SIROSIS HEPATIS
Di susun oleh :
SULAEMAN
NIM :433131490120041
2020/202
I. KONSEP DASAR PENYAKIT
a. Pengertian
Sirosis hepatis adalahpenyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis
hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar
fungsi hepar (Baradero, 2008). Sirosis hepatis adalah sekelompok penyakit hati
kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh
(Soemoharjo, 2008).
b. Klasifikasi
1. Sirosis Laennec. Sirosis ini disebabkan oleh alkoholisme dan malnutrisi. Pada
tahap awal sirosis ini, hepar membesar dan mengeras. Namun, pada tahap
2. Sirosis pascanekrotik. Terjadi nekrosis yang berat pada sirosis ini karena
3. Sirosis bilier. Penyebabnya adalah obstruksi empedu dalam hepar dan duktus
kongestif.
Berdasarkan stadiumnya, sirosis hepatis diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu
(Soemoharjo, 2008) :
Sirosis hepatis kompensata disebut juga sirosis hepatis stadium awal. Pada sirosis
fibrosis pada hati. Gejala sering tidak jelas dan seringkali ditemukan secara
kebetulan karena keluhan yang tidak khas. Sirosis baru dicurigai setelah
ditemukan hepatomegali atau splenomegali, spider nevi, dan eritema palmar. Pada
saat sirosis ini ditegakkan, varises esophagus sudah ditemukan pada 30%
Sirosis hepatis dekompensata disebut juga sirosis hepatis stadium lanjut. Gejala-
gejala yang dirasakan lebih jelas. Penderita sering merasakan keluhan muntah
pula dengan spider nevi dan eritema palmar. Pada saat diagnosis ditegakkan,
varises esophagus ditemukan pada 60% penderita. Pada sirosis hepatis ini, dapat
macam, yaitu:
1. Mikronodular
Nodulus kecil, tidak jelas, secara mikroskopis terlihat dalam pecandu alkohol,
2. Makronodular
Nodulus besar sering menonjol dari berbagai ukuran yang sering dipisahkan oleh
pita fibrosa besar, terlihat dalam hepatis kronika dan sebagai suatu stadium akhir
hepatis Child Pugh A (skor total 5-6), Child Pugh B (skor total 7-9), dan Child
(seconds)
c. Etiologi
Etiologi sirosis hepatis belum secara pasti diketahui, namun beberapa faktor
penyebab yang diduga sebagai penyebab utama sirosis hepatis meliputi (Baradero,
metabolismee gugus metil yang berperan dalam mencegah perlemakan hati dan
sirosis hepatis.
2. Hepatitis virus
Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut sebagai salah satu penyebab sirosis
hati. Hepatitis virus yang telah menginfeksi sel hati semakin lama akan
3. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orang-orang muda
dengan ditandai sirosis hati, degenerasi basal ganglia dari otak dan terdapat cincin
pada kornea yang berwarna coklat kehijauan disebut Kayser Fleischer Ring.
4. Zat hepatotoksik
Beberapa zat kimia dan obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
fungsi sel hati secara akut dan kronik. Kerusakan hati secara akut akan berakibat
nekrosis atau degenerasi lemak. Sedangkan kerusakan kronik akan berupa sirosis
hepatis. Zat hepatotoksik yang sering menyebabkan sirosis hepatis adalah alkohol.
Efek yang nyata dari etil alkohol adalah penimbunan lemak dalam hati.
5. Hemokromatosis
Kelebihan zat besi juga akan semakin memperberat kerja hati sehingga hati tidak
dapat mengolah zat besi yang dapat diabsorbsi tubuh tetapi zat besi akan
6. Sebab-sebab lain
b) Obstruksi yang lama pada saluran empedu akan dapat menimbulkan sirosis
biliaris primer.
c) Penyebab sirosis hepatis yang tidak diketahui dan digolongkan sebagai sirosis
kriptogenik.
d. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya proses yang berlangsung terus mulai dari hepatitis virus
hingga sirosis hepatis belum jelas diketahui. Patogenesis yang mungkin terjadi
1. Mekanis
Pada daerah hati yang mengalami nekrosis, kerangka retikulum lobulus hepar
yang mengalami kolaps akan berlaku sebagai kerangka untuk terjadinya daerah
parut yang luas. Dalam kerangka jaringan ikat ini, bagian parenkim hati yang
2. Imunologis
Sirosis hepatis dikatakan dapat berkembang dari hepatitis akut jika melalui proses
penting. Proses respon imunologis pada sejumlah kasus tidak cukup untuk
menyingkirkan virus atau hepatosit yang terinfeksi, dan sel yang mengandung
berlangsung terus sampai terjadi kerusakan sel hati. Faktor genetik dan
sirosis melalui respon yang saling berhubungan, yaitu reaksi sistem imun,
peningkatan sintesis matriks dan abnormalitas perkembangan sel hati yang tersisa.
Perlukaan terhadap sel hati dapat menyebabkan kematian sel, yang kemudian
diikuti terjadinya jaringan parut (fibrosis) atau pembentukan nodul regenerasi. Hal
tersebut selanjutnya akan menyebabkan gangguan fungsi hati, nekrosis sel hati
aldosterone, maka terjadi retensi natrium dan air yang pada akhirnya
menyebabkan retensi cairan yang bermanifestasi pada adanya edema dan asites.
