Anda di halaman 1dari 40

KONSEP DASAR BIOLOGI DAN HISTORY OF LIFE

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biologi Umum yang Dibimbing
oleh:
Bapak Dr. Sueb, M.Kes
Yang Dipresentasikan pada Rabu, 5 September 2018

Oleh Kelompok 1 / Offering B


Laila Badriyatul Habibah (180341617528)
Muhamad Arjuna Salim (180341617565)
Verona Tri Nur Jannah (180341617541)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2018
ABSTRAK: KONSEP DASAR BIOLOGI DAN HISTORY OF LIFE

Kata kunci: Biologi, asal usul kehidupan, teori asal usul kehidupan, organisasi
kehidupan.
Latar belakang penulisan makalah ini adalah pada pembelajaran ilmu
pengetahuan alam tentang asal usul kehidupan di muka bumi selalu menjadi
permasalahan sejak berabad-abad tahun lalu hingga sekarang. Tujuan dibuat
makalah ini untuk mengetahui dasar-dasar biologi dan sejarah terbentuknya
kehidupan. Mengkaji dari berbagai literatur. Biologi atau ilmu hayati adalah suatu
ilmu tentang kehidupan makhluk hidup yang membantu manusia mengenal dirinya
sebagai organisme, lingkungannya, dan hubungan antara organisme dan
lingkungannya. Karakteristik biologi terletak pada tiga aspek, yaitu objek, tema
atau persoalan, metode. Ketiganya, sangat penting dalam biologi. Teori yang
ditemukan oleh beberapa ilmuwan yaitu teori abiogenesis, teori biogenesis, teori
cosmozoic, dan teori penciptaan. Sejarah kehidupan di bumi bermula antara 3,5
dan 4 miliar tahun silam. Bukti kehidupan prokariota (purba) telah ditemukan pada
batu yang disebut stromalit. Tingkat organisasi kehidupan adalah tingkatan yang
dimulai dari bagian paling sederhana hingga yang kompleks. Urutan tingkatan
organisasi kehidupan yang benar adalah dimulai dari tingkatan molekul hingga
biosfer. Mahluk hidup memiliki karakteristik di antaranya adalah, mahluk hidup
tersusun atas sel, mengalami perkembangan dan pertumbuhan, melakukan
metabolisme, memberikan respon terhadap rangsang, melakukan reproduksi, serta
melakukan adaptasi terhadap lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Definisi Bologi .............................................................................................. 3
2.2 Karakteristik Biologi ..................................................................................... 4
2.3 Awal Sejarah Kehidupan ............................................................................. 10
2.4 Teori Asasl Usul Kehidupan ....................................................................... 20
2.5 Organisasi kehidupan .................................................................................. 24
2.6 Karakteristik Makhluk hidup.................................................................. 30
BAB III PENUTUP............................................................................................... 34
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 34
3.2 Saran ............................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Episode Dalam Sejarah .........................................................................12


Gambar 2 Gambar Jaringan Tumbuhan .................................................................25
Gambar 3 Organ Tumbuhan...................................................................................26
Gambar 4 Sistem Organ Manusia ..........................................................................27
Gambar 5 Populasi Pinguin di Antartika ...............................................................27
Gambar 6 Komunitas dipadang rumput .................................................................28
Gambar 7 Komunitas pada suatu lingkungan ........................................................28
Gambar 8 Bioma ....................................................................................................29
Gambar 9 Sel hewan ..............................................................................................30
Gambar 10 Pertumbuhan Manusia .........................................................................31
Gambar 11 Metabolisme pada manusia .................................................................31
Gambar 12 Daun dari bunga putri malu yang sensitif terhadap rangsang .............32
Gambar 13 Siklus Hidup Paku ...............................................................................32
Gambar 14 Bunglon dengan kemampuan Mimikri ................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bahwa zaman modern ini makhluk hidup
khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam Ilmu Pengetahuan
Alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya manusia selalu mendapatkan
masalah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang dipelajarinya, yaitu
dalam hal mempelajari tentang bagimana asal usul kehidupan di muka bumi
yang menjadi permasalahan sejak berabad-abad tahun yang lalu hingga
sekarang. Banyak terdapat teori atau paham-paham yang dikemukakan oleh
para ilmuan mengenai hal ini. Namun, semuanya belum dapat memberikan
jawaban yang pasti. Sebenarnya sudah sejak jaman yunani kuno manusia
berusaha memberikan jawaban terhadap asal usul kehidupan di muka bumi
namun jawaban itu umumnya hanya dongeng atau mitos.
Evolusionis menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka
sendiri secara mandiri dari benda mati. Namun, ini adalah dongeng takhayul
abad pertengahan yang bertentangan dengan hukum dasar biologi. Bagi
kebanyakan orang, pertanyaan "Apakah manusia berasal dari kera?" muncul
dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas
masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab
oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup
pertama muncul di bumi.
Kehidupan dimulai sangat dini dalam sejarah bumi, dan organisme pertama
itu merupakan nenek moyang bagi kaleidoskop keanekaragaman biologis yang
kita lihat saat ini. Organisme yang paling kita kenal adalah organisme
makroskopik dan multiseluler terutama tumbuhan dan hewan. Namun
demikian, pada tiga perempat awal sejarah evolusi, satu-satunya organisme
bumi adalah organisme mikroskopik dan uniseluler
Oleh karena itu, melalui makalah ini akan disampaikan beberapa teori asal
usul kehidupan di muka bumi sebagai bahan kajian untuk mengenal lebih jauh
sejarah awal mula kehidupan di dunia, dengan harapan kita akan lebih
memahami tentang asal usul kehidupan di muka bumi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa Kita Mempelajari Biologi?
2. Apa Saja Karkteristik Dari Biologi?
3. Bagaimana Awal Sejarah Kehidupan?
4. Bagaimana Teori Asal Usul Kehidupan?
5. Apa Organisasi Dalam Kehidupan?
6. Apa Karakteristik Makhluk Hidup?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Mengapa Kita Perlu Mempelajari Biologi.
2. Untuk Mengetahui Karkteristik Dari Biologi.
3. Untuk Mengetahui Awal Sejarah Kehidupan.
4. Untuk Mengetahui Teori Asal Usul Kehidupan.
5. Untuk Mengetahui Organisasi Kehidupan.
6. Untuk Mengetahui Karakteristik Makhluk Hidup.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bologi
Pada hakekatnya pengertian biologi berdasarkan kata biologi sendiri yang
terdiri dari dua kata yaitu bio yang artinya makhluk hidup, dan logi atau logos
yang artinya ilmu. Sebenarnya pengertian biologi banyak diberikan oleh para
ilmuan tergantung dari ruang lingkup penelitian yang di lakukan. Biologi adalah
pengejawatan ilmiah dari kecenderungan manusia yang merasa mempunyai
hubungan dan tertatik pada semua bentuk kehidupan. Biologi adalah ilmu yang
diperuntukan bagi orang-orang dengan pemikiran yang selalu berpetualang.
(Campbell, dkk, 1999)
Salah satu pengertian biologi atau ilmu hayati adalah suatu ilmu tentang
kehidupan mahluk hidup yang membantu manusia mengenal dirinya sebagai
organisme, mengenal lingkungannya dan hubungan antara organisme dengan
lingkungannya. Tujuan pengajaran biologi antara lain adalah mengembangkan
cara berpikir ilmiah melalui penelitian dan percobaan; mengembangkan
pengetahuan praktis dari metode biologi untuk memecahkan masalah
kehidupan individu dan sosial; merangsang studi lebih lanjut di bidang biologi
dan bidang lain yang berhubungan dengan biologi serta membangkitkan
pengertian dan rasa sayang kepada makhluk hidup. (Campbell, dkk, 2003)
Biologi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Karena biologi bukan
hanya mempelajari tentang makhluk hidup tetapi juga komponen-komponen
kehidupan yang mendukung dan berhubungan dengan makhluk hidup.
Komponen kehidupan yang berhubungan dengan makhluk hidup sangat
banyak, karena itu untuk mempelajarinya satu persatu akhirnya terbentuklah
cabang-cabang ilmu biologi. Yaitu disiplin ilmu yang berhubungan erat dengan
ilmu biologi. (Irnaning,2014)

Biologi merupakan suatu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau lebih
dikenal dengan istilah sains yang mempelajari objek berupa makhluk hidup
dan gejala-gejala yang ditimbulkan. Objek biologi, antara lain tumbuhan,
hewan, dan manusia. Setiap makhluk hidup memunculkan fenomena/gejala
kehidupan yang struktural maupun fungsional. Gejala struktural adalah gejala

3
yang terdapat dan melekat pada makhlu hidup, sedangkan gejala fungsional
adalah kejadian yang terjadi pada objek atau sebagai akibat dari kehidupan.(
Suwarno. 2009)
Dengan cakupan yang luas tersebut, dalam mempelajari biologi kita dapat
mengidentifikasikan karakteristik kehidupan dan juga mengenal bagaimana
metode ilmiah yang digunakan dalam mempelajari suatu kehidupan. Selain itu
dengan mempelajari biologi, kita dapat menerapkannya ke dalam kehidupan
sehari-hari seperti pada bidang kedokteran, peneliti pertanian, peneliti
kelautan, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, kita akan mengetahui tentang diri kita sendiri serta
lingkungan yang ada di sekitar kita, sehingga kita akan lebih mudah untuk
menghargai sebuah kehidupan.

