IV
Pencatatan dan Pelaporan
TB (P2TB)*
Modul Pernafasan
Diambil dari Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Cetakan ke 8, Jakarta, 2002
Petunjuk Praktikum
Skenario:
Pada bulan Januari 2009, ada 8 orang pasien datang ke Puskesmas Anda dengan berbagai gejala dan karakteristik
TB. Pasien tersebut adalah:
Wasno, 42 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 2 Januari 2009 dengan diagnosa TB paru BTA
positif.
Handoyo, 29 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 6 Januari 2009 dengan diagnosa limfadenitis TB.
Taryono, 33 tahun, berobat setelah 3 bulan lamanya tidak berobat dan tidak menghabiskan regimen pengobatan
kategori 1 (sebagai penderita baru TB paru BTA positif) yang diberikan oleh dokter sebelumnya, datang tanggal 11
Januari 2009.
Warsinah, 29 tahun, berobat TB untuk yang ke-3 kalinya dengan diagnosa terakhir TB paru BTA negatif rontgen
positif, datang tanggal 13 Januari 2009.
Minah, 49 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 16 Januari 2009 dengan diagnosa TB milier berat
dengan pemeriksaan BTA positif. Pasien ini kemudian dirujuk ke RSU Daerah.
Daryono, 38 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 19 Januari 2009 dengan BTA negatif dan rontgen
positif, serta keadaan umum tampak sakit berat.
Gunawan, 44 tahun, berobat setelah 5 bulan tidak menghabiskan regimen pengobatan sebelumnya dengan diagnosa
terakhir TB paru BTA positif, datang pada tanggal 22 Januari 2009.
Dalam waktu 1x50 menit mahasiswa membaca buku petunjuk skill lab.
Dalam 1x50 menit berikutnya masing-masing kelompok kecil mempresentasikan hasil diskusinya.
PENCATATAN DAN PELAPORAN TB (P2TB)
Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sistem informasi
penanggulangan TBC. Untuk itu pencatatan & pelaporan perlu dilakukan berdasar klasifikasi dan tipe penderita.
Semua unit pelaksana program penanggulangan TBC harus melaksanakan suatu sistem pencatatan dan pelaporan
yang baku.
TB 08. Laporan triwulan Hasil Pengobatan Penderita TB Paru yang terdaftar 12 - 15 bulan lalu TB 09. Formulir
rujukan/pindah penderita
TB 11. Laporan Triwulan Hasil Pemeriksaan Dahak Akhir Tahap Intensif untuk penderita terdaftar 3-6 bulan lalu
Rekapitulasi TB 11 per kabupaten / kota dan propinsi (Penderita Baru BTA Positif, Penderita Kambuh, dan Gagal).
Rekapitulasi TB 13 propinsi.
2
: Nama lengkap : Tulis lengkap
: Tulis lengkap, kemudian dalam kurung tulis status PMO tersebut, misalnya: (petugas kesehatan), (kader), dll.
: Tulis lengkap.
: Diisi oleh wasor, sesuai nomor register TB kabupaten/kota (TR.03). : Nama unit yang memberi pengobatan.
UPK misalnya Puskesmas, Rumah Sakit,. BP4, klinik dan dokter praktek swasta dalam melaksanakan pencatatan,
dapat menggunakan formulir sebagai berikut:
UPK diharuskan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilaksanakan dan tidak diwajibkan membuat laporan.
Petugas kabupaten / kota akan mengambil data yang dibutuhkan dan mengisi dalam buku Register TB Kabupaten
(Form TB.03) sebagai bahan laporan yang pelaksanaannya dilakukan secara rutin. UPK yang banyak penderitanya,
misalnya Rumah sakit, dapat menggunakan buku pencatatan seperti Buku Register TB kabupaten (TB.03), tetapi
untuk nomor register diisi sesuai dengan nomor register yang diberikan oleh kabupaten/kota.
Laboratorium yang melakukan pewarnaan pembacaan sediaan dahak BTA menggunakan formulir pencatatan:
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menggunakan formulir pencatatan dan pelaporan sebagai berikut: Register TB
kabupaten (Formulir TB.03)
Laporan Triwulan Penemuan Penderita Baru dan Kambuh (Formulir TB.07) Laporan Triwulan Hasil Pengobatan
(Formulir TB.08)
Laporan Triwulan Hasil Konversi (Kruk Akhir Tahap Intensif (Formulir TB.11) Formulir Pemeriksaan Sediaan untuk
Cross Check (Formulir TB.12)
Propinsi menggunakan formulir pencatatan dan pelaporan sebagai berikut: Rekapitulasi TB.07 blok 1 per
kabupaten/kota.
Rekapitulasi TB.08 yang dibuat tersendiri untuk tiap tipe penderita per kabupaten/kota. Rekapitulasi TB.11 yang
dibuat tersendiri untuk tiap tipe penderita per kabupaten/kota.
Rekapitulasi TB.12 propinsi (Rekapitulasi Analisis Hasil Cross Check propinsi) per kabupaten/kota.
Nama Penderita
Alamat Lengkap
Tahun
3
Jenis Kelamin : Beri tanda ü pada kotak yang sesuai.
Klasifikasi Penyakit : Beri tanda ü pada kotak yang sesuai. Jika pilihan pada kotak Ekstra
Klasifikasi Penyakit :
Tuberkulosis paru : adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru).
1 Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
Pemeriksaan 3 spesimen dahak hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis
aktif.
