TENTANG
MEMUT USKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DI AKHIR
KEHIDUPAN DAN PENANGANAN PASIEN AKAN
MENINGGAL DUNIA (END OF LIFE) DI RUMAH SAKIT HAJI
JAKARTA
KEDUA : Pelayanan Pasien Pada Akhir Kehidupan dan Penanganan
Pasien Akan meninggal Dunia (End of Life) di Rumah Sakit Haji
Jakarta sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu terlampir dalam
lampiran keputusan ini.
KETIGA : Pasien yang telah memasuki masa terminal/akhir kehidupan di
Rumah Sakit Haji Jakarta berhak mendapatkan pelayanan terbaik
yang mengarah kepada ketenangan, kehormatan pasien dan
keluarga dalam upaya mencapai khusnul Khatimah.
KEEMPAT : Semua pelaksanaan pasien pada akhir hidup yang diberikan di
Rumah Sakit Haji Jakarta merupakan pelayanan yang dipandu
dengan kebijakan dan prosedur yang mengarah pada
ketenangan pasien, keluarga dan meningkatkan kenyamanan
dan kehormatannya.
KELIMA : Semua pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien pada akhir
hidup yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Jakarta dari tujuan
meningkatkan ketenangan, kenyamanan, dan kehormatan secara
rinci harus mengacu kepada kebijakan dan prosedur yang
berlaku di Rumah Sakit Haji Jakarta sebagaimana tersebut dalam
lampiran keputusan ini.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 03 SEPTEMBER 2012
DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
A. PENDAHULUAN
Kondisi pasien sedang kritis ditandai dengan kesadaran yang menurun
tekanan darah dan nadi tak teraba, napas tidak ada, denyut jantung
melemah (bradikardi). Pada kondisi seperti inilah peranan bimbingan
sakaratul maut sangat diperlukan.
Pasien yang memasuki tahap terminal atau tahapan akhir
kehidupannya berhak mendapat kualitas asuhan yang sama di rumah sakit.
Untuk melaksanakan prinsip “kualitas asuhan yang setingkat” mengharuskan
pimpinan merencanakan dan mengkoordinasi pelayanan pasien. Secara
khusus, pelayanan yang diberikan kepada pasien tahap terminal sama pada
berbagai unit kerja, dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang menghasilkan
pelayanan yang seragam. Sebagai tambahan, pimpinan harus menjamin
bahwa rumah sakit menyediakan tingkat kualitas asuhan yang sama setiap
hari dalam seminggu dan pada setiap shift. Kebijakan dan prosedur tersebut
harus sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku yang
membentuk proses pelayanan pasien pada akhir kehidupan yang
mengutamakan ketenangan, kenyamanan dan kehormatan pasien.
Pasien dalam proses kematian mempunyai kebutuhan khusus untuk
dilayani dengan penuh hormat dan kasih,untuk mencapai semua ini semua
staf harus sadar akan uniknya kebutuhan pasien dalam akhir kehidupannya.
Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua
aspek asuhan selama stadium akhir hidup. Asuhan akhir kehidupan yang
diberikan oleh rumah sakit meliputi beberapa hal sebagai berikut :
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 03 SEPTEMBER 2012
DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
A. LATAR BELAKANG
Pasien menjelang meninggal dan keluarganya memerlukan pelayanan
yang terfokus pada kebutuhan yang unik dari masing-masing pasien. Pasien
yang menjelang meninggal bisa mengalami gejala lain yang berhubungan
dengan proses penyakit atau terapi kuratif atau membutuhkan bantuan dalam
menghadapinya secara psikososial, spiritual dan kultural berhubungan dengan
kematian dan sekarat. Pasien dapat pula merasakan nyeri berkaitan dengan
terapi atau prosedur seperti nyeri pasca operasi, nyeri saat sesi fisioterapi atau
nyeri yang berhubungan dengan penyakit kronis atau nyeri akut.
Tujuan rumah sakit dalam manajemen nyeri atau pelayanan pasien
menjelang meninggal termasuk menentukan setting dari pelayanan yg
disediakan (seperti unit pelayanan paliatif atau hospice), jenis pelayanan yang
disediakan, dan populasi pasien yang dilayani. Rumah sakit menyusun proses
manajemen nyeri dan pelayanan pasien menjelang meninggal. Proses ini :
1. Meyakinkankan pasien bahwa nyeri dan gejala-gejala lain akan dikaji dan
dikelola dengan tepat.
2. Memastikan pasien yang berada dalam keadaan nyeri atau terminal akan
diperlakukan dengan menjunjung tinggi harga diri dan respek.
3. Merencanakan pendekatan preventif dan terapetik untuk manajemen nyeri
dan gejala lain.
4. Mengedukasi pasien dan staf mengenai manajemen nyeri dan gejala lain.
Untuk mengatur hal-hal tersebut, maka disusunlah kebijakan tentang
penanganan Pasien Akan Meninggal Dunia / Sakaratul Maut (End Of Life Care).
B. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penanganan pasien menjelang meninggal, termasuk
penanganan berbagai keluhan yang mengganggu kualitas hidup (terutama nyeri).
C. KEBIJAKAN
1. Kehendak langsung dari pasien (Advanced Directives)
Kebijakan :
a. Rumah Sakit Haji Jakarta menghormati seluruh kehendak langsung dari
pasien, sejauh pasien berada dalam kondisi yang secara hukum memenuhi
persyaratan untuk mengambil keputusan atas dirinya sendiri.
b. Rumah Sakit Haji Jakarta menghormati kehendak langsung pasien sejauh
tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan yang berlaku di
Indonesia. Pernyataan pasien tidak mampu secara kejiwaan untuk
pengambil keputusan harus dikeluarkan setelah konsultasi dengan dokter
spesialis kesehatan jiwa.
c. Pernyataan pasien tidak mampu mengambil keputusan karena tingkat
kesadarannya harus berdasarkan konsultasi dengan dokter spesialis
Saraf.
d. Selain kedua hal di atas, maka pasien yang dinyatakan mampu
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri berhak membuat keputusan
tertulis mengenai penanganan dirinya, dan Rumah Sakit Haji Jakarta
akan menghormati keputusan tersebut.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 03 SEPTEMBER 2012
DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA