Anda di halaman 1dari 20

Obat Anti Diare

OBAT ANTIDIARE
Diare adalah keadaan buang air besar sering dan tinja berbentuk cair, hal ini biasanya
merupakan suatu keadaan patofisiologik dari saluran cerna dan merupakan penyakit
sendiri.
DIARE BUKN SUATU PENYAKIT, TETAPI GEJALA DARI SUATU MASALAH
GEJALA INI DAPAT DITIMBULKAN OLEH:
- TERMINUM/TERMAKAN AIR ATAU MAKANAN TERKONTAMINASI
OLEH: BAKTERI, VIRUS, PARASIT ATAU BAHAN KIMIA
- OBAT-OBATAN
- RADIASI
- PENCERNAAN TERGANGGU
- TERMAKAN BAHAN YANG SUKAR DICERNA
- STRESS
PATOFISIOLOGI : HIPERSEKRESI CAIRAN USUS
HIPERPERISTALTIK
TUJUAN PENGOBATAN DIARE
 MENGGANTI CAIRAN YANG HILANG
 MENGEMBALIKAN PERISTALTIK
 MEMBERANTAS PENYAKIT
 TAHAP-TAHAP PENGOBATAN
 MENGGANTI CAIRAN YANG HILANG: PER ORAL
 PARENTERAL (INFUS)
 MNGENTALKAN ISI USUS: KAOLIN
 SENYAWA BISMUT
 MENEKAN GERAKAN USUS

REHIDRASI
Oral Rehidration Therapy (ORT) paling esensial untuk mengatasi diare.
Cairan yang dianjurkan WHO/UNICEF terdiri dari: 1L airyang mengandung glukosa
20 gram, natrium chloride 3,5 gram, natrium citrate 2,9 gram, kalim chloride 1,5 gram.
Diare akut harus diinfus
OBAT YANG BEKERJA LOKAL
Cara kerja:
- meyerap zat yang mengiritasi(absorbensia)
- melindungi permukaan dalam saluran cerna
- memperbaiki flora usus
ABSORBENSIA
- Carbo medicinales (arang aktif), mengaborbsi zat-zat bersifat racun, dosis
10 – 20 gram. Efek tak diinginkan:
sembelit
- Attapulgite, senyawa magnesium aluminium silicate, dapat megabsorbsi toxin, dosis
1000-2000 gram
- Kaolin tanah liat mengandung ikatan silikat, mengabsorbsi toxin, virus bakteri,
menutupi melindungi mukosa usus. Mengentalkan isi usus, dosis 6 – 15
gram.
- Pectin, karbohidrat berasal dai kulitjeruk dan apel. Secara
kimiawi adalah galacturonate, Membentuk koloida dengan
asam, bekerja sebagai absorbensia
dan protektiva
- Garam-garam bismuth, bismuth nitrate,
bismuth subsalicylate
MEMPERBAIKI FLORA USUS
- Lacobacilus acidophilus, sediaan berupa kultur concentrate atau kering .
MENEKAN GERAKAN USUS
INTERVENSI SYARAF PARASIMPATIK
MEMPENGARUHI GERAKAN USUS
TURUNAN OPIAT : DIPHENOXILATE
LOPERAMIDE
MELUMPUHKAN LANGSUNG OTOT POLOS
MEMBERANTAS KAUSAL
ABSORBENSIA
ANTIMIKROBA
ANTIPARASIT
MENGHENTIKAN PEMBERIAN OBAT PENYEBAB DIARE
EFEK SAMPING OBAT ANTIDARE
PENGOBATAN SIMPTOMATIK HANYA DIBERIKAN SELAMA 2 HARI !!!!!!!!!!
MENEKAN GERAKAN USUS
INTERVENSI SYARAF PARASIMPATIK (PARASIMPATOLITIKA)
Sering disebut obat antikholinergik
Akaloida Atropa belladonna
– atropine, scopolamine, secara kimiawi adalah ammonim tertier, lipid soluble,lewt
sawar darah otak. - exract Belladonna, dosis dikulai 15 mg , 2 – 3 kali sehari
- atropine selain parasimpatolitika merangsang SSP.
Sediaan tablet atropne sulphate,suntikan. Dosis 0,25
– 0,5 mg, 4 – 6 kali sehari.
- Scopolamine, parasimpatolitik dan sedasi. Sediaan scopolamin bromide, scopolamen
butyl-bromide, scopolamine methylbromide, 10 mg
Parasimpatolitika sintetik
- methanteline, suatu ammpnium kwartener, tidak masuk SSP, lebih panjang kerjanya
dibanding atropine, dosis 50 – 100
mg
- propantheline, suatu ammonium kwartener mirip methanteline, dosis 15
mg,
- butropium,
- clinidium
- pipenzolate
- poldine

