Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA PRAKTIKUM KE IV

PENGUKURAN KADAR KLOROFIL

NAMA : Khevalin Kwardoyo

NIM : 24020118140061

KELOMPOK :4

HARI/TANGGAL : Kamis, 17 Oktober 2019

ASISTEN : Noor Laila Safitri

LABORATORIUM BSF TUMBUHAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 12 November 2019

Mengetahui,

Asisten Praktikan

Noor Laila Safitri Khevalin Kwardoyo


24020117130055 24020118140061
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klorofil adalah pigmen yang terdapat pada tumbuhan yang sudah
dikonsumsi dan dugnakan sebagai suplemen makanan. Sumber klorofil itu sendiri
berasal dari klorofil daun alfalfa, maupun dari alga (Spirulina sp. dan Chlorella).
Setiap tumbuhan memiliki Banyaknya kandungan klorofil sehingga berpotensi
sebagai sumber klorofil. Biasanya klorofil digunakan untuk membantu tanaman
mengoptimalkan fungsi imunitas, metabolim dan sebagainya (Setiari dkk, 2009).
Terdapat berbagai jenis klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a merupakan jenis
klorofil yang penting dalam proses fotosintesis. Klorofil ini terdapat pada semua
makhluk hidup yang dapat berfotosintesis. Terdapat dua pusat reaksi fotosintesis
yang berbeda yakni fotosintesim I dan fotosintesim II. Keduanya dibedakan
berdasarkan kemampuannya dalam menyerap cahaya panjang dengan gelombang
yang berbeda (Mulyani, 2010).
Klorofil termasuk dalam kelompok molekul bioorganik yang paling penting
karena mereka adalah pigmen utama dalam fotosintesis, mampu menyerap energi
cahaya dan konversi ke energi kimia yang diperlukan untuk biosintesis karbohidrat
dan senyawa lain dalam organisme fotosintesis seperti tanaman, alga dan bakteri
fotosintetik (Milenković et. al, 2012).

Spektrofotometri merupakan alat yang terdiri dari spektrofotometer dan


fotometer yang akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
energi secara relatif. Jika energi yang dihsilkan ditransmisikan maka energy
tersebut akan ditangkap oleh klorofil. Fotometer berfungsi menyaring sinar dari
panjang gelombang sehingga akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya
spesifikasi panjang gelombang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menganalisis kandungan pigmen fotosintetik pada daun?


2. Bagaimana menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang
tertentu?

1.3 Tujuan

1. Mampu menganalisis kandungan pigmen fotosintetik pada daun.

2. Mampu menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang


tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pigmen Tanaman


Pigmen merupakan suatu molekul yang dapat menyerap serta memantulkan
cahaya matahari. Susunan warna ditemukan dalam jaringan tanaman seperti pada
daun, bunga, dan buah, yang mana bertanggung jawab atas keberadaan dari ribuan
berbagai jenis pigmen tumbuhan. Klorofil dan karotenoid dianggap bertanggung
jawab atas warna hijau tumbuhan (Singh, 2012).
Pigmen fotosintetik merupakan zat yang memiliki struktur kimia yang
sangat berbeda antar pigmen. Pigmen tersebut dapat tersedia dalam bentuk pigmen
porfirin (klorofil a, b dan c), karotenoid, antosianin dan flavones. Kandungan
pigmen daun bervariasi tergantung pada spesies tanaman. Variasi dalam pigmen
daun dipengaruhi oleh faktor internal dan kondisi lingkungan disekitarnya
(Sumanta et.al., 2014).
Pigmen-pigmen dalam tumbuhan dapat ditemukan pada plastida dan
vakuola. Tumbuhan memiliki bermacam-macam pigmen diantaranya adalah
klorofil dan karitenoid. Klorofil terdapat pada kloroplas sedangkan karotenoid
terdapat pada kromoplas. Kromoplas mengandung sedikit klorofil atau bahkan
tidak terdapat klorofil sama sekali. Terdapat beberapa pigmen lain dalam tumbuhan
selain klorofil dan karotenoid yaitu dari kelompok flavonoid seperti antosianin dan
flavon (Fretes dkk, 2012).

