata
2.11. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

1.2.2 . Diagnosa Keperawatan Formatted: Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:


1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Indent at: 0.25", Tab stops: Not at 1"
1. Nyeri b.d kerusakan jaringan mata
Formatted: Outline numbered + Level: 1 + Numbering Style:
1.2.Gangguan Sensori Penglihatanberhubungan dengan gangguan penerimaan sensori 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5"
+ Indent at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"
/status organ indera Formatted: Font: 12 pt

3. Aansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit., prognosis Formatted: Indonesian

1.2.3 . Intervensi

Dx 1: nyeri b.d kerusakan jaringan mata

Tujuan : nyeri berkurang, hilang atau terkontrol

KH:
-klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
-klien menyebutkan factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
- klien mmpu melkukan tindakan menguragi nyeri

INTERTVENSI RASIONAL

Observasi kaji derajat nyeri setiap hari atau nyeri trauma umumnya menjadi keluhan
sesering mungkin utama, terutama nyeri akibat kerusakan

7
kornea Formatted: Space After: 0 pt

Formatted: Space After: 0 pt

Tterangkan penyebab nyeri dan factor atau nyeri disebabkan oleh efek kimiawi dan nyeri
tindakan yang dapat memprofokasi nyeri dapat meningkat akibat provokasi:
a. menekan mata terlalu kuat
b. gerakan mata tiba-tiba
Formatted: Space After: 0 pt

Llakukan kompres pada jaringan sekitar mata komperes dingin mungkin diperlukan pada
trauma fisik akut dan juga kondisi stabil(agak
lama), dapat digunakan tekhnik kompres
hangat (jika tidak ada perdarahan )
Formatted: Space After: 0 pt

Aajarkan tindakan distraksi dan relaksasi mengurangi nyeri dengan manifestasi


pada klien psikologis
Formatted: Line spacing: Multiple 1.15 li

Kkolaborasi dengan tim medis dalam analgesic berfungsi untuk mengurangi nyeri
pemberian analgesic

Dx2: Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatanberhubungan dengan gangguan


penerimaan sensori /status organ indera

Tujuan : klien melaporkan kemampuan yang lebih baik untuk proses rangsang penglihatan
dan mengkomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
a. Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi fungsi penglihatan.
b. Klien mengidentifikasi dan menunjukan pola-pola alternatif untuk menigkatkan
penerimaan rangsang penglihatan.

INTERVENSI RASIONAL

Observasi ketajaman penglihatan klien mengidentifikasi kemampuan visual klien.


terhadap stimulus lingkungan

8
Dekati klien dari sisi yang sehat memberikan rangsang sensori, mengurangi
rasa isolasi/terasing.

Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi


penglihatan :
1) Orientasikan klien terhadap ruang
rawat
meningkatkan kemapuan persepsi sensori.
2) Letakan alat yang sering digunakan di
dekat klien atau pada sisi mata yang lebih
sehat.
3) Berikan pencahayaan cukup.
4) Hindari cahaya menyilaukan.
Anjurkan penggunaan alternatif rangsang menigkatkan kemampuan respons terhadap
lingkungan yang dapat diterima : auditorik, stimulus lingkungan
taktil.

Dx 3: ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis

Tujuan: tidak terjadi kecemasan


KH:
- klien mengungkapkan kecemasan miniml atau hilang
- klien berpartisipasi dalam kegiatan pengobatan

INTERVENSI RASIONAL

kaji derajat kecemasan, factor yang Umumnya factor yang menyebabkan


menyebabkan kecemasan, tingkat kecemasan adalah kurangnya pengetahuan dan
pengetahuan dan ketakutan klien akan ancaman actual terhadap diri
penyakit. .

Orientasi tentang penyakit yang dialami Meningkatkan pemahaman klien akan


klien, prognosis dan tahapan perawatan penyakit. Jangan memberikan keamanan palsu
yang akan dijalani klien. seperti mengatakan penglihatan akan pulih
atau nyeri akan segera ahilang. Gambarkan
secara objektif tahap pengobatan, harapan
proses pengobatan , dan orientasi pengobatan

9
masa berikutnya
Berikan kesempatan pada klien untuk Menimbulkan rasa aman dan perhatian bagi
bertanya tentang penyakitnya klien

Beri dukungan psikologis Dukunganpsikologisdapatberupapenguatantent


angkondisiklien,
keaktifankliendalamelibatkandiripadaperawata
nmaupunmengorientasiakanbagaimanakondisi
penyakit yang samamenimpaklien yang lalu.
Terangkan setiap prosedur yang dilakukan, Mengurangi rasa ketidaktahuandankecemasan
jelaskan tahapan perawatan yang akan yang terjadi.
dijalani.

