Tugas Individu
Nama :
15.11.1558
Dosen Pengajar :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
oleh konsumen, semakin bertambah banyak, baik dalam jumlah maupun jenisnya.
kebutuhan konsumen dengan cara menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan
cara yang paling tepat dalam upaya meningkatkan penjualan, caranya ialah
dengan menetapkan harga, promosi serta saluran distribusi, terhadap barang dan
harga dalam hal ini adalah pemberian potongan harga merupakan bagian yang
konsumen untuk membeli, sehingga penjualan akan meningkat sesuai tujuan yang
diharapkan, selain itu pula pemberian potongan harga kepada pelanggan maupun
pada saat pembelian dalam skala yang lebih besar sedikit banyak akan dapat
Dengan adanya promosi dan kebijakan harga dalam hal ini adalah potongan
dengan promosi dan kebijakan harga sehingga apa yang dilaksanakan dapat
berhasil dengan baik. Tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan maksud dari
kurang efektif. Keadaan ini dapat memicu ini selain itu kurang dikenalnya
ini oleh masyarakat juga akan dapat mengakibatkan perusahaan sulit bersaing
dengan perusahaan sejenis. Kedua hal ini dapat menyebabkan konsumen beralih
kepada produk lain yang sejenis. Bila keadaan ini tidak segera mendapat perhatian
penelitian ini adalah “Pengaruh Promosi dan Potongan Harga Terhadap Penjualan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi pihak-pihak
berikut:
1. Bagi penulis
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi maupun sebagai acuan
LANDASAN TEORI
dengan masalah. Tujuannya adalah sebagai titik tolak untuk mencari kebenaran
sebagai berikut :
1. Pengertian pemasaran
Pemasaran mengandung arti yang luas karena membahas mengenai masalah yang
jasa.
adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
Apabila kedua definisi di atas dibandingkan maka dapat kita tarik sebuah
individu atau kelompok dalam hubungannya dengan produk barang dan jasa untuk
perusahaan dalam kegiatan pemasarannya. Banyak pendapat dari para ahli yang
menegaskan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong
(2001:18): “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan terkontrol yang
sasaran”.
Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Saladin (1995:6): “Bauran
taktis perusahaan untuk membangun posisi yang kuat di dalam pasar sasaran.
produk, harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat digunakan oleh
a. Pengertian promosi
penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa.
kegiatan pemasaran.
b. Variabel-variabel promosi
mix adalah terdiri dari periklanan, personal selling, sales promotion, public
relation, publisitas, dan direct marketing. Model dari variabel-variabel itu antara
lain:
1) Periklanan (Advertising)
Adalah “setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh
produk baru.
membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan
untuk membedakan diri perusahaan satu dengan yang lain (differentiate service)
a) Presentasi publik, yaitu menawarkan pesan yang sama kepada banyak orang
perusahaan dan produknya melalui pemanfaatan suara, gambar, warna, bentuk dan
tata cahaya.
(1998:68).
Sifat personal selling bisa dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual
perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak dapat saling mengamati reaksi
masing-masing.
barang dan jasa dari produsen sampai pada akhirnya”. Lupiyoadi (2001:32).
insentif, dan kupon. Ada tiga manfaat pokok yang ditawarkan promosi penjualan
Chandra G. (2002:176):
b) Insentif, berupa kontribusi, konsesi, atau dorongan yang dapat bernilai tambah
bagi pelanggan.
pembelian.
4) Public Relation
berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi ia juga harus
berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar”. Lupiyoadi
(2001:32).
a) Kredibilitas tinggi
atau iklan.
5) Publisitas
penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau
(baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik
iklan.
6) Direct marketing
atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau
konsumen yang bersangkutan baik melalui telepon, pos, atau datang langsung ke
masalah seperti orang terganggu karena penjualan yang agresif, timbulnya citra
buruk bagi industri bila ada salah satu direct marketer yang menipu
pelanggannya, mengganggu privasi orang lain, dan kadangkala terjadi pula ada
c. Alternatif media
cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah. Tjiptono
(2002:181).
