Disusun Oleh :
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................vi
BAB I PROTOZOA.................................................................................................................1
BAB II ROTIFERA...............................................................................................................17
BAB III CLADOCERA.........................................................................................................31
BAB IV COPEPODA.............................................................................................................45
BAB V OSTRACODA...........................................................................................................55
BAB VI COELENTERATA..................................................................................................63
BAB VII NEMATODA..........................................................................................................75
BAB VIII ANNELIDA...........................................................................................................83
BAB IX CHAETOGNATA....................................................................................................89
BAB X MOLLUSCA..............................................................................................................95
BAB XI ECHINODERMATA.............................................................................................108
BAB XII CHORDATA.........................................................................................................118
BAB XIII CIRRIPEDIA......................................................................................................132
DAFTAR PUSTAKA
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Protozoa
Gambar 2. Amoeba
Gambar 3. Flagellata
Gambar 4. Cilliata
Gambar 5. Reproduksi pada Cilliata
Gambar 6. Paramecium caudatum.
Gambar 7. Vortivella microstoma
Gambar 8. Foraminifera
Gambar 9. Globegerina sp.
Gambar 10. Nummulites sp.
Gambar 11. Orbulina sp.
Gambar 12. Radiolaria
Gambar 13. Brachionus plicatilis.
Gambar 14. Rotaria neptunia
Gambar 15. Seison nebaliae
Gambar 16. Morfologi dan Struktur Tubuh Rotifera
Gambar 17. Struktur Tubuh Rotifera
Gambar 18. Skema Hidup dan Reproduksi Brachionus plicatilis
Gambar 19. Seison nabaliae
Gambar 20. Brachionus sp.
Gambar 21. Rotifer neptunius
Gambar 22. Brachionus calcyflorus
Gambar 23. Asplachna herricki
Gambar 24.Diagram Umum Famili Bosminidae
Gambar 25. Bentuk Alternatif Rostrum Bosminidae
Gambar 26. Diagram Umum Famili Chydoridae
Gambar 27. Margin Famili Chydoridae
Gambar 28. Diagram Umum Famili Daphmiidae
Gambar 29. Holopedium glacialis.
Gambar 30. Leptodora kindtii35
Gambar 31. Diagram Umum Macothiricidae6
Gambar 32. Polyphemus pediculus.
2
Gambar 33. Famili Sididae.
Gambar 34. Moina sp.
Gambar 35. Anatomi Umum Cladocera
Gambar 36. Podon Leuckarti
Gambar 37. Daphnia carinata
Gambar 38. Moina dubia
Gambar 39. Anatomi Calanoid Betina
Gambar 40. Detail geniculate antennule kanan jantan
Gambar 41. Bagian Posterior Tubuh Diaptomid Jantan
Gambar 42. Bagian Posterior Tubuh Diaptomid Betina
Gambar 43. Anatomi Umum Copepoda Cyclopoid
Gambar 44. Calanoida, Cyclopoida, Harpaticoida
Gambar 45. Acartia sp.
Gambar 46. Cyclops sp.
Gambar 47. Lernaea sp.
Gambar 48. Conchoecia macrocheira
Gambar 49. Barnacle cypris
Gambar 50. Anatomi Umum Ostracoda
Gambar 51. Diagram dari dua Ostracoda berbeda
Gambar 52. Cypridina hilgendorfii.
Gambar 53. Cypricerus sp.
Gambar 54.Maeotias sp.66
Gambar 55. Aurelia sp.8
Gambar 56. Struktur Tubuh Ubur-ubur9
Gambar 57. Struktur Tubuh Cubozoa70
Gambar 58. Tube Anemone Larva 71
Gambar 59. Polip dan Medusa.71
Gambar 60. Siklus Hidup Coelenterata72
Gambar 61. Aquorea victoria73
Gambar 62. Craspedacusta sowerbii 73
Gambar 63. Rhabditis sp.75
Gambar 64. Struktur Tubuh Nematoda Secara Umum.78
Gambar 65. Reproduksi Nematoda81
3
Gambar 66. Meschantoides sp. 81
Gambar 67. Wuchereria bancrofti82
Gambar 68. Mageloni sp.85
Gambar 69. Struktur Tubuh Polychaeta85
Gambar 70. Reproduksi Annelida (Polychaeta) 87
Gambar 71. Tonopteris sp. 88
Gambar 72. Aeolosoma hemprichi 88
Gambar 73. Struktur Tubuh Chaetognatha92
Gambar 74. Spadella cephaloptera93
Gambar 75. Bagian Luar Bivalvia.96
Gambar 76. Struktur Tubuh Gastropoda97
Gambar 77. Struktur Tubuh Scaphopoda98
Gambar 78. Struktur Tubuh Cephalopoda99
Gambar 79. Struktur Tubuh Amphineura 100
Gambar 80. Larva Glochidium103
Gambar 81. Larva Veliger103
Gambar 82. Larva Pedi-Veliger Kelas Bivalvia104
Gambar 83. Larva Lacuna Veliger
Gambar 84. Larva Limacina clione.05
Gambar 85. Larva Tokofor06
Gambar 86. Achatina sp.06
Gambar 87. Siklus Hidup Astoroidea 09
Gambar 88. Larva Bipinaria110
Gambar 89. Larva Branchiolaria
Gambar 90. Siklus Hidup Echinoidea
Gambar 91. Larva Echinopluteus
Gambar 92. Tahapan Larva Ophiopluteus
Gambar 93. Larva Ophiopluteus
Gambar 94. Doliolaria Larvae
Gambar 95. Siklus Hidup Holothuroidea
Gambar 96. Doliolaria Larvae
Gambar 97. Ophiopholis pluteus
Gambar 98. Tornaria Larva
4
Gambar 99. Metamorfosis Tornaria Larva
Gambar 100. Accidacea
Gambar 101. Beberapa contoh tunikata yang hidup sebagai plankton di laut.
Gambar 102. Telur Ikan dengan Embrio dan Kuning Telur
Gambar 103. Larva Ikan
Gambar 104. Siklus Hidup Urochordata
Gambar 105. Siklus Hidup Enteropneusta
Gambar 106. Siklus Hidup Iktioplankton
Gambar 107. Appendicularia sicula
Gambar 108. Dolioletta gegenbauri
Gambar 109. Thalia democratica
Gambar 110. Siklus Hidup Cirripedia
Gambar 111 Larva Naupilus 136
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PROTOZOA
1.1 Pendahuluan
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,
Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-
kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Protozoa dibedakan dari
prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa
dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat
bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena
tidak dapat membentuk badan buah.
1
sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada
yang hidup bebas (soliter).
Berikut adalah tabel sistem-sistem yang ada pada protozoa secara umum.
