Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan lmu yang memiliki banyak perhitungan. Dalam ilmu matematika,
banyak dijumpai dengan berbagai persamaan. Hal tersebut menjadi salah satu factor mengapa
seseorang untuk malas dalam mempelajari matematika. Akan tetapi, matematika akan terasa lebih
mudah dipahami jika kita dapat mengetahui akar permasalahannya. Matematika juga akan lebih
mudah dipelajari jika mempelajarinya dengan senag hati, bukan dengan paksaan. Oleh karena itu,
dalam belajar matematika kita harus memaham terlebh dahulu kemudian kita memahami persoalan
yang ada dan menggunakan persamaan yang tepat.
Salah satu pelajaran dalam matematika adalah barisan dan deret tak hngga. Barisan dan
deret tak hngga sudah tidak asing lagi d telinga seorang mahasiswa. Hal tersebut karena disebabkan
Karena pelajaran ini sudah didapatkan di bangku SMA. Akan tetapi, tidak akan menjadi suatu
kesalahan jika mengulangi pelajaran yang telah kita lalu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi materi dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menemukan konsep barisan dan deret tak hingga ?
2. Menemukan Konsep Barisan Aritmatika?
3. Menemukan Konsep Barisan Geometri?
4. Barisan Konstan, Naik dan Turun ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat kita tuliskan adalah sebagai berikut
1. Agar Mengetahui Konsep Barisan dan Deret Tak Hingga
2. Agar Menemukan Konsep Barisan Aritmatika
3. Agar Menemukan Konsep Barisan Geometri
4. Agar Mengetahui Barisan Konstan, Naik, Turun

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menemukan Konsep Barisan dan Deret Tak Hingga


Amati dan kritisi masalah nyata kehidupan yang dapat dipecahkan secara arif dan
kreatif melalui proses matematisasi. Dalam proses pembelajaran barisan dan deret tak hingga
berbagai konsep dan aturan matematika terkait barisan akan ditemukan melalui pemecahan
masalah, melihat pola susunan bilangan, menemukan berbagai strategi sebagai alternatif
pemecahan masalah. Perhatikan ilustrasi berikut.

Masalah 1
Data uang saku seorang anak sekolah setiap hari adalah Rp 10.000 dan untuk menumbuhkan
niat menabung orang tuanya menambah sebesar Rp 1.000 tiap harinya.
Jika uang saku tersebut disusun dengan bilangan-bilangan maka kita akan memperoleh
susunan bilangan seperti berikut ini.

Perhatikan bilangan tersebut mempunyai keteraturan dari urutan pertama, kedua,


ketiga, keempat dan seterusnya yaitu bilangan berikutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya
ditambah 1.000 . bilangan-bilangan yang disusun berturut dengan aturan tertentu seperti itulah
dikenal dengan nama barisan bilangan.

Konsep tentang fungsi akan kita gunakan dalam penerapan menemukan pola dari
barisan, karena barisan merupakan suatu fungsi dengan domain bilangan bulat positif dan
range bilangan real. Materi tentang fungsi sudah dipelajari di Bab 3 kelas 10. Pada Bab
tersebut dituliskan definisi fungsi yaitu misalkan A dan B himpunan, Fungsi f dari A ke B
adalah suatu aturan pengaitan yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat
satu anggota himpunan B. jika kita perhatikan sebuah barisan maka suku ke-n dengan n
merupakan bilangan bulat positif disebut sebagai domain akan berpasangan terhadap rumus
sukub ke-n dari barisan itu dan disebut range, yang merupakan bilangan real.