Tuberkulosis ekstra paru : adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh selain paru. TBC ekstra paru dibagi
berdasarkan tingkat keparahannya
Misalnya TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar
adrenal.
Misalnya meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus,
TBC salurang kencing dan alat kelamin.
Catatan
:
Tulis hasil pemeriksaan lain yang dilakukan misalnya rontgen, tulis
Tipe Penderita:
Kasus Baru : adalah penderita yang belum pernah diobati dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan (30 dosis harian).
Pindahan : adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu UPK lain dan kemudian pindah berobat
ke UPK ini. Penderita tersebut harus membawa Surat Rujukan (Formulir TB 09).
Pengobatan setelah lalai : adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau
lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak
BTA positif.
Kambuh : adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya sudah pernah mendapatkan pengobatan tuberkulosis
dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
Lain-lain :
Gagal
Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu
bulan sebelum akhir pengobatan) atau lebih.
Adalah penderita dengan hasil BTA negatif rontgen positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan.
Kasus kronis
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2.
4
Tanggal
:
Adalah tanggal gradasi tertinggi.
No. Reg. Lab
: Nomor Register Lab sesuai formulir TB.05 yang dikirim kembali ke
Pembacaan Hasil:
Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan oleh laboratorium dengan menggunakan skala IUATLD
(International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) sebagai berikut:
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan.
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+).
Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+), minimal dibaca 20 lapang pandang.
BB (Kg)
:
Berat badan penderita (dalam kg).
Tahap Intensif
:
Beri tanda ü pada kotak kategori obat yang sesuai.
:
Di kolom bulan, tulis nama bulan pengobatan. Di kotak-kotak tanggal,
Contoh :
tanggal
6
7
8
9
10
11
12
13
tanda
√
√
Halaman ke 2 (bagian belakang) formulir TB.01:
Tahap Lanjutan : Beri tanda √ pada kotak kategori obat yang sesuai.
Kolom pemberian obat : Cara pengisiannya hampir sama seperti . pada tahap intensif. Pada
kotak tanggal beri tanda ü jika penderita datang mengambil obat atau
(strip) pada setiap "kotak tanggal" dimana obat akan diminum dan
Pengobatan TBC :
Tahap intensif
Pada tahap intensif, penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap semua OAT, terutama Rifampisin. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara
tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita
TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.
Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
Yahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Panduan OAT yang digunakan Indonesia oleh Program Nasional Penanggulangan TBC:
Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
Obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZE), kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan diberikan
tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan (4H3R3).
Penderita TBC Paru BTA Negatif Rontgen Positif yang “sakit berat”
5
Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan HRZE dan suntikan Streptomisin setiap hari di UPK.
Dilanjutkan satu bulan HRZE setiap hari. Setelah itu diteruskan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang
diberikan 3 kali dalam seminggu.
Kategori 3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan, diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR
selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu.
Penderita ekstra paru ringan, yaitu TBC kelenjar limfe (limfadenitis), pleuritis eksudativa unilateral, TBC kulit, TBC
tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
OAT sisipan
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif
pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap
hari selama 1 bulan.
Catatan
:
Disediakan untuk menulis informasi lain yang dianggap penting dari
penderita tsb.
Hasil Terakhir
:
Tulislah tanggal hasil akhir pengobatan
Tulis intensif atau lanjutan sesuai dengan tahap pengobatan yang diberikan.
Jumlah Obat yang diberikan
Tulis jumlah blister yang diberikan termasuk jumlah yang dibawa pulang.
Buku ini dipakai oleh Wasor TBC kabupaten / kota untuk mendaftar (mencatat) semua penderita yang diobati di unit
pelayanan kesehatan (UPK) dalam kabupaten / kota yang bersangkutan. Setiap penderita yang terdaftar akan diberi
nomor register kabupaten. Pemberian pengobatan kepada penderita harus segara dimulai meskipun kartu penderita
tersebut belurn mendapat nomor register kabupaten.
Tahun
: Tulis tahun yang sedang berjalan.
Tanggal registrasi
: Tulis tanggal pada waktu penderita tersebut di register.
No. Reg. TB. Kab
: Tulis nomor register tersebut dengan 3 digit, mulai dengan 001
kabupaten dengan nomor 023, 024, 025, 026 dan 027. Kemudian
pengobatan (TB.01).
Rejimen yang diberikan
: Tulis Kat.1, atau Kat.2 atau Kat.3 sesuai paduan pengobatan yang
diberikan.
Klasifikasi Penyakit
: Tulis P untuk penderita TB Paru; tulis EP untuk Ekstra Paru.
Tipe Penderita
: Tulis pada kolom yang sesuai dengan tipe penderita dengan huruf B
dalam kolom Lain-lain). Yang ditulis hanya salah satu saja, yang
lain dikosongkan.
Pemeriksaan Dahak
:
Tulis nomor Register Laboratorium dan hasilnya pada kolom
yang sesuai.
Tanggal Berhenti berobat
: Tulis tanggal pada kolom yang sesuai (hanya salah satu kolom
Buku ini untuk mencatat setiap melakukan pemeriksaan dahak dari seorang penderita (baik untuk penderita suspek
maupun untuk follow-up pengobatan). Buku ini diisi oleh petugas laboratorium yang melakukan pewarnaan dan
pembacaan sediaan dahak.
tanggal pemeriksaan.
Tanggal Pemeriksaan
: Tulis tanggal pemeriksaan sediaan dahak tersebut.