2.2 Karakteristik Biologi


Menurut Susilowarno, (2007) biologi dikatakan sebagai ilmu karena
memiliki objek yang jelas, menggunakan metode ilmiah, sistematis, logis,
universal, obyektif, analitis, dan verifikatif.
A. Objek yang jelas
Bologi memiliki objek yang jelas untuk dipelajari (makhluk hidup), kajian
berupa benda konkret dan dapat ditangkap dengan indra. Biologi merupakan
bagian dari sains yang memiliki fokus objek untuk dikaji dan dipelajari dalam
konteks biologi .
B. Menggunakan metode ilmiah
Dalam mempelajari objek kajian biologi digunakan metode ilmiah untuk
menemukan kebenaran. Sebelum materi biologi dipublikasikan atau
disebarluaskan itu harus berpatokan pada metode ilmiah yang ditetapkan
(bersifat sains), dimana setiap teori dari matrei belajar biologi harus melalui
eksperimen dan penyimpulan hasil yang sesuai dengan fakta yang didapatkan.
C. Sistematis
Agar mudah dikaji, ilmu pengetahuan harus tersusun mulai yang sederhana
menuju yang lebih kompleks atau tersususn secara sistematis. Dalam biologi
disajikan konsep sel, jaringan, organ, sistem organ, dan individu yang
menunjukkan adanya hierarki hubungan yang saling memperkuat objek kajian.
Inilah yang dikatakan tersusun secara sisitematis.

4
D. Logis
Ilmu biologi dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman
nyata). Dimana suatu kajian atau teori didukung denagn fakta dan pembahasan
yang logis (masuk akal).
E. Universal
Kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara
umum. Dalam biologi, hukum-hukum atau kaidah ilmu yang ada juga berlaku
secara umum. Dimana hal-hal itu berlaku pada semua organisme yang ada.
Misalkan makhluk hidup terdiri atas sel entah itu uniseluler atau multiseluler.
F. Objektif
Ilmu pengetahuan (biologi) harus bersifat jujur dan apa adanya, dimana
informasi yang disebarluaskan mengandung data atau informasi yang
sebernarnya sesuai dengan hasil dari penelitian yang dilaksanakan.
G. Analitis
Kajian dari sebuah ilmu akan menuju hal- hal yang lebih khusus seperti
bagian, sifat, peranan dan berbagai hubungan. Oleh karena itu, sebuah ilmu
akan terbagi menjadi berbagai cabang ilmu denagan kajian yang lebih khusus.
Contohnya, biologi mempunyai cabang zoologi.
H. Verifikatif
Kebenaran dalam sebuah ilmu bukanlah bersifat mutlak tetapi bersifat
terbuka atau verifikatif yang juga dikenal dengan kebenaran imiah. Artinya,
sesuatu yang semula dianggap benar suatu saat mungkin menjadi salah bila
ditemukan bukti-bukti baru yang menentang kebenaran sebelumnya. Setiap
teori-teori para ilmuan yang dulu dianggap benar dan ada ilmuan baru yang
membantah teori itu dengan memberikan bukti-bukti yang sesuai dengan
kenyataan teori tersebut akan terus diperbarui hingga mencapai suatu kebenaran
tetapi tetap menghormati ilman sebelumnya. Dengan karakteristik diatas,
biologi dapat dikatakan sebagai ilmu pasti (sains).

5
Menurut Susilowarno, (2007) Karakteristik Biologi terletak pada 3 aspek,
yaitu:

1. Objek
Objek kajian biologi meliputi seluruh makhluk hidup yang terbagi menjadi
5 kingdom, yaitu Monera, Protista, Jamur, Tumbuhan, Hewan dan Manusia.

Dunia Organisasi Cara Ciri-ciri Lain Cakupan


(Kingdom Memperole-
) h Makanan
Monera Uniseluler Ada yang Prokariotik, Archaebacteria
sederhana. autotrof dan reproduksi secara dan Eubacteri
ada yang aseksual, ada a
heterotrof. yang memiliki
flagelata dan ada
yang tidak.
Protista Uniseluler Ada yang Eukariota, Protozoa,
kompleks, heterotrof reproduksinya ganggang, dan
terkadang dan ada yang secara seksual protistamirip
multiseluler fotoautotrof. dan aseksual, jamur.
dalam memiliki flagela
bentuk dan silia.
filament
atau koloni.
Jamur Sebagian Heterotrof Tidak memiliki Zygomycota,
(Fungi) besar dengan cara flagela, memiliki Ascomycota,
anggotanya menyerap spora yang Basidiomycota,
multiseluler makanan. berperan dalam dan
dan reproduksiseksua Deuteromycota.
berbentuk l dan aseksual.
filament
dengan sel-
sel
kompleks.
Namun,
beberapa
anggotanya
uniseluler.
Tumbuhan Multiselule Eukariota dengan Tumbuhan
(Platae) r dengan jaringan yag lumut,
sel-sel berkembangbiak, tumbuhan
kompleks. terjadi pergiliran paku, dan
keturunan, tumbuhan
dinding sel berbiji.
mengandung

6
Autotrof, selulosa, dan
yaitu mampu memiliki klorofil.
menyintesis
makanannya
sendiri dari
senyawa
organik
sederhana
menjadi
senyawa
organik
kompleks
dengan
bantuan sinar
matahari
(fotosintesis).
Hewan Multiseluler Heterotrof, Eukariota dengan Semua filum
(Animalia) dengan sel- yaitu tidak jaringan yag hewan mulai
sel mampu berkembangbiak, dari Porifera
kompleks. menyintesis umumnya sampai
makanannya bergerak aktif. dengan
sendiri. Mammalia
Oerganisme
ini
memperoleh
makanan dari
organisme
lain.

2. Tema/persoalan
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, obyek biologi juga terus
berkembang. Tema atau persoalan-persoalan pada objek kajian biologi dapat
dikelompokkan menjadi 9 tema/persoalan.
Biologi sebagai Penemuan (Inquiry)
Berkaitan dengan konsep biologi yang sekarang dikenal banyak orang yang
dihasilkan dari serangkaian penemuandan dilakukan dengan metode ilmiah,
contoh: Penemuan penisilin oleh Alexander Flemming.
Sejarah Perkembangan Biologi
Berkaitan dengan perkembangan sejarah biologi yang sangat berkembang cepat
selaras dengan hasil penelitian yang semakin canggih didukung oleh kemajuan
teknologi. Pergeseran konsep biologi menunjukkan biologi sebagai ilmu yang

7
berkembang secara dinamis, contoh: konsep asal-usul kehidupan mulai dari teori
abiogenesis, biogenesis, teori evolusi kimia, dan terakhir teori evolusi biologi.
Keanekaragaman dan Keseragaman
Berkaitan dengan adanya variasi materi dalam gen pada seluruh tingkatan
organisasi kehidupan, contoh: adanya perbedaan secara morfologis pada dua anak
kembar satu telur (identik).
Hubungan Struktur dan Fungsi
Berkaitan dengan struktur dan fungsi jaringan serta organ penyusun tubuh
makhluk hidup, contoh: bentuk dan struktur alat pernapasan pada ikan berupa
insang yang difugsikan untuk berdaptasi di habitat air, sedangkan kelinci struktur
alat pernapasan berupa paru-paru yang berfungsi untuk beradaptasi di habitat
darat.
Genetik dan Kelangsungan Hidup
Berkaitan dengan kemampuan gen-gen pengendali aktivitas organisme dalam
berdaptasi dengan perubahan lingkungan yang bersifat tidak dapat diprediksi
secara teratur untuk menjaga kelestarian jenisnya, contoh: komodo merupakan
reptil besar yang masih tetap lestari karena mampu berdaptasi dengan
lingkungannya dibandingkan dengan dinosaurus yang telah punah.
Organisme dan Lingkungan
Berkaitan dengan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan atau
ekosistem dan antar makhluk hidup dalam rangka menuju keseimbangan dinamis
pada kehidupan di bumi, contoh: persoalan rantai makanan dan jaring-jaring
makanan di alam bebas.
Kelakuan Organisme (Perilaku)
Berkaitan perilaku makhluk hidup pada waktu-waktu tertentu yang mencakup
persoalan lain secara kompleks, contoh: perilaku burung pada masa kawin.
Evolusi
Berkaitan dengan perubahan makhluk hidup yang berlangsung secara bertahap
dan lama meuju tebentuknya spesies baru, contoh: proses evolusi pada kuda.
Regulasi dan Homeostasis
Berkaitan dengan sistem saraf, sistem hormon, dan alat-alat indera manusia,
contoh: persolan ketika suhu dingin rambut pada kulit berdiri dan banyak
mengeluarkan urine.

