Disusun Oleh :
NIM : 1515140004
JURUSAN GEOGRAFI
2017
Soal Pilihan Ganda
1. Usaha perlindungan SDA hayati beserta Ekosistemnya yang ada bumi dengan bertujuan
untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian SDA hayati serta keseimbangan ekosistemnya,
sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan manusia dinamkaan dengan ...
a. Konservasi
b. Reboisasi
c. Reklamasi
d. Degradasi
4. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari factor lingkungan. Hal tersebut mendorong
manusi untuk …
a. mengurangi tingkat penagguran dan kemiskinan
b. memperluas lapangan pekerjaan
c. menjaga kelestarian alam
d. meningkatkan kemakmuran masyarakat
- SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya
tidak dieksploitasi berlebihan.
- SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat
daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis.
- Pelestarian ex situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat
lain.
Menurut Miller (1986), pengertian dari pengetahuan lingkungan adalah sekumpulan atau
sejumlah kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan individu organisme atau
populasi.
Menurut Lincoln (1985), pengertian dari pengetahuan lingkungan adalah kondisi fisik,
kemis, dan biologis disekitar organisme pada waktu tertentu.
Menurut Johnson (1977), pengetahuan lingkungan bertujuan untuk mengukur dan menilai
perubahan dan dampak kegiatan manusia terhadap ekosistem, sedemikian rupa sehingga
manusia dapat mengelola ekosistem tersebut demi kehidupannya sendiri.
Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga).
Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-
beda.
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh
dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.
Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman
serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam
interaksi manusia dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup
pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi. Faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik
fisik maupun non fisik seperti iklim, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
Skinner (cit Notoatmodjo, 2005), menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Menurut Sarwono (2004),Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang
berasal dari dalam maupun luar dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan
seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau melakukan tindakan.
Menurut Thoha (2005), perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku
seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga
yang dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya.
Menurut David Purpel (1989), mengemukakan bahwa kelangsungan hidup manusia
tergantung pada perilaku yang efektif karena menghasilkan perilaku responsif yang kreatif
atau 'adaptif'. Perilaku adaptif tergantung pada evaluasi akurat perubahan lingkungan.
Tingkat akurasi tergantung pada tingkat pengembangan pribadi yang merupakan fungsi
dari pengalaman pribadi atau pendidikan. Pendidikan yang efektif memungkinkan
kebebasan secara naluriah membuat arti dari kompleksitas belajar memaknai lingkungan
yaitu rangsangan atau pengalaman belajar yang merupakan fungsi tanggapan terhadap
perubahan untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Kemampuan beradaptasi tergantung
pada kreativitas seseorang, dimana untuk beradaptasi dengan lingkungan, seseorang harus
belajar mengontrol, mengevaluasi persepsi, menyarikan informasi yang diperlukan agar
dapat bertahan hidup, juga untuk meningkatkan intelektualitas dan spiritual. Seseorang
tidak dapat diharapkan untuk mulai beradaptasi jika mereka merasa tidak aman. Salah
satunya yaitu harus dapat mengubah ide-ide seseorang dalam menghadapi bukti baru, yang
memberikan kesadaran yang beralasan dan realistis dari kekuatan seseorang menilai diri
sendiri.