Trauma
kimia
asam
biasanya
disebabkan
bahan-bahan
yang
Sumber Utama
Catatan
Terbentuk dari
percampuran
sulfur
diokida (SO2) dengan
air mata
Pengawet
buah/sayuran
Bahan pemutih
Bahan
pendingin
Bahan
pemoles/pemutih
kaca,
pemisah
mineral,
akilasi
bensin,
produksi
silicon
Larutan asam klorida
Percampuran dengan
air
mata
menyebabkan
koagulasi
kornea,
dapat disertai dengan
adanya benda asing
atau robekan jaringan
Relatif lebih mudah
berpenetrasi
dibandingkan
asam
lainnya
Asam klorida
Asam
(CH3COOH)
Asam
(HCr2O3)
cuka
chromik
Mudah berpenetrasi
Klasifikasi
Trauma kimia asam dapat diklasifikasikan sesuai dengan derajat
Kornea
Erosi kornea
Keruh, detail iris
Konjungtiva
Iskemia (-)
Iskemia <
Prognosis
Baik
Baik
jelas
Kerusakan
limbus
Iskemia 1/3
Kurang baik
epitel
stroma
IV
total,
limbus
keruh,
Iskemia
detail
limbus
iris
tak
>
Jelek
tampak
2.6
Patofisiologi
nekrosis
pada
epitel
kornea
dan konjungtiva
disertai
kolagen
stroma
akan
difagositosis
oleh
keratosit
dan
koagulasi.
Koagulasi
protein
umumnya
mencegah
penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilan
ground glass dari stroma korneal yang mengikuti trauma akibat asam.
Sehingga trauma pada mata yang disebabkan oleh zat kimia asam
cenderung lebih ringan daripada trauma yang diakibatkan oleh zat kimia
basa.5,16
Asam hidrofluorida adalah satu pengecualian. Asam lemah ini
secara cepat melewati membran sel, seperti alkali. Ion fluorida dilepaskan
ke dalam sel, dan memungkinkan menghambat enzim glikolitikdan
bergabung
dengan
kalsium
dan
magnesium
membentuk
insoluble
complexes. Nyeri lokal yang ekstrim bisa terjadi sebagai hasil dari
imobilisasi ion kalsium yang berujung pada stimulasi saraf dengan
pemindahan ion potassium. Fluorinosis akut bisa terjadi ketika ion fluorida
memasuki sistem sirkulasi, dan memberikan gambaran gejala pada
jantung, pernapasan, gastrointestinal, dan neurologi.5,17
Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan
denaturasi dan presipitasi dengan jaringan protein di sekitarnya. Karena
adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya
presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir. Bahan asam
yang mengenai kornea juga mengadakan presipitasi sehingga terjadi
koagulasi, kadang-kadang seluruh epitel kornea terlepas. Bahan asam
tidak menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di kornea. Bila trauma
diakibatkan asam keras maka reaksinya mirip dengan trauma basa.7,16
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi
koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada
kornea, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat
destruktif seperti trauma alkali. Biasanya kerusakan hanya pada bagian
superfisial saja. Koagulasi protein ini terbatas ada daerah kontak bahan
asam dengan jaringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan
yang lebih dalam.8
2.7
Anamnesis
Pada anamnesis pasien mengeluh adanya bahan kimia asam yang
mengenai mata disertai rasa nyeri sampai tidak bisa membuka mata,
berair, kabur, dan silau. Bahan asam yang mengenai mata bisa berupa
cairan atau mata tersemprot gas sehingga partikel-partikelnya masuk ke
dalam mata. Rincian lengkap terjadinya trauma dapat diperoleh lewat
pertanyaan-pertanyaan berikut:
-
Tempat kejadian
2.8
Gejala Klinis
Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yatu
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang
terkena zat kimia asam sudah teririgasi dengan air dan pH permukaan
bola mata sudah netral. Obat anestesi topical atau lokal sangat
membantuagar pasien tenang, lebih nyaman dan kooperatif sebelum
dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan dilakukan
dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan
kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intraocular, konjungtivalisasi pada
kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang
menetap dan berulang.7,12
a. Anastesi lokal
Obat anastesi lokal digunakan untuk menghilangkan nyeri pada
mata, atau saat akan melakukan pemeriksaan diagnostik tertentu
seperti tonometer, uji anel, pemeriksaan dengan goniolens, serta
bedah pengeluaran benda asing pada kornea atau konjungtiva. Obat
anastesi local yang sering dipakai adalah tetrakain 0,5%, kokain 25%, dan pantokain 2%.
