Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sugiyanto

Tugas M2 Kb 1 (Teknik Pemesinan Bubut)

Jawaban soal nomor 1


Diketahui : Material Bahan : Mild Steel
Ukuran benda awal : diameter 32 x 40 mm
Pahat bubut : HSS

Ditanyakan :
a. Kecepetan benda kerja saat diameter 29 dan 22 mm
b. Jika f 0,20 mm/putaran, hitung F
c. Hitung lama waktu facing jika posisi pahat 2 mm diluar diameter awal
d. Hitung lama pembubutan rata salah satu sisi diameter 22 x 12 apabila kedalaman maks 0,5 mm
dan posisi pahat 2 mm di kanan benda kerja.

Jawab :
a. Untuk menghitung kecepatan putar benda kerja ini (n), terlebih dahulu kita harus mencari
kecepatan potong (Cs) bubut dari bahan mild steel dengan mata pahat HSS. Dari tabel
berikut ini, terlihat besarnya Cs Mild steel dengan meggunakan mata pahat HSS.

Sumber : http://handlemesin.blogspot.com/2016/10/parameter-pemotongan.html
Besarnya Cs dapat kita ambil besarnya sebesar 18 m/menit.

Selanjutnya kita hitung besarnya n untuk pembubutan pada pengerjaan sampai ukuran
diameter 29mm, maka kita ambil diameter awal adalah 32 mm.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
1000 𝑥 𝐶𝑠
𝑛=
𝜋𝑥𝑑

1000 𝑥 18
𝑛=
3,14 𝑥 32

18.000
𝑛=
100,48
𝑛 = 179,14 𝑟𝑝𝑚
Jadi kecepatan putar benda saat pembubutan dari diameter 32mm menjadi 29 mm adalah
179,14 rpm.

Kemudian kita menghitung keceptan benda kerja saat pembubutan dari diameter 29
menjadi diameter 22 mm adalah sebagai berikut: (besarnya nilai diameter awal kita ambil 29
mm)
1000 𝑥 𝐶𝑠
𝑛=
𝜋𝑥𝑑

1000 𝑥 18
𝑛=
3,14 𝑥 29

18.000
𝑛=
91,06
𝑛 = 197,67 𝑟𝑝𝑚
Jadi kecepatan putar benda saat pembubutan dari diameter 29 mm menjadi 22 mm adalah
197,67 rpm.

b. Menghitung kecepatan pemakanan (F) jika diketahui f = 0,2 mm/putaran.


 Kecepatan pemakanan pada pembubutan dari diameter 32 mm menjadi diameter
29 mm adalah sebagai berikut (n = 179,14 rpm)
Dari soal, putaran yang tersedia adalah 60,110,180,200,265,530,1000,1400 rpm.
Berdasarkan perhitungan besarnya putaran benda kerja adalah 179,14 rpm, maka
kita ambil besarnya putaran mesin sebesar 180 rpm (kita ambil n diatas dan
mendekati 179,14 rpm)

F=fxn
F = 0,20 x 180
F = 36 mm/menit

Jadi kecepatan pemakanan untuk pembubutan dari diameter 32 mm menjadi 29 mm


adalah sebesar 36 mm/menit.

 kecepatan putar benda saat pembubutan dari diameter 29 mm menjadi 22 mm


adalah 197,67 rpm. Berdasarkan pilihan putaran mesin yang ada, kita ambil
besarnya putaran mesin sebesar 200 rpm (kita mabil n diatas dan mendekati 197,67
rpm).

F=fxn
F = 0,20 x 200
F = 40 mm/menit

Jadi kecepatan pemakanan untuk pembubutan dari diameter 29 mm menjadi 22 mm


adalah sebesar 40 mm/menit.
c. Menghitung lama pembubutan muka jika pahat berada 2 mm diluar diameter awal
D = 32 mm, sehingga r = 16 mm
la = 2 mm
Besarnya n yang kita pakai adalah ketika masih berukuran diameter 32, sehingga n = 180
rpm.