2
Gambar 1. Protozoa
a. Rhizopoda
3
Foraminifera dan Radiolaria hidup di laut mulai dari permukaan sampai
dasar laut yang dalam dan masing-masing mempunyai dinding dan rangka-rangka
dari kapur (CaCO3) dan silikat dan juga chitin. Jika Zoo-planton ini hidup di laut,
dimana tidak ada sinar matahari, maka akan hidup dari detritus, berupa phyto-
plankton yang halus dan sedang mengendap berasal dari euphotiz-zone. Nama
foraminifera ini atas dasar dindingnya yang berlubang atau (= foramen), dimana
pseupodianya dapat keluar untuk menangkap detritus dari sekitarnya, sedangkan
nama radiolaria atas dasar pseupodianya yang keluar dari kerangka secara radiar,
juga suatu alat untuk mendapatkan detritus yang “jatuh” dari atas. Foraminifera
yang masih hidup, dan berada di lapisan laut yang dalam, sudah tentu bagian luar
dari dindingnya akan larut sedikit demi sedikit tetapi karena masih hidup, dinding
yang larut ini dapat diganti lagi. Lain halnya dengan radiolaria, dimana
dindingnya tidak akan larut walaupun sampai dasar laut yang terdalam (Sachlan
1980).
Gambar 2. Amoeba
b. Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan flagel ( bulu cambuk ) yang digunakan juga sebagai alat indera
dan alat bantú intuk menangkap makanan.
4
Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Gambar 3. Flagellata
c. Ciliata (Ciliophora)
Ciliata sebagian besar hidup bebas di air tawar, dan ada hanya beberapa
golongan yang hidup di laut (golongan Tintinnidae). Ciliata ini memang tidak
merupakan zoo-plankton sejati di air tawar, tetapi banyak hidup diantara
periphiton, di dasar sebagai benthos, dimana terdapat banyak detritus yang sedang
membusuk. Bamyal diantaranya yang dapat “makan” bangkai dari udang-udangan
kecil sehingga tinggal dindingnya saja, karena ini terdiri dari chitine, yang sukar
dihancurkan (Sachlan 1980). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu
getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari
makanan. Ukuran silia pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu
5
makronukleus (inti besar) yang mengendalikan funsihidup sehari-hari dengan cara
mensintesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti
kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tubuhnya.
Gambar 4. Cilliata
6
Berikut adalah tabel perbedaan antara kelas Rhizopoda, Flagellata dan
Cilliata.
7
Tidak memiliki dinding sel
8
protozoa hidup bertahun-tahun dalam kondisi encysted (tertutup oleh kista atau
membran tebal atau cangkang).
a. Morfologi Protozoa
9
yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan
mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa
yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang
bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak
dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak
serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam
Sporozoa.
b. Fisiologi Protozoa
10
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna
dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa
bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang
disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu
silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan,
sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada
umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C,
dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman
optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.
c. Adaptasi Protozoa
11
disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke
trophozoite disebutexcystation.
12
1.6 Habitat dan Contoh Spesies Protozoa
Protozoa yang hidup bebas di alam dapat ditemukan di perairan atau di
tempat basah yang banyak mengandung sampah atau zat organik, misalnya air
laut, danau, sungai, sawah, kolam, parit, dan selokan. Protozoa yang hidup bebas
di alam, semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat
apapun.
Berikut adalah contoh-sontoh spesies yang hidup pada air tawar dan air laut.
a. Air Tawar
13
Paramecium caudatum dan Vorticella microstoma merupakan salah satu contoh
protozoa yang bersilia dan berhabitat di air tawar.
b. Air Laut
Gambar 8. Forminifera
14
Gambar 10. Nummulites sp.
15
dinding dan rangka-rangka dari kapur (CaCO3) dan silikat dan membentuk tubuh
yang indah di lautan.
16
Selain itu, diantara fosil-fosil dari radiolaria dan foraminifera, dapat digunakan
sebagai guide fosil untuk mengetahui adanya minyak tanah atau untuk
menentukan umur lapisan tanah dimana guide fosil tertentu berada (Sachlan
1980).
BAB II
ROTIFERA
2.1 Pendahuluan
Rotifera berasal dari bahasa Latin yaitu rota yang berarti roda dan ferre yang
berarti membawa. Jadi Rotifera dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki
roda atau disebut juga ”hewan beroda”. Rotifera adalah hewan multiseluler
dengan rongga tubuh yang sebagian dilapisi olehmesoderm. Organisme ini
memiliki spesialisasi sistem organ dan saluran pencernaanlengkap yang meliputi
mulut dan anus. Karena karakteristik ini semua, rotifera diakuisebagai hewan,
meskipun mereka mikroskopis ( Zooplankton ). Sebagian besar spesiesrotifera
memiliki ukuran sekitar 200 hingga 500 mikrometer. Namun beberapa spesies,
seperti Rotaria neptunia mungkin lebih panjang dari satu milimeter (Orstan
1999).
Rotifera pertama kali ditemukan oleh John Harris tahun 1696 yang waktu
itu dikenal dengan nama ‘bdelloid rotifer’ yaitu hewan mirip cacing. Rotifera atau
rotatoria terdapat di segala penjuru dunia,meskipun beberapa jenis terdapat pada
tempat-tempat tertentu. Dari 1.700 spesies, kebanyakan hidup di air tawar,hanya
50 spesies di laut,beberapa di hamparan lumur lumut yang basah. Rotifera
termasuk metazoan yang paling kecil berukuran antara 40-2.500 mikron,rata-rata
200 mikron. Umumnya hidup bebas, soliter, koloni, atau sessile. Beberapa jenis
merupakan endoparasit pada insang crustacea, telur siput, cacing tanah, dan dalam
ganggang jenis Vaucheria dan Volvox. Biasanya transparan, beberapa berwarna
cerah seperti seperti merah atau coklat disebabkan warna saluran pencernaan.
17
2.2 Klasifikasi Rotifera
Filum rotifer dibagi menjadi tiga kelas yaitu Monogononta, Bdelloidea, dan
Seisonidea. Kelas terbesar adalah kelas monogononta dengan 1500 spesies, yang
kedua adalah bdelloidea dengan 350 spesies dan hanya 2 spesies yang baru
dikenali dari kelas seisonidea, dikarenakan spesies seisonidea masih primitif.
a. Monogononta
Monogononta merupakan kelas terbesar dari filum rotifera karena memiliki 1500
spesies. Mereka hidup sebagai parasit pada bryophyte (alga hijau). Monogononta
memiliki gonad tunggal. Ukuran jantan biasanya lebih kecil dari betina dan
mengalami reproduksi dengan cara aseksual parthogenesis dan seksual.
Monogononta dibagi menjadi 3 ordo yaitu Collothecaceae , Flosculariaceae dan
Ploima ( Wiscosin ).
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Monogononta
Ordo : Ploima
Famili : Brachionidae
Genus : Brachionus
Spesies : Brachionus plicatilis
Gambar 13. Brachionus plicatilis
b. Bdelloidea
18
mengecilnya jaringan dan sel yang ada didalam tubuhnya, kepala dan ekor mereka
akan masuk kedalam tubuhnya untuk mengurangi keluarnya air.
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Bdelloidea
Famili : Phillodinidae
Genus : Rotaria
Spesies : Rotaria neptunia
c. Seisonidea
Merupakan kelas dari filum rotifer yang masih primitif. Dikatakan primitif
karena baik jantan maupun betina tidak dapat dibedakan. Tubuh seisonidea
panjang dan cukup besar. Tubuh panjang, corona mengecil, ovari sepasang.