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold


Formatted: Normal, Indent: Left: 0"

1.2.4 Implementasi Formatted: Indent: Left: 0.05", Outline numbered + Level:


2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 3 + Alignment:
Merupakan tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan pasien berdasarkan Left + Aligned at: 0.5" + Indent at: 0.75", Tab stops: Not at
1"
intervensi yang telah dibuat. Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
1.2.5 Evaluasi
Formatted: Indonesian
S : Berisi keluhan pasien, berasal dari pasien sendiri Formatted: Indonesian
O : Data yang diambil dari hasil observasi Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
A : Pernyataan masalah sudah teratasi atau sebagian atau belum teratasi
Formatted: Indonesian
P : Rencana tindakan untuk mengatasi keluhan pasien Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Indent: Left: 0.05", Outline numbered + Level:
2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 3 + Alignment:
Left + Aligned at: 0.5" + Indent at: 0.75", Tab stops: Not at
1"
Formatted: Indonesian

10
Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), 11 pt,
Indonesian
Formatted: Justified, Indent: Left: 0.3"

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Normal, Centered, Indent: Left: 0"

STUDY KASUS Formatted: Centered

Sdr M usia 18 tahun mngeluhkan nyeri di matanya, menurut teman yang mengantar, Formatted: Indent: Left: 0"

sdr M terkena cuka di matanya sebelah kanan. Mata tampak merah dan berair. Skala nyeri 8
seperti ditusuk-tusuk.

11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA KIMIA MATA

1.3.1 Pengkajian Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
Formatted: Indent: Left: 0.05", Outline numbered + Level:
1.a. Data Subjektif 2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 0.5" + Indent at: 0.75", Tab stops: Not at
Nama : Sdr “M” 0.5"

Umur : 18 tahun Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Italic
Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,
1.1) Keluhan Utama … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" + Indent
at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"
Px mengatakan nyeri pada mata sebelah kanan. Formatted: Indent: Left: 0.94", Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
1.2) Riwayat Penyakit Sekarang Aligned at: 1.25" + Indent at: 1.5", Tab stops: Not at 0.5"

Px datang diantar temannya dengan keluhan nyeri pada mata sebelah kanan, Formatted: Indent: Left: 0.94", Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
Aligned at: 1.25" + Indent at: 1.5", Tab stops: Not at 0.5"
menurut teman yang mengantar, px terkena cuka di matanya sebelah kanan.
Mata px tampak merah dan berair. Skala nyeri 8 seperti ditusuk-tusuk
P :-
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Mata sebelah kanan
S :8
T :-

12
1.b. Data Objektif Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Italic
Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,
Kesadaran : Composmentis … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" + Indent
at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"
- Mata tampak merah dan berair
- Skala nyeri 8
1.3.1.1 Pemerikasaan Fisik Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
Formatted: Indent: Left: 0.39", Outline numbered + Level:
Mata : 3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 1" + Indent at: 1.5", Tab stops: Not at
Inspeksi : Mata tampak merah dan berair 0.5"
Formatted: Indent: First line: 0.14"

Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New


Roman), 14 pt
3.1.2 Analisa Data Formatted: Left, Indent: Left: 0.39", Line spacing: Multiple
1. 1.15 li, Outline numbered + Level: 3 + Numbering Style: 1, 2,
3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1" +
Symtom Etiologi Problem Indent at: 1.5"
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
DS : Px mengatakan nyeri Terkena cairan cuka Gangguan rasa nyaman Roman), 12 pt, Bold
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
pada mata sebelah kanan. nyeri Roman), 12 pt

Sklera
DO : Kesadaran :
Composmentis
Tek. Bola mata
- Mata tampak merah dan
berair

- Skala nyeri 8 Prolaps jaringan bola


mata
-TD: 120/80 mmHg

-Nadi: 90x/menit
Nyeri

13
2.3.2 Diagnosa Keperawatan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
Formatted: Indent: Left: 0.05", Outline numbered + Level:
a) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan jaringan mata.Nyeri b.d kerusakan 2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 0.5" + Indent at: 0.75", Tab stops: Not at
jaringan mata 0.5"

b) Gangguan Sensori Penglihatanberhubungan dengan gangguan penerimaan Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c,
sensori /status organ indera … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75" +
Indent at: 1"
c) Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit Formatted: Font: 14 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
1. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
DS : Px mengatakan nyeri pada mata sebelah kanan. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Indonesian
DO : Kesadaran : Composmentis
Formatted: Normal
- Mata tampak merah dan berai Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