MEMPENGARUHI GERAKAN USUS


Senyawa turunan opiat kuat menekan gerakan usus, sediaan yang digunakan:
diphenoxilate dan loperamide, hati-hati terjadinya kecanduan.
- diphenoxilate, kerjanya langsung menekan aktifitas otot
polos lingkar dan memnjang usus, mengurangi sekresi
cairan , isi usus mengental . Efek samping mulut kering.
Dosis 5 mg , 3 – 4 kali sehari. Onset 30 – 60 menit.
- loperamide,
MELUMPUHKAN LANGSUNG OTOT POLOS
Golongan obat ini adalah relaksan otot polos, langsung bekerja terhadap otot polos.
- Papaverine, papaver somniferum, , dosis 40 – 100 mg peroral
atau suntikan.
- alverine
- mebeverine
- prifinium
- pinaverium

Latar belakang
Diare adalah suatu masalah saluran pencernaan di mana feses menjadi lembek atau
cair, biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Biasanya disertai sakit perut dan
seringkali mual dan muntah. Diare sering terjadi di Indonesia. Hampir seluruh masyarakat
Indonesia pernah mengalami diare. Masyarakat Indonesia sering menganggap diare terjadi
karena memakan makanan yang pedas, asam atau bersantan secara berlebihan. Diare yang
berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi hingga kematian. Kehilangan cairan atau elektrolit
(ion Na+ dan K+) pada diare yang parah menyebabkan penderita mengalami dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang dapat menyebabkan kematian pada kasus diare. Diare dapat dijadikan
indikasi bahwa sanitasi lingkungan penderita buruk. Dalam pencegahan perlu diperhatikan
kebersihan makanan dan lingkungan. Dengan memperhatikan sanitasi tersebut akan
mencegah mikroorganisme masuk ke dalam tubuh.
Berdasarkan lama kejadian diare, dapat dibedakan atas diare akut dan kronis.bila diare
terjadi kurang dari dua minggu dapat dikategorikan sebagai diare akut, sedangkan bila terjadi
lebih dari dua minggu maka dikategorikan diare kronis. Diare akut dapat disebabkan oleh
infeksi, keracunan, alergi, reaksiobat-obatan, dan juga factor psikis. Terdapatbanyak
mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare akut, diantaranya virus, bakteri, protozoa,
dan cacing (helminthes). Sedangkan diare kronis pada umumnya didasari oleh penyakit-
penyakit non efektif pada saluran pencernaan.
Diare yang hebat menyebabkan kehilangan cairan. Cairan yang hilang secepatnya
harus digantikan dengan meminum minuman berelektrolit atau larutan oralit (mengandung
gula dan garam). Selain menggantikan cairan, diare perlu dihentikan. Dalam menghentikan
diare dapat dengan meminum obat anti diare. Obat anti diare yang bekerja pada susunan
syaraf akan menurunkan gerakan peristaltic usus, meningkatkan absorbsi, dan menginaktivasi
enterotoksin. Pada praktikum kali ini obat-obatan yang digunakan adalah obat-obatan yang
memiliki aktivitas menghambat peristaltic usus, menabsorbsi dan menginaktivasi
enterotoksin.
Tinjauan Pustaka
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari feses (>200 mg/hari) yang dapat
dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perianal, dan rasa
terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Daldiyono 1990 ). Diarre atau
Diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besar yang terus menerus disertai
keluarnya feses atau tinja yang kelebihan cairan, atau memiliki kandungan air yang berlebih
dari kandungan normal. Umumnya diare menyerang balita dan anak-anak. Namun tidak
jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare. Jenis penyakit diare bergantung pada jenis
klinik penyakitnya (Anne 2011). Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami
sakit perut. Ada lima jenis klinis penyakit diare, antara lain: 1) Diare akut, bercampurr
dengan air. Diare memiliki gejala yang datang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Bila mengalami diare akut, penderrita akan dehidrasi dan penurunan berat badan jika tidak
diberikan makan dan minum. 2) diare kronik, diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14
hari yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit, maupun non infeksi. 3) diare akut
bercampur darah. Selain intensitas buang air besar meningkat, diare ini dapat menyebabkan
kerusakan usus halus, sepsis yaitu infeksi bakteri dalam darah malnutrisi atau kurang gizi dan
dehidrasi. 4) Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari. Bahaya utama
addalah kekurangan gizi. Infeksi serius tidak hanya dalam usus tetapi menyebar hingga
keluar usus. 5) diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare yang lainnya,
karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau menyeluruh yang berat, ddehidrasi,
kekurangan vitamin dan mineral. Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung. Menurut
National Disgestive Disease Informtion Clearinghouse (2007) beberapa hal yang dapat
menyebabkan diare antara lain : 1) Infeksi bakteri, beberapa jenis bakteri dikonsumsi
bersama dengan makanan atau minuman, contohnya Campylobacter, Salmonella, Shigella,
dan Eschericia coli. 2) Infeksi virus menyebabkan diare, termasuk rotavirus, norwalk virus ,
Cytomegalo virus, herpes simpleks virus, dan virus hepatitis. 3) Intoleransi makan beberapa
orang tidak mampu mencerna semua makan, misalnya pemanis buatan dan laktosa. 4) Parasit,
parasit dapat memasuki tubuh melalui makan atau minuman dan menetap di dalam system
pencernaan. Parasit yang menyebabkan diare misalnya giardia lamblia, Entamoeba
histolytica, and Cryptosporidium. 5) Reaksi atau efek samping pengobatan antibiotik,
penurun tekanan darah, obat kanker dan antasida mengandung magnesium yang mampu
memicu diare. 6) Gangguan intestinal. 7) Kelainan fungsi usus besar.
Pada anak anak dan orang tua diatas 65 tahun diare sangat berbahaya. Bila
penanganan terlambat dan mereka jatuh ke dalam dehidrasi berat maka bisa berakibat
fatal. Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium (hipokalemia)
dan adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang berakhir dengan shock dan
kematian. Keadaan ini sangat berbahaya terutama bagi bayi dan anak-anak kecil, karena
mereka memiliki cadangan cairan intrasel yang lebih sedikit sedangkan cairan ekstra-selnya
lebih mudah lepas daripada orang dewasa (Adnyana 2008).
Penggolongan obat diare :
Farmakologi

