Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI

RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO

RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO

TAHUN 2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga buku pedoman pelayanan resusitasi sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan kegawatdaruratan (emergency) di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
terselesaikan dengan baik sesuai standar akreditasi versi KARS tahun 2012.

Buku panduan ini diharapkan bisa membantu pelayanan di Rumah Sakit Islam Sakinah
Mojokerto dan meningkatkan mutu pelayanan sehingga tercapainya visi dan misi Rumah Sakit
Islam Sakinah Mojokerto.

Kami menyadari bahwa buku pedoman pelayanan resusitasi ini masih jauh dari
sempurna, sebagai bekal perbaikan kami akan berterima kasih apabila para pembaca sudi
memberikan masukan baik dalam bentuk kritik maupun saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan buku pedoman pelayanan resusitasi ini.

Unit, Februari 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .. 1

Kata pengantar .. 2

Daftar isi 3

Bab 1 Definisi ... 4

Bab 2 Ruang Lingkup 5

Bab 3 Tata Laksana .. 8

Bab 4 Dokumentasi .. 10

3
BAB I
DEFINISI

Dalam Panduan Pelayanan Resusitasi Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto ini, yang
dimaksud dengan :

1) Pelayanan Resusitasi adalah pelayanan yang dilakukan sebagai upaya life saving
dalam kondisi pasien tiba-tiba kolaps, henti napas (respiatory arrest) maupun henti
jantung (cardiac arrest). Resusitasi Jantung Paru (Cardio Pulmonal Resuscitation)
disingkat dengan RJP (CPR). Jika disertai pemberian obat disebut RJPO.
2) Cardiac Arrest (henti jantung) adalah suatu keadaan di mana sirkulasi darah berhenti
akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.Secara klinis ditandai
dengan tidak adanya nadi dan tanda-tanda sirkulasi lainnya.
3) Tim Code Blue adalah tim yang dibentuk sebagai tim bantuan resusitasi yang bergerak
ke tempat yang membutuhkan bantuan resusitasi.
4) Return Of Spontaneus Circulation (ROSC) adalah kembalinya sirkulasi spontan
setelah dilakukan RJPO.
5) Do Not Rescucitate (DNR) adalah perintah yang dikeluarkan oleh dokter setelah
melakukan pengkajian, penjelasan ke pasien/ keluarga pengambil keputusan untuk
pasien (surrogate) dan telah mendapatkan persetujuan TERTULIS mengenai
penolakan TINDAKAN RESUSITASI.
DNR berarti dalam kondisi henti napas dan henti jantung, tenaga kesehatan di Rumah
Sakit Islam Sakinah Mojokerto tidak akan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
6) Penghentian resusitasi merupakan tindakan tidak memberikan resusitasi atau tidak
melanjutkan resusitasi dikarenakan pasien/keluarga meminta untuk tidak dilakukan
resusitasi/menghentikan resusitasi.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

I. Waktu Resusitasi
Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto menyediakan pelayanan resusitasi 24 jam terus-
menerus tanpa membedakan waktu dan status sosial ekonomi.

II. Tempat Resusitasi


Pelayanan resusitasi dilakukan di seluruh area Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
dimana terjadi kegawatdaruratan yang membutuhkan pelayanan resusitasi.

