Anda di halaman 1dari 13

STUDI BANDING

GEDUNG / AULA PERTEMUAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : HIDAYATI

NIM : 160406073

MATA KULIAH : PERANCANGAN ARSITEKTUR III

KELAS : BI

DOSEN : Dr. Ir. IMAM FAISAL PANE, S.T., M.T., IPM

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JAKARTA CONVENTION CENTER

A. DESKRIPSI BANGUNAN

Jakarta Convention
Center berlokasi pada
Jl. Gatot Subroto
RT.1/RW.3, Gelora,
Tanah Abang, Jakarta
Pusat, Indonesia
Jakarta Convention
center (JCC) terletak di
kompleks senayan Jl.
Jend. Gatot Subroto,
Jakarta. JCC berada di kawasan CBD Sudirman. Awalnya gedung ini dikelola operator
Hilton bernama Jakarta Hilton Convention Center (JHCC) kemudian berpindah operator ke
PT. Graha sidang Pratama dan berubah nama menjadi JCC. 20Kompleks JCC merupakan
convention center yang berstandar internasional. JCC merupakan perluasan dari Balai Sidang
senayan yang dibangun dalam rangka mewadahi KTT Non Blok ke-X pada tanggal 25
Oktober 1991. Hingga sekarang JJ telah menjadi tuan rumah berbagai acara seperti
International Petroleum Association, United Nation Conferences, ITELMIT, G-15, World
Hakka Conference, berbagai konser artis dunia, dan lainnya serta kegiatan pameran bertaraf
internasional dan seminar. Di samping itu JCC sering digunakan untuk wisuda dan
pernikahan.

B. DENAH DAN ANALISIS GEOMETRI JCC


Organisasi menyebar dengan kelompok-kelompok (cluster) pada fungsi-fungsi yang berzona
sama
C. Studi Komparasi Tautan JCC
Dengan luas bangunan sebesar 60.000 m2, JCC dapat menampung kapasitas sebanyak
25.000 orang pada seluruh fasilitasnya. Akses penting terdapat pada akses menuju Hotel
Hilton yang bersebelahan dengan JCC. Akses melalui jalan utama, pengunjung dapat
menikmati kompleks bangunan secara menyeluruh baru dapat masuk ke tapak. Pintu Masuk
merupakan surprise Massa tunggal berbentuk Vertikal dengan zona public dimanfaatkan
untuk fungsi komersial di lantai bawah (basement) sebagai ruang dengan membentuk
kelompok-kelompok sesuai zoning dan fungsi, dan disatukan oleh ruang dalam yang berupa
Plenary Hall

D. Studi Komparasi Pelingkup JCC

Tinggi bangunan JJC setara dengan 4-5 lantai, fasade dan selubung bangunan JJC pada
memeliki perbandingan 2:2 8 meter dari tanah fasade utama menggunakan kaca sedangkan 8
meter seluruhnya tertutup dikarenakan pengaruh fungsi ruang yang di dalamnya
Entrance utama dari JCC menggunakan material kaca sebagai elemen bukaannya, yang
menimbulkan efek transparan pada lobby ini agar terdapat visual continuity. Pada lobby
Utama di Hall JCC, bebas dari struktur dapat dilihat pada gambar 2. Dikarenakan fungsinya
yang harus menampung orang dengan kapasitas yang cukup banyak, skala pada ruang ini
menunjukkan kesan monumental

Struktur yang digunakan pada exhibition hallJCC adalah space truss, struktur bentang
lebarlah yang menciptakan ruang pada ruang ini sendiri. Warna lantai dan dinding putih,
lantai cerah. Pada cendrawasih Hall skala monumental dan struktur bebas kolom dikarenakan
fungsinya sebagai ruang multifungsi akan tetapi elemen vertikal ada ruang ini yaitu plafond
sudah didefinisikan

Lapisan pelingkup plenary hall JCC berbentuk tabung pada lapisan horizontalnya sedangkan
atap langit-langitnya berbentuk oke, elemen vertikal dan horizontal pada ruangan ini
berpengaruh terhadap tuntutan kegiatan di dalamnya. Tidak ada bukaan terhadap view pada
ruangan ini

