Bioluminesense Pada Kunang-Kunang
Bioluminesense Pada Kunang-Kunang
RJun
Secara fisika, pancaran cahaya pada kunang-kunang terbang disebabkan kerena adanya
molekul pada keadaan dasar mengalami eksitasi kemudian molekul tersebut kembali lagi
kekeadaan dasar, energi yang dimiliki molekul pada saat eksitasi digunakan untuk
mengeluarkan cahaya pada keadaan dasar. maka ia akan memancarkan cahaya pada panjang
gelombang emisi 540. Pada saat foton masuk bertumbukan langsung dengan atom-atom
material dan menyerahkan energinya pada elektron atom maka terjadi peristiwa Absorbansi.
Foton mengalami perlambatan dan akhirnya berhenti, sehingga pancaran sinar yang keluar dari
material berkurang dibanding saat masuk ke material. Asorbansi dari energi cahaya dapat
menyebabkan elektron tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi apabila energi yang
diabsorbsi tersebut lebih besar dari tingkat energi elektron tersebut. Absorbansi merupakan
logaritma kebalikan dari transmitansi (intensitas relatif). Secara fisika, pancaran cahaya pada
kunang-kunang terbang disebabkan kerena adanya molekul pada keadaan dasar mengalami
eksitasi kemudian molekul tersebut kembali lagi kekeadaan dasar, energi yang dimiliki
molekul pada saat eksitasi digunakan untuk mengeluarkan cahaya pada keadaan dasar. (Sari,
2012: 117).
Cahaya yang dikeluarkan kunang-kunang memiliki beberapa fungsi (Tristia, 2016: 5)
sebagai berikut:
1. Menarik lawan jenis
Kunang-kunang jantan akan terbang sambil mengerlipkan cahaya dengan ritme tertentu
untuk menarik lawan jenisnya. Kunang-kunang betina yang merasa tertarik dengan kerlipan
kunang-kunang jantan akan merespon dengan kerlipan yang sama, sampai akhirnya kunang-
kunang jantan mendekati kunang-kunang betina dan melakukakn perkawinan.
2. Mempertahankan diri
Zat luciferin yang dimiliki kunang-kunang memiliki rasa yang tidak enak dan pahit.
Kerlipan tersebut merupakan sinyal bagi pemangsa serangga bahwa tubuh kunang-kunang
tidak enak (pahit). Beberapa predator yang telah memakan kunang-kunang akan menyisakan
bagian abdomen kunang-kunang.
3. Kegiatan perburuan
Pada spesies tertentu (Photuris betina), cahaya digunakan untuk kegiatan perburuan
dengan cara memanipulasi cahaya menyerupai betina yang lain sehingga pejantan yang
memiliki ritme kerlipan serupa akan berpikir bahwa itu adalah betinanya. Setelah pejantan
tersebut mendekat maka pejantan tersebut akan dimangsanya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Resti. 2007. Mengenal Kunang-Kunang melalui Habitat dan Ciri-ciri Morfologi. Artikel
Ilmiah Dosen Muda 2007. Dipublikasi. Universitas Andalas.
Sari, Melfita dan Ratnawulan dan Gusnedi. 2012. Karakteristik Fisis Pemancaran Cahaya Kunang -
Kunang Terbang (Pteroptyx tener). PILLAR OF PHYSICS, Vol. 1. April 2014, 113-120.
Dipublikasi. Universitas Negeri Padang.
Tristia, Apni Umiarti dan Made Sukana. 2016. KUNANG KUNANG (FIREFLY) : Serangga
Bercahaya, Petualangan Eksotis Malam Hari. Bali.