𝑟 + 𝑙𝑎
𝑡𝑚 =
𝐹

𝑟 + 𝑙𝑎
𝑡𝑚 =
𝑓𝑥𝑛

16 + 2
𝑡𝑚 =
0,2 𝑥 180

18
𝑡𝑚 =
36
𝑡𝑚 = 0,5 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Jadi lama pembubutan muka adalah 0,5 menit.

d. Lama pembubutan salah satu sisi dengan diameter 22 x 12 mm


D1 = 29 mm
D 2 = 22 mm
l = 12 mm
la = 2 mm
a = 0,5 mm (tebal pemakanan)

𝑳
𝒕𝒎 = 𝒙𝒊
𝑭

 Kita terlebih dahulu mencari i (jumlah pembubutan )

𝐷1 − 𝐷2
𝑖=
2𝑎

29 − 22
𝑖=
2 𝑥 0,5
𝑖 = 7 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛

 Kita akan mencari panjang pembubutan (L)


L = la + l
= 2 +12
= 14 mm
 Selanjutnya kita akan mencari nilai F pada proes pembubutan dari diameter 29 mm
menjadi diameter 22 mm
Dari perhitungan sebelumnya telah kita peroleh besarnya F adalah 40 mm/menit.

Sehingga :

𝑳
𝒕𝒎 = 𝒙𝒊
𝑭

𝟏𝟒
𝒕𝒎 = 𝒙𝟕
𝟒𝟎

𝟗𝟖
𝒕𝒎 =
𝟒𝟎
𝒕𝒎 = 𝟐, 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕

Jadi lama pembubutan rata salah satu sisi diameter 22 x 12 adalah sebesar 2,45 menit

Jawaban soal nomor 2


Mencermati gambar kerja yang ada, berikut diuraikan beberapa hal
a. Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan untuk membuat benda kerja tersebut, antara lain :
1. Proses pembubutan muka (facing)
2. Proses pembubutan rata
3. Proses pembubutan tirus
4. Proses pembubutan alur
5. Proses pembubutan kartel
6. Proses pembubutan radius
7. Proses pembubutan ulir
b. Jenis-jenis alat potong yang digunakan
1. Pahat bubut rata
2. Pahat bubut tirus
3. Pahat ulir
4. Pahat profil radius
5. Knurling/kartel
c. Peralatan bantu dan alat ukur yang dibutuhkan antara lain :
1. Jangka sorong
2. Mal ulir
3. Kikir (untuk membantu membuat radius)
d. Urutan pengerjaan agar diperoleh benda kerja yang terbaik.
1. Lakukan penjepitan pada salah satu ujung benda kerja (jepit kurang lebih setengah dari
panjang total), lakukan proses pembubutan muka dan sekaligus pembubutan rata
sehingga diperoleh ukuran diameter 15 mm.
2. Selanjutnya, lepas benda kerja, dan jepit salah satu ujung lainnya, laakukan pembubutan
muka samapai tercapai ukuran panjang total 80 mm. sekaligus lakukan proses
pembubutan rata sampai tercapai diameter 15 mm.
3. Langkah berikutnya adalah melakukan pembubutan radius, dengan cara
mengkombinasikan gerakan eretan atas dan eretan lintang. Jika sudah lanjutkan dengan
finishing radius dengan menggunakan kikir.
4. Setelah pembubutan radius selesai, pasang pahat kartel/knurling di toolpost. Lalu
lakukan proses pengkartelan sesuai jarak yang ada digambar. Pada proses ini, atur posisi
knurling sampai benar-benar membentuk bekas guratan pada permukaan benda,
setelah siap lakukan proses knurling dengan gerakan otomatis, jangan lupa berikan
pendingin oli pada saat pengkartelan ini. Yang perlu diingat adalah proses pengkartelan
hanya sekali jalan. Setelah mencapai ukuran sesuai gambar (32 mm) lepaskan kartel.
5. Selanjutnya , langkah berikutnya baliklah benda kerja dan jepit pada chuck.
6. Lakukan proses pembubutan rata sepanjang 13 mm dari ujung sampai tercapai ukuran
diameter 10 mm. lalu lakukan chamfer diujungnya sebesar 1,5 x 450. Setelah tercapai
ukuran tersebut, pasanglah pahat alur.
7. Buatlah alur dengan pahat alur sehinga tercapai alur dengan lebar 3 mm dan kedalaman
sesuai gambar (diameter benda kerja 8 mm).
8. Gantilah pahat alur dengan pahat rata, untuk membuat tirus. Sebelumnya, atur lah
eretan atas dengan kemiringan 80 sesuai dengan gambar. Lakukan proses penirusan ini
secara bertahap dengan menggerakkan eretan atas untuk melakuakn penirusan dan
eretan lintang untuk memajukan pahat. Lakukan samapi ukuran tercapai sesuai dengan
gambar kerja. Jangan lupa lakukan langkah finishing sekaligus.
9. Setelah penirusan selesai, gantilah pahat rata dengan pahat ulir metris. Aturlah tuas
penguliran pada mesin sehingga sesuai dengan gambar kerja (ulir metris dengan kisar
1,5). Dekatkan pahat ke benda kerja sampai titik nol. Selanjutnya lakukan proses
penguliran dengan pemakanan otomatis.perlu diingat bahwa pada penguliran ini
dibutuhkan konsentrasi yang tinggi, terutama pada saat pahat ulir mencapai titik akhir
penguliran. Dengan cara mengubah tuas pemakanan otomatis dan sekaligus
memundurkan eretan lintang agar pahat ulir tidak terjadi benturan dengan benda kerja
pada saat pergerakan balik tool post ke titik awal pemakanan.
10. Setelah sampai ke titik awal pemakanan, lakukan proses pemakanan dengan memajukan
eretan lintang. Lakukan langkah ini sampai tercapai ukuran sesuai gambar.
11. Setalh penguliran selesai, lepaslah benda kerja dan semua pahat dari tool post,
bersihkan benda kerja dan mesin bubut.