8
3. Metode
Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari berbagai permasalahan
makhluk hidup, dan untuk mempelajari melalui proses dan sikap ilmiah ini
sebagai konsekuensi biologi. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah akan
memperoleh produk ilmiah.
Untuk mencari pemecahan atas permasalahan pada makhluk hidup yang
bersifa konkret dan dapat dibuktikan kebenarannya, dalam sains dapat ditempuh
melalui proses ilmiah. Proses ilmiah dalam biologi dikenal dengan metode ilmiah.
Metode ilmiah adalah suatu prosedur kerja untuk mendapatkan fakta-fakta tentang
fenomena kehidupan dan alam. Secara umum, metode ilmiah terdtiri atas lima
langkah, yaitu:
a. Menemukan masalah.
b. Melakukan observasi.
c. Menyusun hipotesis.
d. Melakukan eksperimen.
e. Menarik kesimpulan.
Biologi sebagai ilmu pengatahuan yang dihasilkan melalui metode ilmiah
memiliki ciri-ciri sains, sebagai berikut:
a. Memiliki objek kajian yang konkret/nyata
b. Objektif (dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris dan tidak terdistorsi
oleh sifat-sifat subjektivitas)
c. Universal (kebenarannya berlaku secara umum pada seluruh ruang dan waktu)
d. Menggunakan cara berpikir logis
e. Untuk mengkajinya perlu langkah yang sistematis
f. Hasil kajiannya berupa hukum (terlepas dari perandaian-perandaian karena
dihasilkan dari cara berpikir logis)
Tema atau persoalan yang dipelajari pada makhluk hidup sebagai objek biologi
dipelajari melalui metode ilmiah dengan menekankan pengembangan
keterampilan proses ilmiah (scientific process skill). Keterampilan proses ilmiah
dikembangkan mengarah kepada pengembangan keterampilan hidup (life skills)

9
2.3 Awal Sejarah Kehidupan
A. Kehidupan di Bumi bermula antara 3,5 dan 4,0 miliar tahun silam
Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun silam, dan kemungkinan kehidupan
baru dimulai beberapa ratus juta tahun kemudian. Para saintis telah
menemukan isotop karbon yang menunjukkan adanya aktivitas metabolisme
organisme dalam batuan yang berumur 3,8 miliar tahun di Greenland.
Seseorang dapat menebak dari struktur sel prokariotik yang relatif sederhana
(dibandingkan dengan sel eukariotik) bahwa organisme yang paling awal ada
adalah prokariota, dan catatan fosil yang ada sekarang mendukung dugaan
tersebut (Coyne, Jerry A., 2009)
Bukti-bukti kehidupan prokariota (purba) telah ditemukan pada batu yang
disebut stromatolit (Bahasa Yunani stroma, "tempat tidur", dan lithos, "batu").
Stromatolit adalah kubah bergaris-garis yang tersusun dari batuan sedimen
yang sangat mirip dengan kerak berlapis-lapis, yang sekarang ini terbentuk
pada dasar rawa berair asin dan beberapa laguna laut hangat oleh koloni bakteri
sianobakteri. Lapisan itu adalah endapan yang menempel ke lapisan seperti jeli
yang tersusun dari mikroba yang motil, yang secara terus menerus bermigrasi,
keluar dari satu lapisan sedimen dan kemudian membentuk sebuah lapisan baru
lagi di atasnya, sehingga menghasilkan pola pita berlapis. Meskipun beberapa
stromatolit dapat terbuat dari pengendapan mineral tanpa adanya kehidupan,
fosil yang mirip dengan prokariota berbentuk bola (sferikal) dan berfilamen
telah dtemukan pada stromatolit berumur 3,5 miliar tahun di Afrika bagian
selatan dan Australia Barat (Campbell, dkk, 1999).
Fosil tersebut saat ini merupakan fosil organisme hidup tertua yang
diketahui. Namun demikian, fosil yang rerdapat di Australia Barat tampak
seperti organisme fotosintetik, yang mungkin merupakan organisme penghasil
oksigen. Jika demikian halnya, maka mungkin kehidupan telah berkembang
jauh sebelum organisme ini hidup, kemungkinan sekirar empat miliar tahun
silam (Campbell, dkk, 1999).

10
B. Episode-episode utama dalam sejarah kehidupan tinjauan awal
Bagaimana kehidupan di Bumi ini dimulai? Terlebih dahulu meninjau
beberapa episode utama sejarah biologis dalam konteks waktu geologis.
Prokariota pertama kali muncul beberapa ratus juta tahun setelah kerak bumi
mendingin dan memadat. Prokariota memulai suksesi mikroorganisme yang
saat itu merupakan satu-satunya bentuk kehidupan di bumi selama sekitar dua
miliar tahun. Data urutan RNA menunjukkan bahwa dua kelompok prokariota
yang sangat berbeda bakteria dan arkhaea memisah dini sekali dalam sejarah
kehidupan. Menurut catatan fosil, pembagian itu terjadi sekitar tiga miliar
tahun silam; berdasarkan beberapa data molekuler, pemisahan itu terjadi dua
miliar tahun silam (Campbell, dkk, 1999).
Sekitar dua setengah miliar tahun silam, produksi oksigen (O2) oleh
prokariota fotosintetik kuno menciptakan suatu atmosfer aerob, yang memulai
suatu tahapan untuk evolusi kehidupan aerob. Sementara evolusi prokariotik
terus berlanjut, beberapa organisme telah mampu mentolerir pengaruh korosif
oksigen atmosfer dan menjadi organisme pertama yang menggunakan oksigen,
dan beberapa spesies bahkan menggunakan oksigen untuk metabolisme
molekul organik (Coyne, Jerry A. 2009).
Fosil tertua yang jelas merupakan organisme eukariota berumur 1,7 miliar
tahun, tetapi ada kemungkinan sel eukariotik telah berevolusi beberapa ratus
juta tahun lebih awal. Bukti-bukti kuat mendukung hipotesis bahwa sel-sel
eukariotik berevolusi dari suatu komunitas simbiotik prokariota. Nama protista
merujuk pada kelompok besar eukariota uniseluler yang berbeda-beda dari
beberapa organisme multiseluler yang berkerabat dekat. Dengan menggunakan
analisis pengurutan asarn nukleat dan filogenetik, para peneliti mulai menguak
sejarah yang kompleks pada garis keturunan protista. Tumbuhan berevolusi
dari suatu garis keturunan alga hijau; fungi dan hewan muncul dari kelompok
organisme uniseluler heterotrofik yang berbeda. Bukti molekuler menunjukkan
bahwa fungi lebih dekat hubungannya dengan hewan dibandingkan dengan
tumbuhan. Penjelasan episode dalam sejarah bisa dilihat pada gambar.1
(Coyne, Jerry A. 2009)

11
sumber: (Campbell, dkk, 1999)
Gambar 1 episode dalam sejarah

Sejauh ini, fosil hewan tertua, terutama invertebrata berbadan lunak,


berumur 700 juta tahun, berasal dari akhir zaman prakambrium. Hewan pada
zaman prakambrium kurang beranekaragam dibandingkan dengan fauna pada
masa kambrium, akan tetapi rancangan awal tubuh sebagian besar filum hewan
modern kemungkinan muncul pada akhir prakambrium. Selama hampir
sembilan puluh persen masa keberadaannya (sekitar 3,5 miliar tahun),
kehidupan di bumi terbatas hanya pada lingkungan akuatik, dan kolonisasi
daratan merupakan salah satu kejadian yang sangat penting dalam sejarah
kehidupan. Tumbuhan, bersama dengan fungi, memulai kolonisasi daratan
sekitar 475 juta tahun silam. Akar sebagian besar tumbuhan berasosiasi dengan
fungi dalam suatu asosiasi simbiotik yang mutualistik dan saling
menguntungkan. Fosil menunjukkan bahwa tumbuhan darat yang pertama
berasosiasi sangat dekat dengan fungi, dan kemungkinan perpindahan ke

12
daratan bergantung pada asosiasi itu. Tumbuhan mengubah bentang alam
dengan membentuk lingkungan baru untuk semua kehidupan, khususnya
hewan herbivora dan pemangsanya (Campbell, dkk, 1999).

