Anda di halaman 1dari 36

SIROSIS HEPATIS

KELOMPOK 4:

1. KOMANG NOVY ARINI (17089014059)


2. KETUT PUTRA YASA (17089014067)
3. SERLY ARLEDYA LESTARI (17089014078)
4. NI PUTU SINTYA PAJARINI (17089014079)
5. KETUT SIPTA KRISMIYATI (17089014080)
6. NI KOMANG SRI MUDIARI (17089014081)
7. NI MADE SRI UTARI DEWI (17089014082)
8. NI NYOMAN TRI ARY WIDIANI (17089014087)
9. TRI BUANA (17089014088)
10.KADEK TRISNA ASTUTI (17089014090)
11.I GEDE UMIPA (17089014091)
12.NI KADEK YULI RINDI ANTIKA (17089014102)
13.NI PUTU YULI ASTARI (17089014103)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-

Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas

dariKeperawatan Medikel Bedah I dalam pembuatan makalah dengan judul“Sirosis

Hepatis”. Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu

proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan

kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para

pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Singaraja, 30 Agustus 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI………………….………………….……………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………..…………….1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………….…………………..2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………...……………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Hati…………………………………………………..3

2.2 Pengertian Sirosis Hepatis….………………………………………………...4

2.3 Etiologi Sirosis Hepatis……..………………………………………………..5

2.4 Patofisiologi Sirosis Hepatis ………………..……………………………....6

2.5 Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatis…….…………………………………7

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..21

3.2 Saran………………………………………………………………………21

DAFTAR PUSTAKA……………………….………………………………..22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi

proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan energi,

pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam

tubuh kita, sehingga dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi

kerusakan pada hati.

Sirosis hepatis adalah suatu penyakit di mana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh

darah besar dan seluruh systemhati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan

terjadi penambahan jaringan ikat (firosis) di sekitar paremkin hati yang mengalami

regenerasi. sirosis didefinisikan sebagai proses difus yang di karakteristikan oleh

fibrosis dan perubahan strukture hepar normal menjadi penuh nodule yang tidak

normal. Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya

penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena yang akhirnya

menyebabkan hipertensi portal. Peran dan fungsi perawat adalah memberi

penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat mewaspadai bahaya penyakit sirosis

hepatis.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang diatas yaitu:

1.2.1 Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Sirosis Hepatis?

1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan Sirosis Hepatis?

1.2.3 Apa sajakah Etiologi Sirosis Hepatis?

1.2.4 Apa sajakah Patofisiologi Sirosis Hepatis?

1.2.5 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Sirosis Hepatis?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sirosis hepatis

1.3.2 Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sirosis hepatis

1.3.3 Untuk mengetahui etiologi sirosis hepatis

1.3.4 Untuk mengetahui patofisiologi sirosis hepatis

1.3.5 Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada sirosis hepatis

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu:

Agar mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengertian sirosis

hepatis, anatomi dan fisiologi sirosis hepatis, etiologi sirosis hepatis, patofisiologi

sirosis hepatis, dan asuhan keperawatan yang diberikan pada sirosis hepatis, serta

untuk melengkapi tugas Keperawatan medikel bedah yang diberikan oleh dosen.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Hati

Gambar 2.1 Anatomi hati


Sumber: www.google.com

Hati merupakan organ terbesar didalam tubuh, beratnya sekitar 1500 gram.

Letaknya dikuadaran kanan atas abdomen, dibawahdiafragma dan terlindungi oleh

tulang rusuk (costae). Hati dibagi menjadi 4 lobus dan setiap lobus hati terbungkus

oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalamlobus itu sendiri dan

membagi massa hati menjadi unit-unit kecil, yang disebut lobulus.Sirkulasi darah ke

dalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati.

3
4

Hati menerima suplai darahnya dari dua sumber yang berbeda. Sebagian besar

suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya akan zat-zat

gizi dari traktus gastrointestinal. Vena hepatika mengalirkan isinya ke dalam vena

kava inferior. Jadi terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk ke dalam hati

dan hanya terdapat satu lintasan keluarnya.