Patofisiologi yang terjadi pada sirosis hati berdampak pada gangguan fungsi hati
hepatomegali.
badan menurun.
melambat.
dan alkalosis.
akhirnya koma.
perdarahan.
tingkat keparahan penyakit. Tanda dan gejala yang umum muncul meliputi:
2. Warna urin dan feses lebih gelap akibat bercampur dengan darah dan kadar
3. Edema pada perut (asites) dan tungkai akibat hilangnya albumin dalam dalam
melalui hati.
8. Perdarahan saluran cerna bagian atas akibat hipertensi portal dan rapuhnya
pembuluh darah.
10. Eritema palmar akibat rapuhnya pembuluh darah sehingga mudah pecah.
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan sirosis hepatis dapat dilakukan sesuai dengan
1. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang cukup dilakukan kontrol yang
teratur, istirahat yang cukup, susunan diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP),
lemak secukupnya.
furosemide.
1) Lakukan aspirasi cairan lambung yang berisi darah untuk mengetahui apakah
secukupnya.
c) Ensefalopati
varises.
5) Transplantasi hati
1. Pemeriksaan fisik
a) Hati : perkiraan besar hati, biasanya terjadi hepatomegali pada awal sirosis
dan bila hati mengecil menunjukkan prognosis kurang baik. Besar hati normal
sebesar telapak tangan penderita. Pada sirosis hati, konsistensi hati biasanya
kenyal, pinggir hati biasanya tumpul dan terdapat nyeri tekan pada perabaan
hati.
b) Limpa : pembesaran limpa diukur dengan dua cara yaitu Schuffner (limpa
membesar ke arah medial dan ke bawah menuju umbilikus dan dari umbilikus
ke SIAS kanan) dan Hacket (bila limpa membesar ke arah bawah saja).
c) Perhatikan vena kolateral dan asites; perhatikan adanya spider nevi pada
tubuh bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, dan tubuh bagian bawah;
perhatikan adanya eritema palmaris, ginekomastia, dan atrofi testis pada pria.
2. Pemeriksaan laboratorium
g) Fibrinogen menurun
3. Pemeriksaan diagnostik
a) Radiologi
b) Esofagoskopi
c) Ultrasonografi
d) Sidikan hati
e) Tomografi komputerisasi
g) Angiografi
h. Komplikasi
Komplikasi sirosis hepatis yang dapat terjadi antara lain:
1. Perdarahan
Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada sirosis
hati adalah perdarahan akibat pecahnya varises esofagus. Sifat perdarahan yang
didahului rasa nyeri. Darah yang keluar berwarna kehitam-hitaman dan tidak akan
membeku karena sudah bercampur dengan asam lambung. Penyebab lain adalah
2. Koma hepatikum
Timbulnya koma hepatikum akibat dari faal hati yang sudah sangat rusak,
sehingga hati tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali. Koma hepatikum
a) Koma hepatikum primer disebabkan oleh nekrosis hati yang meluas dan
dengan sempurna.
langsung, tetapi oleh sebab lain, antara lain karena perdarahan, akibat terapi
3. Ulkus peptikum
Timbulnya ulkus peptikum pada penderita sirosis hepatis lebih besar bila
makanan.
4. Karsinoma hepatoseluler
postnekrotik adalah karena adanya hiperplasi noduler yang akan berubah menjadi
5. Infeksi
Setiap penurunan kondisi badan akan mudah terkena infeksi, termasuk penderita
sirosis hepatis. Infeksi yang sering timbul pada penderita sirosis, diantaranya
6. Sindrom hepatorenal
Sindrom inidiakibatkan oleh vasokonstriksi dari arteri ginjal besar dan kecil
serum15creatinine lebih dari 1,5 mg/dl, volume urin kurang dari 500 mL/hari, dan
7. Sindrom hepatopulmonal
Nekrosis hepatoseluler
Hipertensi portal
Sirosis hepatis
Pruritus Anemia
Resiko perdarahan
Kerusakan Kelemahan
integritas kulit Gangguan metabolisme
protein
Intoleransi aktivitas
Peningkatan tekanan Penurunan kadar albumin
osmotik
Ketidakefektifan
Penurunan ekspansi paru Ketidakseimbangan
pola nafas
nutrisi
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Masalah Keperawatan
d) Intoleransi aktivitas
e) Resiko perdarahan
a) Anamnesis
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
sehingga perlu dikaji lebih lanjut pola hidup/kebiasaan pasien yang erat
2) Sirkulasi
Tanda : distensi vena abdomen, tekanan darah dan denyut nadi meningkat
3) Eliminasi
Gejala : flatus
tidak ada bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap dan pekat
4) Nutrisi
5) Neurosensori
mental
6) Nyeri/kenyamanan
Gejala : dispnea
8) Keamanan
Gejala : pruritus
Tanda : demam (lebih umum pada sirosis alkoholik), ikterik, ekimosis, petekie,
9) Seksualitas
Tanda : atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada, bawah lengan, pubis)
c) Pemeriksaan penunjang
2) Pemeriksaan laboratorium (tes darah lengkap, tes faal hati, pemeriksaan kadar