III. Kualifikasi Staf

a) Seluruh staf Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto yang karena pekerjaannya
berkaitan langsung dengan pelayanan pasien (direct patient care) harus menguasai
teknik Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support).
b) Pelatihan BLS dapat dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan di luar rumah sakit,
pelatihan in-house Rumah Sakit, maupun pelatihan Advance Life Support yang terkait
dengan spesialisasi masing-masing (untuk dokter). Pelatihan lain yang dianggap
sebagai pelatihan resusitasi termasuk diantaranya sertifikasi sebagai instruktur di
pelatihan Advance/ Basic Life Support. Pelatihan Basic Life Support ini harus
diulang/ dilakukan penyegaran sedikitnya setiap 2 tahun sekali.
c) Staf yang harus menguasai Basic Life Support adalah :
(1) Dokter yang langsung menangani pasien
(2) Perawat yang langsung menangani pasien.
(3) Perawat trainee yang masih dibawah supervisi clinical instructor.
(4) Staf penunjang medik yang meliputi : radiografer, analis laboratorium,
fisioterapist.
d) Seluruh staf rumah sakit diberikan pelatihan BLS dengan harapan bahwa apabila
terjadi kejadian di seluruh penjuru rumah sakit, maka pertolongan pertama dapat
dilakukan dengan cepat dan tepat.

IV.Tim Code Blue


a) Tim bantuan resusitasi Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto disebut tim Code
Blue, merupakan tim yang beranggotakan 2 perawat (dari UGD dan ICU) serta 1
dokter jaga ruangan yang telah terlatih prosedur Code Blue dan resusitasi jantung
paru.
b) Anggota tim Code Blue dari perawat minimal telah memiliki sertifikat Basic
Trauma Cardiac Life Support/ Advance Cardiac Life Support, sedangkan tim Code
Blue dari dokter minimal telah memiliki sertifikat Advanced Cardiac Life Support.

5
c) Tim Code Blue diaktifkan untuk kondisi resusitasi pada henti nafas dan henti
jantung, Untuk Kondisi Kejang, Shock dan perubahan irama jantung ditangani oleh
dokter jaga/DPJP dan perawat ruangan.

V. Emergency Trolley
a) Setiap ruang perawatan dilengkapi dengan trolley emergency.
b) Trolley emergency masing-masing ruangan dipenuhi dan diisi berdasarkan
rekomendasi dari Tim Code Blue dan dokter spesialis anastesi berdasarkan jenis dan
kebutuhan pasien di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
c) Jenis isi trolley emergency adalah seragam yang terdiri dari :
(1) Alat Medis Resusitasi (suction, tabung oksigen, defibrillator/AED, Ambu bag
untuk ventilasi tekanan positif, laringoskop)
(2) Alat Kesehatan (syringe, ETT, selang suction, dan lain sebagainya)
(3) Obat-obatan emergency
(4) Tempat limbah (benda tajam dan medis infeksi)
(5) Pad Slide
(6) Algoritme resusitasi untuk anak dan dewasa beserta dosis obatnya
(7) Dokumen pencatatan
Catatan resusitasi
Ceklist Trolley Emergency
Ceklist Pemeriksaan dan Uji fungsi Peralatan medis
d) Isi trolley emergency ditempatkan seragam berdasarkan kategori fungsinya yaitu obat,
airway, breathing, circulation.
e) Trolley emergency harus selalu terkunci, dilakukan monitoring setiap shift oleh perawat
ruangan dan diinspeksi setiap bulan oleh :
1. Petugas farmasi untuk obat dan alat kesehatan
2. Petugas maintenance medis untuk alat medis
f). Trolley Emergency hanya dibuka untuk keperluan resusitasi, dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Henti Napas
2. Henti Jantung
3. Kejang
4. Shock (Anafilaktik, Hipovolemik dan Neurogenik)
5. Perubahan Irama Jantung
6. Sesak napas berat, dengan saturasi 90% dengan suplementasi Oksigen.

VI. Alat Medis Resusitasi

6
a) Alat medis resusitasi disiapkan sesuai dengan algoritme resusitasi , yaitu terdiri dari
Resusitasi suction, tabung oksigen, defibrillator/AED, laringoskop.
b) Alat medis terkait resusitasi dimonitor dan dikalibrasi setahun sekali sesuai dengan
program pengelolaan alat medis Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
c) Alat Medis harus dilakukan uji fungsi oleh perawat ruangan setiap hari dan
didokumentasikan dalam formulir Ceklist Pemeliharaan dan Uji Fungsi Peralatan
Medis.
d) Alat Medis dilakukan pemeliharaan dan pengecekan rutin oleh maintenance medis
setiap bulan.