Disampinghepatosit, sel-sel fagositosis yang termasuk dalam sistem

retikuloendotelial juga terdapat dalam hati. Organ lain yang mengandung sel-sel

retikuloendotelial adalah limpa, sumsum tulang, kelenjar limfe dan paru-paru. Dalam

hati, sel-sel ini dinamakan sel kupfer. Fungsi utama sel kupfer adalah memakan

benda partikel (seperti bakteri) yang masuk ke dalam hati lewat darah portal.

2.2 Pengertian Sirosis Hepatis

Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus

dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan

regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati

(Mansjoer, FKUI, 2001).


5

2.3 Etiologi

Menurut FKUI (2001), penyebab sirosis hepatis antara lain :

1. Malnutrisi

2. Alkoholisme

3. Virus hepatitis

4. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika

5. Penyakit Wilson (penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan)

6. Hemokromatosis (kelebihan zat besi)

7. Zat toksik
6

2.4 Patofisiologi

Multifaktor penyebab: Sirosis hepatis Nyeri


-Malnutrisi
-Kolestasis kronik
- Toksik/infeeksi
Kelainan jaringan Fungsi hati Resiko gangguan Inflamasi
- Metabolic: DM
parenkim hati terganggu fungsi hati akut
- Alcohol
- Hepatitis virus B dan
C Kronis Ggn metabolisme Ggn metabolisme Ggn metabolisme
bilirubin protein zat besi

Hipertensi portal ansietas Bilirubin tdk Asam amino relative Ggn asam
terkunjugasi (albumin,globulin) folat

Varises esovagus Ggn sintesis vit K


Ikterik Feses pucat urine gelap

Gangguan citra Penumpukan Factor pembekuan


tubuh garam empedu terganggu, simtesis
dibawah kulit prosumber
terganggu
Perdarahan Peningkatan Pururitas
gastrointestinal tekanan
hematemesisi hidrostatik, Resiko perdarahaan
melena peningkatan Kerusakan
permeabilitas integritas kulit
vaskuler
Hipokalemia Filtrasi cairan ke Penurunan produksi sel
, anemia ruang ketiga darah merah /anemia

Asites dan edema Kelemahan Sintesis vit A, B


perifer complek, B12 melalui
hati menurun

Kelebihan Ekspansi paru Intoleransi Ggn metabolisme


volume cairan terganggu aktivitas vitamin

alkalosis Ketidak efektifan Ketidak Gangguan


perfusi jaringan efektifan pembentukan
perifer pola nafas empedu

Metabolic
Peningkatan Lemak tdk dapat
ensefalopa
peristalik usus diemulsikan dan
ti
tdk dpt diserap
Koma oleh usus halus

Diare
Ketidak
Kematian Ketidak Resiko seimbangan
mampuan ketidakseimba nurisi kurang dari
koping keluarga ngan elektrolit kebutuhan tubuh
7

2.5 Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatis

A. PENGKAJIAN
HARI / TANGGAL MASUK RS : Minggu, 8 Juli 2018
JAM MASUK : 21.00 Wita
HARI/TANGGAL PENGKAJIAN : Minggu, 8 Juli 2018
JAM PENGKAJIAN : 22.00-22.30Wita
BANGSAL/RS : Arjuna/RSKU
NO.RM :070899
DIAGNOSA MEDIS : Sirosis Hepatis

1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 42th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Tianyar
Agama : Hindu
Suku :-
Pekerjaan : Petani
No. RM : 070899
Diagnosa Medis : Sirosis Hepatis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Umur : 45th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Desa Tianyar
Agama : Hindu
Suku :-
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan Pasien : Suami
8
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan atas

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan pada hari sabtu 7 Juli 2018 pasien muntah darah dan

pasien merasakan perutnya sakit dibagian kanan atas lalu oleh keluarga klien

dibawa ke RSKU buleleng untuk diperiksakan. Saat berada di RSKU Batang

klien dirawat diruang Arjuna.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan dulu pernah menderita penyakit hepatitis selama 20

tahun yang lalu kemudian baru 6 bulan terakhir didiagnosa menderita

penyakit sirosis hepatis.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami penyakit ini.