Nama Lengkap Penderita
:
Tulis nama lengkap.
Umur L / P
: Tulis umur dalam tahun pada kolom jenis kelamin yang sesuai.
Alamat
:
Tulis alamat lengkap.
Nama Unit Pengobatan
:
Tulis nama unit pengobatan yang meminta dilakukannya
dengan tingkat positifnya yaitu 1+, 2+, atau 3+ atau Neg pada kolom
yang sesuai. Kolom A untuk dahak sewaktu pertama, Kolom B
Bagian atas oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak Bagian bawah oleh petugas yang membaca sediaan
dahak.
Satu penderita menggunakan satu formulir. Satu Formulir digunakan untuk 3 spesimen (untuk diagnosis) atau untuk 2
spesimen (untuk follow-up pengobatan).
untuk akhir bulan ke berapa, dan tulis juga No. Reg. TB. Kab) dari
penderita tsb. Hal-hal ini tidak perlu diisi kalau alasan pemeriksaan tsb
untuk diagnosa.
Nomor identitas sediaan
: Nomor identitas sediaan terdiri dari 3 kelompok angka::
BTA negatif. Tidak boleh ditulis dengan tanda (+) atau (-).
Tingkat Positif
: Beri tanda rumput (ü) pada kotak, yang sesuai untuk tiap sediaan
yang diperiksa.
Diperiksa Oleh
: Bubuhi tanda tangan dan tulis nama lengkap petugas pemeriksa.
Formulir ini merupakan buku bantu bagi petugas TB di UPK yang mengobati penderita.
No.
Tulis umur penderita dalam tahun dalam kotak yang sesuai jenis kelamin
penderita tsb.
Hasil Pemeriksaan
Tulis alamat lengkap kolomnya, neg untuk negatif, dan 1+, 2+ dst. untuk hasil positif. A untuk dahak
penderita. sewaktu pertama, B untuk dahak pagi, dan C untuk dahak sewaktu kedua.
Tulis tanggal dan hasil Tulis No. Reg. Lab dari pemeriksaan tersebut. (kutip dari form. TB.05 bagian
pembacaan sediaan sesuai bawah).
VII. FORMULIR TB.07 (LAPORAN TRIWULAN PENEMUAN KASUS BARU DAN KAMBUH):
Laporan ini dibuat oleh petugas kabupaten / kota, sumber data dari buku register TB kabupaten (TB.03). Laporan
dibuat dan dikirim ke propinsi setiap triwulan. Misalnya pada permulaan April 2000 petugas kabupaten / kota harus
membuat laporan TB.07 dengan menghitung jumlah penderita yang terdaftar dalam buku register TB kabupaten
(TB.03) pada 1 Januari s/d 31 Maret tahun 2000. Laporan tersebut sudah harus diterima oleh propinsi paling lambat
tanggal 10 April 2000. Demikian juga untuk triwulan-triwulan berikutnya.
Propinsi
:
Tulis nama propinsi.
Kabupaten / Kota
: Tulis nama kabupaten / kota.
Nomor Kode Kabupaten / Kota
: Tulis nomor kode kabupaten/kota yang diberikan oleh Propinsi.
Jumlah Puskesmas (UPK) DOTS
: Tulis jumlah puskesmas (UPK) yang sudah melaksanakan strategi
DOTS.
Jumlah Suspek yang diperiksa
: Tulis jumlah suspek yang diperiksa triwulan tersebut.
Blok 1
:
Hitung dan tulis jumlah masing-masing kelompok (klasifikasi/tipe)
penderita baru BTA positif. Oleh karena itu, angka pada kotak L, P dan
T dari kolom 1 Blok 1 harus sama dengan angka pada kotak L, P, dan
VIII. FORMULIR TB.08 (LAPORAN TRIWULAN HASIL PENGOBATAN PENDERITA TBC YANG
TERDAFTAR 12 – 15 BULAN LALU):
Laporan ini dibuat oleh petugas kabupaten / kota. Sumber data berasal dari buku register TB kabupaten (TB.03).
Laporan dibuat pada setiap permulaan triwulan untuk melaporkan bagaimana hasil pengobatan kelompok penderita
yang terdaftar dalam buku register TB kabupaten pada 12 – 15 bulan yang lalu. Misalnya pada permulaan April 2000,
petugas kabupaten / kota melaporkan basil pengobatan penderita-penderita yang terdaftar pada 1 Januari s/d 31 Maret
1999. Laporan sudah harus diterima oleh propinsi paling lambat tanggal 10 April 2000. Demikian juga untuk triwulan-
triwulan berikutnya.
Triwulan / tahun : Tulis triwulan dan tahun laporan dibuat. Kemudian tulis bulan apa
Jumlah penderita TB P/W yang : Tulis jumlah penderita sesuai jenis kelamin dan tipe penderita.
terdaftar dalam triwulan tersebut Jumlah ini harus sama dengan jumlah yang pernah dilaporkan dalam
TB.07 pada 12 bulan yang lalu.
Sembuh (BTA Neg) : Tulis berapa penderita yang terdaftar dalam triwulan tersebut yang
dinyatakan sernbuh.
Pindah ke Kabupaten lain : Tulis jumlah penderita yang pindah berobat ke kabupaten lain dan
Default / D.O : Tulis jumlah penderita yang dinyatakan default / D.O (putus berobat
Gagal : Tulis jumlah penderita yang dinyatakan gagal (BTA yang masih tetap /
Jumlah penderita yang dievaluasi : Tulis jumlah penderita kolom 5 s/d 10.