Kingdom : Animalia
Phylum : Rotifera
Class : Seisonidea
Ordo : Seisonida
Family : Seisonidae
Genus : Seison
Spesies : Seison nebaliae Gambar 15. Seison nebaliae
19
Merupakan hewan multiseluler
Ukuran yang kecil sekitar 0,1-0,5 mm; 100-2500 micron
Melayang dalam air
Pertumbuhan cepat dan berumur pendek
Sangat toleran terhadap kondisi lingkungan
Bersifat filter feeder, yaitu dapat menyaringt makanan dan air dengan
menggunakan corona
20
terutama pada rotifera betina.Sistem reproduksi rotifera cukup unik dibandingkan
dengan !hylum yang lain. Beberapaspesies rotifera berkembangbiak dengan cara
aseksual yaitu dengan partenogenesis. Partenogesis adalah cara
perkembangbiakan dengan menghasilkan individu baru dengan tidak membuahi
telurnya. Pada jenis rotifer yang lain, dapat melaksanakan sistem reproduksi
aseksual/ dengan parthenogenesis dan secara aseksual. Rotifera jantan
menghasilkan sperma untuk membuahi sel telur rotifera betina.
a. Morfologi dan Struktur Tubuh
Rotifera mempunyai ukuran tubuh 40 μm – 2,5 mm, rata- rata 200 μm. Tubuh
Rotifera di bagi menjadi tiga bagian , yaitu kepala (anterior) , badan (trunk) , dan
kaki (posterior).
1. Bagian anterior
Adanya corona pada bagian anterior,bagian ini adalah yanga paling khas
dari Rotifera
Throcal disk berfungsi untuk berenang dan makan , dan apabila tidak
digunakan dimasukkan ke dalam
2. Bagian Trunk
21
Ada yang lurus, dan yang berbentuk bulat juga
Terdapat 1- 4 buah jari, pada rotifera jari ini berfungsi untuk menempel
pada benda
Pada rotifera sesil pedal gland (kelenjar kaki) berfungsi untuk membentuk
cangkang.
22
Gambar 16. Morfologi dan Struktur Tubuh Rotifera
Bentuk tubuh rotifer terdiri dari kepala (yang berisi korona), batang (yang
berisiorgan), dan kaki. Rotifera biasanya berenang bebas dan organisme
planktonik benar-benar, tapi jari-jari kaki atau ekstensi kaki dapat mengeluarkan
bahan lengket membentuk pegangan erat untuk membantu mereka mematuhi
permukaan. Kepala berisi organ sensorik dalam bentuk otak dua-berlobus dan spot
mata kecil dekat korona. Rotifera adalah pengumpan filter yang akan memakan
materi mati, alga, dan organisme hidup mikroskopis lainnya. Oleh karena itu,
mereka adalah komponen yang sangat penting dari jaring makanan air. Rotifera
memperoleh makanan yang diarahkan mulut oleh arus yang diciptakan dari
gerakan korona. Partikel makanan masuk mulut danperjalanan ke mastax (faring
dengan struktur rahang seperti). Makanan lewat pencernaan dan kelenjar ludah ke
dalam perut dan kemudian ke usus. Pencernaan dan limbahekskretoris
dikumpulkan dalam kandung kemih kloaka sebelum dibebaskan keluar anus.Pada
tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bulb. Kedua
protonephridia tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara
23
pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan
kontraksi,dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Protonephridia
adalah sebagai osmoregulator, yaitu membuang kelebihan air di dalam tubuh.
Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat
tubuh rotifera tersebut. Susunan saraf pada rotifer adalah rotifera mempunyai otak
yang terdiri atas massa ganglion dorsal, dan terletak di atas mastax. Dari otak
keluar sejumlah pasangan saraf yang menuju ke berbagai alat indera, antara lain
ke mata dan ke antena. Beberapa jenisrotifera, terutama yang sessile tidak
mempunyai mata. Mata berupa ocellus sederhana, dan berjumlah tiga hingga lima
buah.
b. Fisiologi Rotifera
1. Pencernaan
Mulut rotifera terletak di bagian ventral dan biasanya dikeliling oleh sebagian
corona. Daerahm sekitar mulut (buccal field) pada beberapa jenis Colothecacea
mengalami modifikasi, melebar sedemikian rupa hingga menyerupai corong, dan
mulut terletak di dasar corong. Jenis filter feeder memakan partikel organic yang
lembut dengan bantuan aliran airnyang dihasilkan cilia pada corona. Makanan dari
mulut dialirkan ke mastaz. Pharinx dihubungkan dengan perut oleh esofagus.
Perut berbentuk tabung dan kantong, berhubungan dengan usus yang pendek dan
berakhir pada anus. Jenis karnivora memakan protozoa, rotifera yang kecil dan
metazoan lain. Mangsa ditangkan dengan cara dicengkram atau dijebak. Mangsa
dicengkap dengan menggunakan trophy yang berbentuk seperti penjepit, atau
mangsa yang terjebak di dalam corong yang bersetae akan melipat ke dalam dan
berkerut, hingga mangsa masuk ke mulut.
2. Alat ekskresi
Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bul.
Kedua protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang
24
bermuara pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus
dengan jalan kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit.
Pembuangan yang demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephrida
adalah sebagai osmoregulator, osmoregulator yaitu membuang kelebihan air
didalam tubuh. Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara
dengan berat tubuh rotifera tersebut.
3. Susunan saraf
Rotifera mempunyai otak yang terdiri atas massa ganglion dorsal, dan terletak di
atas mastax. Dari otak keluar sejumlah pasang saraf yang menuju ke berbagai alat
inra, antara lain ke mata dan ke antena. Beberapa jenis rotifera, terutama yang
sessile tidak mempunyai mata. Mata yang berupa ocellus sederhana, dan
berjumlah tiga hingga lima buah.
25
dan seksual. Produk reproduksi seksual adalah embrio aktif encysted disebut kista.
Pada rotifera dioecious, reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih
kecil dari pada betina, biasanya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat
pencernaan, hanya memiliki alat reproduksi saja. Partenogenesis merupakan
peristiwa yang umum terjadi. Perkawinan
pada rotifera biasanya dengan jalan “hipodermic impregnation”, dimana sperma
masuk melalui dinding tubuh. Tiap nukleus pada ovari menjadi sebuah telur.
Kebanyakan spesies mempunyai ovari dengan sepuluh sampai dua puluh nuklei,
maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak lebih dari jumlah tersebut.
Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas; kemudian
akan mati. Bila tidak menemukan rotifera betina maka rotifera jantan akan mati
padaumur 2-7 hari, tergantung pada jenisnya.
26
melakukan pembelahan meiosis, sedangkan betina miktik yaitu betina yang
menghasilkan telur secara parthenogenesis. Brachionus betina yang amiktik
menghasilkan telur yang akan berkembang menjadi Brachionus betina yang
amiktik pula. Namun, dalam keadaan tidak normal, telur betina amiktik tersebut
dapat menetas menjadi betina miktik. Selanjutnya betina akan menghasilkan telur
yang berkembang menjadi hewan jantan. Apabila Brachionus jantan dan
betina miktik kawin, telur yang dihasilkan berupa telur kista (dormant egg). Telur
kista ini tahan terhadap kondisi lingkungan yang jelek maupun kondisi
kekeringan dan selanjutnya baru menetas setelah kondisi lingkungan menjadi
normal kembali. Brachionus betina dapat hidup 12-19 hari, sedangkan yang
jantan antara 3-6 hari (Priyambodo & Tri 2001).
