Nekrosis hepatoseluler
Nekrosis hepatoseluler
Hipertensi portal
Sirosis hepatis
Gangguan metabolisme bilirubin Gangguan metabolisme vitamin K Gangguan metabolisme zat besi
Anemia
pruritus Resiko pendarahan
Kelemahan
Gangguan integritas kulit
Gangguan metabolisme protein
Intoleransi Aktivitas
Peningkatan tekanan osmotik Penurunan kadar albumin
a. Memberikan oksigen
b. Memberikan cairan infus
c. Memsang NGT (pada perdarahan)
d. Terapi tranfusi: platelet, packed red cells, fresh frozen plasma (FFP)
e. Diuretik: spironolakton (Aldactone) Furosemid (Lasix)
f. Sedatif: fenobarbital (luminal)
g. Pelunak feses: dekusat
h. Detoksikan amonia: laktulosa
i. Vitamin zink
j. Analgetik:oksikodon
k. Antihistamin: difenhidramin
l. Endoskopik skleroterapi: entonolamin
m. Profilaksis trombosis vena provunda: stocking kompresi sekuensial
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
A. Pengkajian
a. Anamnesis
1. Identitas pasien meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat,
No.RM, dan tanggal MRS
2. Keluhan utama, biasanya pasien mengeluh mual, anoreksia, kaki
bengkak, nyeri abdomen, dan mudah memar
3. Riwayat penyakit sekarang, sirosis hepatis terjadi karena berbagai
penyebab sehingga perlu dikaji lebih lanjut pola hidup atau
kebiasaan pasien yang erat kaitannya dengan terjadinya sirosis
hepatis
4. Riwayat penyakit dahulu, biasanya pasien dengan irosis hepatis
pernah mengalami penyakit hepatitis, riwyat hipertensi, diabetes
militus, dan penyakit lain yang erat kaitannya dengan fungsi hati
5. Riwayat penyakit keluarga
b. Data fokus (berdasarkan pemeriksaan fisik)
1. Aktivitas dan istirahat
Gejala: kelemahan dan kelelahan
Tanda: latergi dan penurunan massa otot/tonus
2. Sirkulasi
Gejala: riwayat gagal jantung koroner kronis, perikarditis,
penyakit jantung, rematik, kanker (malfungsi hati menimbulkan
gagal hati)
Tanda: distensi vena abdomen, tekanan darah, dan denyut nadi
meningkat
3. Eliminasi
Gejala: flatus
Tanda: distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali, asites),
penurunan atau tidak ada bising usus, feses warna tanah liat,
melena, urin gelap dan pekat
4. Nutrisi
Gejala: anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual, muntah
Tanda: penurunan berat badan/peningkatan cairan, kulit kering,
turgor kering, turgor buruk, edema, ikterik, nafas berbau, dan
perdarahan gusi
5. Neurosensori
Gejala: orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian
dan penurunan mental
Tanda: perubahan mental, bicara lambat atau tidak jelas dan
penurunan kesadaran
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri tekan abdomen/nyeri kuadran kanan atas
Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi dan fokus pada diri sendiri
7. Respirasi/pernafasan
Gejala: dispnea
Tanda: takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan, dan
ekspansi paru
8. Keamanan
Gejala: pruritus
Tanda: demam (lebih umum pada sirosis alkoholik) ikterik,
ekimosis, petekie, eritema palmar, dan edema
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi (foto rontgen sinar X)
2. Pemeriksaan laboratorium (tes darah lengkap, tes faal hati,
pemeriksaan kadar elektrolit, tes faal ginjal, dan pemeriksaan
cairan asites)
3. Pencitraan (MRI, CT scan, esofagoskopi, USG, angiografi,
endoskopi)
B. Diagnosis Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan
metabolik
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
e. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan fungsi hati
C. Perencanaan Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien sirosis hepatis
bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang ada pada
pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien sirosis hepatis
adalah kaji dan catat status pernapasan pasien setiap 4 jam jika pasien
mengalami sesak napas, auskultasi bunyi suara napas, mengatur posisi
pasien dan memberikan oksigen, melakukan pengkajian atau perhitungan
balance cairan, memonitor berat badan pasien serta jumlah asupan
makanan, dan menganjurkan pasien untuk memakan makanan yang tinggi
protein serta kalori, mengubah posisi pasien tiap 2 jam dan anjurkan
menggunakan pelembab, melatih pasien untuk melakukan aktifitas yang
ringan dan memantau tanda dan gejala terjadinya perdarahan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan dari
pemberian asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis. Tujuan
pemberian asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis antara lain Pola
nafas tidak efektif, defisit nutrisi, gangguan integritas kulit, intoleransi
aktifitas, dan resiko perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin & Destina. (2019). Manifestasi klinis klien dengan gangguan sirosis hati.
Jakarta: Kencana
Baradero. (2017). Klien dengan gangguan hati. Jakarta: EGC
Burnalis & Vina. (2019). Penatalaksanaan klien dengan sirosis hati. Jakarta:
Pustaka Indah
Lyndon, S. (2017). Buku saku pemeriksaan fisik klien dengan penyakit hati.
Jakarta: EGC
TIM Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Ed. 1. Jakarta: PPNI
TIM Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Ed.
1. Jakarta: PPNI
TIM Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Ed. 1. Jakarta: PPNI