3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)

a. Pola persepsi terhadap kesehatan

Menurut pasien jika ada salah satu anggota keluarganya yang sakit

akan segera di bawah kepuskesmas, atau dokter untuk mendapatkan

perawatan atau pelayanan kesehatan.


9

b. Pola aktifitas dan latihan.

Pasien mengatakan sebelum sakit dalam melakukan aktivitas sehari-

hari seperti berpakaian, mandi, makan dilakukan secara mandiri, tetapi

selama sakit pasien dalam beraktivitas dibantu oleh keluarganya.

c. Pola Istirahat dan Tidur

Tidur siang : Tidak pernah (sebelum sakit) ± 2 jam /hari (selama sakit)

Tidur malam : ±7 jam/hari (Sebelum sakit) ± 5 jam /hari (selama sakit)

d. Pola Nutrisi

Makan pagi : habis 1 porsi (sebelum sakit), habis ¼ porsi (selama sakit)

Makan siang : habis 1 porsi (sebelum sakit), habis ½ porsi (selama sakit)

Makan malam : habis 1 porsi (sebelum sakit), habis ¼ porsi (selama sakit)

Minum : lebih 9 gelas/ hari (sebelum sakit), lebih 7 gelas/hari (selama sakit)

e. Pola Eliminasi

a. Sebelum sakit

BAK BAB

Frekuensi : ± 4-5 x/ hari Frekuensi : 2x/ hari

Bau : khas urine korsistensi : lunak


10

b. Selama sakit

BAK BAB

Frekuensi :± 4-5 x/ hari Frekuensi : belum pernah

Bau : khas urine korsistensi : lunak

c. Pola Kognitif Perspektual

Penglihatan : Baik, Perasa : Baik, Pembau : Baik, Kemampuan untuk

berbahasa : Baik, Belajar : Baik, Ingatan dan Pembuatan keputusan : Baik

d. Pola Konsep Diri

Sikap pasien terhadap dirinya : Baik, Pola Emosional : Baik, Citra diri : Baik,

Identitas diri : Baik, Ideal diri : Baik

e. Pola Koping

Pasien mengatakan stress terhadap penyakitnya, metode koping yang

digunakan adalah berdo’a, sistem pendukung koping pasien adalah

keluarganya. Efek penyakit terhadap tingkat stress pasien merasa cemas

karena memikirkan penyakitnya. Ekspresi wajah pasien tampak lemah.


11

f. Pola Seksual Reproduksi

Pasien mengatakan didalam keluarga berperan sebagai kepala keluarga

selama dirawat di RS, pasien tidak dapat menjalankan perannya seperti

bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pasien mengatakan bahagia

telah dikaruniai 3 orang anak, 1 laki-laki dan 2 perempuan

g. Pola Hubungan

Pasien mempunyai 2 anak dari pernikahan dan pasien menjalin hubungan

baik dengan keluarga dan tetangga sekitarnya.Pasien selalu mendapat

dukungan dari keluarga dan tetangga agar cepat sembuh.

h. Pola Nilai dan Kepercayaan

Pasien menganut agama hindu dimana selama sakit dia selalu berusaha

beribadah tepat waktu walaupun posisi berbaring.

4. Pemeriksaan Fisik

A. Tanda – tanda vital, Tanggal 8 Juli 2018

Suhu badan : 36,7° C

Nadi : 90x/menit

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Pernapasan : 22x/menit
12

B. Kesan Umum

Kesadaran compos mentis, penafsiran umur 42 tahun, pasien tampak pucat

dan lemas, keadaan fisik rapi dan kebersihan cukup.

C. Pemeriksaan fisik

1. Kepala

Inspeksi : bentuk kepala bulat, tidak ada luka

Palpasi : tidak ada lesi,tidak ada benjolan.