Menurut Mujiman (1998) Brachionus plicatilis yang jantan hanya
muncul pada musim-musim tertentu saja, sedangkan yang betina hampir
selamanya berkembang biak secara parthenogenesis dan dalam banyak hal
yang jantan jarang sekali muncul, bahkan banyak diantara jenisnya tidak
dikenal pejantannya. Untuk lebih jelasnya siklus Brachionus plicatilis dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 18. Skema Siklus Hidup dan Reproduksi Brachionus plicatilis (Barnes
1987)
27
2.6 Habitat dan Contoh Spesies Rotifera
Rotifera (rotatoria) dapat hidup di air tawar dan di air laut. Hidupnya ada
yang berkoloni, soliter dan sesil. Hidup pada air dan benda-benda dalam air. Pada
jenis pelagis, bentuknya menyerupai kantung, duri panjang, kaki menghilang atau
dapat dilipat.
Rotifera hidup pada perairan air tawar dan air payau. Rotifera air tawar
hidup pada tanaman air serta benda-benda dalam air. Jenis pelagis bentuknya
menyerupai kantung, duri panjang, kaki dilipat atau menghilang. Banyak terdapat
pada permukaan tanaman air dan puing-puing. Konsumen penting yang utama
pada ekosistem air. Mencapai kelimpahan terbesar di celah-celah basah pasir
pantai. Rotifera yang bersifat epizoic atau ectoparasit hidup pada insang crustacea
kecil, sedangkan yang endoparasit hidup pada telur siput , helizoan, volvox, dan
usus olgochaeta. Rotifera jenis parasit kaki dan mastax mengalami modifikasi
yaiitu sebagai alat pelekat dan corona mengecil.
28
Gambar 20. Branchionus sp.
Branchionus sp. Merupakan salah satu contoh rotifer yang berhabitat di air
tawar, ia termasuk ke dalam ordo Monogoontida.
1. Rotifer neptuniu.
Spesies ini kami temukan pada contoh sampel Situ Cisanti. Spesies ini
merupakan spesies dari filum Rotifera dari kelas Eurotatoria. Reproduksinya
dioecious, hidup di air tawar maupun air laut. Berikut adalah klasifikasinya.
Kingdom : Animalia
Phylum : Rotifera
Class : Eurotatoria
Ordo : Bdelloida
Genus : Rotaria
Spesies : Rotaria neptunius
Gambar 21. Rotifer neptunius (Sumber : Dokumentasi
Pribadi)
29
2. Branchionus calcyflorus
Spesies ini kami temukan pada contoh sampel Cirata. Spesies ini merupakan
spesies dari filum Rotifera dari kelas Monogononta. Hidup pada perairan tawar
dan umumnya bereproduksi dengan siklus partenogenesis. Berikut adalah
klasifikasinya.
Kingdom : Animalia
Phylum : Rotifera
Class : Monogononta
Ordo : Ploimida
Genus : Brachionus
Spesies : Brachionus calcyflorus
Gambar 22. Brachionus calcyflorus (Sumber :
Dokumentasi Pribadi)
3. Asplanchna herricki
Spesies ini kami temukan pada contoh sampel Kolam Lele Ciparanje. Spesies
ini merupakan spesies dari filum Rotifera dari kelas Monogononta. Spesies ini
memiliki corona sebagai alat grerak, hidup di perairan
tawar dan memiliki warna yang sangat
transparan. Berikut adalah klasifikasinya.
Kingdom : Animalia
Phylum : Rotifera
Class : Monogononta
Ordo : Ploima
Genus : Asplanchna
Spesies : Asplanchna herricki
30
2.7 Peranan Rotifera
Rotifera merupakan salah satu hewan mikroskopis yang sangat berperan
dalam bidang Kelautan sebagai:
1. Sebagai pakan alami bagi pemeliharaan ikan.
2. Sebagai campuran dari bahan baku pakan ikan. Seperti: ragi roti.
Kegunaan Rotifera Brachionus plicatilis secara tidak langsung mulai
berkembang. Brachionus plicatilis merupakan pakan hidup bagi jenis-jenis
tertentu golongan ikan sehingga seringkali sangat diperlukan dalam budidaya
(Agin 2014). Penyediaan pakan alami berupa plankton nabati dan plankton
hewani yang tidak cukup tersedia, seringkali menyebabkan kegagalan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup larva ikan. Brachionus plicatilis sangat
penting dalam menunjang budidaya perikanan, terutama sebagai pakan yang baik
pada larva ikan maupun udang.
Penyediaan pakan alami berupa plankton nabati dan plankton hewani yang
tidak cukup tersedia, seringkali menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup larva ikan (Agin 2014). Rotifera mempunyai peranan penting
dalam mekanisme rantai makanan pada air tawar, selain Rotifera memakan bahan-
bahan organik, bakteri, dan ganggang, Rotifera dimakan oleh hewan yang lebih
besar seperti cacing, larva ikan, atau udang.
31
BAB III
CLADOCERA
2.8 Pendahuluan
Cladocera adalah kelompok dari kelas branciopoda yang biasa disebut kutu
air. Mereka membentuk grup monophyletic, yang saat ini dibagi menjadi empat
subordo, 11 family, 80 genera, dan sekitar 400 spesies. Branchiopoda berarti kaki
yang berinsang, dan Branchiopoda ini dibagi dalam Eu-branchiopoda (Eu =
sungguh-sungguh) dan Oligo-branchiopoda (Oligo = Sedikit, tidak banyak)
(Sachlan 1980). Oligo-branchiopoda ini merupakan khas zoo-plankton di air
tawar; Oligo-branchiopoda merupakan nama lain dari Cladocera atau Phyllopoda.
Mereka ada di mana-mana di habitat perairan pedalaman, tapi langka di
lautan. Sebagian besar panjangnya 0,2-6,0 mm (0,01-0,24 inci), dengan kepala
yang menghadap ke bawah dengan mata majemuk tunggal, dan karapas yang
menutupi dada dan perut yang tidak beregenerasi. Sebagian besar
spesies menunjukkan parthenogenesis siklis, dimana reproduksi aseksual kadang-
kadang dilengkapi dengan reproduksi seksual , yang menghasilkan telur
peristirahatan yang memungkinkan spesies tersebut bertahan dalam kondisi keras
dan menyebar ke habitat yang jauh.