1) Media cetak
kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Media cetak
terdiri atas surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran, dan lain-lain.
2) Media elektronik
Yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada
khusus lainnya seperti di dalam bis kota, gedung, pagar tembok, dan sebagainya.
Jenis-jenis media luar ruang meliputi billboard, baliho, poster, spanduk, umbul-
Umumnya ada 4 macam media yang digunakan dalam media lini bawah, yakni:
menjual barang secara langsung kepada konsumen, baik melalui surat, kupon
ditukarkan.
e) Kalender, merupakan salah satu media lini bawah yang sangat populer karena
dasar yang tepat serta sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun perlu diketahui
2) Sifat pasar
3) Jenis produk
tersebut.
Jumlah dana atau uang yang tersedia merupakan faktor penting yang
2) Sifat pasar
promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional atau
b) Konsentrasi pasar
oleh perusahaan terhadap jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang
c) Macam pembeli
konsumen rumah tangga atau perantara dagang. Sering perantara dagang ikut
3) Jenis produk
oleh jenis produknya, apakah barang konsumsi atau barang industri. Dalam
mempromosikan barang konsumsi juga macam-macam, apakah
barang konvenien, shoping atau barang spesial. Pada barang industripun juga
untuk barang industri seperti instalasi atau barang industri yang berharga cukup
Dalam hal ini siklus kehidupan barang melalui beberapa tahap, yaitu:
a) Tahap Awal, pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
barang baru, karena masih berada pada tahap permulaan biasanya ongkos yang
harus agresif dan menitik beratkan pada merk penjual. Disamping itu, distrbusi
barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
b) Tahap pertumbuhan
Dalam tahap pertumbuhan ini kurve penjualan dan kurve laba semakin
mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang
Pada tahap ini penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap.
Dalam tahap-tahap ini kurve laba mulai menurun baik laba produsen maupun laba
tukar tambah sering pula terjadi. Usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan
lagi untuk menghadapi persaingan dan pada tahap kejenuhan, perusahaan sudah
d) Tahap kemunduran
mengalami keusangan dan harus diganti dengan barang yang baru. Dalam tahap
ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang yang lama.
sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama
hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Alternatif-
alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun
antara lain:
Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual
maupun pembeli. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dikemukakan pengertian
Menurut Alma (2000:79) bahwa: “Harga adalah nilai suatu barang yang
harga adalah merupakan alat tukar untuk mengukur suatu nilai uang yang
terkandung dalam suatu barang atau jasa, sedangkan yang dipakai sebagai alat
dimana dalam pelaksanaannya akan diikuti oleh kebijakan harga tertentu yang
dengan langkah guna mendukung dan mengarahkan harga agar tercipta suatu
harga, karena kebijakan harga yang ada dapat sama untuk harga yang berlainan
tertentu”.
sementara waktu saja selama masa menguntungkan perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus mengikuti perkembangan harga dan situasi pasar. Unsur harga
tersebut dalam waktu tertentu dirubah atau tidak. Apabila selama batas waktu
tidak mungkin lagi untuk dipertahankan agar produsen maupun konsumen tidak
saling dirugikan.
b) Memaksimalkan laba
a) Meningkatkan penjualan
a) Menstabilkan harga
b) Menangkal persaingan
berikut:
laba penjualan bersih. Sasaran seperti ini menjadi kacau baik bagi perusahaan
maupun pialangnya.
b) Memaksimalkan laba
perusahaan. Dalam teori ekonomi atau praktek bisnis, tidak ada yang salah dengan
sasaran seperti ini. Secara teoritis apabila laba menjadi terlalu besar karena
penawaran lebih kecil dibandingkan permintaan, modal baru akan tertanam dalam
bidang usaha ini. Dengan sendirinya hal ini akan mengurangi laba sampai
setingkat normal.