Penyebab Diare

Diare adalah penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan dimana terjadi gangguan pada
sistem tersebut. Sistem Pencernaan bila dilihat secara fisiologi adalah :

Dalam lambung makanan dicerna menjad bubur (chymus), kemudian diteruskan ke usus halus
untuk diuraikan lebih lanjut oleh enzim-enzim pencernaan. Setelah zat-zat gizi diresorpsi oleh
villi ke dalam darah, sisa chymus yang terdiri dari 90% air dan sisa makanan yang sukar
dicernakan, diteruskan ke usus besar (colon).

Bakteri-bakteri yang biasanya selalu berada di sini (flora normal) mencernakan lagi sisa-sisa
(serat-serat) tersebut, sehingga sebagian besar daripadanya dapat diserap pula selama perjalan
melalui usus besar. Airnya juga di resorpsi kembali, sehingga lambat laun isi usus menjadi
lebih padat dan dikeluarkan dari tubuh sebagai tinja.

Penyebab Diare

Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflex mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :

1. Infeksi oleh bakteri patogen, misalnya bakteri E. coli, rotavirus dan adenovirus.
2. Infeksi oleh kuman thypus
3. Infeksi oleh virus
4. Infeksi oleh parasit, misalnya protozoa
5. Keracunan makanan atau minuman

Sebagian besar diare terjadi karena gangguan flora bakteri terutama E. coli, penyebab dari
kondisi ini terjadi karena banyak factor dan yang paling utama karena makanan.
Pengobatan Diare yang Tepat
Tidak selamanya diare itu buruk. Sebenarnya diare adalah mekanisme tubuh untuk
mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun yang dihasilkan oleh virus, bakteri, parasit dan
sebagainya akan dibuang keluar bersama dengan tinja yang encer.

Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian pada
penderita diare. �Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan
gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien. Jangan anggap remeh, kalau
tidak diatasi bisa menimbulkan kematian,� jelas dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH,
MMB

Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan
pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja. Oleh sebab itu, inti dari
pengobatan diare adalah memberikan cairan untuk menghindari terjadi dehidrasi.

�Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi)
dan mengatasi penyebab diare, � ungkap dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH, MMB.
Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai
radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.

Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare
.seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik
yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.

Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan
menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit.
Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk
dokter

Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

Penggolongan Obat Diare

A. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti
antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
1. Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap
sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.
Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua
syarat ideal tersebut.
2. Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat
motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya
diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang
sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi
terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
3. Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap
Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan
Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli &
Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak
maupun dewasa.
4. Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik,
secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap
toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan
melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan
integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol
urin pada anak dengan diare akut.
B. Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare
dengan beberapa cara:
1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air
dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida),
antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)
2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin)
dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap
(adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya
berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat
lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan
pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam
buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
C. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali
mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium
Diare adalah frekuensi dan likuiditas keluarnya feses tidak normal dibandingkan
dengan tinja normal. Frekuensi dan konsistensi bervariasi dari seseorang dan antar
individu. Sebagai contoh, seseorang defekasi sebanyak tiga kali sehari, sementara
lainnya hanya dua atau tiga kali perminggu

Diare adalah frekuensi keluarnya tinja cair secara abnormal. Frekuensi antar individu
bervariasi (arang dewasa sehat BAB tiga kali sehari, orang lain mungkin sekali dalam
dua hari atau lebih).