- Skala nyeri 8 Formatted: Normal, No bullets or numbering, Tab stops:


Not at 0.5"

3.3. Formatted: Font: Bold

Intervensi Keperawatan

Dx 1: nyeri b.d kerusakan jaringan mata

Tujuan : nyeri berkurang, hilang atau terkontrol

KH:
-klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
-klien menyebutkan factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri

14
- klien mmpu melkukan tindakan menguragi nyeri

INTERTVENSI RASIONAL

Observasi derajat nyeri setiap hari atau nyeri trauma umumnya menjadi keluhan
sesering mungkin utama, terutama nyeri akibat kerusakan
kornea
Terangkan penyebab nyeri dan factor atau nyeri disebabkan oleh efek kimiawi dan nyeri
tindakan yang dapat memprofokasi nyeri dapat meningkat akibat provokasi:
a. menekan mata terlalu kuat
b. gerakan mata tiba-tiba
Lakukan kompres pada jaringan sekitar mata komperes dingin mungkin diperlukan pada
trauma fisik akut dan juga kondisi stabil(agak
lama), dapat digunakan tekhnik kompres
hangat (jika tidak ada perdarahan )
Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi pada mengurangi nyeri dengan manifestasi
klien psikologis

kolaborasi dengan tim medis dalam analgesic berfungsi untuk mengurangi nyeri
pemberian analgesic

Formatted: Normal, No bullets or numbering, Tab stops:


Not at 0.5"

2. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold

Dx Tujuandankriteriahasil Intervensi Formatted Table rasional

Dx 1: Tujuan : Formatted: Indent: Left: -0.01", Numbered


nyeriberkurang, 1. kajiderajatnyerisetiaphariatauseseringmungki 1.+ Level:
nyeri1 +
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
nyerib.dkerusakanjaringanmata hilangatauterkontrol n Aligned at: 0.5" + Indent at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"
terutamanye
Formatted: Indent: Left: -0.01", Numbered + Level: 1 +
KH: 2. terangkanpenyebabnyeridan factor
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + 2. nyeridisebab
Alignment: Left +
Aligned at: 0.5" + Indent at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"
-kliendapatmengidentifikasipenyebabnyeri atautindakan yang dapatmemprofokasinyeri :
-klienmenyebutkan factor-faktor yang 3. lakukankomprespadajaringansekitarmata -meneka
dapatmeningkatkannyeri 4. ajarkantindakandistraksidanrelaksasipadaklie -gerakan
- n Formatted: Indent: Left: -0.01", Numbered 3.+ Level: 1+
komperesdin
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
klienmmpumelkukantindakanmenguraginyeri 5. Alignedanalgesic
kolaborasipemberian at: 0.5" + Indent at: 0.75", Tab stops: Not at 0.5"
fisikakutdan
dapatdiguna

15
4. mengurangin
5. analgesic be

Formatted: Normal, Left, Indent: Left: 0", Line spacing:


single

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold

Formatted: Font: 14 pt
Formatted: Normal, Centered, Indent: Left: 0", Line
spacing: single
DAFTAR PUSTAKA Formatted: Font: 16 pt
Formatted: Normal, Centered, Indent: Left: 0"
Ilyas, Sidarta.2008. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color: Black

Universitas Indonesia. Jakarta.


Formatted: Normal, Indent: Left: 0", Hanging: 0.39", No
bullets or numbering
Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2.Jakarta: EGC Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color: Black

Doenges, Marlyn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta: EGG Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Italic, Font
color: Black
http:///www.rusdi .blogspot.com
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color: Black

Formatted: Justified
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt, Font color: Auto
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt, Not Bold, Italic, Font color: Auto
Formatted: Font:
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt, Italic, No underline
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt
Formatted: Font: (Default) +Headings CS (Times New
Roman), 12 pt
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Indent: Left: 0", Hanging: 0.39", No
bullets or numbering
Formatted: Normal, Left, Indent: Left: 0"

16

Anda mungkin juga menyukai