Transisi antara rostrum dan antennules (halus atau dengan saus) (Gambar
2)
panjang mimbar (lihat Gambar 2)
ada / tidak adanya mucro
panjang mucro
32
Bentuk antennules (cukup lurus atau tajam di recurved)
Posisi seta sensorik (di dasar mimbar atau di tengah jalan)
Gambar 24. Diagram umum Famili Bosminidae (Dimodifikasi dari Pennak 1989)
33
adanya / tidak adanya marinir marjinal dan / atau lateral pada postabdomen
Panjang dan bentuk Rostrum
adanya / tidak adanya gigi pada berbagai margin karapas (lihat Gambar 4)
bentuk labrum
bentuk postabdomen
Gambar 26. Diagram Umum Famili Chydoridae (Dimodifikasi dari Dodson and
Frey 1991)
34
bentuk kepala
Bentuk margin ventral kepala (cekung atau lurus ,banyak variasi)
Posisi vesikel optik relatif terhadap margin ventral kepala
Posisi mata di kepala (relatif rendah atau tinggi)
ada / tidak adanya ocellus
tidak adanya Rostrum
adanya / tidak adanya sinus serviks
adanya / tidak adanya gigi di bagian belakang leher (yaitu "gigi leher")
bentuk fornices (besar dan segitiga atau halus bulat)
Panjang antena kedua relatif terhadap panjang total tubuh
Panjang bulu renang pada antena kedua
ada / tidak adanya tulang belakang
Panjang dan orientasi tulang belakang kerang
ukuran relatif dari proses perut
tingkat kemunculan (yaitu "rambut") dari proses perut
Ukuran relatif pecten (yaitu "gigi") pada cakar postabdominal
habitat (kolam, danau, atau keduanya)
Gambar 28. Diagram umum famili Daphniidae (Dimodifikasi dari Balcer et al.
1984)
d. Holopediidae
Secara Umum :
35
spesimen sangat seragam dalam bentuk, cepat dikenali
Gambar 30. Leptodora kindtii (Dimodifikasi dari Dodson and Frey 1991)
36
f. Macrothricidae
Secara Umum :
Gambar 31. Diagram umum Macothricidae (Dimodifikasi dari Dodson and Frey
1991)
37
g. Polyphemidae
Secara Umum :
38
Gambar 33. Famili Sididae (Dimodifikasi dari Dodson and Frey 1991)
i. Moinidae
Mudjiman (2008), mengklasifikasikan Moina sp adalah sebagai berikut :
· Kingdom : Animalia
· Phylum : Arthropoda
· Subphylum : Crustacea
· Class : Branchiopoda
· Genus : Moina
39
perkembangan telur. Moina sp mempunyai ukuran bentuk tubuh 500-1.000
mikron (Mudjiman 2008)
Cladocera adalah organism yang bergerak bebas di kolam, dan sebagian besar
bergarak dengan sirip belakang sebelah atas. Mereka memiliki dua valved
carapace meliputi sebagian besar tubuh kecuali appendages. Dalam beberapa
family, carapacenya mencakup daerah brood pouch. Kepalanya dengan badan
dibatasi oleh lekukan mendalam, tetapi ada juga yang tidak dipisahkan.
Jumlah ommatidia yang membentuk senyawa mata bervariasi dari jenis ke jenis
makanan sesuai dengan preferensi.
40
Gambar 35. Anatomi umum Cladocera (Dimodifikasi dari Dodson and Frey
1991)
41
Cladocera ini mempunyai Thorax sangat pendek dan terdiri dari 4 sampai 6
segmen. Dalam Janis betina, terdapat ruang yang besar antara bagian belakang
dan samping carapace yang berfungsi sebagai brood pouch. Telur akan diletakkan
ke dalam kantong dan berkembang di sana. Struktur kaki disesuaikan dengan
bagain mana mahluk ini mencari makannya. sebagian besar spesies juga memiliki
ekor, spiny dari carapace, sementara beberapa ada yang memiliki rambut.
42
Daphnia jantan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada
individu jantan terdapat organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk
betina dari belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk
dan membuahisel telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi lapisan
yang bernamaephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai kondisi
ideal untuk menetas (Mokoginta 2003).
Podon leuckarti merupakan salah satu spesies cladocera yang hidup di perairan
neritic (200 meter dari garis pantai).
43
Gambar 37. Daphnia carinata
Daphnia carinata merupakan salah satu contoh cladocera yang berhabitat di air
tawar.
Berikut adalah spesies dari cladocera yang kami temukan saat praktikum
planktonologi dengan sampel Waduk Cirata :
Kingdom : Animalia
· Phylum : Arthropoda
· Subphylum : Crustacea
· Class : Branchiopoda
· Genus : Moina
44
BAB IV
COPEPODA
45
3.1 Pendahuluan
Copepoda (Kope = Yunani untuk "dayung" Podos = Yunani untuk "kaki")
Oleh karena itu Copepod = berdayung kaki, yang mengacu pada sepasang kaki di
kolam yang sama somite yang bergerak bersama-sama, seperti oars. Copepoda
merupakan kelompok entomostracan dengan jumlah spesies terbesar, yaitu sekitar
8.400 spesies, sebagian besar hidup bebas dan sekitar 25% nya sebagian
ektoparasit. Kebanyakan copepod terdapat di laut dan sebagian lagi di air tawar,
baik sebagai plankton maupun fauna interstisial.
a. Calanoidea
46
Calanoidea memiliki Antena sangat panjang (23-25 segmen), sering mencapai
atau melampaui Caudal rami. Antena kanan geniculate (yaitu "membungkuk")
pada pria (kecuali Senecella sp. Dimana antennules kiri geniculate). Badan
menyempit antara segmen bantalan kaki ke-5 dan segmen genital. Kaki kelima
Calanoidea cukup besar dan berbeda, simetris pada betina, asimetris pada Laki-
laki.
Gambar 39. Anatomi Calanoid betina (Dimodifikasi dari Balcer et al. 1984)
Gambar 40. Detail geniculate antennule kanan laki-laki (Dimodifikasi dari Smith
and Fernando 1978)
47
Gambar 41. A) Bagian posterior tubuh diaptomid jantan menunjukkan lokasi kaki
ke 5, Sisi kanan B) Kaki ke 5, tampilan posterior C) Kaki ke 5 kiri, 2 eksopoda,
detail proses dalam dan luar (Dimodifikasi dari Sandercock dan Scudder 1996)
b. Cyclopoidea
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subclass : Copepoda
48
Order : Cyclopoida
Cyclopoida merupakan orde crustasea kecil dari subclass Copepoda.
Anggota Cyclopoida umumnya kecil, dan hewan planktonik yang hidup baik di
laut dan di habitat air tawar. Ciri-ciri ordo cyclopoida sebagai berikut:
Mampu bergerak cepat
Perkembangan larva mereka metamorf
Embrionya dibawa dalam kantung pasangan atau tunggal yang melekat
pada perut somite pertama.
Memiliki antena pertama lebih pendek dari panjang kepala dan dada
Gambar 43. Anatomi umum Copepoda Cyclopoid menunjukkan ciri utama pada
pria (a) dan Betina (b) (Dimodifikasi dari Balcer et al. 1984)
c. Harpacticoida
49
Kingdom :Animalia
Filum :Anthropoda
Kelas :Maxillopoda
Sub kelas :Copepoda
Ordo :Harpacticoid
Harpacticoida memiliki Antennules sangat pendek (5-9 segmen).Kedua
antigen bersifat genik pada pria. Metasom dan urosomnya memiliki lebar yang
sama (tidak ada titik penyempitan). Artikulasi antara ruas dengan kaki keempat
dan kelima tidak jelas. Abdomen tidak dapat dibedakan dengan toraks.
Panjangnya tidak lebih dari 1 mm, sebagian besar spesies berukuran lebih kecil.