2. Mata

Inspeksi : simetris, penglihatan jelas,sclera ikterik

Palpasi : tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan

3. Leher

Inspeksi : tidak terlihat pembesaran vena jugularis

Palpasi : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan

4. Telinga

Inspeksi : tidak ada serumen bersih

Palpasi : tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan

Pandengaran : pendengaran baik


13

5. Hidung

Inspeksi : tidak ada lendir, tidak ada luka, simetris

Palpasi : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri benjolan

Penciuman : penciuman baik, dapat mengenali rangsang bau

6. Mulut

Inspeksi : tidak ada luka, perasa baik

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

7. Kulit

Inspeksi :warna kulit ikterik, tidak ada luka, bersih

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

8. Paru

Inspeksi : bentuk dada simetris

Palpasi : pengembangan dada kanan dan kiri sama

Perkasi : sonor

Auskaltasi : terdengar bunyi vasikuler


14

9. Jantung

Inspeksi :tidak terlihat ictus cardis

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkasi : bunyi peka

Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1-2

10. Perut

Inspeksi : simetris, asites

auskultasi : terdengar bunyi bising usus

Palpasi : - nyeri tekan bagian kanan atas, turgor baik, hepar terasa - batas
hepar teraba tegas.

Perkusi : pekak

11. Ekstermitas

Inspeksi : terpasang infuse ditangan kanan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kurgor kulit baik


15

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. DATA FOKUS
1.1 Data Subjektif
a. Klien mengatakan nyeri perut pada bagian kanan atas
b. Klien mengatakan nafsu makan berkurang
c. Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak dan mudah terbangun
d. Klien mengatakan istirahat tidak puas
e. Klien mengatakan terbangun lebih awal
1.2 Data Objektif

a. Klien tampak lemas dan lemah

b. Klien tampak pucat

c. Lama tidur klien 7 jam

d. P : Infeksi pada bagian hati

e. Q : Seperti diremas-remas

f. R : Kuadran kanan atas


g. S : Skala nyeri 5
h. T : Hilang timbul
i. Klien tampak meringis kesakitan
j. Vital sign

TD : 130/80 mmHg

Nadi :90x/menit

Suhu : 36,7oC

Respirasi :22 x/menit


16

2. ANALISIS DATA

Hari

Tanggal Symtomp Problem Etiologi

Jam

Minggu, Ds : pasien mengatakan Gangguan Spasme otot

08/07/2018 Sakit pada perutnya jika rasa nyamn abdomen

22.00 ditekan dan nyeri

Do : Pasien terlihat

kesakitan, abdomen terasa

nyeri jika ditekan, pasien

terihat tidak nyaman

Minggu, Ds : pasien mengatakan air Gangguan Peningkatan kadar

09/07/2018 kencingnya berwarna integritas bilirubin dalam darah

01.00 seperti teh pekat, pasien kulit dan akibat peradangan

mengatakan bahwa air system

kencingnya selalu berwarna perkemihan

seperti teh dan feses pucat (urinaria)

serta sudah berlangsung

sekitar 2 minggu
Do : kulit dan daerah mata

(khusus eskalera), pasien

tampak berwarna

kekuningan (ikterus)

Senin, Ds : pasien mengatakan Gangguan Terganggunya

09/07/2018 badan terasa lemas atau keseimbang mekanisme

05.00 lelah, pasien mengatakan an volume pengaturan

sulit untuk bergerak, pasien cairan lebih (penurunan plasma

juga mengeluh perutnya dari protein)

sakit, pasien mengatakan kebutuhan

perutnya semakin membesar normal

dan terasa begah tubuh

Do : Pasien mengalami

asites didaerah abdomen,

pasien terlihat cemas dan

tidak nyaman dengan

keadaannya, pasien

terbaring lemas ditempat

tidur, pasien dengan turgor

kulit menurun
17

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

3. Resiko perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang tidak adekuat.


18

3. INTERVENSI

Hari

Tanggal No NOC NIC Rasional

Jam Dx

Senin, 1 Setelah O: Observasi keadaan -Untuk

09/07/2018 dilakukan pasien, apakah nyeri mengetahui skala

07.00 tindakan tekannya berkurang atau nyeri pada pasien.