Dari pasangan di atas diperoleh bentuk umum barisan bilangan adalah


𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 , … , 𝑢𝑛 dengan 𝑢𝑛 = 𝑓(𝑛) yang disebut dengan rumus umum suku ke-n dari barisan
bilangan. Untuk memahami barisan dan pola barisan mari perhatikan masalah-masalah berikut
ini

11.000 12.000 13.000 14.000 … N


↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 … 𝑢𝑛

2
Masalah 2
Perhatikan barisan huruf berikut :
ABBCCCDDDDABBCCCDDDABBCCCDDD…
Amatilah barisan huruf tersebut terlebih dahulu! Tentukanlah huruf pada urutan 25 × 33 !
Alternatif Penyelesaian
Pertama, kita perlihatkan urutan setiap huruf pada barisan, sebagai berikut.
A B B C C C D D D D A B B C C C D D D D …
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 …
Jika kamu amati dengan teliti, kelompok huruf ABBCCCDDD pada urutan 1 sampai
10 berulang, bukan ? Perulangan kelompok huruf terjadi pada setiap kelipatan 10 huruf
pertama. Jadi, huruf pada urutan 1 sama dengan huruf pada urutan 11, urutan 21, urutan 31
dan seterusnya

Kedua, huruf pada urutan 25 × 33 adalah huruf pada urutan 32 × 27 = 864 atau
864 = 860 ÷ 4 = 86 × 10 + 4 sehingga perulangan kelompok huruf tersebut mengalami
perulangan sebanyak 86 kali. Dengan demikian, huruf pada urutan ke-864 sama dengan huruf
pada urutan ke-4 atau C, bukan? Perhatikan tabel di bawah ini!

Tabel 5.3 : Urutan Barisan Huruf


Urutan Urutan Urutan Urutan
Huruf Huruf … Huruf Huruf
ke- ke- ke- ke-
1 A 11 A 851 A 861 A
2 B 12 B 852 B 862 B
3 B 13 B 853 B 863 B
4 C 14 C 854 C 864 C
5 C 15 C 855 C
6 C 16 C 856 C
7 D 17 D 857 D
8 D 18 D 858 D
9 D 19 D 859 D
10 D 20 D 860 D

3
Definisi 2.1
Barisan tak hingga objek di himpunan 𝑆 adalah suatu fungsi 𝑢 dengan daerah asal (domain)
himpunan bilangan asli dan daerah hasilnya (range) suatu himpunan 𝑅𝑢 ⊆ 𝑆 . Ditulis
(𝑢𝑛 ), 𝑛 ⊆ 𝑁

Definisi 2.2
Misalkan (𝑢𝑛 ) sebuah barisan tak hingga bilangan real dan 𝑆𝑛 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛
adalah jumlah parsial suku suku barisan tak berhingga.
• Deret tak hingga adalah barisan jumlah parsial n suku barisan tak hingga. Ditulis (𝑆𝑛 ), n ∈
N atau 𝑆1 , 𝑆2 , 𝑆3, … , 𝑆𝑛 , …
• Jumlah deret tak hingga adalah jumlah suku-suku barisan tak hingga. Ditulis
∑𝑛=∞
𝑛=1 𝑢𝑛 = 𝑢𝑛 + 𝑢2 +𝑢3 + ⋯

2.2 Menemukan Konsep Barisan Aritmatika


Perhatikan gambar tumpukan jeruk di samping ini!
Bagaimana cara menentukan atau menduga banyak
jeruk dalam satu tumpukan ?

Masalah 1
Alternatif Penyesaian
Jika diperhatikan gambar di atas, maka diperoleh susunan dari beberapa jeruk. Jeruk itu
dapat disusun membentuk sebuah piramida.

4
(susunan piramida jeruk)

Jumlah jeruk pada bagian bawah tumpukan akan lebih banyak dibandingkan pada
sususnan paling atas. Misalkan susunan jeruk tersebut disederhanakan menjadi sebuah
susunan segitiga, seperti gambar di bawah ini.