Sendi utama dalam tubuh terletak di antara segmen tubuh keempat dan kelima.
50
3.3 Ciri-ciri Umum Copepoda
Ruas tubuh jelas yang dibagi menjadi 2 bagian utama:
a. Metasome, yang nampak lebih besar dengan 5 ruas.
b. Urosome, kecil di bagian ekor, 1-5 ruas.
Ukuran panjang sekitar 0,5-5mm, dan dalam siklus hidupnya sedikitnya
melalui tiga fase larva.
Copepods makan bakteri, diatom, dan lainnya kecil, organisme bersel tunggal
di dalam air. Maxillae, antena maxillipeds dan mendorong makanan ke arah
mandibula (rahang), yang memproses makanan.
51
3.5 Reproduksi Copepoda
Reproduksi dan perkembangan copepod adalah Dioecious. Betina
mempunyai sebuah atau sepasang ovary dan sepasang seminal receptacle.
Copepod jantan yang hidup bebas biasanya mempunyai sebuah testes dan
membentuk spermatofora. Pada waktu kopulasi, copepod jantan memegang yang
betina dengan antenna pertama atau kaki renang keempat atau kelima yang
berbentuk capit, dan melekatkan spermatofora pada betina pada pembuahan
seminal receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi 7 sampai
13 kelompok telur.
Telur yang telah dibuahi dierami dalam sebuah atau sepasang kantung
telur. Tiap kantung telur berisi antara 5 sampai 50 butir telur. Cyclops mengerami
telur sampai selama 12 jam sampai 5 hari, maka kantung telur hancur
dan keluarlah larva yang disebut nauplius. Kemudian copepod betina tersebut
akan menghasilkan kantung baru dan kelompok telur baru. Stadia nauplius
sebanyak 5 atau 6 instar, kemudian menjadi copepodidi sebanyak 5 instar, dan
akhirnya menjadi dewasa. Copepod dewasa tidak mengalami pergantian
kulit. Perkembangan dari telur sampai dewasa memakan waktu antara satu
minggu sampai satu tahun. Copepod hidup bebas berumur antara 6 bulan sampai
satu tahun lebih.
52
3.6 Habitat dan Contoh Spesies Copepoda
Berikut adalah habitat dan contoh spesies dari Copepoda.
a. Habitat Laut
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Sub class : Copepoda
Orde : Cyclopoida
Family : Cyclopidae
Genus : Cyclops
Spesies : Cyclops sp
53
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Sub class : Copepoda
Orde : Cyclopoida
Family : Cyclopidae
Genus : Cyclops
Spesies :
Kingdom :Animalia
Phylum :Arthropoda
Class :Maxillopoda
Order
:Cyclopoida
Family :Lernaeidae
Genus :Lernaea sp.
Gambar 47. Lernaea sp.
54
pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan warna
pada udang dan ikan.
Keunggulan copepoda juga telah diakui oleh para peneliti, karena kandungan
DHA-nya yang tinggi, dapat menyokong perkembangan mata dan
meningkatkan derajat kelulushidupan larva. Copepoda juga mempunyai
kandungan lemak polar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Artemia sehingga
dapat menghasilkan pigmentasi yang lebih baik bagi larva ikan. Perairan
Indonesia kaya akan kehadiran berbagai jenis copepoda, memiliki peluang besar
untuk memilih jenis pakan hidup yang unggul sebagai pakan alternatif atau
pengganti Artemia yang saat ini harganya kian melambung. Selain itu, beberapa
copepoda memiliki beberapa manfaat tambahan. Mereka adalah "detritivores",
yang berarti mereka akan mengais sisa-sisa makanan ikan, kotoran ikan, dan
bakteri di dalam ekosistem. Mereka dapat membantu mengontrol kualitas air
dengan memakan makanan yang tidak terpakai yang akhirnya dapat menyebabkan
overload bakteri dalam kolam ikan. Copepod hidup bebas berperan penting
dalam rantai makanan sebagai penghubung antara bakteri, ganggang dan
protozoa disatu pihak dengan predator (termasuk ikan) di pihak lain.
Copepod lebih dominan sebagai makanan ikan laut, sedang cladocera di air tawar.
Copepoda tidak digunakan sebagai makanan anak ikan karena berenangnya terlalu
cepat sehingga sukar ditangkap. Copepoda juga merupakan inang perantara
penyakit cacing pita ikan Dibothriocephalus latus dan cacing guinea
Dracunculus medinensis.
55
BAB V
OSTRACODA
3.1 Pendahuluan
Ostracoda adalah salah satu kelompok krustasea dengan sekitar 8000
spesies hidup. Ostracoda memiliki besar antara 0.5 mm sampai 2,0 mm.
Umumrnya sekitar 1 bulan (Sahlan 1980). Ostracod adalah krustasea dan dapat
dengan mudah dikenali oleh kehadiran Dari karapas sebagai kerang bivalve yang
memiliki takik antennal, ditutup oleh Otot adduktor, semua dari tujuh pasang
pelengkap mampu ditarik di dalam cangkangnya. Sebagian besar ostracod sangat
kecil, lebih sedikit dari panjang 4 mm tapi beberapa perairan dalam Spesies
pelagis tumbuh hingga 30mm. Sebagian besar ostracods adalah Bentik, tapi ada
anggota planktonik, dan satu keluarga, Halocyprididae adalah kelompok
planktonik laut yang penting.Ostracoda memiliki tubuh seperti biji sehingga
sering disebut “Seed-Shrimp”.
a. Archeocopida
b. Lepergicticopida
56
cembung, lebih tinggi dan lebih tinggi di bagian belakang. Bagian anterodorsal
dari katup pada banyak spesies dengan tuberkulum, diinterpretasikan umumnya
sesuai dengan mata majemuk. Kelompok goresan otot adduktor di depan katup
midlength, sangat besar, mencapai diameter yang menyamai hampir sepertiga
tinggi katup, dengan jumlah goresan individu kadang-kadang melebihi 200.
c. Myodocopa (Myopocopida)
Memiliki ciri-ciri pada bagian anterior cangkang berlekuk, antena kedua
biramus dan pangkal antena besar. Mydocopa ini semua hidup di laut. Contoh
genus: Cypridina dan Conchoesia.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Subclassis : Ostracoda
Ordo : Myodocopa
Genus : Conchoecia
Spesies : Conchoecia macrocheira
Gambar 48. Conchoecia macrocheira
d. Beyrichicopida
Karapas yang terkalsinasi dengan baik, baik spesimen larva maupun dewasa
biasanya dengan margin kardinal yang lebih atau kurang lurus, dan panjang dan
batas ekskavasi cembung. Banyak genera dengan lobasi dan sulapan yang jelas.
Lamella dalam batas yang dikenali tidak ada. Goresan otot dari berbagai pola
diketahui hanya di beberapa keluarga saja. Dimorfisme cruminal dan antral
terbatas hanya untuk ordo ini. Beberapa bentuk menunjukkan dimorfisme pahatan
atau propotional, lainnya adalah non-dimorforf, laut.
57
e. Podocopa (Podocopida)
Memiliki ciri-ciri antena uniramus, mempunyai 2 pasang apendik badan.
