Anda di halaman 1dari 2

GOREE ISLAND : THE DOOR OF NO RETURN

Pulau Goree menjadi saksi bisu sepanjang empat abad pada masa lalu tentang kesedihan,
tangisan, dan penderitaan 15 juta-20 juta warga Afrika yang ditampung sebelum dikirim ke
Eropa dan Amerika, tanpa pernah mengenal jalan pulang.
Pulau Goree yang dihuni sekitar 1.000 orang kini menjadi tujuan wisata sejarah, yang
ditetapkan UNESCO tahun 1978 sebagai salah satu warisan dunia yang harus dilindungi.
Masyarakat Senegal menyebutnya Ber, tetapi Portugis menamainya Ila de Palma. Penjajah
Belanda menyebutnya Good Reed dan diubah Perancis menjadi Goree, yang berarti
”pelabuhan baik”.
Tidak seindah namanya, Pulau Goree menyimpan kisah tragis sebagai tempat penampungan
jutaan manusia Afrika dari kawasan barat yang diperbudak antara tahun 1444 sampai 1846.
Perdagangan manusia itu merupakan hasil konspirasi antara pemimpin kulit hitam Afrika
dan kaum penjajah kulit putih.
Penangkapan penduduk kulit hitam miskin di Afrika Barat oleh para pemimpin Afrika sendiri
dilakukan untuk dijual sebagai budak kepada bangsa Eropa. Perkembangan perdagangan
budak Afrika itu sangat pesat sebagai bisnis menggiurkan, yang digerakkan oleh sindikat
perdagangan segitiga antara Afrika, Eropa, dan Amerika.
Pedagang Eropa membawa komoditas murah ke Afrika Barat, khususnya ke Senegal,
Gambia, dan Guinea berupa kapas, alkohol, alat-alat tembaga, dan lain-lain untuk ditukar
dengan budak Afrika dari para pedagang besar Afrika.
Budak-budak itu kemudian dibawa ke Eropa dan sebagian lagi ke Amerika. Sesampai di
pelabuhan Amerika, para budak itu dijual kepada para pemilik perkebunan dan pabrik-
pabrik dengan barteran tembakau, gula, dan barang-barang lain.
Para budak yang terdiri dari pria dan perempuan diangkut dengan kapal kayu dengan
kondisi kaki atau leher terikat dengan lima kilogram bola besi agar tidak gampang melarikan
diri, seperti terjun ke laut.
Ketika ditangkap, pria dan perempuan yang dijadikan budak umumnya dalam kondisi sehat-
sehat. Namun, sekitar enam juta orang meninggal karena sakit, kekurangan makanan, dan
tidak tahan siksaan selama di penampungan ataupun dalam perjalanan menyeberang
Samudra Atlantik menuju Amerika.
Sebelum berlayar dalam keadaan dipasung selama 3-4 bulan ke Amerika, para budak
umumnya tiga bulan berada di penampungan Pulau Goree. Kapal pertama menuju Amerika
tahun 1518.
Ketika kapal pengangkut budak tiba di pelabuhan, budak-budak tersebut ditimbang,
diperiksa, dan dijual. Keluarga dan kerabat biasanya di pisahkan saat akan “diangkut”
kedalam kapal. Budak-budak tersebut juga diberi “merek” dari perusahaan atau nomor
registrasi, bahkan ada yang juga di “Cap” dengan besi panas. Pintu terakhir budak-budak
tersebut sebelum diangkut ke dalam kapal disebut “the door of no return”.
SUMBER :
1. BUKU :
 The Historical Encyclopedia of World Slavery
 Atlas Eksplorasi dan Kerajaan
2. INTERNET :
 http://archive.kaskus.co.id/thread/6567930/0/pulau-goree--jutaan-budak-
dikapalkan

Anda mungkin juga menyukai