(susunan bulatan bentuk segitiga)


 Mengapa harus dengan susunan segitiga, coba lakukan dengan susunan segi empat. Apa
yang harus kamu temukan ?
Banyaknya bulatan yang tersusun dari setiap kelompok dapat dituliskan dengan bilangan,
yaitu 1, 3, 6, 10, 15. Bilangan tersebut membentuk barisan. Perhatikan polanya pada
Gambar

Ternyata beda antara setiap dua bilangan yang berdekatan membentuk barisan yang baru
yaitu 2, 3, 4, 5, … perhatikan skema berikut ini.

Beda setiap dua bilangan yang berdekatan pada barisan 2, 3, 4, 5, … adalah tetap yaitu 1.
Dengan demikian brisan 2, 3, 4, 5, … disebut “Barisan Aritmatika” dan barisan 1, 3, 6,
10, 15, … disebut “Barisan Aritmatika Tingkat Dua”.
 Coba kamu bentuk sebuah barisan Aritmatika tingkat tiga ?

Masalah 2

5
Perhatikan masalah disamping! Jika tinggi
satu anak tangga adalah 20 cm, berapakah
tinggi tangga jika terdapat 15 anak tangga?
Tentukanlah pola barisannya!

Alternatif Penyelesaian
Untuk menemukan tinggi tangga maka permasalahan di atas di urutkan menjad :

Dari uraian di atas, ditemukan susunan bilangan 20, 40, 60, 80, ,…
𝑢𝑛 ∶ suku ke- n
𝑢1 = 20 = 1 × 20
𝑢2 = 40 = 2 × 20
𝑢3 = 60 = 3 × 20
𝑢4 = 80 = 4 × 20
𝑢5 = 100 = 5 × 20

𝑢𝑛 = 𝑛 × 20 = 20𝑛

Cermati pola bilangan 𝑢𝑛 = 20𝑛 sehingga 𝑢15 = 300 = 15 × 300


Berarti tinggi tangga tersebut sampai anak tangga yang ke-15 adalah 300 cm.

Masalah 3
Lani, seorang perajin batik di Gunung Kidul. Ia dapat menyelesaiakan 6 helai kain
batik berukuran 2,4 m 1,5 m selama 1 bulan. Permintaan kain batik terus bertambah sehingga
Lani terus menyediakan 9 helai kain batik padea bulan kedua, dan 12 helai pada bulan ketiga.
Dia menduga, jumlah kain batik untuk bulan berikutnya akan 3 lebih banyak dari bulan
sebelumnya. Dengan poal kerja tersebut, pada bulan berapakah Lani menyelesaikan 63 helai
kain batik?

Alternatif Penyelesaian

6
Dari masalah di atas, dapat dituliskan jumlah kain batik sejak bulan pertama seperti di
bawah ini.
Bulan I : 𝑢1 = 𝑎 = 6
Bulan II : 𝑢2 = 6 + 1.3 = 9
Bulan III : 𝑢3 = 6 + 2.3 = 12
Bulan IV : 𝑢4 = 6 + 3.3 = 15
Demikian seterusnya bertambah 3 helai kain batik untuk bulan-bulan berikutnya sehingga
bulan ke-n : 𝑢𝑛 = 6 + (𝑛 − 1)3 (n merupakan bilangan asli).
Sesuai dengan pola di atas, 63 helai kain batik selesai dikerjakan pada bulan ke-n.
63 = 6 + (𝑛 − 1)3
63 = 3 + 3𝑛
𝑛 = 20
Jadi, pada bulan ke -20, Lani mampu menyelesaikan 63 helai kain batik.
Jika beda antara dua bilangan berdekatan dinotasikan “b”, maka pola susunan bilangan 6, 9,
12, 15, …, dapat dituliskan 𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

Definisi 2.3
Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang beda setiap dua suku yang berurutan adalah
sama.
Beda, dinotasikan “b” memenuhi pola berikut.
𝑏 = 𝑢2 − 𝑢1 = 𝑢3 − 𝑢2 = 𝑢4 − 𝑢3 = ⋯ = 𝑢𝑛 − 𝑢1−1
n : bilangan asli sebagai nomor suku 𝑢𝑛 adalah suku ke-n
berdasarkan definisi di atas diperoleh bentuk umum barisan aritmetika sebagai berikut.