C. Evolusi Kimiawi Prabiotik Dan Asal Mula Kehidupan


Pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan dimulai sebenarnya adalah
pertanyaan mengenai terjadinya prokariota. Kira-kira antara 4,0 miliar tahun
silam, ketika kerak bumi mulai mengeras, dan 3,5 miliar tahun silam, ketika
planet telah dihuni oleh cukup banyak bakteri unruk membangun stromatolit,
lahirlah organisme yang pertama. Apakah asal mulanya?
1. Sel pertama mungkin berasal dari evolusi kimiawi pada bumi yang
masih muda: gambaran umum
Sebagian besar ahli biologi sependapat dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa kehidupan di atas bumi berasal dari bahan- bahan tidak hidup yang
kemudian menjadi susunan kumpulan molekuler yang akhirnya mampu
membelah dan memperbanyak diri dan melakukan metabolisme sendiri.
Sejauh yang kita ketahui, kehidupan tidak dapat terjadi secara spontan dari
bahan-bahan tak hidup yang ada saat ini, akan tetapi keadaan sangat berbeda
ketika bumi baru berumur satu miliar tahun. Atmosfer pada waktu itu sangat
berbeda (misalnya, dulu hanya terdapat sedikit oksigen di atmosfer), petir,
aktivitas vulkanik, hujan meteorit, dan radiasi ultraviolet semuanya dulu lebih
intens (kuat) dibandingkan dengan apa yang kita alami saat ini. Pada
lingkungan masa silam itu, asal mula kehidupan terbukti memiliki
kemungkinan untuk terjadi, dan kemungkinan tahap awal kelahiran biologis
tidak dapat dihindarkan lagi. Akan tetapi, banyak sekali perdebatan mengenai
apa yang terjadi selama tahapan awal ini (Campbell, dkk, 1999).
Berdasarkan salah satu skenario hipotesis, organisme pertama merupakan
produk suatu evolusi kimiawi yang terdiri dari empat tahapan: (l) Sintesis
abiotik (tak hidup) dan akumulasi molekul organik kecil, atau monomer,
seperti asam amino dan nukleotida; (2) Penyatuan monomer-monomer menjadi
polimer, termasuk protein dan asam nukleat; (3) Agregasi molekul yang
diproduksi secara abiotik menjadi droplet yang disebut protobion, yang

13
memiliki karakteristik kimiawi yang berbeda dari lingkungan sekitarnya; dan
(4) Asal mula hereditas (yang mungkin telah berlangsung bahkan sebelum
tahapan "droplet”) (Campbell, dkk, 1999).

2. Kemungkinan RNA merupakan bahan generik yang pertama


Bayangkan suatu kolam pasang surut, kolam air tawar, atau tanah liat yang
lembab pada bumi primitif dengan suatu suspensi protobion yang bervariasi
dalam komposisi bahan kimia, permeabilitas, dan kemampuan katalitiknya.
Droplet yang paling stabil dan yang paling mampu mengumpulkan molekul
organik dari lingkungan akan tumbuh dan membelah, kemudian menyebarkan
kornponen bahan kimianya ke droplet “anakan” (Coyne, Jerry A. 2009)
Droplet lainnya akan hancur atau tidak dapat tumbuh dan membelah.
Dengan cara ini, lingkungan telah menyeleksi dan lebih menyukai kumpulan
molekul tertentu dan tidak menyukai kumpulan molekular yang lain. Akan
tetapi persaingan di antara berbagai protobion tidak dapat mengakibatkan
perbaikan jangka panjang, karena tidak ada cara untuk selalu mempertahankan
keberhasilan. Sementara droplet yang prolifik (yang rnudah berkembang biak)
tumbuh, membelah, tumbuh, dan membelah lagi, katalisnya yang unik dan
molekul fungsional lainnya akan menjadi semakin encer. Agregat kimiawi,
yang merupakan pelopor sel tidak dapat terbentuk di masa lalu dan belum
berevolusi hingga terjadi perkembangan beberapa mekanisme untuk
mereplikasi karakteristik suatu mekanisme hereditas (Coyne, Jerry A.2009)

3. Asal mula informasi herediter memembuat evolusi Darwinian menjadi


mungkin
Dalam skenario sebelumnya kita telah membentuk leluhur hipotesis sel
dengan cara menggabungkan inforrnasi genetik ke dalam suatu kumpulan
molekul yang secara selektif mengakumulasikan monomer dari lingkungannya
dan menggunakan enzim yang dikode oleh gen untuk membuat polimer, serta
melakukan reaksi kimia lainnya. Protobion tumbuh dan membelah,
membagikan salinan gennya kepada keturunannya. Meskipun pada mulanya
hanya muncul satu protobion yang seperti itu melalui proses abiotik yang telah

14
dijelaskan sebelumnya, keturunannya akan beranekaragam karena adanya
mutasi, kesalahan dalam penyalinan RNA. Evolusi dalam pengertian
Darwinian yang sesungguhnya keberhasilan reproduktif yang berbeda pada
individu-individu yang berbeda-agaknya mengumpulkan banyak perbaikan
pada metabolisme primitif dan pewarisan. Salah saru tren mengarah ke DNA
sebagai materi herediter. pada mulanya, DNA dapat menyediakan cetakan
tempat perakitan nukleotida DNA. Akan tetapi DNA merupakan suatu tempat
penyimpanan informasi genetik yang lebih stabil daripada RNA, dan begitu
DNA muncul, molekul DNA memulai peranan barunya sebagai perantara
dalam translasi (penerjemahan) kode genetik. “Dunia RNA" membuka jalan
bagi "Dunia DNA" (Campbell, dkk, 1999).
4. Perdebatan mengenai asal mula kehidupan sangat banyak
Simulasi yang dilakukan di laboratorium tidak dapat rnembuktikan bahwa
jenis evolusi kimiawi yang telah dijelaskan sungguh-sungguh menciptakan
kehidupan pada bumi primitif, akan tetapi simulasi dapat membuktikan
sejumlah tahapan kunci yang mungkin telah terjadi. Asal mula kehidupan
masih tetap merupakan spekulasi ilmiah, dan ada beberapa pendapat alternatif
mengenai bagaimana beberapa proses kunci terjadi (Campbell, dkk, 1999).
Beberapa peneliti mempertanyakan apakah sintesis monomer organik
secara abiotik di atas bumi sangat penting sebagai suatu tahapan pertama dalam
asal mula kehidupan. Adalah mungkin bahwa paling tidak beberapa senyawa
organik mencapai bumi primitif dari luar angkasa. Ide ini, disebut dengan
panspermia, menganggap bahwa ratusan bahkan ribuan meteorit dan komet
yang menabrak bumi primitif mengandung molekul organik yang terbentuk
melalui reaksi abiotik di angkasa luar. Senyawa organik ekstraterestrial (benda
angkasa luar), yang meliputi asam amino, telah ditemukan dalam meteorit
modern, dan sangat mungkin bahwa benda-benda ini kemungkinan telah
membuahi bumi primitif dengan senyawa-senyawa organik para ahli bio-kimia
baru-baru ini mendemonstrasikan bahwa molekul organik yang diekstraksi dari
suatu meteorit menghasilkan gelembung (vesikula) kecil ketika dicampur
dengan air. Baik panspermia maupun evolusi kimiawi mungkin telah memberi
kontribusi pada kumpulan molekul organik yang rnembentuk kehidupan awal