Formulir ini digunakan bila ada seorang penderita akan dirujuk atau pindah berobat ke UPK diluar wilayah kabupaten /
kota. Formulir ini perlu untuk UPK yang baru, sehingga pengobatan dapat dilanjutkan dengan mudah. Bagian atas dari
Formulir ini diisi oleh petugas dari unit pengobatan yang mengirim penderita. Bagian bawah Formulir diisi oleh petugas
yang menerima rujukan / pindahan penderita, kemudian dikirim balik ke unit pengirim sehingga petugas pengirim tabu
bahwa penderita tersebut sudah meneruskan pengobatannya. Cara pengisian dari formulir ini cukup jelas (tidak perlu
diberikan petunjuk tambahan).
FORMULIR TB.10 (FORMULIR HASIL AKHIR PENGOBATAN DARI PENDERITA TBC PINDAHAN):
Formulir ini diisi oleh unit pengobatan yang menerima penderita pindahan. Formulir ini diisi setelah hasil akhir
pengobatan penderita pindahan tersebut diketahui, rnisalnya: sembuh, pengobatan lengkap, meninggal, default, gagal
atau pindah ke unit lain lagi. Formulir TB.10 dikirim ke unit pengobatan dimana penderita tersebut terdaftar pertama kali
karena hasil pengobatan penderita tersebut akan dilaporkan secara cohort (harus dilaporkan dari unit pengobatan
dimana penderita terdaftar pertama kali).
9
XI. FORMULIR TB.11 (LAPORAN TRIWULAN HASIL PEMERIKSAAN DAHAK AKHIR TAHAP
INTENSIF UNTUK PENDERITA TERDAFTAR 3 - 6 BULAN LALU):
Laporan dibuat oleh petugas kabupaten / kota sumber data dari buku register TB kabupaten (TB.03). Laporan dibuat
pada setiap permulaan triwulan untuk melaporkan bagaimana hasil pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap
intensif dari kelompok penderita yang terdaftar dalam buku register TB kabupaten pada 3 - 6 bulan yang lalu.
Misalnya pada permulaan April 2000, petugas kabupaten / kota melaporkan TB.11 dari penderita-penderita yang
terdaftar pada Oktober s/d 31 Desember 1999. Laporan sudah harus diterima oleh propinsi paling lambat tanggal 10
April 2000. Demikian juga untuk triwulan-triwulan berikutnya.
kemudian tulis dari bulan apa sampai bulan apa triwulan tersebut.
Jumlah penderita terdaftar untuk : Tulis jumlah penderita yang terdaftar dalam triwulan tersebut
diobati untuk masing-masing tipe penderita. Jumlah ini harus sama dengan
jumlah yang pernah dilaporkan dalam TB.07 pada 3 bulan yang lalu.
Jumlah penderita yang mengalami : Tulis jumlah penderita untuk masing-masing tipe penderita
konversi (BTA Neg) yang hasil pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap intensif sudah
menjadi negatif.
Jumlah penderita yang tidak : Tulis jumlah penderita untuk masing-masing tipe penderita yang hasil
mengalami konversi pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap intensif tetap positif.
Jumlah penderita yang tidak ada : Tulis jumlah penderita (untuk masing-masing tipe penderita) hasil
hasil pemeriksaan dahak pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap intensif tidak diketahui
Jumlah penderita meninggal, pindah , : Tulis jumlah penderita (untuk rnasing-masing tipe penderita yang
default dalam tahap intensif meninggal, pindah atau default dalam tahap intensif sehingga tidak
Formulir ini dipakai untuk pengambilan sediaan dahak dari laboratorium pemeriksa pertama (misalnya PRM, PPM,
dll) untuk dikirim ke laboratorium rujukan (misalnya BLK) dengan maksud untuk di cross check. Formulir ini diisi oleh
2 petugas, yaitu:
Petugas yang mengambil sediaan (petugas kabupaten / kota) mengisi bagian kiri formulir, yaitu: Nama Lab.
pemeriksa pertama
Kolom 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
(kolom 5 dan 6 hanya diisi pada lembar ke 2, Iembar ke 1 untuk dikirim ke laboratorium rujukan tidak boleh diisi
kolom 5 dan 6).
Petugas pelaksana cross check (petugas laboratorium ruiukan), setelah metakukan pemeriksaan cross check,
mengisi bagian kanan formulir, yaitu kolom 7 s/d 12. Kolom 7 untuk menulis tanggal pemeriksaan cross check, kolom
8 untuk menulis hasil bacaan sediaan. Kolom 9 dan 10 disediakan untuk menilai kualitas sediaan. Pengisiannya
dengan cara memberi tanda ü pada kolom yang sesuai, yaitu B = baik dan J = jelek. Demikian juga untuk kolom 11
dan 12 disediakan untuk menilai kualitas pewarnaan. Cara pengisiannya sama seperti untuk kolom 9 dan 10, yaitu
dengan memberi tanda ü pada kolom yang sesuai. Setelah mengisi hasil cross check, petugas laboratorium rujukan
harus mengirim kembali formulir tersebut ke petugas Dinas Kesehatan kabupaten / kota untuk dianalisis hasilnya.
