A. Tujuan
Setelah selesai melakukan kegiatan pratikum siswa dapat mengetahui tata cara-cara pengetaman
yang benar dan siswa juga bias mengerjakan pengetaman sisi 3 dan 4 dengan baik dan benar..
2. Sumber belajar
Pakailah pakaian kerja yang sesuai untuk bekerja di bengkel kerja kayu.
Mesin yang akan digunakan pastikan telah siap untuk bekerja dengan aman.
Pakailah masker penutup hidung bila bengkel kerja kayu tidak menggunakan penyedot
debut (dust collector) secara central.
Pakailah penutup telinga bagi yang sangat peka dengan kebisingan suara mesin.
Pakailah sepatu yang tertutup dan beralas karet bergerigi.
Selalu fungsikan dengan optimal pengaman yang ada pada masing-masing mesin kayu
maupun alat atau bahan dengan benar.
Laksanakan pengetaman dengan cermat agar tidak terjadi kesalahan.
Pastikan saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rochani, tidak sedang mengantuk, lapar,
dan haus.
D. Teori Singkat
Ketam
Ketam ialah alat untuk menghaluskan serta meratakan permukaan kayu. Ketam terdiri dari rumah
ketam dan mata ketam. Rumah ketam terbuat dari kayu, lubang mata ketam bersudut 45o terhadap
bidang dasar rumah ketam. Supaya hasil pengetaman dapat diatur maka pada mata ketam dipasang
lidah ketam, yang berfungsi untuk mematahkan sisa pengetaman. Ukuran mata ketam yaitu ¼
sampai dengan ½ cm. Mata ketam mempunyai sudut penajaman 25o s/d 30o.
Pada permulaan mengetam jangan dipasang mata ketamnya terlalu banyak keluar, sebab
memukul mata ketamnya lebih masuk, adalah lebih mudah dari pada menariknya kembali.
Menarik ketam kembali (mengatur lebih halus) boleh dilakukan dengan jalan memukul
rumah ketam itu pada bagian belakangnya (tumiting) dengan sebuah palu besi, sambil
memegang rumah ketam dan bajinya dengan tangan kiri. Bajinya jangan dipasang terlalu
kuat, karena dengan pukulan yang keras rahang dari balok ketam (rumah ketam) mudah
akar pecah.
Jagalah supaya bagian sebelah belakang dari mata ketamnya bagus letaknya dalam rumah-
rumah, terutama bagian atas dan bawahnya untuk menjaga agar mata ketam tidak akan
bergetar waktu dipakai (diadakan pengetaman) dan ini akan terletak pada permukaan hasil
pengetaman sebagai ombak-ombak kecil.
Jika waktu mengetam mata ketamnya tersumbat, janganlah dicoba mengeluarkan sisa
pengetaman (tatal) dengan benda dari besi, seperti dengan paku, sebab dapat merusak mata
ketam.
Baji atau pengunci mata ketam harus dibentuk sehingga tidak menahan sisa pengetaman.
Hati-hati pada waktu membuka atau memasang skup lidah ketam, jangan sampai terpeleset
karena sisa mata ketam itu sangat tajam.
E. Langkah Kerja
F. Gambar Kerja
G. Evaluasi.
1. Proses kerja(40%)
Langkah kerja(10%)
Pemakayan alat(15%).
Keselamatan kerja(10%).
Sikap kerja(5%)
2. Hasil kerja(60%)
Ketepatan ukuran(40%).