volume penjualan selama periode tertentu. Katakanlah satu tahun atau tiga
untuk meningkatkan volume penjualan mungkin bisa atau tidak bisa taat dengan
agresif dengan kerugian. Dalam hal ini manajemen bisa memutuskan untuk
sektor yang membuat sasaran ini tercapai adalah perusahaan biasanya dapat
menentukan pangsa pasar apa yang diinginkan. Dalam beberapa hal, pangsa pasar
bisa terjadi terutama pada waktu pasar total sedang berkembang dan perusahaan
bisa memperoleh laba yang bisa diharapkan. Akan tetapi jika manajemen tidak
a) Menstabilkan harga
b) Menangkal persaingan
sudah besar, hanya mempunyai peranan yang kecil dalam menentukan harga
pasar.
2) Memaksimalkan laba
3) Meningkatkan penjualan
5) Mentabilkan harga
6) Menangkal persaingan.
b. Macam-Macam Kebijakan Harga
tersebut di atas:
Potongan dan kelonggaran adalah hasil pengurangan dari harga dasar atau
mempertimbangkan pula biaya angkutan dari pabrik sampai ke pembeli. Faktor ini
dalam biaya variabel total. Kebijakan harga penetapan harga bisa mencakup tiga
variasi: pembeli menanggung seluruh biaya angkutan, atau penjual menanggung
seluruh biaya angkutan atau dapat juga ditanggung kedua belah pihak.
yang lain, meskipun biasanya penentuan strategi apa yang akan didayagunakan
sama atau harga ke seluruh pelanggan yang membeli produk dalam kualitas sama.
Di bawah strategi harga variabel, perusahaan akan dapat menjual produk dengan
harga yang berlainan meskipun transaksi dilakukan dalam kuantitas sama dengan
konsumen kepada penjual tingkat eceran, grosir atau pabrik. Pembeli yang kurang
pandai menawar tidak perlu kuatir akan tertipu. Kebijakan harga variabel juga
pembeli agar penjual bisa memberi harga khusus pada pembeli yang mempunyai
eceran yang sampai sekarang tetap didayagunakan secara luas oleh rangkaian
pasar raya atau super market. Walaupun demikian, metode penetapan harga tipe
ini bisa diadaptasikan ke berbagai tipe toko dan produk lainnya. Sebagai strategi
harapan bahwa konsumen diharapkan makin sadar dan memahami strategi ini.
Biaya yang dikeluarkan untuk mempraktekkan strategi ini diimbangi oleh manfaat
jadi. Pada intinya strategi ini menyeleksi harga yang terbatas jumlahnya yang
akan dicapai untuk setiap lini barang dagangan, misalnya sebuah toko sepatu
menjual lini produk yang terdiri dari beberapa model sepatu seharga Rp. 15.000,-
sepasang, lini model lain seharga Rp. 20.000,- dan lini termahal dengan harga Rp.
30.000,- sepasang. Bagi konsumen, keuntungan utama dari penetapan lini harga
adalah penyederhanaan keputusan beli. Dari sudut pengecer strategi ini juga
Kendala yang mungkin dihadapi oleh strategi lini, perubahan lini harga yang
harus selalu dilakukan setiap kali biaya naik sehingga pengecer akan bingung.
Keseringan merubah lini harga akan merusak citra toko. Apabila situasi harga
tetap, margin laba ditekan serendah mungkin, pengecer bisa selalu mencari harga
produk yang tidak terlalu tinggi. Pihak produsen juga bisa menolong para
lebih murah) pengecer bisa mempertahankan harga pada tingkat yang tetap.
juga yang secara tegas mencantumkan harga eceran tinggi, mereka yang
harga pelopor dan kemudian tertarik untuk membeli produk lain dengan harga
biasa. Hasil diharapkan bisa berupa laba total dan volume penjualan total. Tujuan
umum dari undang-undang ini baik, yaitu mencegah praktek penurunan harga
praktek banting harga sebagai strategi promosi dan strategi harga. Lagi pula
tujuan daripada bisnis adalah menghasilkan laba dari operasi total tidak perlu dari
memberi harga dengan gasal seperti misalnya permen coklat seharga Rp. 5.995,-
dan buku seharga Rp. 6.000,-. Beberapa studi lapangan kurang mendorong
selama beberapa tahun ini belum terlihat tanda-tanda akan mereda. Bagi eksekutif
mempunyai pilihan antara penekanan persaingan harga atau persaingan non harga.