Setelah petugas Dinas Kesehatan kabupaten / kota menerima hasil pemeriksaan cross check dari petugas
laboratorium rujukan, petugas kabupaten / kota melakukan analisis dengan menghitung positif palsu, negatif palsu
dan error rate dengan mengikuti petunjuk perhitungan seperti pada bagian bawah formulir TB.12.
Formulir ini diisi oleh petugas TBC kabupaten / kota dan dikirim ke Propinsi untuk monitoring persediaan Obat Anti
Tuberkulosis di tingkat kabupaten / kota. Cara pengisian dari formulir ini cukup jelas (tidak perlu diberikan petunjuk
tambahan).
10
FORMULIR REKAPITULASI TB.07, BLOK 1:
Formulir ini diisi oleh petugas Propinsi sebagai laporan triwulan ke Pusat tentang penemuan penderita berdasarkan
klasifikasi / tipe penderita dan dilaporkan per kabupaten / kota. Cara pengisian formulir ini cukup jelas, datanya
diambil dari blok 1 TB.07 yang dilapor oleh kabupaten / kota.
Formulir ini diisi oleh petugas Propinsi sebagai laporan triwulan ke Pusat tentang perincian berdasarkan golongan
umur dan jenis kelamin, yang dihitung hanya dari penderita baru BTA positif dan dilaporkan per kabupaten / kota.
Cara pengisian formulir ini cukup jelas, datanya diambil dari blok 2 TB.07 yang dilapor oleh kabupaten 1 kota.
Formulir ini diisi oleh petugas propinsi sebagai laporan triwulan ke Pusat tentang hasil pengobatan penderita baru
BTA positif yang dilaporkan per kabupaten / kota.
Cara pengisian formulir ini, data diambil dari angka-angka pada baris "penderita baru BTA positif" laporan TB.08
kabupaten / kota.
Propinsi
: Tulis nama propinsi secara lengkap.
Triwulan/tahun
: Tulis triwulan ke berapa sesuai dengan laporan TB.08 kabupaten/kota.
Maksud dan cara pengisian formulir ini pada prinsipnya sama dengan formulir rekapitulasi TB.08 dari penderita baru
tersebut diatas.
Maksud dan cara pengisian formulir ini pada prinsipnya sama dengan formulir rekapitulasi TB.08 penderita baru
tersebut diatas.
FORMULIR REKAPITULASI TB. 11 PER KABUPATEN/ KOTA PENDERITA BARU BTA POSITIF:
Formulir ini diisi oleh petugas TB Propinsi, sebagai laporan triwulan ke Pusat, tentang hasil pemeriksaan dahak akhir
tahap intensif untuk penderita TB paru terdaftar 3 - 6 bulan yang lalu.
Formulir ini diisi dengan data laporan TB.11, kolom 2, 3, 4, 5, 6 dan 7, masing-masing kabupaten/kota. Setiap tipe
penderita di rekapitulasi secara tersendiri. Sehingga akan ada rekapitulasi pemeriksaan dahak akhir tahap intensif
penderita BTA postif baru, kambuh dan gagal.
11
Rekapitulasi TB. 11 penderita BTA positif baru
Untuk mengisi, ambillah data laporan TB.11 masing-masing kabupaten/ kota, khusus untuk hasil pemeriksaan
dahak akhir tahap intensif penderita BTA positif baru.
Triwulan/tahun: Tulis triwulan berapa sesuai dengan laporan TB.11 kabupaten/ kota. Triwulan dihitung berdasar
tahun anggaran. Kemudian tulis bulan triwulan yang bersangkutan, dari bulan apa sampai dengan bulan apa.
Kolom 1 & 2: Tulis nomer unit serta nama kabupaten/ kota yang bersangkutan.
Kolom-3: Tulis jumlah penderita BTA positif baru yang terdaftar dan diobati dari masing-masing kabupaten / kota
yang bersangkutan.
Kolom-4: Tulis jumlah penderita BTA positif baru yang diperiksa dahaknya pada akhir tahap intensif dan
mengalami konversi BTA positif menjadi BTA negatif dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-5: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif baru yang konversi menjadi BTA negatif, terhadap seluruh
jumlah penderita BTA positif baru yang terdaftar dan diobati dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-6: Tulis jumlah penderita BTA positif baru yang diperiksa dahaknya pada akhir tahap intensif, tetapi tidak
mengalami konversi menjadi BTA negatif dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-7: Tulis prosentasi jumlah pendertita BTA positif baru yang tidak mengalami konversi, terhadap seluruh
jumlah penderita BTA positif baru yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing kabupaten / kota.
Kolom-8: Tulis jumlah penderita BTA positif baru yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif, dari
masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-9: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif baru yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak akhir tahap
intensif, terhadap seluruh jumlah penderita BTA positif baru yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing
kabupaten/ kola.
Kolom-10: Tulis seluruh jumlah penderita BTA positif baru yang meninggal, pindah dan default selama tahap
intensif, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-11 : Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif baru yang meninggal, pindah dan default selama tahap
intensif, terhadap seluruh jumlah penderita BTA positif baru yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing
kabupaten/ kota.
Kolom-12: Tulis seluruh jumlah penderita BTA positif baru yang dievaluasi selama tahap intensif (kolom 4 + 6 + 8
+ 10), dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-13: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif baru yang dievaluasi selama tahap intensif, terhadap
seluruh jumlah penderita BTA positif baru yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Tulis nama kota dan tanggal dimana & kapan laporan rekapitulasi TB.11 dibuat.
Pembuat laporan: Tulis tanda tangan pembuat laporan, nama terang dan NIP.