Habitat Podocopa di laut dan air tawar. Contoh genus yang hidup di air tawar
adalah Cypris dan Cypricercus di air tawar dan Cythereis di laut.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Subclassis : Maxillopoda
Ordo : Podocopa
Genus : Cypris
Spesies : Barnacle cypris
Gambar 49. Barnacle cypris
macrocheira
3.3 Ciri-ciri Umum Ostracoda
Lengan renangnya 2 pasang,
Kulit mengandung zat kapur (potongan kapur yang tipis sedangkan jenis
lainnya kelihatan agak jernih),
Mempunyai antenna,
Berukuran 1 – 2 mm
Ostracod adalah krustasea dan dapat dengan mudah dikenali oleh kehadiran
dari karapas sebagai kerang bivalve yang memiliki takik antennal, ditutup oleh
otot adduktor, semua dari tujuh pasang pelengkap mampu ditarik di dalam
cangkangnya. Meski osrtracod tersegmentasi dengan kepala, thorax dan perut, tapi
hanya kepala yang penuh pelengkap anggota badan. Kepala sangat sedikit
didefinisikan dan tidak ada yang jelas. Segmentasi tubuh secara eksternal. Ada
pasangan yang berkembang dengan baik terlebih dahulu dan antena kedua, yang
kedua biasanya biramous. Terkadang antena bisa terlihat diekstrusi melalui takik
di depan. Ada sepasang mandibles dengan berkembang dengan baik, namun
jumlah pelengkap mandibula posterior berpasangan sangat berkurang. Pasangan
pertama biasanya disebut maxillae; di sebagian besar, tiga pasang terjadi di balik
ini. Tubuh berakhir dengan ekor berlipat ganda bernama furca.
58
Gambar 50. Anatomi umum Ostracoda (After Deevey 1968)
59
Dibagian anterior terdapat sebuah mata nauplius. Mata majemuk hanya ada pada
ordo Myodocopida.
Engsel adont adalah yang paling sederhana, tanpa gigi atau soket, sering
membentuk bagian dari alur kontak pada katup yang lebih besar dan
punggungan yang sesuai pada katup yang lebih kecil.
Engsel merodont terdiri dari gigi dan soket di setiap ujung struktur alur
atau ridge (struktur negatif dan positif komplementer di katup kiri dan
kanan).
Engsel entomodont berbeda dari gaya engsel merodont dengan memiliki
bagian anterior anterior anterior dari elemen median groove / ridge.
Engsel amphidont memiliki struktur median yang lebih kompleks dengan
gigi dan soket anterior.
60
Gambar 51. Diagram dari dua ostracods ideal yang berbeda. (Menunjukkan fitur
katup ostracod yang umum. Tampilan internal atas katup kiri, tampilan eksternal)
bawah vale kiri (After Home et. al. 1989)
61
Ostracods menunjukkan dimorfisme seksual, yaitu jantan dan betina dari spesies
yang sama memiliki karapas dengan ukuran dan bentuk yang berbeda. Mereka
tumbuh dengan moulting hingga sembilan tahap pertumbuhan (instar). Karena
dimorfisme seksual ini dan variasi onkogenik dari asupan ostracod harus
dilakukan dengan taksonomi, karena satu spesies dapat memiliki serangkaian
tahap remaja serta dua morfotipe dewasa.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Subclassis : Ostracoda
Ordo : Myodocopa
Genus : Cypridina
Spesies : Cypridina hilgendorfii
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Subclassis : Ostracoda
Ordo : Podocopa
Genus : Cypricercus
Spesies : Cypricercus sp. Gambar 53. Cypricercus
sp. macrocheira
62
3.7 Peranan Ostracoda
Objek alternatif untuk studi mikropaleontologi
Hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal
anggota Ostracoda dan Copepoda
63
BAB VI
COELENTERATA
3.8 Pendahuluan
Secara umum, Coelenterata (Cnidaria) adalah hewan invertebrata yang
mempunyai rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang
dikelilingi oleh tentakel. Pada saat berenang, mulut coelenterata menghadap ke
dasar laut. Tubuh Coelenterata (hewan berongga) adalah terdiri atas jaringan luar
(eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur dan
menyilang (mesoglea). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata
Coeles yang berarti rongga dan interon yang berarti usus. Funggsi rongga tubuh
pada Coelenterata adalah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
64
6) Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip
dan generatif pada fase medusa
7) Polip Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang membentuk
koloni. Melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas. Tubuh
atas membesar, di alamnya terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya
sebagai usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap
mangsa. Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata.
8) medusa Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada
fase ini menghasilkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan
diri dari induk dan berenang bebas di perairan. Bentuknya seperti payung
dan punya tentakel yang melambailambai. Biasa menamakannya dengan
uburubur
3.10 Klasifikasi dan Ciri KhususCoelenterata
Termasuk dalam filum Cnidaria yang holoplanktonik ialah ubur-ubur dari
kelas Hydrozoa dan Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh
dikenal dengan nama sifonofora. Ubur-ubur dari kelas Scypozoa merupakan
organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar
(Nybakken 1992).
a. Hydrozoa
65
berhubungan, disebut koloni hidroid. Koloni hidroid menetap di suatu tempat
dengan hidroriza, yaitu percabangan horisontal (mirip akar) yang tertanam di
dalam substrat. Hydrozoa memiliki dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai
pengindra cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan. Beberapa medusa
menunjukkan gerak fototaksis negatif (menjauhi sinar), namun ada pula yang
fototaksis positif (mendekati sinar).
66
radial. Sebagian besar memiliki statocyst di margin bel, dan beberapa memiliki
pigmen sensitif cahaya yang dikenal dengan ocelli. Ujung pakan dari polip
tertutup di dalam teka-teki, jadi Anda mungkin menemukan nama Thecata untuk
grup tersebut. Medusa dari sebagian besar spesies di dalam kelompok ini
menghuni perairan dekat pantai di dekat permukaan.
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Hydrozoa
Order : Limnomedusae
Family : Olindiidae
Genus : Maeotias
Genus : Maeotias sp.
Gambar 54. Maeotias sp.
67
b. Scyphozoa
68
Ordo Semaeostomeae ditandai dengan jeli dengan lengan lisan berantai 4
atau lebih panjang dan margin bel bergigi. Tahap scyphistoma dengan produksi
medusa oleh strobilation juga khas. Ordo Coronates memiliki alur horisontal khas
yang mengelilingi payung (oleh karena itu nama untuk pesanan tersebut). Groves
vertikal sering meluas dari alur koronal sampai ke tengah lappet marjinal. Banyak
spesies koroner memiliki tentakel yang relatif kaku yang berada di atas bel.
Coronates juga berbeda dari semaeostomes dan rhizostomes pada retensi oleh
medusa dari septa vertikal yang ditemukan pada polip dari semua kelompok ini.
Ordo Rhizostomeae memiliki mulut pusat tertutup dan lengan lisan dilebur untuk
membentuk sistem saluran bercabang tertutup yang membentang banyak bukaan
mulut kecil. Mereka juga tidak memiliki tentakel marjinal marjinal dan dibatasi
untuk makan zooplankton kecil. Banyak spesies juga menggabungkan alga
simbiosis yang menyediakan sumber gizi. Ordo Stauromedusae tidak benar-benar
ubur-ubur planktonik. Mereka tidak memiliki tahap medusa yang berenang bebas,
dan sebaliknya hidup seperti bentuk bentik anemon yang menempel pada berbagai
substrat.