perusahaan. Dengan harga yang rendah biasanya pelayanan yang ditawarkan juga
potongan harga selalu bersaing dengan cara seperti ini. Dari sebuah perusahaan
a) Perubahan harga
paling tidak ingin menentukan jalannya sendiri. Dalam persaingan non harga,
dasar pandangan seperti ini bisa terjadi karena posisi perubahan sebagai penjual
tidak terlalu berubah, meskipun pesaing mulai banting harga. Juga kesetiaan
pembeli terhadap produk akan tetap terjaga, karena harga bukan satu-satunya ciri
pembeda perusahaan. Dengan strategi persaingan harga pembeli akan setia pada
Dua metode utama persaingan non harga adalah promosi dan pembeda
produk. Selain itu juga perusahaan yang akan menekan keragaman dan kualitas
pelayanan perusahaan pada pelanggan. Salah satu bentuk persaingan non harga
(diluar promosi dan pembedaan produk) adalah kartu dagang atau kartu yang
5. Jenis-Jenis Potongan
Untuk memperoleh gambaran secara lebih jelas mengenai teori di atas maka
sesuai dengan pemecahan masalah yang ada, dibawah ini akan diuraikan tentang
sebagai berikut:
oleh seorang penjual untuk menarik seorang pelanggan membeli dalam jumlah
yang lebih besar dari biasanya. Potongan berdasarkan pada jumlah pembelian
dalam rupiah atau dalam unit. Potongan kuantitas dapat dilakukan dengan
2) Potongan kumulatif
potongan dari harga tercatat (daftar harga) yang ditawarkan ke pembeli yang
potongan kepada agen 15 % dengan syarat yang 10% diberikan kepada pengecer.
karena membayar kontan atau membayar dalam jadwal pelunasan yang telah
1) Potongan prosentase
sejumlah payung hujan di musim panas akan menerima potongan sebesar 5%,
10% dan 15%. Pesanan-pesanan yang tiba diluar musim (off season) membantu
daripada grosir dan pengecer selama musim salju. Tetapi tagihan akan diberikan
tanggal 1 April tahun depan, kondisinya 2/10 dan n/30. Pesanan yang diberikan
pengecer menunggu membayar hutangnya setelah musim salju tiba dan beberapa
penjual sebagai imbalan promosi yang dilakukan oleh pembeli. Misalnya pabrik
alat-alat besar bangunan membeli beberapa jenis barang gratis untuk para
penyalur sebagai imbalan pemeragaan produk eceran teratur. Atau pabrik akan
digunakan sesuai dengan jenis perusahaan dalam memilih jenis potongan harga.
6. Tujuan Penetapan Harga
perusahaan dapat tercapai. Hal ini penting karena tujuan perusahaan merupakan
termasuk kebijakan penetapan harga. Tujuan ini berasal dari perusahaan itu
sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa setepat mungkin.
f. Memproduksikan produknya.
a. Keadaan perekonomian
c. Elastisitas permintaan
d. Persaingan
e. Biaya
f. Tujuan perusahaan
g. Pengawasan pemerinta
8. Konsep Penjualan
tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu organisasi
harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.” (Kotler, 2002:16).
pembelian dan untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa perusahaan
memiliki cara penjualan dan peralatan promosi yang efektif untuk merangsang
tujuan pemasaran adalah membuat kegiatan menjual berjalan lancar. Dalam hal ini
adalah mengetahui dan memahami para pelanggan dengan baik sehingga produk
atau jasa yang dihasilkan perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual
untuk membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produk atau
dan Amstrong (2001:18) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan
biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu
organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promisi yang agresif.” (Kotler,
2002:16).
karena penjualan tanpa adanya bauran pemasaran tidak akan terjadi suatu
penjualan