I. Tujuan
1. Melakukan persiapan untuk molecular docking
2. Melakukan validasi metode docking
3. Melakukan analisis hasil molecular docking
II. Prinsip
Teknik penambatan ligand ke dalam sisi aktif reseptor yang dilanjutkan dengan
evaluasi molekul berdasarkan kecocokan konformasi struktur dan sifat.
Interaksi yang terjadi apabila suatu ligan ditempelkan pada suatu makromolekul,
akan mempengaruhi struktur 3 dimensinya, yang dipengaruhi oleh adanya kontribusi
interaksi elektrostatik, van der waals, ikatan hidrogen dan sumbangan interaksi yang
lain. Akibatnya ada beberapa kemungkinan tipe konformasi bersama yang terbentuk.
Konformasi yang terbentuk tersebut dalam docking diketahui dengan melihat tempat
penempelan (binding site), tipe penempelan (binding mode) dan energi penempelan
(binding energi) (Aatukaapru & Janne ojanen, 2002)
Menurut Kitchen et al., 2004 ada dua masalah umum yang dijumpai dalam
docking molekul, masalah yang pertama adalah pemilihan fungsi energi yang
digunakan selama proses docking serta pemilihan algoritma yang tepat. Autodock
merupakan software yang digunakan untuk proses docking. Algoritma yang disediakan
dalam proses docking pada autodock adalah SA (Simulated Annealing Monte Carlo),
algoritma genetik, Local search (LS) dan algoritma Lamarckian Genetik. Pemetaan
dengan algoritma SA dilakukan secara acak ke seluruh area pada protein. Kelemahan
metode ini hanya cocok untuk ligan yang fleksibelitasnya maksimal 8 ikatan yang
mampu berotasi, diatas 8 perhitungan akan menjadi sulit karena banyaknya
IV. Prosedur
1. Buka file .pdb dari 4AC2 di discovery studio visualizer 2016
6. Buka file protein dengan cara file > read molecule, kemudian pilih file 4AC2-
protein.pdb.
7. File *.pdb ini tidak memiliki atom hidrogen, maka sebelum melakukan simulasi,
atom hidrogen harus ditambahkan terlebih dahulu. Klik edit > hidrogen > add.
Kemudian akan muncul dialog box seperti berikut Pilih polar only kemudian ok.
Amati perubahan yang terjadi pada visualisasi protein.
8. Simpan file PDB protein yang telah ditambahkan hidrogen. Caranya file > save
> writePDB. Simpan protein pada folder tempat instalasi autodock tools.
9. Sembunyikan tampilan file protein, kemudian masukan file 43F.
Pada bagian program pathname, pilih browse dan cari file aplikasi autogrid
(autogrid.exe). file aplikasi ini akan berada pada folder system32 ditempat
Akan muncul dialog box seperti gambar diatas. Hal ini menandakan proses
docking sedang berlangsung. Tunggu hingga dialog box ini menghilang secara
otomatis, yang artinya proses telah selesai dilakukan.
Jika proses sudah selesai, buka bagian kotak hitam autodock tools. Cek apakah
proses berhasil atau tidak.
15. Setelah proses autogrid ini selesai dilakukan, lakukan persiapan untuk
melakukan proses docking. Persiapan file inputnya adalah sebagai berikut:
a. Docking > Macromolecule > Set Rigid Filename
Kemudian pilih file 4AC2_protein.pdbqt.Klik open
b. Docking > ligand > choose
18. Jika hasil RMSD tidak <2 A berarti parameter docking tidak valid. Ulangi
proses redocking dengan pengaturan parameter yang lain. jika hasil RMSD <2A,
parameter docking sudah valid.
19. Jika parameter docking valid, catat pengaturan gridbox yang digunakan pada
saat proses redocking.
Cari tampilan seperti berikut pada file 5ANG-validasi.dlg di notepad.
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa ukuran gridbox yang digunakan asdalah
40 x 40 x 40 untuk spacing 0,375 A. Coordinate central grid point = (-1.825,
7.588, 14.248)
V. Data Percobaan
4AC2 (CRYSTAL STRUCTURE OF TRANSTHYRETIN IN COMPLEX WITH
LIGAND C-7
Lebih banyak area berwarna merah dibandingkan area berwarna hijau. Dimana artinya
struktur tersebut tidak dapat diputar, dan jika tidak dapat berputar maka senyawa
tersebut dikatakan rigid.
Ukuran Grid Box untuk validasi dan Visualisasi Grid Box pada validasi
Pada saat melakukan parameter docking, untuk number of GA Runs dipilih nomor
10, dan untuk maximum number of evals dipilih medium