2.1.1 Klorofil

Gambar 2.1.1 Struktur Kimia Klorofil (Rasyid, 2009)


Semua tumbuhan yang memiliki kandungan pigmen klorofil didalam
jaringannya dan dengan adanya cahaya matahari pasti akan mengalami reaksi
proses fotosintesis. Klorofil sendiri pada dasarnya terdiri atas klorofil-a, b, dan c
yang mana ketiganya sangat penting dalam proses fotosintesis yakni merupakan
dasar pembentukan zat-zat organic di alam (Rasyid, 2009).
Fotosintesis merupakan suatu proses yang mengubah energi cahaya dari
matahari menjadi energi kimia untuk tanaman. Mekanisme ini dilakukan dengan
adanya pigmen tumbuhan yang merupakan molekul makro yang dihasilkan oleh
tanaman. Pigmen ini menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya tampak
untuk menyediakan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Klorofil diperlukan
untuk fotosintesis, tetapi pigmen aksesori mengumpulkan dan energi transfer ke
klorofil (Kumari et. al, 2012).
Adapun fungsi penting klorofil dalam proses fotosintesis yakni Pemanfaatan
energi matahari, pemicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbonhidrat dan
penyediaan energi bagi ekosistem ynag mana secara keseluruhan merupakan fungsi
utama yang dimiliki oleh klorofil didalam tanaman (Ai dkk. 2011).

2.1.2 Karotenoid

Gambar 2.1.2 Struktur Kimia Karotenoid (Heriyanto, 2009).

Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada


umumnya disusun oleh delapan unit isoprena, dimana kedua gugus metil yang dekat
pada molekul pusat terletak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus metil lainnya
terletak pada posisi C1 dan C5 serta diantaranya terdapat ikatan ganda terkonjugasi.
Semua senyawa karotenoid mengandung sekurang-kurangnya empat gugus metil
dan selalu terdapat ikatan ganda terkonjugasi diantara gugus metil tersebut. Adanya
ikatan ganda terkonjugasi dalam ikatan karotenoid menandakan adanya gugus
kromofora yang menyebabkan terbentuknya warna pada karotenoid. Semakin
banyak ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada karotenoid
tersebut yang mengarah ke warna merah (Heriyanto dkk, 2009).

2.2 Spektrum Absorbsi


Spektrum absorpsi adalah spektrum yang terjadi karena penyerapan panjang
gelombang tertentu dari suatu cahaya. Spektrum absorpsi terdiri atas sederetan
garis-garis hitam pada spektrum kontinu. Penyerapan terhadap panjang gelombang
tertentu terjadi pada foton yang memiliki energi tepat sama dengan selisih energi
antara tingkat eksitasi dengan tingkat dasar. Misalkan spektrum pada matahari.
Secara sepintas, matahari seperti spektrum kontinu, akan tetapi jika dicermati akan
tampak garis-garis gelap terang yang disebut garis-garis Fraunhofer yang
disebabkan oleh cahaya putih dari bagian inti matahari yang diserap oleh atom-
atom dan molekul-molekul gas dalam atmosfer matahari maupun atmosfer bumi
(Khopkar, 2008).
Penyerapan cahaya dalam spektrum terlihat oleh pigmen tumbuhan
menghasilkan refleksi spektrum yang unik. Cahaya ditangkap oleh proses
fotosintesis dan energi cahaya disimpan sebagai karbohidrat, melalui serangkaian
transfer elektron yang terjadi pada selaput tilakoid di kloroplas., kompleks pigmen-
protein tersebut akan disusun dalam dua fotosistem yang panen cahaya dan
mentransfer energi ke pusat-pusat reaksiyang terjadi did dalam kloroplas (Ustin,
2009).
2.3 Spektrofotometer

Gambar 2.3 Spektrofotometer (Cairns, 2009)


Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada
panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk
(Cairns, 2009). Menurut Cairns (2009) spektrofotometer terdiri dari 4 bagian
penting yaitu:
a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi
cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan
inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu
pijar biasa, daerah panjang gelombang 350 – 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan
cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang
tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai
tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya
terbuat dari kwars, plexiglass, kaca, plastik dengan bentuk tabung empat
persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah
UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca
tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam
cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap
cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah
cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh
penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah
berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan
yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Proses ini
disebut “absorpsi spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang digunakan
adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”, karena
memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri juga
menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan infra merah.
Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan
sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan (Lestari, 2010).