E. RUANG
Fasilitas Pameran:
 Plenary Hall/ balai Sidang,
Ruangan berbentuk lingkaran dan dapat menampung 5000 orang. Digunakan sebagai
balai sidang, concert hall, perfomance art, dll. Ground floor memiliki diameter 51
meter, tinggi ruang 15 meter dengan kapasitas 2500 orang.
 Assembly Hall
Ruangan berbentuk persegi dengan desain fleksibel dapat dibagi menjadi 3 ruangan.
Ruangan bebas kolom (bentang lebar = 30 m, tinggi ruang = 8,8 m) seluas 3921 m2
dengan kapasitas ruangan untuk teater 3900 orang.
 Cendrawasih Room
Merupakan ruang serbaguna dengan luas ruangan 2152 m2 , tinggi ruang = 8m, dan
kapasitas ruangan 2000 orang untuk theater
 Meeting Room
Terletak pada antai basement yang dihubungkan dengan eskalator dari lantai dasar.
Terdapat 9 buah ruang pertemuan yang dapat menampung 60-260 orang dengan
tinggi ruangan 3,5 m.
 Exhibition Hall
Terdapat dua buah ruang pameran yaitu Hall A (2060 m²) dengan prefungtion 1117
m² dan Hall B (1330 m²) dengan prefungtion seluas 1330 m². Terdapat ruang
penghubung antar kedua ruang yang dapat digunakan sebagai ruang ekssibisi seluas
450 m².
 Fasilitas penunjang lainnya:
Terdapat fasilitas training rooms, Bussiness Center, Bonded Warehouse, Musholla,
Lounge, Press Conference

Luas: 60.000 m2

F. ZONING
Zoning Publik dan semi Publik terpisah secara kontras dengan Zoning Privat

G. SIRKULASI
Sirkulasi dalam bangunan menggunakan Linear dengan jalur sirkulasi Bercabang-cabang
untuk mencapai setiap ruangnya.

H. ORGANISASI RUANG
Organisasi menyebar dengan kelompok-kelompok (cluster) pada fungsi-fungsi yang berzona
sama

I. TAUTAN
Akses melalui jalan utama, pengunjung dapat menikmati kompleks bangunan secara
menyeluruh baru dapat masuk ke tapak. Pintu Masuk merupakan surprise. Massa tunggal
berbentuk Vertikal dengan zona public dimanfaatkan untuk fungsi komersial di lantai bawah
(basement) sebagai ruang dengan membentuk kelompok-kelompok sesuai zoning dan fungsi,
dan disatukan oleh Ruang dalam yang berupa plenary hall.

J. PELINGKUP FASAD
Tinggi bangunan JJC setara dengan 4-5 lantai, fasade dan selubung bangunan JJC pada
memeliki perbandingan 2:2 8 meter dari tanah fasade utama menggunakan kaca sedangkan 8
meter seluruhnya tertutup dikarenakan pengaruh fungsi ruang yang di dalamnyaStruktur
yang digunakan pada exhibition hall JCC adalah space truss, struktur bentang lebarlah yang
menciptakan ruang pada ruang ini sendiri. Warna lantai dan dinding putih, lantai cerah. Pada
cendrawasih Hall skala monumental dan struktur bebas kolom dikarenakan fungsinya
sebagai ruang multifungsi akan tetapi elemen vertikal pada ruangan ini yaitu plafon sudah
didefinisikan.
Lapisan pelingkup plenary hall JCC berbentuk tabung pada lapisan horizontalnya sedangkan
atap langit-langitnya berbentuk oke, elemen vertikal dan Facade:fasadepada bangunan JEC
ini akan tetapi karena terdapat 2 level lantai di bangunan ini masih terdapat bukaan pada
lantai atas, guna untuk mendapatkan pencahayaan alami. Bangunan ini sangat simetris pada
fasadenya. Ruang
Pameranmemiliki kemiripan pada penyelesaian tone warna, karena tuntutan fleksibilitas
ruang, cat krem, putih dan cokelat, perpaduan warna yang monokrom. Pada lantai kedua hall
ini menggunakan finishing elemen garis yang berbeda tapi dengan warna yang tetap
monokrom yang cerah. Struktur sepertipada tabel 2. dan 2. Mengiakan truss System karena
tuntutan ruang yang harus bebas kolom sesuai dengan kegiatan dan standar eksebisi dan
multifungsi hall. Ruang konvensi dan rapat pada hanoman dan yudhistira memiliki skala
yang berbeda dengan ruang eksebisi yang ada pada JEC ini Diana 36 (Sumber:Analisis
Penulis, 2014) horizontal pada ruangan ini berpengaruh terhadap tuntutan kegiatan di
dalamnya. Tidak ada Bukaan terhadaP view pada ruangan ini

K. STRUKTUR
Bentang lebar
GEDUNG SOPOTORNAULI PARAPAT
A. Tinjauan Proyek
Adapun data-data yang didapat dari lapangan yaitu :
Data Non Teknis
a. Nama Proyek : Pembangunan gedung pertemuanSopoTornauli HKBP

b. Lokasi : Parapat
c. Jenis Bangunan : Permanen (terbuat dari Beton Bertulang)
d. Pemilik Proyek : Yayasan HKBP
e. Pimpinan Proyek : Elbiner Silitonga, MBA
f. Konsultan Perencana : PT. Pangripta Cons. Dan Pelaksana
g. Waktu Pelaksanaan : 120 Hari
h. Luas Bangunan : 364,80 m²
i. Nilai Kontrak : 1.200.000.000
j. Sumber Dana : Yayasan HKBP