Diare (Yunani & latin); dia artinya melewati dan rhein yang berarti mengalir)
merupakan masalah umum untuk orang yang menderita “pengeluaran feses yang
terlalu cepat dan encer”.

Diare didefinisikan sebagai kelebihan bobot cairan (normal dewasa; 200 g / hari) Rata-
rata bobot feses sehari adalah 100-150 g.Perubahan dari 150-300 g dapat
diinterpretasikan sebagai diare.

Faktor utama berkontribusi pada diare adalah hilangnya cairan. Secara normal sekitar
7 liter cairan digestive disekresi ke dalam saluran GI setiap hari ,Cairan ke GI terdiri
dari saliva atas sekitar 1 Liter, gastric juice 2 l, pancreatic juice 2l, sekitar 1 l cairan
dari liver dan 1 l dari bowel. Sebagai tambahan 2 l masuk ke GI dengan makanan dan
minuman. Total 9 l, direabsorbsi usus halus.

Jumlah yang direabsorbsi 850 ml dan 150 ml disekresi sebagai feses setiap hari.
Gangguan pada proses absorbsi air menyebabkan diare.

PENYEBAB DIARE

Diare disebabkan umumnya oleh

 gangguan transport air dan elektolit di usus


 peningkatan tekanan osmotik di dalam usus (sehingga menyebabkan retensi air
di dalam lumen);
 sekresi elektrolit dan air yang berlebihan ke dalam lumen usus;
 eksudasi protein dan cairan dari mukosa; dan
 perubahan motilitas usus, sehingga mempercepat transit.

Jenis diare

Diagnosa dan penanganan diare adalah berbeda. Harus dibedakan antara diare akut
dan kronik. Perbedaan jenis diare ini menentukan obat antidiare yang akan digunakan.

Jenis Diare

1. Diare akut,

mula terjadinya tiba-tiba, tinja cair terjadi diikuti lemas, adanya gas, nyeri, seringkali
demam dan muntah. Umumnya episode diare akut reda/hilang dalam 72 jam.

1. Diare kronik,
keluarnya tinja tidak berbentuk, sering atau berulang dan biasanya disebabkan multi
faktor.

Diare kronik termasuk diare yang sering terjadi selama dua sampai tiga periode
panjang.

Tampilan secara klinik

Banyak zat, termasuk antibiotika dan obat lain menyebabkan diare.

Obat-obat yang menyebabkan diare : Laksatif, antasid mengandung magnesium,


antineoplastik, auranofin (garam emas), antibiotika (klindamisin, tetrasiklin,
sulfonamida, beberapa antibiotika spektrum luas), antihipertensi (reserpin, guanetidin,,
metildopa, guanabenz, guanadrel), kolinergik (betanekol, neostigimin), Cardiac agents
(quinidin, digitalis, digoksin), Obat-obat antiinflamasi non steroid, prostaglandin,
kolkisin.

Kemungkinan Penyebab Diare Akut :

ü Disentri amuba . Pengobatan

ü Antibiotika . Radiasi

ü Karsinoma . Enteriitis regional

ü Kolera . Salmonellosis

ü DivetikuitiS . Shigellosis

ü Toksin Eschericia coli . Infeksi Staphylococcal

ü Keracunan makanan . Kolitis ulseratif

ü Giardiasis . Gastroenteritits viral

Kemungkinan Penyebab Diare Kronik :

— Penyakit addisons

— Pertumbuhan bakterial berlebih

— Blind loops

— Sindrom carcinoid

— Karsinoma

— Diabetes neuropati

— Hormon-hormon GI
— Enteropathy Gluten

— Hidroksi asam lemak

— Hipertiroidisme

— Penyakit intracranial

— Iritabilitas colon

— Kolitis iskemik

— Defisiensi laktase

— Syndrom malabsorbtion

— Parasitosis

— Kehilangan protein enteropathy

— Enteritis regional

— Skleroderma

— Structure

— Surgey / bedah

— Subtotal gastrectomy dan vagotomy

— Vagotomy dan pyloroplasty

— Gastroenteroctomy dan vagotomy

— Vagotomy dan pyloroplasty

— Afferent loop syndrome from gastrojejunostomy or sub total

— Gastrectomy and bilroth II anastomosis ileal resection

— Short bowel syndrome

— Tuberculosis

— Ulcerative colitis

— Eremia

— Villus tumor
— Zollinger-Ellison Syndrome

Bervariasinya penyebab diare membuat identifikasi mekanisme secara patofisiologi


sulit dan menyebabkan pemeriksaan secara fisik lengkap lebih baik, termasuk
dukungan uji laboratorium klinik

Penyebab diare dapat juga psikogenik, neurogenik dan pembedahan, endokrin, iritan,
osmotik, diet, alergenic, malabsorbsi dan atau inflamatory.