Prinsip kerja alat spektrofotometer monokromator menguraikan sinar yang


masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang
diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu, dan setiap gugus kromofor
mempunyai panjang gelombang maksimum yang berbeda. Dari monokromator
tadi, cahaya atau energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan
diperiksa di dalam kuvet. Jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan
menghasilkan sinyal elektrik pada detektor, yang mana sinyal elektrik ini sebanding
dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya sinyal elektrik yang
dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka (Cairns, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Mortir dan stamper
2. Kertas Saring
3. Corong
4. Gelas ukur
5. Labu ukur
6. Spektrofotometer
7. Alat tulis
8. Buku panduan praktikum
9. Buku laporan sementara

3.2.2 Bahan
1. Daun bayam merah
2. Daun bayam hijau
3. Daun sawi putih
4. CaCO3
5. Aseton
6. Aquades

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Ekstraksi Pigmen
1. 1 g daun tanaman bayam ditimbang.
2. Kemudian dihaluskan daun dengan mortar dan stamper serta memberi
sedikit CaCO3
3. Kemudian ditambahkan 80% aseton dan sampel larutan disaring dengan
kertas saring untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
4. Larutan yang telah disaring kemudian ditetapkan volumenya seperti semula
dengan menambah larutan aseton 80%.
5. Absorbansi larutan diukur dan dicatat pada buku laporan sementara.
3.3.2 Penggunaan Spektrofotometer
1. Alat disambungkan ke stop kontak dan tombol power ditekan
2. Ditunggu sampai semua ceklist “OK”
3. “Fotometri” dipilih dengan menekan tombol 1
4. Tombol “Go to WL” ditekan untuk memasukkan absorbansi yang akan
diukur
5. ketik 663 dengan tombol (untuk mencari absorbansi pada panjang
gelombang 663), tombol enter ditekan
6. Tempat sampel yang terdapat disamping layar dibuka untuk memasukkan
kuvet
7. Larutan blanko dimasukkan ke dalam tempat sampel. Blanko merupakan
larutan aseton yang digunakan sebagai pelarut klorofil. Kuvet harus
dalam keadaan kering
8. Cara memegang kuvet dengan memegang bagian yang blur atau bergaris-
garis, jangan memegang area yang bening. Area bening digunakan untuk
menghitung absorbansi
9. Cara memasukkan kuvet yaitu dengan bagian yang blur atau yang
bergaris menghadap ke arah kita. Sedangkan sisi bening berada di bagian
kanan dan kiri. Pasang kuvet sampai ujung kuvet menyentuh bagian
dalam.
10. Penutup tempat sampel ditutup
11. Tombol “start” ditekan
12. Pada layar akan terdapat sampel, ABS (absorbansi), dan
K*ABS(konstanta dikali absorban)
13. Larutan blanko diganti dengan kuvet yang berisi larutan sampel, dn
ditekan tombol “start”. Yang dicatat sebagai A663 adalah K*ABS
14. Kuvet dikeluarkan unutk menjaga bagian dalam tempat sampel tidak
rusak
15. Untuk mengganti panjang gelombang, tombol “return” ditekan, “go to
wl” dimasukkan panjang gelombang yang diinginkan , “enter” untuk
mendapatkan nilai absorbansi dari panjang gelombang tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum Fisiologi Tumbuhan Acara IV yang berjudul “Pengukuran Kadar


Klorofil” dilaksanakan pada hari Kamis 12 September 2019 di Laboratorium
Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Departemen Biologi FSM UNDIP. Tujuan
dari praktikum ini adalah mampu menganalisis kandungan pigmen fotosintetik pada
daun dan mampu menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang
tertentu. Alat yang digunakan antara lain mortir, stamper, kertas saring, corong,
gelas ukur, labu ukur, spektrofotometer, alat tulis, buku panduan praktikum, dan
buku laporan sementara. Bahan yang digunakan adalah daun tanaman bayam,
caco3, aseton, dan aquades.
Aseton berfungsi untuk mengekstraksi klorofil pada daun. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Setiari (2009) bahwa fungsi seton adalah untuk mengekstraksi
klorofil pada daun. Klorofil bersifat non polar sehingga dapat larut dalam aseton
yang juga bersifat non polar. Kertas saring berfungsi untuk menyering filtrat. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Setiari (2009) bahwa untuk meyaring filtrat
dibutuhkan kertas saring.