Obat anastesi lokal dapat memberikan efek samping berupa:
-
larutan garam fisiologik sampai seluruh air mata tidak berwarna hijau lagi. Cari
bagian pada kornea yang berwarna hijau
Bila terdapat warna hijau pada kornea berarti terdapat defek pada epitel kornea. Defek
ini dapat dalam bentuk erosi kornea atau infiltrat yang mengakibatkan kerusakan
epitel. Zat warna yang menempel pada defek epitel akan menghilang sesudah 30
menit
c. Pemeriksaan memakai lampu senter + loupe, slit lamp
Loupe merupakan alat untuk melihat benda menjadi lebih besar
dibanding ukuran normalnya. Loupe mempunyai kekuatan 4-6
dioptri. Untuk melihat benda dengan loupe yang berkekuatan 5,0
dioptri maka benda yang diliht harus terletak 20 cm (100/5) atau
pada titik api lensa loupe. Dengan jarak ini mata tanpa akomodasi
akan melihat benda lebih besar. Bila benda yang dilihat disinari
sentolop, maka benda yang dilihat akan lebih tegas. Hal ini
dipergunakan sebagai slitlamp, karena cara kerjanya hampir sama.
Pemeriksaan dengan loupe atau slitlamp (lampu celah) akan lebih
sempurna bila dilakukan di dalam kamar yang digelapkan.
d. Kertas pH meter atau lakmus untuk mengetahui jenis bahan kimia
Pemeriksaan pH bola mata dilakukan secra berkala. Irigasi pada
mata harus tetap dilakukan sampai tercapai pH normal.
e. Lid retractor / desmares untuk membantu membuka kelopak mata
f. Pemeriksaan oftalmoskopi/funduskopi direk dan indirek
g. Foto rontgen dan pemeriksaan menggunakan magnet
Foto
rontgen
dilakukan
terutama
untuk
benda
logam
yang
dapat
dilakukan
pemeriksaan
dengan
magnet.
kasus
emergensi/darurat,
sebaiknya
pertolongan
terjadinya
perlengketan
antara
konjungtiva
Diagnosis
ditegakkan
lewat
anamnesis,
gejala
klinis,
serta
pemeriksaan oftalmologis
Fase akut (sampai hari ke-7)
Tujuan tindakan pada fase ini adalah mencegah terjadinya penyulit.
Prinsip terapi dengan medikamentosa dan pembedahan. Medikamentosa
ditujukan untuk mempercepat proses reepitelisasi kornea, mengontrol
Pemberian steroid tetes mata > 2 minggu harus hati-hati karena dapat
menghambat reepitelisasi. Selain itu steroid tetes mata mempunyai
efek samping sebagai berikut3:
-
b. Sikloplegik
Untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia anterior.
Atropin 1% eye drop atau Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali sehari.
c. Asam askorbat (vitamin C)
Mengembalikan
keadaan
jaringan
scorbutik
dan
meningkatkan
menurunkan
tekanan
intraocular
dan
mengurangi
resiko
untuk
menghambat
kolagenase,
menghambat
aktivitas
f. Asam hyaluronik
Untuk membantu proses reepitelisasi kornea dan menstabilkan barrier
fisiologis.
Asam
sitrat
menghambat
aktivitas
neutrophil
dan
lanjut.
Tindakan
pembedahan
segera
merupakan
mengembalikan
kedudukan
forniks.
populasi
Prosedur
sel
berikut
limbus
dapat
dan
mengembalikan
digunakan
untuk
pembedahan10:
a. Pengembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk
mengembalikan
vaskularisasi
limbus,
juga
mencegah
b. Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft)
atau dari donor (allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel
kornea menjadi normal
c. Graft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan
fibrosis
Sedangkan penanganan bedah pada tahap lanjut dapat menggunakan
metode berikut:
a. Pemisahan bagian-bagian yang menyatu pada kasus conjungtival
bands dan simblefaron
b. Pemasangan graft membran mukosa atau konjungtiva
c. Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata
d. Keratoplasti dapat ditunda sampai 6 bulan. Makin lama makin baik,
hal ini untuk memaksimalkan resolusi dari proses inflamasi
e. Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat
berat dikarenakan hasil dari graft konvensional sangat buruk
Gradasi I
Gradasi III
Gradasi IV
Bandage lens
Kortikosteroid
Bandage lens
Dexamethason
Bandage lens
Dexamethasone
tetes 4-6x
tetes 6x
e/
AB
Tetrasiklin
tetes/jam
Tetrasiklin
tetes/ 30 menit
Tetrasiklin salep
salep 4x
salep 4x
4x
Doxysiklin
Doxysiklin
Doxysiklin
2x100mg
Timolol
0,5%
2x100mg
Timolol
0,5%
2x100mg
Timolol
0,5%
tetes 2x
tetes 2x
tetes 2x
Asetazolamide
Asetazolamide
2x500mg
Sulfas atropin
2x500mg
Sulfas
atropin
1% tetes 2x
1% tetes 2x
AB
Gradasi II
steroid
steroid
tetes 4-6x
Sulfas
atropin
1% tetes 2x
Vitamin
F
4x500mg
-
Sulfas
atropin
1% tetes 2x
C
Vitamin
2000mg
-
Prednisolon
Prednisolon
Vitamin
Vitamin
2000mg
Nekrotomi
2000mg
Nekrotomi
graft
graft
konjungtiva
konjungtiva
limbus
limbus
Fase pemulihan dini (early repair: hari ke-7 sampai dengan hari
ke-21)
Tujuan tindakan pada fase ini yaitu membatasi tingkat penyulit. Masalah
yang dihadapi pada fase ini antara lain hambatan reepitelisasi kornea,
gangguan fungsi kelopak mata, hilangnya sel goblet, ulserasi stroma
hingga perforasi kornea. Prinsip dan tata laksana sama seperti fase
sebelumnya, disesuikan dengan kondisi pasien.