𝒖𝟏 , 𝒖𝟐 , 𝒖 𝟑 , … , 𝒖𝒏
Setiap dua suku yang berururtan pada barisan aritmetika memiliki beda yang sama, maka
diperoleh
𝑢1 = 𝑎
𝑢2 = 𝑢1 + (2 − 1)𝑏 = 𝑎 + 𝑏
𝑢3 = 𝑢1 + (3 − 1)𝑏 = 𝑢1 + 2𝑏
𝑢4 = 𝑢1 + (4 − 1)𝑏 = 𝑢1 + 3𝑏

𝒖𝒏 = 𝒖𝟏 + (𝒏 − 𝟏)𝒃

Sifat 2.1
Jika 𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 , … , 𝑢𝑛 merupakan suku-suku barisan aritmetika. Suku ke-n barisan tersebut
dinyatakan sebagai berikut.

𝒖𝒏 = 𝒖𝟏 + (𝒏 − 𝟏)𝒃

7
𝑎 = 𝑢1 = suku pertama barisan artimetika, b = beda barisan aritmetika.

Masalah 4
Setiap hari Siti menabung sisa uang jajannya. Uang yang ditabung setiap hari selama enam
hari mengikuti pola barisan aritmetika dengan suku pertama a = 500 dan beda b = 500.
Bagaimana cara mengetahui banyaknya uang Siti yang ditabung pada hari ke-6?

Alternatif Penyelesaian
Penyelasaian Masalah 5.5 dapat dilakukan dengan membuat barisan aritmetika dari uang yang
ditabung Siti kemudia menentukan suku terakhirnya.

Karena 𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 maka


𝑢6 = (𝑎 + 5𝑏)
= 500 + 5(500)
= 500 + 2.500
= 3.000
Berarti tabungan Siti pada hari ke- 6 adalah Rp 3.000

2.3 Menemukan Konsep Barisan Geometri


Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16, …

𝑢2 𝑢 𝑢𝑛
Nilai perbandingan = 𝑢3 = ⋯ = 𝑢 = 2 . Jika nilai perbandingan dua suku berurutan
𝑢1 2 𝑛−1
dimidalkan r dan nilai suku pertama adalah a, maka susunan bilangan tersebut dapat
dinyatakan dengan 2, 2 × 2,2 × 2 × 2, …

Perhatikan gambar berikut ini!

8
Dari pola diatas dapat disimpulkan bahwa 𝒖𝒏 = 𝒂. 𝒓𝒏−𝟏

Masalah 1
1 1 1
Perhatikan susunan bilangan 1, 2 , 4 , 8 , …

𝑢 𝑢 𝑢𝑛 1
Nilai perbandingan 𝑢2 = 𝑢3 = ⋯ = 𝑢 = 2. Jika nilai perbandingan dua suku berurutan
1 2 𝑛−1
dimisalkan r dan nilai suku pertama adalah a, maka susunan bilangan tersebut dapat
1 1 1 1 1 1 1
dinyatakan dengan 1, 1 (2) , 2 (2) , 4 (2) , 8 (2) , …
Perhatikan gambar berikut!

9
Sehingga :
𝑢1 = 𝑎 = 1
1 1
𝑢2 = 𝑢1 (2) = 1 (2) ⇔ 𝑢2 = 𝑢1 . 𝑟 = 𝑎. 𝑟
1 1 1 1 2
𝑢3 = 𝑢2 ( ) = 1 ( ) ( ) = 1 ( ) ⇔ 𝑢3 = 𝑢2 . 𝑟 = 𝑎. 𝑟. 𝑟 = 𝑎𝑟 2
2 2 2 2
1 1 1 1 1 3
𝑢4 = 𝑢3 (2) = 1 (2) (2) (2) = 1 (2) ⇔ 𝑢4 = 𝑢3 . 𝑟 = 𝑎. 𝑟. 𝑟. 𝑟 = 𝑎𝑟 3

Dari pola di atas, tentunya dengan mudah kamu pahami bahwa,


𝑢𝑛 = 𝑢𝑛−1 . 𝑟 = 𝑎. 𝑟 𝑛−2 . 𝑟 = 𝑎. 𝑟 𝑛−1

Masalah 2

Seorang anak memiliki sleembar kertas. Berikut ini disajikan satu bagian kertas.