Pengobatan non spesifik

Pada kasus parah, risiko diare terbesar adalah dehidrasi dan ketidakseimbangan
elektrolit, terutama pada bayi, anak-anak dan manula yang lemah. Oleh karena itu
terapi rehidrasi oral merupakan kunci utama penanganan untuk pasien sakit diare
akut.

Patofisiologi Diare

Diare adalah ketidakseimbangan absorbsi dan sekresi air dan elektrolit. Jika absorbsi
air di small bowel dan kolon menurun atau sekresi meningkat melebihi normal, diare
terjadi. Biasanya keluar air dan elektrolit terus menerus dari tubuh.

Secara umum 4 mekanisme patofisiologis gangguan keseimbangan air dan elektrolit,


yang menyebabkan diare. 4 mekanisme ini adalah dasar diagnosis dan terapi yaitu ;

1. Perubahan transport aktif ion oleh penurunan absorbsi Na ataupun


meningkatnya sekresi Cl.
2. Perubahan pada motilitas intestinal
3. Meningkatnya osmolaritas dalam luminal dan
4. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam jaringan,

Patofisiologi

Berdasarkan mekanisme patofisiologi diare telah dihubungkan dengan 4 kelompok


diare secara klinis yaitu diare : sekretori, osmotik, eksudatif dan perubahan transit
intestinal.

Diare sekretori terjadi bilamana secara struktural senyawa mirip (contoh, peptida
intestina vasoaktif atau bakterial/toksin) meningkatkan sekresi atau menurunkan
absorbsi air dan elektrolit dalam jumlah besar.

Senyawa (zat kimia) diabsorbsi kurang baik menahan cairan intestinal, menyebabkan
diare osmotik.

Penyakit inflamasi usus dapat menyebabkan diare eksudatif dengan keluarnya mukus,
protein atau darah ke usus.

Motilitas usus dapat dihubungkan dengan menurunnya waktu kontak dalam usus
halus, cepat melewati kolon dan oleh pertumbuhan bakteri berlebihan.
Diare disalahgunakan (abuse) untuk menurunkan bobot badan dengan terjadinya
diare.Pada diare, pemeriksaan secara fisik abdomen dapat ditemukan peristaltik
dengan perut berbunyi.

Outcome diinginkan

Tujuan terapeutik pengobatan diare adalah mengelola diet, mencegah keluarnya air,
elektrolit berlebihan dan gangguan asam-basa.

Terapi Farmakologi

Berbagai obat digunakan untuk mengobati diare, obat ini dikelompokkan ke dalam
berbagai kategori ;

1. Antimotilitas
2. Adsorbents
3. Senyawa antisekretori
4. Antibiotika, enzim dan
5. Mikroflora intestinal

Biasanya obat ini tidak kuratif tapi paliatif

PENGOBATAN

Campuran yang seimbang antara glukosa dan elektolit dalam volume yang setara
dengan cairan yang hilang dapat mencegah terjadinya diare, WHO merekomendasikan
formula atau larutan rehidrasi oral yang ideal ; campuran lain atau obat-obat rumah
yang mungkin komposisinya tidak seimbang.

Larutan rehidrasi oral untuk pengobatan diare (satuan mmol/l, kecuali dalam kurung
dalam gram/l

Obat antidiare

Farmakoterapi diare harus dilakukan pada pasien yang menunjukkan gejala diare
yang signifikan dan terus menerus (persisten).Obat antidiare nonspesifik biasanya
tidak mengacu pada patofisiologi penyebab diare ; prinsip pengobatan ini hanya
menghilangkan gejala pada kasus diare akut yang ringan.

Obat-obat ini kebanyakan bekerja menurunkan motilitas usus dan sedapat mungkin
tidak boleh diberikan pada diare yang disebabkan mikroorganisme. Pada kasus ini
obat tersebut dapat menutupi gambaran klinis, menunda mikroorganisme dibersihkan,
dan meningkatkan risiko infeksi oleh mikroorganisme dan komplikasi seperti
megakolon toksik (dilatasi kolon akut disertai kolitis amebik atau ulseratif).