3x 24jam semakin memburuk.

diharapkan nyeri N: Ajarkan teknik -Untuk

berkurang relaksasi nafas dalam mengurangi rasa

dengan kriteria E: Berikan edukasi pada nyeri.

hasil : pasien tentang -Agar pasien tahu

1. Pasien bagaimana cara bagaimana teknik

mengatakan melakukan relaksasi relaksasi nafas.

nyeri nafas yang benar dan apa

berkurang manfaatnya. -Untuk

2. Pasien C: Kolaborasi dengan menentukan

tampak rileks dokter tentang pemberian tindakan

3.Skala nyeri 2 terapi obat selanjutnya.


Senin, Setelah O: Observasi tingkat -Untuk

09/07/2018 dilakukan kemampuan pasien mengetahui

07.20 tindakan kemampuan

keperawatan pasien

selama 3x24jam N: Lakukan mobilisasi -Untuk membantu

diharapkan yang dibutuhkan aktivitas pasien

pasien dapat E : Ajari pasien -Untuk

melakukan mobilisasi menentukan

ringan dan manfaatnya respon pasien

pada aktivitas

mobilisasi

C : Kolaborasi keluarga -Untuk

pasien dalam tindakan menghemat

mobilisasi pasien energi pasien

Senin, 2 melakukan O : Kaji pola makan - Untuk

09/07/2018 aktivitas dengan pasien mengetahui intake

08.00 maksimal N : Beri makanan yang dan output

dengan criteria: mengandung nilai gizi makanan

1.Klien tinggi. - untuk memenuhi

beraktivitas kebutuhan nutrisi


secara mandiri E: Edukasi sesuai kebutuhan.

Pasien tidak pasien untuk makan

mengalami sedikit tapi sering. -Untuk melatih

gangguan C: Kolaborasi dengan pasien agar dapat

nutrisi setelah ahli gizi mengenai menu meningkatkan

dilakukan diet pasien. nafsu makan

tindakan secara perlahan.

3 keperawatan - Untuk

selama 3x24 menentukan menu

jam dengan diet yang cocok

criteria hasil untuk pasien.

intake nutrisi

klien teratasi
19

4. IMPLEMENTASI

Hari

Tanggal No Implementasi Respon Paraf

Jam dx

Senin, 1 Mengkaji keluhan pasien Ds : pasien mengatakan

09/07/2018 nyeri pada bagian perut atas

08.15 Do : -pasien terlihat lemas

- pasien tampak menahan

sakit

Ds : pasien mengatakan jika


09.30 2 Membimbing aktivitas
beraktivitas akan terasa
yang tidak bisa dilakukan
nyeri
oleh pasien
Do : Pasien tampak

menahan nyeri saat

beraktivitas

10.00 3 Mengajarkan teknik Ds : pasien mau mengikuti


relaksasi nafas dalam apa yang diajarkan
Do : pasien terlihat
melakukan nafas dalam
11.00 1 Mengkaji aktivitas pasien Ds : Pasien mengatakan