15
itu, akan tetapi banyak saintis yang mempelajari asal mula kehidupan yakin
bahwa sumber yang berasal dari angkasa luar hanya memberikan sedikit
sumbangan. Beberapa ahli biologi yang tertarik pada asal mula kehidupan
menantang ide mengenai "dunia RNA." Para ahli biologi tersebut
mengemukakan bahwa untai RNA yang pendek sekalipun terlalu sulit untuk
menjadi molekul pertama yang dapat teraplikasi sendiri. Pada tahun 1991,
Julius Rebek, Jr., dan rekan-rekannya di Massachusetts Institute of Technology
mensintesis suatu molekul organik sederhana yang bertindak sebagai suatu
cetakan untuk menghasilkan sendiri salinannya. Terobosan ini memperkuat
suatu hipotesis alternatif bahwa gen-gen asam nukleat telah didahului oleh
sistem herediter yang lebih sederhana (Campbell, dkk, 1999).
Di mana kehidupan dimulai adalah masalah berbeda. Sampai saat ini,
sebagian besar peneliti lebih memilih air yang dangkal atau endapan yang
lembab sebagai tempat yang paling memungkinkan bagi asal mula kehidupan.
Beberapa saintis sekarang mempertanyakan pandangan ini, dengan dasar
bahwa permukaan bumi sangat tidak ramah bagi kehidupan selama periode
ketika kehidupan baru dimulai futeroid dan komet, yang merupakan serpihan
sisa-sisa dari pembentukan sistem solar (matahari), menabrak bumi dan planet
muda lainnya. Beberapa di antara saintis berpendapat bahwa kehidupan yang
baru dimulai tidak dapat bertahan hidup melalui serangan kosmis ini, kecuali
jika kehidupan dimulai pada dasar lautan yang kurang terbuka (Campbell, dkk,
1999).
Penemuan lubang (vent) di laut dalam pada akhir tahun 1970-an
memunculkan kemungkinan bahwa lubang semacam itu di masa lalu
menyediakan energi dan prekursor bahan kimia bagi kemunculan protobion.
Analisis filogenik molekuler menunjukkan bahwa nenek moyang prokariota
modern tumbuh dengan cepat pada kondisi yang sangat panas dan
kemungkinan bertahan hidup dengan menggunakan senyawa sulfur anorganik
yang sangat umum ditemukan pada lubang di lingkungan laut dalam
(Campbell, dkk, 1999).
Penelitian di laboratorium oleh Gunter Wachtershauser dan rekan-rekan
juga menunjuk lubang di lingkungan laut dalam dan gunung berapi sebagai

16
sumber abiotik beberapa senyawa organik, seperti asetil koenzim A, yang
digunakan oleh sel dalam metabolisme energi. Sulfida besi dan nikel, yang
umum ditemukan pada daerah vulkanis dan pada lubang di laut dalam,
mengkatalisis pembentukan asam asetat dan prekursor koenzim dari CO dan
H2S. Wachcershauser menganggap bahwa kehidupan kemungkinan muncul
dalam suatu lingkungan di mana reaksi-reaksi ini umum terjadi, dan kemudian
kehidupan menggunakan reaksi-reaksi tersebut sebagai bentuk paling awal
metabolisme (Campbell, dkk, 1999).
Dalam skala yang lebih luas, hipotesis bahwa kehidupan tidak terbatas
hanya di Bumi menjadi semakin terbuka untuk pengujian ilmiah. Foto yang
diambil dengan pesawat angkasa Galileo pada permukaan Europa, yaitu salah
satu bulan Jupiter yang permukaannya tertutup es, telah mengarah pada
hipotesis bahwa air dalam bentuk cair terletak di bawah permukaan tersebut
dan kemungkinan mendukung kehidupan prokariotik. Suatu perdebatan yang
masih terus berlangsung terpusat pada apakah struktur yang mirip dengan fosil
prokariota dalam suatu meteorit dari Mars yang ditemukan di Antartika
merupakan artefak geologis atau bukti kehidupan awal di Mars (Campbell,
dkk, 1999).
Permukaan Mars adalah gurun yang dingin, kering dan tanpa kehidupan,
akan tetapi miliaran tahun silam daerah ini barangkali relatif hangat, dan
mungkin mengandung air dalam benruk cair dan memiliki atmosfer yang kaya
akan CO2. Adalah mungkin bahwa bahan kimia prabiotik, yang mirip dengan
bahan kimia prabiotik, pada bumi purbakala, juga terdapat di Mars sebelum
planet itu menjadi tua. Para saintis mengharapkan penyelidikan pada dekade
berikut akan memberikan petunjuk mengenai kehidupan mikrobial di Mars.
Apakah kehidupan berkembang di sana dan kemudian mati, atau apakah bahan
kimia prabiotik pada saat itu habis oleh perubahan-perubahan pada planet itu
sebelum suatu bentuk kehidupan sempat berkembang? Banyak di antara saintis
juga menganggap Mars sebagai suatu tempat yang ideal untuk menguji
hipotesis mengenai bahan kimia prabiotik bumi (Campbell, dkk, 1999).
Perdebatan mengenai asal mula kehidupan bumi dan angkasa yang sangat
banyak, dan kita hanya mengambil beberapa saja dari topik itu sebagai contoh.

17
Dengan cara apapun bahan kimia parabiotik berakumulasi, membentuk
polimer, dan akhirnya bereproduksi di bumi, lompatan dari suatu kumpulan
molekul yang bereproduksi menjadi sel-sel prokariotik yang paling sederhana
sekalipun merupakan sesuatu yang sangat besar, dan perubahan pastilah telah
terjadi dalam banyak tahapan evolusi yang lebih kecil. Saat ketika kita berhenti
menyebut bagian-bagian yang terbungkus oleh membran yang melakukan
metabolisme dan mereplikasi kode genetiknya sebagai protobion dan mulai
menyebutnya sebagai sel hidup, adalah sama kaburnya dengan definisi kita
mengenai kehidupan. Kita mengetahui bahwa prokariot sudah mulai
mengalami pertumbuhan dengan baik paling tidak 3,5 miliar tahun silam, dan
bahwa semua garis keturunan kehidupan muncul dari prokariota kuno seperti
itu (Campbell, dkk, 1999).

D. Garis Keturunan Utama Kehidupan


Sekarang kita kembali ke masa paling awal sekali dari kehidupan di atas
bumi. Sistematika kembali relevan saat kita mencoba menyusun kembali
hubungan evolusioner diantara begitu banyaknya keanekaragaman bentuk
yang muncul dari organisme-organisme awal tersbut (Campbell, dkk, 1999).

1. Penyusunan keanekaragaman kehidupan menjadi taksa tertinggi


merupakan suatu pekerjaan yang sedang berlangsung
Para ahli sistematika secara tradisional telah menganggap kingdom
termasuk sebagai kelompok taksonomik tertinggi. Banyak di antara kita
beranggapan bahwa hanya ada dua kingdom dalam kehidupan yaitu tumbuhan
dan hewan, karena kita hidup di dunia terestrial yang makroskopik, di mana
kita jarang melihat adanya organisme yang tidak sesuai dengan dikotomi
tumbuhan-hewan. Sistem dua kingdom memiliki sejarah panjang dalam
taksonomi formal; Linnaeus membagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
menjadi kingdom tumbuhan dan hewan (Campbell, dkk, 1999).
Bahkan dengan penemuan dunia mikroba yang sangat beraneka ragam,
sistem dua kingdom itu masih tetap bertahan. Bakteri ditempatkan dalam
kingdom tumbuhan, dinding selnya yang kaku dipakai sebagai pembenaran.