Penggerusan dilakukan agar daun lebih halus dan klorofilnya mudah larut
oleh aseton. Hal ini selaras dengan pernyataan Suyitno (2011) bahwa penggerusan
bertujuan untuk menghaluskan daun sehingga senyawa yang terkandung di
dalamnya mudah larut dalam pelarut etanol, sebab semakin halus daun maka
semakin luas permukaan untuk terjadi kontak dengan pelarut maka semakin banyak
zat yang dapat terekstrak.

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan filtrat yang mengandung pigem


dengan yang tidak. Hal ini sesuai dengan peryataan Suyitno (2011) bahwa
penyaringan dilakukan agar diperoleh filtrat yang mengandung pigmen tanamn ,
sedangkan residunya akan dibuang. Penyimpanan direfigerator dilakukan agar
filtrat tetap terjaga kualitasnya dan tidak menguap. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Suyitno (2011) bahwa penyimpanan filtrat direfrigerator bermaksud
untuk menjaga kualitas filtrat.

Sprektrofotometer digunakan untuk mengukur kadar klorofil dengan panjang


gelombang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Singh (2012) bahwa spektrofotometer
digunakan untuk mengukur kdadar klorofil dengan spektrum (panjang gelombang)
tertentu yang dipancarkan ke molekul klorofil yang ada didalam alat tersebut.

Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil
b. Klorofil a berfungsi sebagai penyerap energi cahaya dan juga merubahnya
menjadi energi kimia. Klorofil b berfungsi sebagai pengumpul energi cahaya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Taiz and Zeiger (2007) bahwa antara klorofil a dan b
memiliki struktur dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a disamping
bisa menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bisa merubah energi cahaya dan
tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari
klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol dan dapat larut dalam
ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton . Klorofil b berfungsi
sebagai antena yang mengumpulkan cahaya untukkemudian ditransfer ke pusat
reaksi. Pusat reaksi tersusun dari klorofil a. Energi cahaya akan diubah menjadi
energi kimia di pusat reaksi yang kemudian dapat digunakan untuk proses reduksi
dalam fotosintesis.

Kerotenoid adalah pigem berwarna kuning. Strukturnya alifatik atau alisiklik.


Hal ini sesuai dengan pernyataan Hariyanto (2009) bahwa Karotenoid adalah suatu
kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, atau merah orange .Pigmen
karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada umumnya disusun
oleh delapan unit isoprena.
Ulangan Sample A646 (nilai A663 (nilai A470 (nilai
K*ABS) K*ABS) K*ABS)

Sawi putih 0.4019 0.665 0.4370

Ulangan Bayam hijau 0.5923 0.5701 0.8296


1
Bayam merah 0.2508 0.2203 0.4921

Sawi putih 0.3885 0.0002 0.1210

Ulangan Bayam hijau 0.5537 0.5594 0.6025


2
Bayam merah 0.4247 0.1471 0.4683

Sawi putih 0.4758 0.1513 0.1791

Ulangan Bayam hijau 0.5390 0.5910 0.6160


3
Bayam merah 0.2780 0.3859 0.1066

Tabel 4.1 Nilai Absorbansi Pigmen

Sample Panjang Ulangan K*ABS Rata-


gelombang rata
K*ABS

1 0.4019
A646 2 0.3885 0.422
3 0.4758

1 0.665
Sawi A663 2 0.0002 0.272
putih
3 0.1513

1 0.4370
A470 2 0.1210 0.2457
3 0.1791

1 0.5923
A646 2 0.5357 0.555
3 0.5390

1 0.5701
Bayam A663 2 0.5594 0.5732
hijau
3 0.5901

1 0.8296
A470 2 0.6025 0.6827
3 0.6160

1 0.2508
A646 2 0.4247 0.317
3 0.2780

1 0.2203
Bayam A663 2 0.1471 0.2511
merah
3 0.3859

1 0.4921
A470 2 0.4683 0.3556
3 0.1066

Tabel 4.2 Rata-Rata Nilai Absorbansi

Sample Pigmen Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata


(µg/ml) (µg/ml) (µg/ml) (µg/ml) (µg/ml)