Mengetahui: Tulis tanda tangan, nama terang dan NIP atasan langsung pembuat laporan.
Triwulan/ tahun: Tulis triwulan ke berapa sesuai dengan laporan TB.11 kahupaten/ kota. Triwulan dihitung
berdasar tahun anggaran. Kemudian tulis bulan triwulan yang bersangkutan. dari bulan apa sampai dengan bulan
apa.
Kolom 1 & 2: Tulis nomer urut serta nama kabupaten/ kota yang bersangkutan.
Kolom-3: Tulis jumlah penderita BTA positif kambuh yang terdaftar dan diobati dari masing-masing kabupaten/
kota yang bersangkutan.
Kolom-4: Tulis jumlah penderita BTA positif kambuh yang diperiksa dahaknya pada akhir tahap intensif dan
mengalami konversi, BTA positif menjadi BTA negatif masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-5: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif kambuh yang konversi menjadi BTA negatif, terhadap
seluruh jumlah penderita BTA positif kambuh yang terdaftar dan diobati masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-6: Tulis jumlah penderita BTA positif kambuh yang diperiksa dahaknya pada akhir tahap intensif, tetapi
tidak mengalami konversi menjadi BTA negatif masing masing kabupaten/ kota.
Kolom-7: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif kambuh yang tidak mengalami konversi, terhadap seluruh
jumlah penderita BTA positif kambuh yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-8: Tulis jumlah penderita BTA positif kambuh yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif,
dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-9: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif kambuh yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak akhir
tahap intensif, terhadap seluruh jumlah penderita BTA positif kambuh yang terdaftar dan diobati, dari masing-
masing kabupaten/ kota.
Kolom-10: Tulis seluruh jumlah penderita BTA positif kambuh yang meninggal, pindah dan default selama tahap
intensif, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-11: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif kambuh yang meninggapl, pindah dan default selama
tahap intensif, terhadap seluruh jumlah penderita BTA positif kambuh yang terdaftar dan diobati, dari masing-
masing kabupaten/ kota.
12
Kolom-12: Tulis seluruh jumlah penderita BTA positif kambuh yang dievaluasi selama tahap intensif (kolom 4 + 6
+ 8 + 10), dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-13: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif kambuh yang dievaluasi selama tahap intensif, terhadap
seluruh jumlah penderita BTA positif kambuh yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Tulis nama kota dan tanggal dimana & kapan laporan rekapitulasi TB. 11 dibuat.
Pembuat laporan: Tulis tanda tangan pembuat laporan, nama terang dan NIP.
Mengetahui: Tulis tanda tangan, nama terang dan NIP atasan Iangsung pembuat laporan.
Untuk mengisi, ambilah data laporan TB.11 masing-masing kabupaten/ kota, khusus untuk hasil pemeriksaan
dahak akhir tahap intensif penderita BTA positif gagal.
Triwulan/ tahun: Tulis triwulan ke berapa sesuai dengan laporan TB.11 kabupaten/ kota. Triwulan dihitung
berdasar tahun anggaran. Kemudian tulis bulan triwulan yang bersangkutan, dari bulan apa sampai dengan bulan
apa.
Kolom 1 & 2: Tulis nomer urut serta nama kabupaten/ kota yang bersangkutan.
Kolom-3: Tulis jumlah penderita BTA positif gagal yang terdaftar dan diobati dari masing-masing kabupaten/ kota
yang bersangkutan.
Kolom-4: Tulis jumlah penderita BTA positif gagal yang diperiksa dahaknya pada akhir tahap intensif dan
mengalami konversi BTA positif menjadi BTA negatif, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-5. Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif gagal yang konversi menjadi BTA negatif, terhadap seluruh
jumlah penderita BTA positif gagal yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-6: Tulis jumlah penderita BTA positif gagal yang diperiksa dahaknya pada akhir tahap intensif, tetapi tidak
mengalami konversi menjadi BTA negatif, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-7: Tulis prosentasi jumlah pendertita BTA positif gagal yang tidak mengalami konversi, terhadap seluruh
jumlah penderita BTA positif gagal yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-8: Tulis jumlah penderita BTA positif gagal yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif,
dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-9: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif gagal yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak akhir tahap
intensif, terhadap seluruh jumlah penderita BTA positif gagal yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing
kabupaten/ kota.
Kolom-10: Tulis seluruh jumlah penderita BTA positif gagal yang meninggal, pindah dan default selama tahap
intensif, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-11: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif gagal yang meninggal, pindah dan default selama tahap
intensif, terhadap seluruh jumlah penderita BTA positif gagal yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing
kabupaten/ kota.
Kolom-12: Tulis seluruh jumlah penderita BTA positif gagal yang dievaluasi selama tahap intensif (kolom 4 + 6 + 8
+ 10), dari masing-masing kabupaten/ kota.
Kolom-13: Tulis prosentasi jumlah penderita BTA positif gagal yang dievaluasi selama tahap intensif, terhadap
seluruh jumlah penderita BTA positif gagal yang terdaftar dan diobati, dari masing-masing kabupaten/ kota.
Tulis nama kota dan tanggal dimana & kapan laporan rekapitulasi TB.11 dibuat.
Pembuat laporan: Tulis tanda tangan pembuat laporan, nama terang dan NIP.
Mengetahui: Tulis tanda tangan, nama terang dan NIP atasan langsung pembuat laporan.