Data Teknis
a. Mutu Beton : K – 250
b. Mutu Baja : Baja Tulangan Polos Mutu BJTP-24
c. Ukuran Balok : 20 cm x 20 cm; 20 cm x 40 cm dan 40 cm x 65 cm
d. Ukuran Kolom : 40 cm x 40 cm; 40 cm x 60 cm dan 80 cm x 80 cm
e. Ukuran Sloof : 20 cm x 20 cm
f. Tebal Plat Lantai : 12 cm
g. Tulangan : D 8 mm ( tulangan begel ) D 12 mm dan D 14 mm ( tulangan lentur )
h. Material : Semen PC Type I, Agregat yang digunakan :
Pasir ( Agregat Halus ) dan Batu Pecah (Agregat Kasar), menggunakan ready Mix dan
Zat Aditif
i. Dinding : Pasangan Dinding Bata
j. Pondasi : Pondasi Sumuran ( Pasir urug dipadatkan)
k. Peralatan yang digunakan : - Waterpass
l. Vibrator Electric
m. Barbender (pembengkok tulangan)
n. Bar Cutter (pemotong tulangan)
o. Trafo las
p. Schafolding

B. DENAH
DENAH LANTAI 1

DENAH LANTAI 2
DENAH RING BALK

C. Data Geometri Struktur


Data karakteristik geometri bangunanadalah sebagai berikut:
1. Bangunan pertemuan 2 lantai.
2. Tinggi lantai dasar adalah 2 meter dan tinggi antar lantai tipikal selanjutnyaadalah 4
meter.
3. Lokasi pembangunan terletak pada wilayah gempa Zona 6 dengan kondisi tanah
keras.
4. Struktur utama direncanakan dengan sistem portal terbuka, konstruksi kolom dan
balok menggunakan struktur beton bertulang, pelat atap dan pelat lantai
menggunakan pelat beton bertulang dengan tebal 120 mm.

D. Preliminari Struktur
Komponen Struktur yang terdapat pada bangunan ini meliputi balok, kolom,pelat, dan
pondasi akan direncanakan terlebih dahulu dimensi awal dari komponen struktur bangunan
(Pra Perencanaan).

Material
Material yang akan digunakan dalam merencanakan dan membangunstrukturbangunan ini
adalah material beton bertulang. Pendefinisian material akandilakukan padaprogram SAP
2000 Ver.8.Material beton bertulang yang akan digunakan pada strukturbangunan
inimempunyai mutu f’c= 25 MPa dan fy= 240 MPa.

Balok dan Kolom


Komponen struktur balok dan kolom dihubungkan dengan sambungan yangkaku sehingga
tempat terjadinya sendi plastis adalah pada kedua ujung balok danpada ujung bawah kolom
lantai dasar. Balok dan Kolom dibuat dari beton bertulang.Dengan dimensi yang akan
disesuaikan untuk menahan beban yang diberikan padabangunan ini. Adapun dimensi balok
dan kolom adalah :
1. Dimensi kolom K1 adalah = 80 x 80 cm.
2. Dimensi kolom K2 adalah = 40 x 60 cm.
3. Dimensi kolom K3 adalah = 40 x 40 cm.
4. Dimensi balok B1 adalah = 20 x 40 cm.
5. Dimensi balok B2 adalah = 20 x 20 cm.
6. Dimensi balok B6 adalah = 40 x 65 cm.
7. Dimensi balok S1 adalah = 20 x 20 cm.

Pelat
Pelat yang digunakan pada model struktur bangunan ini menggunakan Pelatbeton bertulang.
Pelat beton bertulang kombinasi dengan metal deck digunakansebagai pelat untuk pelat lantai
dengan ketebalan masing-masing 120mm.

Pondasi
Pondasi yang direncanakan menggunakan Pondasi Sumuran (pier foundation) yang
merupakan bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah
dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Peck, dkk. (1953) membedakan
pondasi sumuran dengan pondasi dangkal dari nilai kedalaman (Df) dibagi lebarnya (B).
Untuk pondasi sumuran Df/B>4, sedang untuk pondasi dangkal Df/B>1. Perhitungan gaya
gempa, diasumsikankondisi tanah diatas pondasi adalah tanah keras dan tidak mengalami
pergerakan.

Anda mungkin juga menyukai