Ca 6,990 -1,089 0,5104 2,137


Sawi putih Cb 4,745 7,819 8,8168 7,126

Ck -0,400 -3,477 -3,734 -2,537

Ca 5,5501 5,274 5,5501 5,458


Bayam Cb 8,9657 8,3321 8,9643 8,754
hijau
Ck -0,611 -1,4206 -1,606 -1,212

Ca 1,985 0,602 3,930 2,172


Bayam Cb 3,940 3,655 3,655 3,75
merah
Ck 0,383 0,435 -1,446 -0,209

Tabel 4.3 Kandungan Pigmen Rata-Rata

Berdasarkan data tersebut maka kandungan ketiga pigmen rata-rata pada


sawi putih yaitu klorofil a sebanyak 2.137 µg/ml, klorofil b sebanyak 7.126 µg/ml,
dan karotenoid sebanyak -2.537 µg/ml. Lalu kandungan ketiga pigmen rata-rata
pada bayam hijau yaitu klorofil a sebanyak 5.458 µg/ml, klorofil b sebanyak 8.754
µg/ml, dan karotenoid sebanyak -1.212 µg/ml. Kemudian kandungan ketiga pigmen
rata-rata pada bayam merah yaitu klorofil a sebanyak 2.172 µg/ml, klorofil b
sebanyak 3.75 µg/ml, dan karotenoid sebanyak -0.209 µg/ml. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa kandungan pigmen terbanyak adalah pada daun bayam hijau
dibandingkan daun sawi putih dan bayam merah. Pada masing-masing ketiga daun
tanaman itu sendiri kandungan klorofil b lebih banyak dibandingkan klorofil a dan
karotenoid. Hal ini sesuai dengan Astawan (2013) bahwa daun-daun sayuran yang
berwarna hijau tua lebih banyak mengandung klorofil dan karotenoid dibanding
yang berwarna hijau muda. Meskipun data yang diperoleh tidak sesuai dengan
pendapat Astawan (2013) yang mengatakan bahwa pada daun sayuran yang lebih
hijau tua akan mengandung lebih banyak klorofil a dan sebaliknya pada daun
sayuran yang berwarna hijau muda lebih banyak mengandung klorofil b. Didalam
kloroplas juga terdapat pigmen lain yaitu karotenoid dimana semakin hijau warna
daun maka kandungan karotennya semakin tinggi. Data yang diperoleh dari
praktikum berupa nilai absorbansi melalui pengukuran spektrofotometri kemudian
dihitung dengan rumus Welburn untuk diketahui kandungan pigmennya, setelah itu
dari hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada ketiga jenis daun
tanaman yang dijadikan sampel percobaan hasilnya pigmen klorofil b lebih banyak
daripada klorofil a dan karotenoid. Menurut Sirait (2009) kandungan klorofil a bisa
menurun dan klorofil b meningkat salah satunya karena sebagai bentuk adaptasi
secara fisiologis tanaman terhadap efektivitas penyerapan energi radiasi pada
kondisi yang tidak ternaungi. Salah satu karakteristik penyinaran tinggi akibat tidak
adanya naungan adalah peningkatan kandungan klorofil daun (klorofil b) yang
berhubungan dengan bertambahnya kompleks pemanenan cahaya serta
membesarnya antena pada fotosistem I yang sesuai untuk efisiensi penangkapan
cahaya. Meskipun daun dalam keadaan normal proporsi klorofil a nya jauh lebih
banyak daripada klorofil b untuk menyesuaikan peran klorofil a yang lebih dominan
daripada klorofil b untuk fotosintesis. Klorofil a berperan secara langsung dalam
reaksi pengubahan energi radiasi menjadi energi kimia serta menyerap dan
mengangkut energi ke pusat reaksi molekul, sedangkan klorofil b hanya berfungsi
sebagai penyerap energi radiasi yang selanjutnya diteruskan ke klorofil a.