(gambar selembar kertas)

Ia melipat kertas itu menjadi dua bagian yang sama besar. Kertas terbagi menjadi dua bagian
yang sama besar.

(selembar kertas pada lipatan pertama)

10
Kertas yang sedang terlipat ini,kemudian dilipat dua lagi olehnya. Kertas terbagi menjadi
empat bagian yang sama besar.

(selembar kertas pada lipatan kedua)


Ia terus melipat dua kertas yang sedang terlipat sebelumnya. Setelah melipat, ia selalu
membuka hasil lipatan dan mendapat kertas tersebut terbagi menjadi dua bagian
sebelumnya. Sekarang perhatikan bagian kertas tersebut yang membentuk sebuah barisan
bilangan.

Setiap dua suku berurutan dari barisan bilangantersebut memiliki perbandingan yang sama,
𝑢 𝑢 𝑢
yaitu 2 = 3 = ⋯ = 𝑛 = 2. Barisan bilangan ini disebut barisan geometri.
𝑢1 𝑢2 𝑢𝑛−1

Definisi 2.4
Barisan geometri adalah barisan bilangan yang nilai pembanding (rasio) antara dua suku yang
berurutan selalu tetap.
Rasio, dinotasikan r merupakan nilai perbandingan dua suku bersekatan.
𝑢 𝑢 𝑢 𝑢
Nilai r dinyatakan : 𝑟 = 𝑢2 = 𝑢3 = 𝑢4 = ⋯ = 𝑢 𝑛
1 2 3 𝑛−1

Sifat 2.2
Jika (𝑢𝑛 ) adalah suatu barisan geometri dengan suku pertama adalah 𝑢1 = 𝑎 dan rasio = r
𝑎
dengan r ∈ R dan 𝑟 < 1 maka jumlah tak hingga suku-suku barisan tersebut adalah 𝑆 = 1−𝑟

Sifat 2.3
Jika ,𝒖𝟏 , 𝒖𝟐 , 𝒖𝟑 , … , 𝒖𝒏 merupakan susunan suku-suku barisan geometri, dengan 𝑢1 = 𝑎 dan
r : rasio, maka suku ke-n dinyatakan
𝒖𝒏 = 𝒂. 𝒓𝒏−𝟏 , n adalah bilangan asli

11
2.1 Barisan Konstan, Naik dan Turun
 Barisan Konstan

Definisi 2.5
Misalkan (un) sebuah barisan tak hingga bilangan real. Barisan (un) dikatakan barisan
konstan jika dan hanya jika suku sebelumnya selalu sama dengan suku berikutnya.
Ditulis (𝑢𝑛 ) adalah barisan konstan ↔ 𝑢𝑛 = 𝑢𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ 𝑁

Contoh soal :
1 1 1 1 1 1 1 1
a. 𝑢𝑛 = 2 , ∀𝑛 ∈ 𝑁. Suku-suku barisan ini dapat ditulis, , ,2 ,2 ,2 ,2 ,2…
2 2
b. 𝑢𝑛 = −1, ∀𝑛 ∈ 𝑁. Suku-suku barisan ini dapat ditulis, −1, −1, −1, −1, −1, …
c. 𝑢𝑛 = 𝑘, ∀𝑛 ∈ 𝑁 dan untuk suatu 𝑘 ∈ 𝑅. Suku-suku barisan ini dapat ditulis, 𝑘, 𝑘, 𝑘, 𝑘, …

Berdasarkan data suku-suku setiap b arisan yang diberikan di atas, dapat dikatakan
bahwa suku barisan pada poin (a), (b), dan (c), nilainya tetap atau sama untuk setiap suku
sampai 𝑛 → ∞. Jika suatu barisan dengan suku-sukunya sama atau tetap untuk setiap n,𝑛 →
∞, barisan itu disebut barisan konstan.