Formulir ini diisi oleh petugas kabupaten / kota berdasarkan analisa hasil cross check (Formulir TB.12 bagian
bawah). Hasil penilaian kualitas sediaan maupun kualitas pewarnaan, dianalisa per "laboratorium pemeriksa
pertama" (misalnya PRM, PPM, dll).
Rekapitulasi TB.12 kabupaten digunakan sebagai umpan balik ke laboratorium pemeriksa pertama dan
laboratorium rujukan, juga sebagai laporan ke Propinsi.
Triwulan / tahun
: Tulis triwulan ke berapa cross check ini dilaksanakan.
Kabupaten / Kota
: Tulis nama kabupaten / kota.
Jumlah seluruh Lab
:
Cukup jelas
Pemeriksa Pertama
: Tulis semua nama Lab. Pemeriksa Pertama pada baris-baris yang
Untuk Laboratorium Pemeriksa Pertama yang tidak dilakukan cross check, kolom 3, 4, 3, 6, 7 dan 8 dibiarkan
kosong; dengan demikian dapat dengan mudah diketahui Laboratorium Pemeriksa Pertama mana yang tidak
dilakukan pemeriksaan cross check dalam triwulan tersebut (seharusnya semua Lab. Pemeriksa Pertama dilakukan
pemeriksaan cross check).
Formulir ini diisi oleh petugas Dinas Kesehatan propinsi dan dilaporkan ke Pusat bersama Rekapitulasi TB.07, TB.08,
dan TB.11. Pengisian formulir ini berdasarkan data dari Formulir Rekapitulasi TB.12 kabupaten. Cara pengisiannya
adalah per kabupaten / kota.
Kolom 4 : Tulis jumlah Lab. Pemeriksa Pertama yang dilakukan cross check.
Kolom 6 : Tulis jumlah Laboratorium Pemeriksa Pertama yang error rate nya
(berdasarkan analisis hasil cross check) Iebih kecil atau sama dengan
5%
Triwulan/tahun: Tulis triwulan ke berapa sesuai dengan laporan TB.11 kabupaten kota.Triwulan dihitung berdasar
tahun anggaran. Kemudian tulis bulan triwulan yang bersangkutan, dari bulan apa sampai dengan bulan apa.
Kolorn 1 & 2: Tulis nomor urut serta nama kabupaten/ kota yang bersangkutan.
Kolom-3: Tulis stok akhir OAT kategori-1 pada akhir triwulan serta tanggal kedaluarsa sesuai barisnya.
Kolom-4: Tulis stok akhir OAT kategori-2 pada akhir triwulan serta tanggal kedaluarsa sesuai barisnya.
Kolom-5: Tulis stok akhir OAT kategori-3 pada akhir triwulan serta tanggal kedaluarsa sesuai barisnya.
Kolom-6: Tulis stok akhir OAT kategori-anak pada akhir triwulan serta tanggal kedaluarsa sesuai barisnya.
Kolom-7: Tulis stok akhir OAT kategori-sisipan pada akhir triwulan serta tanggal kedaluarsa sesuai barisnya.
Tulis nama kota dan tanggal dimana & kapan laporan rekapitulasi TB.13 dibuat. Pembuat laporan: Tulis tanda tangan
pembuat laporan, nama terang dan NIP. Mengetahui: Tulis tanda tangan, nama terang dan NIP atasan Iangsung
pembuat laporan.
14
Indikator Nasional Program Penanggulangan Tuberkulosa
Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan evaluasi program TB. Indikator adalah
variabel yang menunjukkan/menggambarkan keadaan dan dapat digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan.
Di tingkat Nasional, indikator dikembangkan sebagai alat ukur kemajuan (marker of progress) untuk melihat sejauh
mana tujuan telah tercapai.
Dalam program penanggulangan TB, bila 70% dari perkiraan penderita baru yang ada, dapat ditemukan dan
diobati, dengan angka kesembuhan 85%, dan didukung angka kesalahan laboratorium <5%, maka dalam
waktu 5 tahun, jumlah penderita TB akan berkurang setengahnya (50%).
Indikator Nasional :
Case Detection Rate adalah persentase jumlah penderita baru BTA positif yang ditemukan dibanding jumlah
penderita baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Case Detection Rate menggambarkan
cakupan penemuan penderita baru BTA positif pada wilayah tersebut.
Rumus :
Jumlah penderita baru BTA positif yang dilaporkan dalam TB.07 x 100%
Angka perkiraan nasional penderita baru BTA positif adalah 130/100.000 penduduk (100-200 per 100.000 penduduk).
Target Case Detection Rate Program Penanggulangan TB Nasional adalah 70% pada tahun 2005 dan tetap
dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya.
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase penderita TBC BTA positif yang sembuh setelah
selesai masa pengobatan, diantara penderita TBC BTA positif yang tercatat.
Angka kesembuhan dihitung tersendiri untuk penderita baru BTA positif yang mendapat pengobatan kategori 1 atau
penderita baru BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2. Angka ini dihitung untuk mengetahui keberhasilan
program dan masalah potensial.
Rumus :
Di UPK indikator ini dapat dihitung dari kartu penderita TB.01, yaitu dengan cara mereview seluruh kartu penderita
baru BTA positif yang mulai berobat dalam 9-12 bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa diantaranya yang
sembuh setelah selesai pengobatan.