Data perhitungan kandungan pigmen tersebut dihitung dengan rumus


Welburn sebagai berikut:

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

Ckarotenoid = (1000 A470 - 3.27 Ca - 104 Cb) / 198

Berdasarkan praktikum yang dilakukan di dapatkan hasil nilai absorbansi


dari sample blanco 0,013 A646 = 0,581 , A663 = 0,0001 dan A470 = 0,0078, nilai
absorbansi pada sample sawi putih yaitu A646 = 0,4758, A663 = 0,153 dan A470
= 0,1791. Nilai absorbansi pada sample bayam hijau yaitu A646 = 0, 5930. A663 =
0,5910 dan A470 = 0,1,66. Nilai absorbansi pada bayam hijau yaitu A646 = 0,2780,
A663= 0,5910 dan A470= 0,6160, untuk sample bayam merah didapatkan hasil
yaitu A646 = 0,2780, A663 = 0,3859 dan A470= 0,1066.

Perbandingan hasil perhitungan klorofil a, b dan karotenoid pada sample


blanco yaitu klorofil a sebesar -1,631389, klorofil b yaitu 11,695 dan karoten
0,00614. Pada sawi putih klorofil a yaitu 0,510375, klorofil b yaitu 8,816815 dan
karoten yaitu 3,718079. Pada bayam hijau klorofil a yaitu 5,54978 , klorofil b yaitu
8,96436 dan karoten 1,505785. Pada sample bayam merah klorofil a yaitu 3,62746,
klorofil b yaitu 3,655063 dan karoten 1,321539. Berdasarkan hasil di atas dapat di
ketahui bahwa nilai klorofil a tertinggi pada sample bayam hijau, klorofil b
tertinggi pada sample blanco dan karoten tertinggi pada sample sawi putih. Hal ini
sesuai pendapat Setiari (2009) bahwa perbedaan hasil klorofil yang berbeda-beda
disebabkan oleh kemampuan masing masing tanaman dalam menyerap cahaya
salah satu karakteristik penyinaran rendah akibat adanya naungan adalah
peningkatan kandungan klorofil daun. Peningkatan ini berhubungan dengan
bertambahnya kompleks pemanenan cahaya (Light Harvesting Complex II ) serta
membesarnya antena pada fotosistem II yang mengakibatkan efisiensi penangkapan
cahaya meningkat.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Pada sawi putih klorofil a yaitu 0,510375, klorofil b yaitu 8,816815 dan
karoten yaitu 3,718079. Pada bayam hijau klorofil a yaitu 5,54978 , klorofil
b yaitu 8,96436 dan karoten 1,505785. Pada sample bayam merah klorofil a
yaitu 3,62746, klorofil b yaitu 3,655063 dan karoten 1,321539.
5.2 Cara penggunaan spektrofotometer antara lain alat dinyalakan terlebih
dahulu, tombol 1 ditekan, tombol ‘Go to WL’ ditekan, nilai absorbansi
dimasukkan, tekan enter, kuvet dimasukkan, penutup ditutup, dan tekan
tombol ‘start’, pada layar akan terdapat ABS (absorbansi) dan
K*ABS(konstanta dikali absorbansi). Untuk mengganti panjang gelombang,
tekan tombol ‘return’, ‘go to wl’ , masukkan panjang gelombang yang
diinginkan, tekan enter.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Hijau dan Analisis Usaha Tani.
Semarang : Aneka Ilmu.
Ai, Nio Song dan Yunia Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator
Kekurangan Air Pada Tanaman. Ilmiah Sains, 11 (2) : 166-173.
Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Fretes, H.D., AB. Susanto, B. Prasetyo, Heriyanto, H.P. Tatas, Brotosudarmo, dan
L. Limantara. 2012. Estimasi Produk Degradasi Ekstrak Kasar Pigmen Alga
Merah Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty Varian Merah, Coklat, dan
Hijau: Telaah Perbedaan Spektrum Serapan. Ilmu Kelautan, 17(1): 31-38.
Heriyanto dan Limantara, L. 2009. Produksi Karotenoid oleh Khamir Rhodotorula
sp”. Eksplanasi. 4(7):1-3.
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Press
Kumari, S.P Kiran, Y. Satya vani, V Sridevi, dan M.V.V. Chandana Lakshmi. 2012.
Separation And Observation Of Plant Pigments In Fertilizers Effected
Medicinal Plants Using Paper Chromatography. IJESAT 2 (2), 317 – 326.
Lestari, F. 2010. Bahaya Kimia: Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia di
Udara. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Milenković1, Sanja M., Jelena B. Zvezdanović, Tatjana D. Anđelković, dan Dejan
Z. Marković. 2012. The Identification Of Chlorophyll And Its Derivatives
In The Pigment Mixtures: Hplc-Chromatography, Visible And Mass
Spectroscopy Studies. Advanced technologies, 1(1) 16-24.
Mulyani, Sri. 2010. Anatomi Tumbuhan. 2010. Yogyakarta : Kanisius.
Pitojo, Setijo. 2012. Khasiat Cincau Perdu. Yogyakarta : Kansius.
Rasid, Abd. 2009. Distribusi Klorofil-A Pada Musim Peralihan Barat-Timur Di
Perairan Spermonde Propinsi Sulawesi Selatan. Sains dan teknologi, 9 (2) :
125-132.
Setiari, Nintya dan Yulita Nurchayati. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil Pada
Beberapa Sayuran Hijau Sebagai Alternatif Bahan Dasar Food Supplement.
BIOMA, 11 (1) :6-10.
Singh, shachi. 2012. Isolation and Identification of Pigmen Molecules From Leaves
of Prosopis Juliflora. Pharmasi, 3(4) 150-152.
Sirait, Juniar. 2009. Luas Daun, Kandungan Klorofil, dan Laju Pertumbuhan
Rumput pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. Jurnal Ilmiah.
13(2): 109-116.