 Barisan Naik

Definisi 2.6
Misalkan (𝑢𝑛 ) sebuah barisan tak hingga bilangan real. Barisan (𝑢𝑛 ) dikatakan barisan
naik jika dan hanya jika suku berikutnya lebih dari suku sebelumnya.
Ditulis (𝑢𝑛 ) adalah barisan naik ↔ 𝑢𝑛 < 𝑢𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ 𝑁.

Contoh Soal :
Amatilah suku-suku dari beberapa barisan berikut.
a. 𝑢𝑛 = (3)𝑛 , ∀𝑛 ∈ 𝑁. Suku-suku barisan ini dapat ditulis, 3, 9, 27, 81, …
b. 𝑢𝑛 = 𝑛 + 1, ∀𝑛 ∈ 𝑁. Suku-suku barisan ini dapat ditulis, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, …

Berdasarkan data suku-suku setiap barisan yang diberikan di atas, dapat dikatakan
bahwa nilai suku barisan pada poin a, b, dan c, semakin besar urutan sukunya makin besar
nilai suku barisannya sampai 𝑛 → ∞. Jika suatu barisan memiliki nilai suku-sukunya makin
besar untuk suku sampai 𝑛 → ∞, barisan itu disebut barisan naik.

 Barisan Turun

Definisi 2.7
Misalkan (un) sebuah barisan tak hingga bilangan real. Barisan (un) dikatakan barisan turun
jika dan hanya jika suku berikutnya kurang dari suku sebelumnya.
Ditulis (un) disebut barisan turun ↔ 𝑢𝑛 > 𝑢𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ 𝑁

12
Contoh Soal :
Amatilah suku-suku dari beberapa barisan berikut
1 1 1 1 1
a. 𝑢𝑛 = 𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ 𝑁.Suku-suku barisan ini dapat ditulis, 2 , 3 , 4 , 5 , …
1 1 1 1 1
b. 𝑢𝑛 = (2)𝑛 , ∀𝑛 ∈ 𝑁. Suku-suku barisan ini dapat ditulis , , , ,…
2 4 8 16

Berdasarkan data suku-suku setiap barisan yang diberikan di atas, dapat dikatakan
bahwa nilai suku barisan pada poin a, b, dan c, semakin besar urutan sukunya makin kecil
suku barisannya sampai 𝑛 → ∞. Jika suatu barisan memiliki suku-sukunya makin kecil
untuk suku sampai 𝑛 → ∞, barisan itu disebut barisan turun.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas dapat kita simpulkan bahwa :
 Barisan tak hingga objek di himpunan 𝑆 adalah suatu fungsi 𝑢 dengan daerah asal (domain)
himpunan bilangan asli dan daerah hasilnya (range) suatu himpunan 𝑅𝑢 ⊆ 𝑆
 (𝑢𝑛 ) sebuah barisan tak hingga bilangan real dan 𝑆𝑛 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛 adalah
jumlah parsial suku suku barisan tak berhingga.
 Barisan bilangan dikatakan barisan naik, jika dan hanya jika. 𝑢𝑛 < 𝑢𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ 𝑁.
 Barisan bilangan dikatakan barisan turun, jika dan hanya jika 𝑢𝑛 > 𝑢𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ 𝑁.
 Sebuah barisan bilangan yang semua sukunya sama disebut barisan konstan
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, semoga
kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sudianto Manulang, 2017. Matematika SMA/MA/SMK Kelas XI Jakarta: Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan.

15

Anda mungkin juga menyukai