Obat antidiare
Senyawa intralumen

Senyawa-senyawa pembentuk massa dan bersifat higroskopik


ü Koloid hidrofilik, seperti psilium (metamucil, dll. Polikarbofil dan
karboksimetilsellulosa menyerap air dan meningkatkan massa feses, biasanya
digunakan untuk konstipasi, tetapi kadang-kadang berguna untuk diare kronis ringan
pada pasien yang menderita sindrom iritasi usus.

Mekanisme efek ini belum jelas

Beberapa obat ini dapat mengikat toksin bakteri dan garam empedu

Adsorbent (seperti kaolin-pektin) digunakan untuk meringankan simptomatik,


adsorbent kerjanya tidak spesifik. Mereka mengadsorbsi nutrient, toksin, obat dan
digestives juice. Pemberian bersama dengan obat lain menurunkan bioavailabilitas obat
lain tersebut.

Lempung (Clay) seperti kaolin (suatu alumunium silikat berhidrat dan silikat lainnya
seperti Atapulgit (MgAlsilikat) mengikat air dalam jumlah besar, juga mengikat
enterotoksin. Campuran kaolin dan pektin (polisakarida tanaman sebagai OTC dan
dapat meredakan gejala diare ringan).

ü Kolestiramin

Adalah suatu resin penukar anion yang efektif mengikat asam empedu dan beberapa
toksin bakteri. Berguna untuk diare yang diinduksi garam empedu dengan dosis 9
gram 4 kali sehari, dosis dapat diturunkan hingga frekuensi diare sesuai diinginkan,
juga pernah digunakan untuk diare akibat AB dan kolitis oleh Clostridium dificale.

Kolestiramin dapat memperparah diare pada penderita dengan steatorea (feses dengan
lemak berlebihan)

Kolestiramin dapat mengikat obat dan Vitamin dan hendaknya tidak diberikan
bersama, tetapi beberapa jam sebelum dan setelah pemberian obat.

ü Bismut

Mekanisme kerja belum diketahui dengan baik.

Bismut diduga memiliki efek antisekretori, antiradang dan antimikroba, juga dapat
meredakan mual dan kram abdomen.Bismut subsalisilat efektif untuk pencegahan dan
pengobatan diare pada wisatawan (traveller,s diarrhea).Bismut sulfida, berwarna hitam,
membuat feses berwarna gelap, lidah gelap akibat reaksi obat dan sulfida yang
diproduksi bakteri dalam mulut.Sering untuk pengobatan helicobacter ylori

Obat antidiare
Obat-obat antimotilitas dan anitsekretori

 Opioid/Opiat

Bekerja diperantarai terutama oleh reseptor opioid μ (efek motilitas) dan δ (sekresi
usus) pada saraf enterik, sel epitel dan otot atau absorbsi (reseptor μ dan δ). Antidiare
yang umum digunakan seperti difenoksilat, difenoksin dan loperamid).Opiat dan
derivat opiat memperlama waktu transit konten intraluminal.Pada diare yang
disebabkan infeksi, penggunaan obat ini meperburuk diare.Penggunaan jangka
panjang dibatasi, potensial adiksi.

 Loperamid (Imodium R)

Sering direkomendasikan untuk mengatasi diare akut dan kronik.

Obat antidiare turunan piperidin butiramid aktif secara oral. 40-50x lebih kuat dari
morfin sebagai antidiare. Penetrasi ke SSP buruk. Loperamid memiliki aktivitas
antisekretori untuk melawan toksin kolera dan beberapa bentuk toksin E. Coli .Kerja
cepat setelah oral, puncak 3-5 jam, t1/2 11 jam. Dosis dewasa 4 mg awal, diikuti 2 mg
tiap defekasi hingga 16 mg / hari. Dosis maks anak 2-5 th 3 mg, 6-8 th 4 mg, 8-12 th 6
mg. Tidak boleh untuk usia di bawah 2 th.

Loperamid dapat digunakan kombinasi dengan antimikroba (trimetoprim-


sulfametoksazol atau fluorokuinolon). Jika perbaikan klinis setelah 48 jam tidak
terlihat, penggunaannya dihentikan.

Loperamid dapat sebagai terapi penunjang diare kronis.

Obat antidiare
Agonis Reseptor α2-adrenergik

Menstimulasi absorbsi dan menghambat sekresi cairan dan elektrolit, dan juga
meningkatkan waktu transit usus dengan cara berinteraksi dengan reseptor spesiifik.
Klonidin oral (0,1 mg dua kali /hari) untuk penderita diabetes yang diare kronis, juga
untuk diare akibat penghentian opiat.

ES ; hipotensi, depresi dan merasa kelelahan, sebagai pembatas penggunaan obat ini.