Sumanta, N., C. I. Haque, J. Nishika, and R. Suprakash. 2014. Spectrophotometric


Analysis of Chlorophylls and Carotenoids from Commonly Grown Fern
Species by Using Various Extracting Solvents. Chemical Sciences, 4(9):
63-69.

Suyitno, M . 2011. Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Lanjutan. Yogyakarta


: UNY
Taiz L and Zeiger E. 2007. Plant Physiology. Tokyo: The Benjamin Company
Inc.

Ustin, Susan L., A.A. Gitelson, Stéphane Jacquemoud, Michael Schaepman,


Gregory P. Asner, John . Gamon, dan Pablo Zarco-Tejada. 2009. Retrieval
Of Foliar Information About Plant Pigment Systems From High Resolution
Spectroscopy. Remote Sensing of Environment 113 : 67–77.
LAMPIRAN

Sample A646 (nilai K*ABS) A663 (nilai K*ABS) A470 (nilai K*ABS)

Sawi putih 0.4019 0.665 0.4370

Bayam hijau 0.5923 0.5701 0.8296

Bayam merah 0.2508 0.2203 0.4921

Tabel 6.1 Data Spektrofotometri Ulangan 1

Rumus Welburn

Sawi putih

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.665) – 2.81 (0.4019)

= 6.990 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.4019) – 5.03 (0.665)

= 4.745 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.4370) – 3.27 (6.990) – 104 (4.745)) / 198

= -0.400 µg/ml

Bayam hijau

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.5701) – 2.81 (0.5930)

= 5.5501 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.5930) – 5.03 (0.5923)

= 8.9657 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198


= (1000 (0.8296) – 3.27 (5.5501) – 104 (8.9657)) / 198

= -0.611 µg/ml

Bayam merah

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.2203) – 2.81 (0.2508)

= 1.985 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.2508) – 5.03 (0.2203)

= 3.940 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.4921) – 3.27 (1.985) – 104 (3.940)) / 198