18
Organisrne eukariotik uniseluler dengan kloroplas juga dianggap sebagai
tumbuhan. Fungi juga, termasuk ke dalam kelompok tumbuhan, karena
sebagian fungi tidak bergerak, meskipun tidak ada fungi yang berfotosintesis.
Fungi memiliki sedikit kesamaan struktur dengan tumbuhan hijau. Dalam
sistem dua kingdom, makhluk uniseluler yang bergerak dan menelan makanan
“Protozoa” disebut hewan. Mikroba seperti Euglena yang bergerak akan tetapi
berfotosintesis diakui oleh para ahli di kedua bidang botani dan zoologi,
sehingga dalam taksonomi, Euglena terdapat pada kingdom tumbuhan dan
hewan. sistem dengan kingdom tambahan telah diusulkan banyak ahli biologi,
tetapi tidak ada yang menjadi populer di kalangan mayoriras para ahli biologi
sampai Robert H. Whittaker dari Cornell University berhasil mengemukakan
pendapatnya mengenai suatu sistem dengan lima kingdom pada tahun 1969.
Whittaker menyebut kelima kingdom tersebut sebagai monera, protista,
plantae, fungi, dan animalia (Campbell, dkk, 1999).
Sistem lima kingdom mengakui adanya dua jenis sel yang berbeda secara
mendasar, yaitu prokariotik dan eukariotik, dan memisahkan prokariota (yang
umum disebut bakteri) dari semua eukariota dengan menempatkannya dalam
kingdom tersendiri, yaitu Monera. Dengan mengumpulkan semua prokariota
bersama-sama dalam kingdom monera, sistem lima kingdom berbeda dari
sistem klasifikasi lainnya yang telah diusulkan lebih dahulu (Campbell, dkk,
1999).
Suatu ciri umum sistem lima kingdom dan sistem klasifikasi lainnya adalah
pengakuan tiga kingdom eukariota multiseluler, yaitu plantae, fungi, dan
animalia. Tumbuhan, fungi, dan hewan umumnya berbeda dalam strukrur,
siklus hidup, dan dalam cara mendapatkan makanan, kriteria yang digunakan
oleh Whittaker untuk mendefinisikan kingdom ini. Tumbuhan bersifat
autotrofik dalam cara mendapatkan makanannya, yaitu membuat makanannya
sendiri melalui fotosintesis. Fungi adalah organisme heterorofik yang bersifat
menyerap (absortif) dalam cara mendapatkan makanannya. sebagian besar
fungi adalah pengurai yang hidup terkubur dalam sumber makanannya,
mengeksresikan enzim pencernaan dan menyerap molekul organik kecil yang
merupakan hasil pencernaan. Kingdom protista terdiri dari semua eukariota

19
yang tidak masuk ke dalam definisi tumbuhan, fungi, atau hewan (Campbell,
dkk, 1999).
Pengklasifikasian kehidupan merupakan suatu pekerjaan yang masih terus
dilakukan, suatu pandangan yang berkembang mengenai keanekaragarnan
biologis (biodiversitas) yang mencerminkan pemahaman kita yang semakin
tinggi akan karakteristik dan sejarah evolusi organisme yang berbeda satu
dengan yang lain (Campbell, dkk, 1999).
Dari pembahasan mengenai kingdom biologi ini, kita akan beralih ke
organisme prokariota, yang merupakan bentuk kehidupan pertama dan satu-
satunya kehidupan yang ada paling tidak selama 2 miliar tahun. Organisme
prokariota masih tetap sangat penting pada bumi modern saat ini (Campbell,
dkk, 1999).
2.4 Teori Asasl Usul Kehidupan
Evolusi merupakan ilmu yang banyak menuai kritik hingga saat ini.
Pandangan pro dan kontra mengikuti perjalanan evolusi dan perkembangan ya.
Meskipun posisi Darwin telah dianggap berjasa dalam perkembangan ilmu
mengenai asal usul kehidupan di bumi akan tetapi penyangkalan dan pencarian
bukti-bukti ilmiah akan kedangkalan teori yang dicetuskan Darwin
bermunculan dari berbagai penjuru dunia. Meskipun demikian, berdiri pada sisi
yang sebaliknya, begitu banyak ilmuan yang mendukung dan mengajarkan
kebenaran teori Darwin. Kontroversi akan selalu ada, bahkan di negara sekuler
seperti Amerika pun setelah 150 tahun diterbitkan teori evolusi tetap saja
menjadi sumber perdebatan (Barone, Petto & Campbell, 2014). Akan tetapi
mempelajari dan mengikuti perkembangan pemikiran dan penemuan dalam
ilmu pengetahuan adalah cara dimana ilmu itu sesungguhnya didapatkan
(Hilmi. 2017).
Beberapa ilmuwan mencoba mencari jawaban mengenai asal usul
kehidupan. Dari hasil percobaan-percobaan mereka dihasilkan beberapa teori
mengenai asal usul kehidupan. Berikut berbagai teori dari berbagai ilmuwan,
diantaranya:

20
A. Teori Abiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup
atau makhluk hidup ada dengan sendirinya.Teori ini dikenal dengan Generatio
Spontanea. Teori ini dipelopori oleh Aristoteles (384-322 SM) dan Nedham.
Aristoteles melakukan percobaan pada tanah yang direndam air akan muncul
cacing. Percobaan Nedham, merebus kaldu dalam wadah selama beberapa
menit, setelah itu wadah ditutup menggunakan gabus. Setelah beberapamhari,
terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri
berasal dari kaldu. Teori ini dikuatkan oleh ilmuwan Belanda bernama Antony
van Leeuwenhoek pada tahun 1677. Ia mengamati adanya makhluk renik pada
air rendaman jerami menggunakan mikroskop hasil temuannya. Hasil
pengamatannya ini ditulis dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi
judul ”Living in a Drop of Water” (Sudarno, 1994).

B. Teori Biogenesis
Teori abiogenesis disanggah oleh teori biogenesis sejak abad ke-19. Teori
ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori ini
dikemukakan oleh Francesco Redi, Louis Pasteur, dan Lazzaro Spallanzani
berdasarkan percobaan yang dilakukannya (Sudarno, 1994).
1. Francesco Redi (1626-1697)
Fransisco Redy membuat sebuah penelitian dengan memasukkan daging ke
dalam enam toples: dua toples tidak di berikan penutup, dua toples tertutup
rapat, dua toples lagi di tutup dengan menggunakan kain kasa toples yang tidak
tertutup, akan di hinggap lalat, sehingga lalat tersebut akan bertelur dan dari
telur tersebut akan menghasilkan belatung. Pada toples yang tertutup rapat, lalat
tidak menghinggapi daging tersebut, dan lalat pun tidak bertelur di dalamnya.
Dan, pada toples yang tertutup kain kasa, lalat tidak menghinggapi daging,
namun menempel pada kain kasa karena menghirup aroma dari daging dengan
menempel, lalatpun akan bertelur di atas kain kasa tersebut. Dari percobaannya,
Redi menyimpulkan bahwa belatng berasal dari lalat Yang hinggap di daging
dan bertelur (Sudarno, 1994).

21
2. Lazzaro Spllanzani (1729-1799)
Spalanzani melakukan percobaan dengan menggunakan tiga tabung :
Tabung I : Tidak dipanaskan dan di tutup rapat.
Tabung II : Dipanaskan namun di biarkan terbuka.
Tabung III : Dipanaskan dan di tutup rapat.
Hasil dari eksperimen tersebut adalah tabung yang tertutup, baik itu di
panaskan maupun tidak, air kaldu tidak membusuk dan tidak akan terdapat
mikroorganisme di dalamnya. Namun sebaliknya dengan tabung yang terbuka,
air kaldu akan mebusuk dan terdapat banyak mikroorganisme di dalamnya
(Sudarno, 1994).
Spallanzani menyimpulkan, bahwa makhluk hidup bukan berasal dari air
kaldu, melainkan dari makhluk hidup lainnya (yang berasal dari udara). Jadi,
adanya pembusukan air kaldu, karena adanya kontaminasi mikroba dari udara
dengan air kaldu tersebut. Namun, pendapat ini di tentang oleh ahli
Abiogenesis, mereka mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh, karena
tidak terdapat di udara (Sudarno, 1994).
3. Louis Pasteur (1822-2895)
Louis pasteur menyempurnakan percobaan dari Redi dan Spallanzani. ia
membuat percobaan dengan menggunakan air kaldu yang dimasukkan ke dalam
pipa berbentuk leher angsa, air kaldu tersebut di panaskan. Setelah dipanaskan,
air kaldu di dinginkan dan di letakkan di tempat yang aman dalam keadaan
posisi tegak. Ketika dilihat keesokan harinya, air kaldu tersebut tetap jernih dan
tidak mengandung mikroorganisme (Hamdi, 2013).
Pasteur mencoba memiringkan pipa tersebut, hingga air kaldu mengalir ke
permukaan pipa dan bersentuhan dengan udara. Setelah didiamkan dan dilihat
keesokan harinya, air kaldu tersebut telah membusuk dan terkandung banyak
mikroorganisme di dalamnya (Hamdi, 2013).
Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh
mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat
lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher
angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa
akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk

22
leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang
bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan
tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi (Hamdi, 2013).
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan pipa, air
kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi
mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan ke posisi semula (tegak),
mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan
beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi keruh, karena adanya pembusukan
oleh mikrooranisme tersebut. Melalui percobaan ini, terbuktilah bahwa adanya
makhluk hidup tidak terjadi secara spontan (Hamdi, 2013).
Bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut melahirkan sebuah teori baru
yang disebut teori biogenesis.Teori biogenesis berisi tiga pernyataan sebagai
berikut.
1) Omne vivum ex ovo yang berarti setiap makhluk hidup berasal dari telur.
2) Omne ovum ex vivo yang berarti setiap telur berasal dari makhluk hidup.
3) Omne vivum ex vivo yang berarti setiap makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup (Hamdi, 2013).

