Lingkungan
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Dr. Ratna Komala, M.Si.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima
kasih tak lupa kami haturkan kepada pihak pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih pula kepada Ibu
Dr. Ratna Komala, M.Si. selaku pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu
memberikan bimbingan.
Akhir kata, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan
terutama oleh pembaca. Karena bagaimanapun tidak ada hal yang sempurrna di dunia
ini termasuk makalah kami. Terima kasih.
Jakarta, 26 Maret
2018
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reptil merupakan kelas dari filum chordata. Kelompok hewan ini
menjadi mayoritas yang mendiami bumi pada zaman mesozoikum. Ukuran yang
besar pada reptil masa mesozoikum didukung oleh lingkungan yang memadai,
seperti banyaknya makanan yang tersedia pada masa itu. Namun sebagian besar
telah punah. Kepunahan tersebut terjadi akibat bumi yang terhujam oleh meteor
besar. Hal itu membuat sebagian besar makhluk hidup pada zaman itu punah dan
Lingkungan di bumi berubah secara drastis.
Reptil yang bertahan dan hidup pada masa kini dihadapkan dengan
lingkungan yang berbeda dari masa mesozoikum yang sangat mendukung
kehidupan reptil. Perbedaan lingkungan mendorong hewan-hewan reptil untuk
dapat beradaptasi agar dapat bertahan hidup. Penyesuaian diri terhadap
lingkungan atau adaptasi pada setiap makhluk hidup memiliki cara yang
berbeda-beda baik dalam penyesuaian bentuk tubuh, fungsi organ ataupun
tingkah laku.
Pada reptil seperti bunglon memiliki cara untuk beradaptasi seperti
penyesuaian warna tubuh dengan lingkungan, dan lidahnya yang panjang dan
lengket. Kedua hal tersebut merupakan usaha bagi bunglon untuk dapat bertahan
hidup baik untuk mencari makan atau untuk terlindungi dari pemangsa. Cara
beradaptasi tersebut merupakan hasil dari suatu proses kerjasama antara organ-
organ yang kompleks. Oleh karena itu penulis akan memaparkan keunikan
proses adaptasi tersebut secara fisiologis.
B. Rumusan Masalah
Sesuai penjabaran pada latar belakang, penulis merumuskan rumusan
mamasal “Bagaimana adaptasi fisiologi bunglon terhadap lingkungan?”
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
Salah satu jenis adaptasi yaitu adaptasi fisiologi. Secara arti adaptasi fisiologi
yaitu cara makhluk hidup untuk menyesuiakan diri terhadap lingkungannya dengan
melalui fungsi kerja pada organ tubuhnya yang bertujuan agar dapat bertahan hidup.
Jenis adaptasi fisiologi ini sedikit sulit untuk diamatai karena terjadi pada bagian dalam
organ tubuh makhluk hidup. Secara tepatnya, adaptasi fisiologi adalah adaptasi yang
mencakup fungsi alat tubuh. Adaptasi ini bisa dalam bentuk enzim yang didapatkan dari
suatu organisme. Tetapi adaptasi fisiologi bisa bersifat reversibel atau bisa kembali pada
kondisi awal/semula.
Hampir semua makhluk hidup melakukan adaptasi termasuk reptil. Salah satu
jenis reptil yaitu bunglon memiliki beberapa bentuk adaptasi salah satunya adalah
adaptasi fisiologi dengan mimikri. Bunglon sendiri merupakan hewan berdarah dingin
(poikiloterm) yang mendominasi pada era mesozoik dengan keragaman struktur yang
lebih besar daripada aves.Reptil telah kehilangan spesialisasinya untuk hidup di
perairan, diantaranya insang, pasangan organ lateral dan kelenjar mukosa eksternal.
Jumlah spesies reptil yang masih hidup di muka bumi ini sekitar 5.800. Reptil
diklasifikasi menjadi empat grup besar diantaranya crocodilia, sphenodonita, squamata,
dan testudine.
1. Pengertian Mimikri
5
Sebelum membahas mengenai mekanisme terjadinya mimikri pada
bunglon, perlu diketahui mengenai perbedaan antara mimikri dengan
kamuflase, mungkin tidak sedikit yang menganggap kedua istilah tersebut
sama, karena memang keduanya adalah perilaku untuk pertahanan diri, tetapi
terdapat perbedaan antara keduanya. Mimikri merupakan proses adaptasi
dimana warna kulit hewan akan berubah karena peranan pigmen kulit sesuai
dengan tempat yang disinggahi untuk melindungi diri dari predator dan
mencari mangsanya, contohnya seperti bunglon, sedangkan kamuflase
adalah proses adaptasi yang menyamakan atau menyeragamkan warna kulit
dengan lingkungan sekitarnya untuk melindungi diri dari predator atau untuk
mencari makan, contoh: katak serasah di serasah daun, belalang di daun, dll.
Jadi secara singkatnya mimikri adalah salah satu cara hewan berkamuflase.
2. Mekanisme Mimikri
6
berupa protein besar dengan bentuk tiga dimensi. Protein tersebut hanya
akan berikatan dengan hormon tertentu yang sesuai dengan analognya yaitu
senyawa yang mempunyai gugus fungsional sama dengan gugus fungsional
hormon tersebut.
Pada dasarnya, kulit bunglon terdiri dari sel-sel khusus yang memiliki
warna atau pigmen di dalamnya. Sel-sel ini terletak di lapisan bawah kulit
luar bunglon. Lapisan-lapisan ini berisi sel yang terkait erat satu sama lain
yang disebut chromatophores. Lapisan ini memantulkan cahaya dan
dipenuhi pigmen melanin. Lapisan atas chromatophores memiliki pigmen
merah atau kuning, sedang lapisan bawah memiliki pigmen biru atau putih.
3. Faktor-faktor Mimikri
Namun tidak hanya karena rangsang cahaya saja yang dapat merangsang
bunglon untuk merubah warnanya, tetapi suhu tubuh, tingkat tekanan, dan
perubahan suasana hati seperti terkejut, stress, takut, birahi biasanya juga
diekspresikan dengan merubah warna kulitnya. Karena faktor-faktor
7
tersebut, sinyal neurotransmitter tertentu pada sel chromatophores akan
berkontraksi dan akan menyebabkan warna kulitnya berubah.
8
BAB III
9
DAFTAR PUSTAKA
10