e. Lngkah pemeriksanaan geometric terhadap hasil pembubutan dari aspek ketepatan


ukuran, bentuk kontur dan kualitas permukaan.
 Aspek ketepatan ukuran, yang diperiksa adalah ukuran pada benda kerja hasil
pembubutan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa jangka
sorong. Hal yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah ukuran dan toleransi yang
terdapat gambar kerja. Hasil pengukuran pada benda kerja hasil pembubutan
kemudian dibandingkan dengan ukuran yang terdapat pada gambar kerja. Kita
bandingkan hasil pengukuran pada benda kerja dengan ukuran gambar (disertai
dengan toleransi). Sebagai contoh, pada gambar pada bagian dengan ukuran ∅15
mm toleransi yang diberikan misalkan adalah sebesar ±0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil pembubutan pada bagian tersebut dapat diterima apabila
penyimpangan ukuran adalah minimal 14,95 dan maksimal 15,05 mm. Apabila
ukuran benda kerja diluar batas tersebut maka dikatakan bahwa hasil pengerjaan
pembubutan tidak sesuai toleransi.
 Aspek Bentuk Kontur, bisa kita lihat pada bagian yang dikartel, kita lihat secara
visual, apakah bentuk rigi-rigi kartel terbentuk dengan baik atau tidak. Jika kita raba,
apakah rigi-rigi tersebut terasa nyaman dipegang atau tidak. Selain itu bisa kita lihat
juga pada bagian ulir. Pemeriksaan dapat dilakukan secara visual terlebih dahulu
pada hasil penguliran yaitu a) gerigi ulir yang dihasilkan simetris, rapi dan bersih, b)
tidak terdapat cacat pada gerigi ulirnya, dan c) batang ulir dalam kondisi lurus atau
sentris. Selanjutnya pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
berupa mal ulir atau dapat juga menggunakan mur standar. Apabila mur standar
dapat dipasangkan dengan baik maka dapat dikatakan bahwa hasil penguliran
adalah baik.
 Aspek kualitas permukaan, dalam pemeriksaan ini kita konsntrasi pada bagian
yang tidak ada pekerjaan tambahan. Hal ini pada bagian tirus. Perhatikan kembali
tanda gambar yang terdapat pada gambar kerja, di sana dinyatakan bahwa tingkat
kekasaran permukaan yang dipersyaratkan adalah N6, maka seluruh permukaan
benda kerja harus mencapai tingkat kekasaran N6, kecuali pada bagian tertentu
yang ditetapkan lain. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur
kekasaran baik roughness tester digital maupun roughness tester comparator.

Anda mungkin juga menyukai