C. Teori Cosmozoic (kosmozoan)


Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup di bumi berasal dari spora
kehidupan yang berasal dari luar angkasa. Spora kehidupan tidak dapat
bertahan planet ruang angkasa yang sangat dingin,kering,dan adanya radiasi
yang memematikan. Akhirnya spora kehidupan itu pindah ke bumi. Teori
ini disanggah oleh para ilmuwan (BMC, 2011).

D. Teori Penciptaan (Special Creation)


Teori ini diperoleh tidak berdasarkan eksperimen. Teori ini beranggapan
bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Dalam teori
ini tidak disinggung mengenai asal-usul materi kehidupan (BMC, 2011).

23
2.5 Organisasi kehidupan
Dunia kehidupan memiliki tingkatan struktur yang sangat terorganisasi
secara sempurna dan menjadi bagian organisasi kehidupan. Kita bisa melihat
keteraturan dalam pola yang rumit seperti pola pertulangan daun, pola warna-
warni bulu burung, dan lainnya. Contoh tingkat organisasi kehidupan yakni
keteraturan biologi tersebut terdapat pada tiap tingkatan organisasi kehidupan
yang bahkan tidak nampak oleh mata.
Pengertian tingkat organisasi kehidupan adalah tingkatan yang dimulai dari
bagian paling sederhana hingga yang kompleks. Tiap tingkatan dari organisasi
kehidupan menjelaskan peranan yang penting dalam memperlajari biologi.
Urutan tingkatan organisasi kehidupan yang benar adalah dimulai dari
tingkatan molekul hingga biosfer. Berikut adalah urutan tingkatan organisasi
kehidupan:
A. Molekul
Organisasi kehidupan dari tingkat molekuler didasarkan bahwa setiap
mahluk hidup tersusun oleh molekul organik sebagai dasar
penyusunnya. Molekul organik (biomolekul) yang kompleks pada
mahluk hidup contohnya seperti asam nukleat (DNA dan RNA), protein,
karbohidrat,lemak dan vitamin. Molekul organik berfungsi untuk
mengontrol struktur dan fungsi tiap komponen-komponen sel (Ferdinan,
2009).
B. Organel
Organel adalah bagian penyusun dari sel yang tersusun dari berbagai
macam molekul organik yang memiliki fungsi berbagai macam
(Mendikbud, 2014).
Contoh organel sel adalah:
o Mitokondria: menghasilkan energi
o Ribosom: sintesis protein
o Badan golgi: ekskresi sel
o Retikulum endoplasma: transportasi dalam sel

24
C. Sel
Organisasi kehidupan tingkat sel didasarkan bahwa sel merupakan unit
struktural dan fungsional terkecil. Mahluk hidup bersel satu seperti
bakteri, protozoa, dan alga melakukan aktivitas metabolismenya dengan
sebuah sel saja. Sementara mahluk hidup bersel banyak seperti
tumbuhan dan hewan memiliki sel dengan berbagai bentuk dan fungsi
yang berbeda-beda (Ferdinan, 2009).
D. Jaringan
Struktur organisasi kehidupan tingkat jaringan adalah kumpulan
berbagai macam sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Sekumpulan sel tersebut membentuk pola yang sama dengan fungsi
yang sama. Jaringan berperan membentuk struktur dasar pada bagian
tubuh mahluk hidup (Ferdinan, 2009). Contoh jaringan bisa dilihat pada
Gambar.2
Contoh organisasi kehidupan tingkat jaringan adalah:
• Jaringan hewan: jaringan epitel, jaringan otot, jaringan saraf,
dan jaringan ikat.
• Jaringan tumbuhan: jaringan meristem, jaringan epidermis, dan
jaringan pengangkut.

Gambar 2 Gambar jaringan tumbuhan

Sumber : (Ferdinan, 2009)

25
E. Organ
Organ adalah kumpulan jaringan yang memiliki peranan tertentu.
Tiap organ memiliki fungsi untuk menyokong kehidupan suatu mahluk
hidup. Keberadaan organ menjadikan mahluk hidup memiliki fungsi
fisiologis terhadap kondisi lingkungannya (Mendikbud, 2014). Gambar
organ bisa dilihat pada gambar.3.
Contoh organisasi tingkat organ adalah:
• Organ hewan: jantung, paru-paru, lambung, ginjal, mata, dll.
• Organ tumbuhan: akar, daun, batang, bunga.

Sumber : (Mendikbud, 2014)


Gambar 3 organ tumbuhan

F. Sistem Organ
Tingkatan organisasi kehidupan pada sistem organ terdiri dari
berbagai organ yang saling tersusun membentuk sistem tertentu yang
saling berinteraksi. Adanya interaksi berbagai organ dengan tujuan yang
sama akan membentuk satu kesatuan fungsional bagi keberlangsungan
hidup suatu mahluk hidup. Sebagai contoh sistem peredaran darah yang
terdiri dari organ jantung dan pembuluh darah vena, arteri, dan kapiler
(Campbell, dkk, 2008).
Sistem organ manusia dapat dilihat pada gambar.4.
Contoh tingkatan organisasi kehidupan sistem organ adalah:
• Sistem organ hewan: sistem pernafasan, sistem pencernaan,
sistem reproduksi.
• Sistem organ tumbuhan: sistem transportasi, sistem transpirasi.

26
Gambar 4 sistem organ manusia

Sumber: (Campbell, dkk, 2008).

G. Organisme (Individu)
Organisme adalah makhluk hidup terdiri dari banyak komponen yang
saling terkait dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Organisme hadir dalam bentuk, ukuran, dan gaya hidup. Tetapi mereka
semua berbagi beberapa ciri yang sama (john, 1994).
H. Populasi
Populasi adalah kumpulan sekelompok organisme sejenis di suatu
tempat dan waktu yang sama. Contoh populasi mahluk hidup dapat
dilihat pada gambar.5. Contoh sekumpulan manusia di suatu desa/kota,
sekumpulan gajah di padang rumput, dan sekumpulan padi di sawah
(Irnaningtyas,2014).

Sumber: (Irnaningtyas,2014)
Gambar 5 Populasi Pinguin di Antartika

27
I. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi dari berbagai spesies di suatu
waktu dan tempat yang sama. Sebagai contoh suatu sawah terdapat
populasi padi, populasi belalang, populasi semut, populasi alga hijau,
dan lainnya. Tiap komunitas terdapat interaksi pada antar populasinya
(Irnaningtyas,2014). Gambar suatu komunitas dapat dilihat pada
gambar.6.
Sumber:
(Irnaningtyas,2014).

Gambar 6 komunitas di padang rumput

J. Ekosistem
Ekosistem adalah interkasi antara berbagai populasi penyusun
komunitas dengan lingkungan abiotiknya (udara, air, tanah, sinar
matahari). Tingakatan ekosistem merupakan hubungan timbal balik
antara komponen biotik (mahluk hidup) dengan abiotik yang saling
berinteraksi membentuk kondisi tertentu. Ekosistem terdiiri dari alami
dan buatan, seperti yang dapat dilihat pada gambar.7.
Contoh ekosistem yakni ekosistem sungai, ekosistem pantai, ekosistem
hutan, ekosistem sawah, ekosistem tambak (Irnaningtyas,2014).
Sumber:
(Irnaningtyas,2014).

Gambar 7 komunitas pada suatu lingkungan

28
K. Bioma
Bioma adalah kumpulan ekosistem terestrial yang melingkupi wilayah
yang luas yang pada umumnya dipengaruhi oleh iklim regional sehingga
terdapat tumbuhan dan hewan khas yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Pengelompokan bioma berdasarkan vegetasi yang
mendominasi bioma tersebut. Contoh bioma adalah gurun, padang
rumput, tundra, taiga, hutan gugur, hutan hujan tropis
(Irnaningtyas,2014). Agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar.8.

Gambar 8 Bioma

Sumber: (Irnaningtyas,2014)
L. Biosfer
Biosfer adalah lapisan lingkungan habitat mahluk hidup yang terdiri dari
litosfer, hidrosfer, dan atmosfer, yang di dalamnya terdapat kehidupan
bumi (Artikelsiana/2015).