Obat antidiare
Oktreotid
Analog oktapeptida somatostatin

Efektif menghambat diare sekresi parah yang disebabkan oleh tumor pensekresi
hormon pada pankreas dan saluran GI

Mek Kerja, melibatkan penghambatan sekresi hormon dan bukan efek proabsorptif.

Efektif untuk diare sekresi seperti diare yang diinduksi kemoterapi, diare berhubungan
dengan HIV dan diare diabetik. Awal terapi 50-100 μg 2-3 x / hari dengan penyesuaian
dosis hingga maks 500 μg 3x / hari.Untuk terapi akromegali 20 mg IM sekali sebulan,

Pelayanan Farmasis

Identifikasi diare yang diderita

— Pertanyaan yang ditanyakan seorang farmasis / petugas apotek kepada penderita


untuk membantu pemilihan obat antidiare sebagai berikut ;
— Apakah diare yang dialami ada hubungannya dengan gejala lain ? Seperti demam,
muntah, nyeri

— Berapa lama masalah sudah terjadi ?, Apakah diare terjadi tiba-tiba? Berapa kali
sehari buang air besar (BAB)?

— Apakah terdapat darah pada feses atau mulas ?

— Apakah anda dapat menghubungkan awal mula diare dengan penyebab spesifik
dengan bahan makanan atau obat?. Apakah anda bepergian ke luar negeri / daerah
lain ?

Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai
indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan..Contoh antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan
keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas
saluran cerna
3. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran
pencernaan.
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin, bakteri,
serta rotavirus.

http://purnamasyinta.blogspot.com/2014/07/laporan-praktikum-farmakologi-antidiare.html
Penggolongan obat diare :

A. Kemoterapeutika

Walaupun pada umumnya obat tidak digunakan pada diare, ada beberapa pengecualian
dimana obat antimikroba diperlukan pada diare yag disebabkan oleh infeksi beberapa bakteri dan
protozoa. Pemberian antimikroba dapat mengurangi parah dan lamanya diare dan mungkin
mempercepat pengeluaran toksin. Kemoterapi digunakan untuk terapi kausal, yaitu memberantas
bakteri penyebab diare dengan antibiotika (tetrasiklin, kloramfenikol, dan amoksisilin, sulfonamida,
furazolidin, dan kuinolon) (Schanack 1980).

B. Zat penekan peristaltik usus

Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi
otot sirkuler dan longitudinal usus. Contoh: Candu dan alkaloidnya, derivat petidin (definoksilat dan
loperamin), dan antikolinergik (atropin dan ekstrak beladona) (Departemen Farmakologi dan Terapi
UI 2007).

C. Adsorbensia

Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah mengikat atau
menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolisme serta melapisi permukaan mukosa usus
sehingga toksin dan mikroorganisme tidak dapat merusak serta menembus mukosa usus. Obat-obat
yang termasuk kedalam golongan ini adalah karbon, musilage, kaolin, pektin, garam-garam bismut,
dan garam-garam alumunium ) (Departemen Farmakologi dan Terapi UI 2007).

Obat diare yang dapat dibeli bebas mengandung adsorben atau gabungan antara adsorben
dengan penghilang nyeri (paregorik). Adsorben mengikat bakteri dan toksin sehingga dapat dibawa
melalui usus dan dikeluarkan bersama tinja. Adsorben yang digunakan dalam sediaan diare antara
lain attapulgit aktif, karbon aktif, garam bismuth, kaolin dan pektin (Harkness 1984).

Obat ini memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan
longitudinal usus. Obat ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya
diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Obat ini sama efektifnya dengan
difenoksilat untuk pengobatan diare kronik. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik
abdomen, sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi. Pada sukarelawan yang
mendapatkan dosis besar loperamid, kadar puncak pada plasma dicapai dalam waktu empat
jamsesudah makan obat. Masa laten yang lama ini disebabkan oleh penghambatan motilitas saluran
cerna dan karena obat mengalami sirkulasi enterohepatik. Waktu paruhnya adalah 7-14jam.
Loperamid tidak diserap dengan baik melalui pemberian oral dan penetrasinya ke dalam otak tidak
baik; sifat-sifat ini menunjang selektifitas kerja loperamid. Sebagian besar obat diekskresikan
bersama tinja. Kemungkinan disalahgunakannya obat ini lebih kecil dari difenoksilat karena tidak
menimbulkan euphoria seperti morfin dan kelarutannya rendah (Departemen Farmakologi dan
Terapi UI 2007).

Mekanisme timbulnya diare.