Di tingkat kabupaten, propinsi, dan pusat, angka ini dapat dengan mudah dapat dihitung dari laporan TB.08. Angka
minimal yang harus dicapai adalah 85%. Bila angka kesembuhan lebih rendah dari 85%, maka harus ada informasi
dari hasil pengobatan lainnya, yaitu berapa penderita yang digolongkan sebagai pengobatan lengkap, default (drop
out), gagal, meninggal, dan pindah keluar.
Angka default tidak boleh lebih dari 10%, sedangkan angka gagal untuk penderita baru BTA positif tidak boleh lebih
dari 4% untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari 10% untuk daerah
yang sudah ada masalah resistensi obat.
15
Angka Konversi (Conversion Rate)
Angka konversi adalah persentase penderita TBC BTA positif yang mengalami konversi menjadi BTA negatif
setelah menjalani masa pengobatan intensif.
Angka konversi dihitung tersendiri untuk tiap klasifikasi dan tipe penderita baru BTA positif yang mendapat
pengobatan kategori 1 atau penderita baru BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2. Indikator ini
berguna untuk mengetahui secara cepat kecenderungan keberhasilan pengobatan dan untuk mengetahui
apakah pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar.
Rumus :
Di UPK indikator ini dapat dihitung dari kartu penderita TB.01, yaitu dengan cara mereview seluruh kartu
penderita baru BTA positif yang mulai berobat dalam 3-6 bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa
diantaranya yang hasil pemeriksaan dahak negatif setelah pengobatan intensif (2 bulan).
Di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat, angka ini dapat dengan mudah dapat dihitung dari laporan TB 11.
Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%. Angka konversi yang tinggi akan diikuti angka kesembuhan yang
tinggi pula.
Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menyatakan persentase kesalahan pembacaan
slide/sediaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa pertama setelah diuji silang (cross check) oleh BLK
atau laboratorium rujukan lainnya. Angka ini menggambarkan kualitas pembacaan slide secara mikroskopik
langsung laboratorium pemeriksa pertama. Angka error rate ini hanya bisa ditoleransi maksimal 5%.
Rumus :
Skenario:
Pada bulan Januari 2009, ada 8 orang pasien datang ke Puskesmas Anda dengan berbagai gejala dan karakteristik
TB. Pasien tersebut adalah:
Wasno, 42 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 2 Januari 2009 dengan diagnosa TB paru BTA
positif.
Handoyo, 29 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 6 Januari 2009 dengan diagnosa limfadenitis TB.
Taryono, 33 tahun, berobat setelah 3 bulan lamanya tidak berobat dan tidak menghabiskan regimen pengobatan
kategori 1 (sebagai penderita baru TB paru BTA positif) yang diberikan oleh dokter sebelumnya, datang tanggal 11
Januari 2009.
Warsinah, 29 tahun, berobat TB untuk yang ke-3 kalinya dengan diagnosa terakhir TB paru BTA negatif rontgen
positif, datang tanggal 13 Januari 2009.
Minah, 49 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 16 Januari 2009 dengan diagnosa TB milier berat
dengan pemeriksaan BTA positif. Pasien ini kemudian dirujuk ke RSU Daerah.
Daryono, 38 tahun, berobat TB untuk yang pertama kalinya tanggal 19 Januari 2009 dengan BTA negatif dan rontgen
positif, serta keadaan umum tampak sakit berat.
Gunawan, 44 tahun, berobat setelah 5 bulan tidak menghabiskan regimen pengobatan sebelumnya dengan diagnosa
terakhir TB paru BTA positif, datang pada tanggal 22 Januari 2009.
Klasifikasi penyakit
Tipe penderita
(tahun)
diberikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Masing-masing mahasiswa sebagai dokter membuat laporan P2TB sesuai skenario yang dikembangkannya meliputi
nama, alamat, riwayat pengobatan, dan lainnya sesuai data yang diperlukan dalam pengisian lengkap formulir-
formulir P2TB. Lakukan:
Simulasi pengisian formulir pasien TB yaitu Kartu Pengobatan TB (TB.01), Kartu Identitas Penderita (TB.02), Formulir
Permohonan Laboratorium TB untuk Pemeriksaan Dahak (TB.05) serta hasil pemeriksaan laboratoriumnya, dan
Formulir Daftar Tersangka Penderita yang Diperiksa Dahak SPS (TB.06).
Simulasi pengisian formulir pasien TB yang dirujuk, yaitu pengisian Formulir rujukan/pindah penderita (TB.09) dan
Formulir hasil akhir pengobatan dari penderita TB pindahan (TB.10).
17
Dari Form P2TB yang Anda dapatkan diketahui:
Total jumlah penderita baru BTA Positif yang dilaporkan pada Blok 2 Form TB.07 adalah 193 orang per 174.593
penduduk.
Total jumlah penderita TBC paru yang terdaftar untuk diobati (kolom 4 Form TB.08) adalah 89 orang dan yang
sembuh (kolom 5 Form TB.08) adalah 62 orang.
Total jumlah penderita TBC paru yang terdaftar untuk diobati (kolom 2 Form TB.11) adalah 159 orang dan yang
mengalami konversi (kolom 3 Form TB.11) adalah 94 orang.
Jumlah sediaan positif palsu pada Form TB.12 adalah 4 sediaan, jumlah sediaan negatif palsu adalah 17
sediaan, dan total jumlah seluruh sediaan yang diperiksa adalah 182 sediaan.
Cure rate :
Conversion rate :
Error rate :
Dari hasil perhitungan ke-4 indikator yang Anda peroleh, tarik kesimpulan:
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
18