29
4.6 Karakteristik Makhluk hidup
A. Makhluk hidup disusun oleh sel
Setiap makhluk hidup terdiri dari satu sel (uniseluler) atau banyak
sel (multiseluler). Setiap sel itu dilindungi oleh membran yang
memisahkannya dari lingkungan (Surwono,2009).
Contoh sebuah sel dapat dilihat pada
gambar.9.

Sumber:

(Surwono,2009).
Gambar 9 Sel hewan

B. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan


Makhluk hidup mengalami pertumbuhan, yaitu perubahan ukuran
sel menjadi semakin besar ataupun pertambahan jumlah sel. Pertambahan
tinggi atau pertambahan berat suatu organisme merupakan tolak ukur
pertumbuhan yang teramati oleh kita. Sejalan dengan pertumbuhan itu, sel-
sel makhluk hidup akan mengalami perkembangan. Perkembangan itu
meliputi perubahan sel menjadi bentuk yang berbeda dan menjalankan suatu
fungsi tertentu. Contoh proses perkembangan adalah setiap manusia berasal
dari sel telur yang dibuahi, yang kemudian berkembang menjadi berbagai
sel yang memiliki bentuk dan fungsi tertentu (Surwono,2009).
Bisa dilihat pada gambar.10.

30
Sumber: (Surwono,2009)
Gambar 10 Pertumbuhan Manusia

C. Makhluk hidup melakukan proses metabolisme


Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi bebagai reaksi penyusunan
dan penguraian senyawa-senyawa, yang disebut metabolisme. Contoh
metabolisme adalah metabolisme makanan pada manusia, bisa dilihat pada
gambar.11. Metabolisme itu terus-menerus, sehingga tubuh makhluk hidup
selalu dalam keadaan homeostatis, yaitu keadaan lingkungan internal yang
seimbang dan konstan (Surwono,2009).

Sumber : (Surwono,2009)

Gambar 11 Metabolisme pada manusia

D. Makhluk hidup memberikan respons terhadap rangsang


Setiap makhluk hidup sensitif terhadap rangsang, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar tubuh. Contoh rangsang yang diterima oleh
makhluk hidup antara lain perubahan warna, arah dan intensitas cahaya

31
suhu, tekanan, kadar air, dan suara (Surwono,2009). Respon putri malu
terhadap rangsang bisa dilihat dan diamati pada gambar.12.

Sumber: (Surwono,2009)

Gambar 12 Daun dari bunga putri malu yang sensitif terhadap rangsang

E. Makhluk hidup melakukan reproduksi


Makhluk hidup dapat mempertahankan jenisnya karena
kemampuannya untuk melakukan reproduksi. Saat reproduksi, materi
herediter dari induk diwariskan kepada keturunannya (Surwono,2009).
Tahapan dari siklus paku bisa dilihat pada gambar.13.

Sumber: (Surwono,2009)

Gambar 13 Siklus Hidup Paku

32
F. Makhluk hidup mampu beradaptasi dengan lingkungan
Setiap makhluk hidup mampu beradaptasi sehingga dapat bertahan
meskipun keadaan lingkungan senantiasa berubah (Surwono,2009).
Contoh dari bentuk adaptasi hewan adalah bunglon yang sedang
melakukan mimikiri, pada gambar.14.

Sumber: (Surwono,2009)
Gambar 14 Bunglon dengan kemampuan Mimikri

33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa biologi atau ilmu
hayati adalah suatu ilmu tentang kehidupan mahluk hidup yang membantu
manusia mengenal dirinya sebagai organisme, mengenal lingkungannya dan
hubungan antara organisme dengan lingkungannya.

Dengan mempelajari biologi, kita akan mengetahui tentang diri kita sendiri
serta lingkungan yang ada di sekitar kita, sehingga kita akan lebih mudah untuk
menghargai sebuah kehidupan.

Karakteristik biologi terletak pada tiga aspek, yaitu objek, tema atau
persoalan, serta metode. Dimana objek biologi terdiri dari lima kerajaan, yaitu
animalia, monera, fungi, protista, dan tumbuhan.
Dalam mempelajari objek kajian biologi digunakan metode ilmiah untuk
menemukan kebenaran. Sebelum materi biologi dipublikasikan atau
disebarluaskn itu harus berptokan pada metode ilmiah yang ditetapkan (bersifat
sains), dimana setiap teori dari matrei belajar biologi harus melalui eksperimen
dan penyimpulan hasil yang sesuai denagn fakta yang didapatkan.
Untuk mengetahui bagaimana awal terbentuknya kehidupan, beberapa
ilmuwan mencoba mencari jawaban mengenai asal usul kehidupan tersebut.
Dari hasil percobaan-percobaan mereka dihasilkan beberapa teori mengenai
asal usul kehidupan. Berikut berbagai teori dari berbagai ilmuwan,
diantaranya: Teori Abiogenesis, Teori Biogenesis, Teori Cosmozoic, dan Teori
Penciptaan.
Pengertian tingkat organisasi kehidupan adalah tingkatan yang dimulai dari
bagian paling sederhana hingga yang kompleks. Tiap tingkatan dari organisasi
kehidupan menjelaskan peranan yang penting dalam memperlajari biologi.
Urutan tingkatan organisasi kehidupan yang benar adalah dimulai dari
tingkatan molekul hingga biosfer.

34
Singkatnya, tingkatan organisasi dalam kehidupan dimulai dari molekul,
organel, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme (individu), populasi,
komunitas, ekosistem, dan bioma.
Mahluk hidup memiliki karakteristik di antaranya adalah, mahluk hidup
tersusun atas sel, mengalami perkembangan dan pertumbuhan, melakukan
metabolisme, memberikan respon terhadap rangsang, melakukan reproduksi,
serta melakukan adaptasi terhadap lingkungan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
3.2 Saran
Sebagai manusia, kita patut mempelajari serta melestarikan ilmu Biologi.
Karena, tanpa adanya ilmu Biologi, kita tidak akan pernah tahu bagaimana asal
usul suatu kehidupan, serta karakteristik yang dimiliki oleh setiap mahluk
hidup. Selain itu, Biologi memberikan kontribusi yang besar terhadap seluruh
aspek yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contoh, Biologi
mempermudah manusia dalam bidang farmasi, menemukan obat-obatan yang
cocok dan sesuai dengan tubuh manusia.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kami mohon saran serta kritik dari dosen serta pembaca agar makalah
berikutnya yang akan kami tulis bisa jauh lebih baik dari saat ini. Terima kasih.

35
DAFTAR PUSTAKA

BMC. 2011. Perkembangan Baru Teori Asal-Usul Kehidupan..


(Online)( http://biologimediacentre.com/perkembangan-baru-teori-asal
usul kehidupan/) diakses 2 September 2018
Campbell, Neil, A.,Reece, Jane, B.,Mitchell, Lawrance, G. 1999. BIOLOGI Edisi
Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil, A.,Reece, Jane, B.,Mitchell, Lawrance, G. 1999. BIOLOGI Edisi
Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil, A.,Reece, Jane, B.,Mitchell, Lawrance, G. 2013. BIOLOGI Edisi
Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga
Coyne, Jerry A., 2009. Why Evolution Is True. New York: Penguin Group
Ferdinan, Fictor.2014.Biologi untuk kelas XI. jakarta: BSE
Hamdi, Hafizul. 2013. Teori Asal-Usul Kehidupan. (Online)
(http://www.sibarasok.web.id/2013/04/teori-asal-usul-kehidupan.html)
diakses 7 Juni 2013.
Helmi. 2017. EVOLUSI ANTAR SPECIES (LELUHUR SAMA DALAM
PERSPEKTIF PARA PENENTANG). Jurnal Ilmiah Multi Sciences. Vol.
IX No. 2: 83-93
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. jakarta: Erlangga.
Sudarno. 1994. Biologi. Surakarta: PT Pabelan Surakarta
Sugiri, N., 1988. Hakiki Evolusi. Bogor: PAU IPB Kaufman, W.R., 2014.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi unutk SMA dan MA. Jakarta:
Erlangga
Susilowarno, Gunawan, R., Hartono, Sapto, R., Mulyadi, Mutiarsih, Enik, Th.,
Murtiningsih, Umiyati. 2007.Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
jakarta:Grasindo

Pengertian Biosfer: Apa itu Biosfer?, (online),


(http://www.artikelsiana.com/2015/07/pengertianbiosfer-apa-itu-biosfer-
definisi.html?m=1) diakses pada 6 September 2018

36

Anda mungkin juga menyukai