Berbagai mikroba seperi bakteri, parasit, virus dan kapang bisa menyebabkan diare dan
muntah. Keracunan pangan yang menyebabkan diare dan muntah, disebabkan oleh pangan dan air
yang terkontaminasi oleh mikroba. Pada tulisan ini akan dijelaskan mekanisme diare dan muntah
yang disebabkan oleh mikroba melalui pangan terkontaminasi. Secara klinis, istilah diare digunakan
untuk menjelaskan terjadinya peningkatan likuiditas tinja yang dihubungkan dengan peningkatan
berat atau volume tinja dan frekuensinya. Seseorang dikatakan diare jika secara kuantitatif berat
tinja per-24 jam lebih dari 200 gram atau lebih dari 200 ml dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari
(Putri, 2010).

Diare yang disebabkan oleh patogen enterik terjadi dengan beberapa mekanisme. Beberapa
patogen menstimulasi sekresi dari fluida dan elektrolit, seringkali dengan melibatkan enterotoksin
yang akan menurunkan absorpsi garam dan air dan/atau meningkatkan sekresi anion aktif. Pada
kondisi diare ini tidak terjadi gap osmotic dan diarenya tidak berhubungan dengan isi usus sehingga
tidak bisa dihentikan dengan puasa. Diare jenis ini dikenal sebagai diare sekretory. Contoh dari diare
sekretori adalah kolera dan diare yang disebabkan oleh enterotoxigenic E coli (Putri, 2010).

Beberapa patogen menyebabkan diare dengan meningkatkan daya dorong pada kontraksi
otot, sehingga menurunkan waktu kontak antara permukaan absorpsi usus dan cairan luminal.
Peningkatan daya dorong ini mungkin secara langsung distimu-lasi oleh proses patofisiologis yang
diaktivasi oleh patogen, atau oleh peningkatan tekanan luminal karena adanya akumulasi fluida.
Pada umumnya, peningkatan daya dorong tidak dianggap sebagai penyebab utama diare tetapi lebih
kepada faktor tambahan yang kadang-kadang menyertai akibat-akibat patofisiologis dari diare yang
diinduksi oleh patogen (Putri, 2010).

Pada beberapa diare karena infeksi, patogen menginduksi kerusakan mukosa dan
menyebabkan peningkatan permeabilitas mukosa. Sebaran, karakteristik dan daerah yang terinfeksi
akan bervariasi antar organisme. Kerusakan mukosa yang terjadi bisa berupa difusi nanah oleh
pseudomembran sampai dengan luka halus yang hanya bisa dideteksi secara mikroskopik. Kerusakan
mukosa atau peningkatan permeabilitas tidak hanya menyebabkan pengeluaran cairan seperti
plasma, tetapi juga mengganggu kemampuan mukosa usus untuk melakukan proses absorbsi yang
efisien karena terjadinya difusi balik dari fluida dan elektrolit yang diserap. Diare jenis ini dikenal
sebagai diare eksudatif. Penyebabnya adalah bakteri patogen penyebab infeksi yang bersifat invasive
(Shigella, Salmonella) (Putri, 2010).

Malabsorpsi komponen nutrisi di usus halus seringkali menyertai kerusakan mucosal yang
diinduksi oleh patogen. Kegagalan pencernaan dan penyerapan karbohidrat (CHO) akan meningkat
dengan hilangnya hidrolase pada permukaan membrane mikrovillus (misalnya lactase, sukrase-
isomaltase) atau kerusakan membran microvillus dari enterosit. Peningkatan solut didalam luminal
karena malabsorbsi CHO menyebabkan osmolalitas luminal meningkat dan terjadi difusi air ke
luminal. Diare jenis ini dikenal sebagai diare osmotik dan bisa dihambat dengan berpuasa (Putri,
2010).

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi


penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan
produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme
tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus (Putri, 2010)

http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/LAPORAN-PRAKTIKUM-PENGUJIAN-
EFEK-ANTIDIARE-FARMAKOLOGI.html

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/LAPORAN-PRAKTIKUM-


PENGUJIAN-EFEK-ANTIDIARE-FARMAKOLOGI.html#ixzz3agFHyAfH
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/LAPORAN-PRAKTIKUM-PENGUJIAN-EFEK-
ANTIDIARE-FARMAKOLOGI.html

http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/LAPORAN-PRAKTIKUM-PENGUJIAN-
EFEK-ANTIDIARE-FARMAKOLOGI.html

TUJUAN PENGOBATAN DIARE


 MENGGANTI CAIRAN YANG HILANG
 MENGEMBALIKAN PERISTALTIK
 MEMBERANTAS PENYAKIT
 TAHAP-TAHAP PENGOBATAN
 MENGGANTI CAIRAN YANG HILANG: PER ORAL
 PARENTERAL (INFUS)
 MNGENTALKAN ISI USUS: KAOLIN
 SENYAWA BISMUT
 MENEKAN GERAKAN USUS

Anda mungkin juga menyukai