jika beraktivitas dibantu

oleh keluarga

Do : pasien terlihat hanya

berbaring ditempat tidur

Selasa, 2 Mengkaji pola makan Ds : Pasien mengatakan

10/07/2018 pasien mual, tidak nafsu makan

08.00 Do : Porsi makan habis ¼

porsi, mengajurkan makan

sedikit tapi sering

09.00 3 Memberikan posisi Ds: pasien mengatakan

senyaman mungkin bersedia diposisikan

Do: Pasien tampak rileks

dan nyaman

11.00 1 Mengukur TTV Ds: pasien mengatakan

lemas, pasien mengatakan

nyeri pada perut kanan atas

Do: Pasien tampak lemah


Rabu, 1 Mengkaji skala nyeri Ds: Pasien mengatakan

11/07/2018 pasien masih merasa nyeri

08.00 Do: Pasien tampak

menahan nyeri

08.30 2 Membantu pasien Ds: pasien mengatakan

mengidentifikasi aktivitas secara mandiri tetapi

yang bisa dilakukan pasien dengan pelan

Do: pasien tampak

beraktivitas secara mandiri

sedikit demi sedikit

09.00 3 Mengkaji TTV pasien Ds: pasien mengatakan

masih lemas dan nyeri

Do: hasil TTV

TD: 120/90 mmhg

N : 78x/menit

S : 36,5°C

R : 21x/ menit
09.30 4 Menganjurkan relaksasi Ds : klien mengatakan akan

nafas relaksasi nafas melakukan nafas dalam

dalam Do : klien Nampak

melakukan nafas dalam.

10.00 Membantu mengontrol Ds: klien mengatakan mual

pola nutrisi berkurang

Do : klien menghabiskan

setengah porsi makan

10.15 Memberikan posisi Ds : klien bersedia

senyaman mungkin diposisikan

Do : klien tampak nyaman

dan rileks.

11.00 Mengkaji kemampuan Ds : klien mengatakan

aktivitas klien masih lemas tapi sudah bisa

makan secara mandiri

Do: saat makan klien

tampak makan secara

mandiri
12.00 Mengkaji pola makan klien Ds: klien mengatakan
sering makan secara sedikit
tapi sering.
Do: Klien tampak makan

buah

Ds: klien mengatakan nyeri


12.30 Mengukur ttv
mual berkurang.

Do: TD : 130/90

N : 83x/menit

RR: 21X/menit

S :36°C
20

5. EVALUASI

Hari

Tanggal No dx Catatan perkembangan Paraf

Jam

Rabu 1 S : Pasien mengatakan masih nyeri

11/07/2018 O : Skala nyeri 4

13.00 A : Masalah nyeri teratasi

P : Lanjutkan intervensi

I : Merikan obat dan terapi nyeri

E : Pasien tetap merasakan nyeri

R : Ganti metode pemberian terapi pada nyeri

14.00 2 S: Pasien mengatakan sudah bisa beraktivitas

ringan

O : Pasien terlihat lebihbaik dari sebelumnya

A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan intervensi
15.00 3 S : Pasien mengatakan nafsu makan agak

berkurang, masih mual dan perutnya kembung.

O: Pasien makan ¼ porsi, kemudian dimuntahkan.

Minum 500 ml.

A : Masalah sudah teratasi

P : pertahankan intervensi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hati merupakan organ terbesar didalam tubuh, beratnya sekitar 1500 gram.
Letaknya dikuadaran kanan atas abdomen, dibawah diafragma dan terlindungi oleh
tulang rusuk (costae).

Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus
dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan
regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati
(Mansjoer, FKUI, 2001).

Penyebab Sirosi Hepatis yait; Malnutrisi, Alkoholisme, Virus hepatitis,


Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatica, Penyakit Wilson
(penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan), Hemokromatosis (kelebihan zat
besi) dan Zat toksik.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui tentang penyakit

sirosis hepatis ini, selain itu asuhan keperawatan pada pasien dengan sirosi hepatis

sangat penting dipelajari mahasiswa agar mahasiswa dapat membuat asuhan

keperawatan pada pasien dengan sirosi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda, Hardhi Kusuma.2016.Asuhan Keperawatan

Praktis.Jogjakarta:Mediaction (Diakses pada tanggal 31 Agustus 2018)

Nurul hiday.2015.sirosis hepatis.

http://digilib.unimus.ac.id//files/disk1/135/jtptunimus-gdl-nururhiday-6749-2-

babii.pdf (Diakses pada tanggal 31 Agustus 2018)

Tandra, Hans.2014.Asuhan Keperawatan. http://digilib.unimus.ac.id/download.pdf

(Diakses pada tanggal 31 Agustus 2018)

22

Anda mungkin juga menyukai