Gradasi I
Gradasi II
Gradasi III
Gradasi IV
an
A
Reepitelialisasi
Reepitelialisasi
Bandage lens
Bandage lens
sempurna
sempurna
diteruskan
Kortikosteroid
Dexamethasone/
Dexamethasone/
tetes tapering
tetes
Prednisolon tetes
Prednisolon tetes
off
off
tappoff/
tappoff/
Bandage
B
AB
steroid
lens
tapering
stop,
stop,
ganti dengan:
ganti dengan:
NSAID
NSAID
tetes
tetes
(Indometason/
(Indometason/
Tetrasiklin salep
Diclofenax) 6x
Tetrasiklin salep
Diclofenax) 6x
Tetrasiklin salep
tetes tapering
2x
2x
2x
off
Doxysiklin
Doxysiklin
Doxysiklin
2x100mg
Peningkatan TIO
2x100mg
Peningkatan TIO
2x100mg
Timolol
tetes 2x
AB
steroid
0,5%
Asetazolamid
Uveitis
sulfas
(-)
atropin
dihentikan
Uveitis
(-)
sulfas
atropin
Sulfas
atropin
ion K diteruskan
Sulfas atropin 1%
1% tetes 3x
tetes 3x
dihentikan
Vitamin C 2000
Vitamin C 2000
Vitamin C 2000
mg/hari
mg/hari
mg
Retinoic
salep 2x
Jaringan nekrotik
Jaringan nekrotik
(+) : eksisi
(+) : eksisi
Fungsi
Mukosa
acid
kelopak
(+) : tarsoaphy
Vitamin A dan E
bibir/amnion
(+) : stem cell
limbus / sklera/
facial
Gradasi I
Gradasi II
Gradasi III
Gradasi IV
n
A
Solcosery 3x
Epiteliopati (+) :
Epiteliopati (+) :
Reepitelialisasi
Solcosery 4x
Solcosery 4x
(+)
Retinoic acid 1%
lens diteruskan
1x malam
NSAID tetes 4x
NSAID tetes 4x
Medroxy
Medroxy
NSAID tetes4x
progesteron
C
4x
-
1%
bandage
progesteron
4x
Tetrasiklin
1%
salep
4x
Doxyiklin
D
2x100mg
Peningkatan TIO
(-) : Timolol 0,5%
tappoff
Asetazolamid
ion K dihentikan
Uveitis (-) : sulfas
atropine
dihentikan
Vitamin C 2000
mg/hari
F
Vitamin A dan E
Graft konjungtiva
limbus
terapetik
keratoplasti,
keratoprostesis
2.13 Komplikasi
Komplikasi segera10:
a. Glaukoma akut
Dapat terjadi 2-4 jam setelah trauma, hal ini karena adanya
pelepasan prostaglandin yang merangsang terjadinya uveitis
b. Ekspose kornea, perlunakan kornea
Komplikasi jangka panjang10:
a. Simblefaron
Merupakan kelainan dengan gejala gerak mata terganggu, diplopia,
lagoftalmus, sehingga kornea dan penglihatan terganggu. Dapat
diatasi dengan simblefarektomi.
c. Katarak traumatika
Dapat diatasi dengan ekstraksi lensa
d. Sikatrik kornea
Dapat diatasi dengan keratoplasti
2.14 Prognosis
Prognosis trauma kimia asam tergantung pada8:
a. Luas kerusakan permukaan epitel
b. Gangguan fungsi kelopak
c. Defek epitel yang persisten
d. Pertolongan pertama saat kejadian, semain cepat, semakin baik
prognosisnya
e. Jumlah dan tingkat kepekatan konsentrasi (pH) bahan kimia,
semakin banyak jumlah dan kepekatannya tinggi (pH semakin
rendah) maka kerusakannya semakin hebat
f. Lama kontak dengan bahan kimia asam
g. Toksisitas (kemampuan berpenetrasi) sesuai jenis asam yang
terkena