7
BAB III
TATA LAKSANA

I. Persetujuan Tindakan/ Informed Consent


a) Pada saat dibutuhkan resusitasi, pertolongan resusitasi harus segera dilakukan tanpa
menunggu persetujuan dari keluarga/ yang mendampingi untuk pelaksanaan resusitasi.
b) Saat pertolongan dilakukan, keluarga pasien/ yang mendampingi diberi penjelasan
tindakan dan persetujuan dapat disusulkan kemudian.

II. Prosedur
a) Prosedur dan algoritme resusitasi Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto disusun
berdasarkan buku Panduan Advanced Cardiac Life Support terbaru (American Heart
Association Guideline Tahun 2010) dan American Academy of Pediatrics & American
Heart Association Tahun 2011).
b) Setiap karyawan Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto / karyawan outsourcing yang
bekerja di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto wajib memberikan pertolongan
pertama pada saat terjadi kegawatan napas dan jantung sampai dengan tim Code Blue
datang di ruang perawatan/ lokasi kejadian.
c) Standar Pelayanan Operasional terkait Pelayanan Resusitasi meliputi :
1. SPO Resusitasi Pasien Dewasa
2. SPO Resusitasi Pasien Anak dan Bayi Baru Lahir
3. SPO Code Blue
4. SPO Penghentian Resusitasi
5. SPO Pemberian Informasi dan Persetujuan Tindakan Medik
6. SPO Menjelang Akhir Hayat
7. SPO Penyusunan Trolley Emergency
8. SPO Pemeliharaan Alat Medis

III. Privacy
Setiap pasien yang dilakukan resusitasi wajib dilindungi privacy-nya sesuai standar
prosedur operasional.

IV. Risiko yang dihadapi


Setiap petugas yang melakukan resusitasi wajib mewaspadai terhadap risiko yang
mungkin terjadi, antara lain :
a. Cedera (fraktur) atau luka bakar akibat defibrilasi;
b. Cedera akibat proses intubasi endotrakeal;
c. Kegagalan fungsi alat resusitasi (termasuk Airway, Breathing & Circulation);
d. Pelecehan;

8
e. Kekerasan.

V. Monitoring Pasien
Selama dilakukan resusitasi senantiasa dilakukan monitoring nadi dan pernapasan, serta
irama jantung.

VI. Penghentian Resusitasi


Penghentian bantuan resusitasi dapat dilakukan pada pasien DNR (do not rescucitation)
atau pasien mengalami kematian batang otak sehingga tidak mengganggu
berlangsungnya kematian yang alami.
Panduan pengehentian resusitasi diatur dalam Panduan Pasien Terminal (End Of Life
Care)

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Seluruh tindakan dan terapi yang dilakukan saat resusitasi didokumentasikan dalam rekam
medis berupa :
a) Catatan Resusitasi
b) Catatan Terintegrasi
c) Formulir Pemberian Informasi dan Persetujuan Tindakan Medis
d) Formulir Surat Pernyataan

Lampiran :
1. Ceklist trolley emergency
2. Kriteria pembukaan trolley
3. Ceklist Uji Fungsi
4. Algoritme pasien dewasa
5. Algoritme pasien pediatri
6. SPO Resusitasi Pasien Dewasa
7. SPO Resusitasi Pasien Bayi dan Anak
8. SPO Code Blue
9. SPO Penghentian Resusitasi
10. SPO Pemberian Informasi dan Persetujuan Tindakan Medik
11. SPO Pelayanan pasien tahap terminal.
12. SPO Pengisian Trolley Emergency
13. SPO penyusunan Trolley Emergency
14. SPO Pemeliharaan Alat Medis
15. Catatan resusitasi
16. Informed Consent
17. Surat Pernyataan

10

Anda mungkin juga menyukai