= 0.383 µg/ml

Sample A646 (nilai K*ABS) A663 (nilai K*ABS) A470 (nilai K*ABS)

Sawi putih 0.3885 0.0002 0.1210

Bayam hijau 0.5537 0.5594 0.6025

Bayam merah 0.4247 0.1471 0.4683

Tabel 6.2 Data Spektrofotometri Ulangan 2

Rumus Welburn

Sawi putih

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.0002) – 2.81 (0.3885)

= -1.089 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.3885) – 5.03 (0.0002)


= 7.819 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.1210) – 3.27 (-1.089) – 104 (7.819)) / 198

= -3.477 µg/ml

Bayam hijau

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.5594) – 2.81 (0.5537)

= 5.274 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.5537) – 5.03 (0.5594)

= 8.3321 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.6025) – 3.27 (5.274) – 104 (8.3321)) / 198

= -1.4206 µg/ml

Bayam merah

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.1471) – 2.81 (0.4247)

= 0.602 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.2780) – 5.03 (0.3859)

= 3.655 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.4683) – 3.27 (0.602) – 104 (3.655)) / 198

= 0.435 µg/ml
Sample A646 (nilai K*ABS) A663 (nilai K*ABS) A470 (nilai K*ABS)

Sawi putih 0.4758 0.1513 0.1791

Bayam hijau 0.5390 0.5910 0.6160

Bayam merah 0.2780 0.3859 0.1066

Tabel 6.3 Data Spektrofotometri Ulangan 3

Rumus Welburn

Sawi putih

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.1513) – 2.81 (0.4758)

= 0.5104 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.4758) – 5.03 (0.1513)

= 8.8168 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.1791) – 3.27 (0.5104) – 104 (8.8168)) / 198

= -3.734 µg/ml

Bayam hijau

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.5910) – 2.81 (0.5930)

= 5.5501 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.5930) – 5.03 (0.5910)

= 8.9643 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.6160) – 3.27 (0.5501) – 104 (8.9643)) / 198


= -1.606 µg/ml

Bayam merah

Ca = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)

= 12.21 (0.3859) – 2.81 (0.2780)

= 3.930 µg/ml

Cb = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)

= 20.13 (0.2780) – 5.03 (0.3859)

= 3.655 µg/ml

Ckarotenoid = (1000 (A470) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.1066) – 3.27 (3.930) – 104 (3.655)) / 198

= -1.446 µg/ml
Kandungan Pigmen Sawi putih

Ca = 12.21 (A663 rata-rata) – 2.81 (A646 rata-rata)

= 12.21 (0.272) – 2.81 (0.422)

= 2.137 µg/ml

Cb = 20.13 (A646 rata-rata) – 51.03 (A663 rata-rata)

= 20.13 (0.422) – 51.03 (0.272)

= 7.126 µg/ml

Ck = (1000 (A470 rata-rata) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.2547) - 3.27 (2.137) - 104 (7.126)) / 198

= -2.537 µg/ml

Kandungan Pigmen Bayam Hijau

Ca = 12.21 (A663 rata-rata) – 2.81 (A646 rata-rata)

= 12.21 (0.5732) – 2.81 (0.555)

= 5.458 µg/ml

Cb = 20.13 (A646 rata-rata) – 51.03 (A663 rata-rata)

= 20.13 (0.555) – 51.03 (0.5732)

= 8.754 µg/ml

Ck = (1000 (A470 rata-rata) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.6827) - 3.27 (5.458) - 104 (8.754)) / 198

= -1.212 µg/ml

Kandungan Pigmen Bayam Merah

Ca = 12.21 (A663 rata-rata) – 2.81 (A646 rata-rata)

= 12.21 (0.2511) – 2.81 (0.317)

= 2.172 µg/ml

Cb = 20.13 (A646 rata-rata) – 51.03 (A663 rata-rata)


= 20.13 (0.317) – 51.03 (0.2511)

= 3.75 µg/ml

Ck = (1000 (A470 rata-rata) - 3.27 (Ca) - 104 (Cb)) / 198

= (1000 (0.3556) - 3.27 (2.172) - 104 (3.75)) / 198

= -0.209 µg/ml

Anda mungkin juga menyukai