Scyphozoans, seperti semua Cnidaria, semuanya adalah karnivora dan
beberapa diantaranya adalah pengumpan filter. Banyak jeli yang lebih kecil
memakan partikel makanan yang terperangkap dari air sementara yang lebih besar
memangsa ikan atau invertebrata berenang.
Phylum : Cnidaria
Class : Scyphozoa
Order : Semaeostomeae
Family : Ulmaridae
Genus : Aurelia
Gambar 55. Aurelia
Species : Aurelia sp. sp..
69
Gambar 56. Struktur Tubuh Ubur-ubur
c. Cubozoa
Cubozoa dahulu dimasukkan dalam golongan Scyphozoa, setelah ditemukan
perbedaan yang mendasar dengan kelompok Scyphozoa, kemudian dijadikan
kelas tersendiri. Perbedaan tersebut adalah Cubozoa mengalami metamorfosis
lengkap dari polip hingga medusa payung (tubuh) berbentuk kotak, dan memiliki
lensa mata yang kompleks. Cubozoa merupakan uburubur sejati. Medusa
berbentuk lonceng dengan empat sisi datar, sehingga berbentuk mirip kubus.
Tinggi lonceng mencapai 17 cm, jumlah tentakel empat buah atau empat rumpun
dengan panjang mencapai 2 m. Cubozoa mampu berenang cepat secara horisontal,
dengan bagian aboral sebagai anteriornya. Cubozoa hidup di laut tropis dan
subtropis dengan makanan utama ikan.
Sesuai dengan nama kelompok, bel dari jeli tropis ini memang agak berbentuk
kubus dengan 4 sisi yang rata. Kotak jeli cenderung transparan dan bisa sangat
sulit dilihat di air, bahkan dengan individu besar. Sebuah tentakel (atau kelompok
tentakel) berasal dari masing-masing dari 4 sudut. Salah satu aspek yang lebih
luar biasa dari jeli kotak adalah kepemilikan mata kompleks di masing-masing
dari 4 rhopalia yang memungkinkan mereka melacak benda yang bergerak dan
dengan cepat merespons perubahan intensitas cahaya. Dinding tubuh terdiri dari 3
70
lapisan. Lapisan yang paling luar adalah epidermis, lapisan yang paling dalam
merupakan gastrodermis yang membatasi rongga pencernaan, serta mesoglea yang
terletak di antara epidermis dan gastrodermis.
Polip jeli kotak dapat bereproduksi secara aseksual dengan membentuk polip
baru. Namun, mereka tidak mengalami strobilasi, dan sebaliknya masing-masing
berkembang secara langsung menjadi medusa kecil.
71
Gambar 58. Tube Anemone Larva (Sumber :
https://australianmuseum.net.au/image/tube-anemone-larva)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama
makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai
besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi
koloni.
72
Gambar 60. Siklus Hidup Coelenterata
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi
pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki.
Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang
dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga
menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan
membentuk polip di dasar perairan.
73
Gambar 61. Aequorea victoria
Hydrozoa berspesies Aequorea victoria ini merupakan salah satu spesies dari
coelenterate yang hidupnya medusa yang berhabitat di laut
74
Disamping itu Coelenterata juga mampu membentuk terumbu karang
sehingga berfungsi sebagai tempat berlindung dan berkembang biak berbagai jenis
ikan dan melindungi pantai dari hempasan ombak yang dapat menyebabkan
abrasi.
75
BAB VII
NEMATODA
4.1 Pendahuluan
Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau seperti
benang. Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu nema yang berarti berenang dan ode yang berarti seperti. Nematoda
merupakan heawn tripoplastik dan pseudoselomata (berongga tubuh semu).
Nematoda merupakan jenis zooplankton yang termasuk meroplankton dan
kebanyakan hidup pada air tawar. Nematoda kadang ditemukan sebagai plankton
dan mungkin merupakan spesies hidup bebas yang telah terbawa dari dasar laut
dengan pencampuran bergolak. Namun, mereka mungkin hadir karena telah
terlepas dari organisme zooplanktonik, yang banyak di antaranya merupakan host
perantara nematoda parasit.
Phylum: Nematoda
Class: Chromadorea
Order: Rhabditida
Family: Rhabditidae
Genus: Rhabditis
Species: Rhabditis sp. Gambar 63. Rhabditis sp.
76
Nematoda memiliki beberapa kelas yakni Adenophorea, Chromadorea, Enoplea, ,
dan Secernentea.
a. Adenophorea
b. Chromadorea
Anggota badan kelas ini biasanya memiliki annulus, amfoid mereka menguraikan
dan spiral, dan mereka semua memiliki tiga kelenjar esofagus. Mereka biasanya
tinggal di sedimen laut, meski bisa tinggal di tempat lain. Mereka memiliki
pharynx yang lebih canggih daripada kebanyakan cacing gelang.
c. Enoplea
d. Secernentea
Secernentea adalah kelas utama nematoda, ditandai dengan banyak papila ekor
dan sistem ekskresi memiliki kanal lateral. Seperti semua nematoda, mereka tidak
memiliki sistem peredaran darah atau pernapasan.
77
4.3 Ciri-ciri Umum Nematoda
1) Bentuk tubuhnya silindris memanjang, kecuali pada jenis betina genera
tertentu bentuk tubuhnya menggelembung seperti kantung, buah jeruk,
atau buah peer.
2) Tubuhnya tidak bersegmen (unsegmented).
3) Merupakan hewan triploblastic, artinya dinding tubuhnya terdiri atas 3
lapisan blastula.
4) Tubuhnya simetris bilateral.
5) Termasuk binatang "pseudocoelomate" atau ”false cavity” artinya
mempunyai rongga tubuh semu.
6) Tubuhnya transparan (tembus cahaya), jika terlihat berwarna adalah warna
makanannya.
7) Mempunyai semua organ fisiologi, kecuali organ respirasi dan organ
sirkulasi.
8)
78
disekresikan oleh dan mencakup lapisan sel epidermis, di antaranya sel otot yang
berjalan dalam arah membujur saja, kontraksi yang mempengaruhi penggerak.
Karena tekanan hidrolik internal yang tinggi, kontraksi menyebabkan tubuh
melenturkan dan bukan merata, dan hewan bergerak dengan meronta-ronta maju
mundur. Rongga bukal, jika ada, berada pada ujung anterior, namun anus terbuka
sub-terminal di posterior, jadi ada ekor dengan panjang dan bentuk variabel di luar
anus. Rongga bukal memiliki bentuk yang sangat bervariasi, yang mencerminkan
metode pemberian makan yang berbeda dan mungkin dipersenjatai gigi atau
proyeksi lainnya. Beberapa nematoda memiliki pigmen berpelindung, atau ocelli
sejati dengan struktur mirip lensa, pada atau di kerongkongan anterior. Sekitar
setengah jalan di sepanjang kerongkongan adalah cincin saraf. Antara usus dan
dinding tubuh adalah pseudocoelom yang mengandung cairan dimana organ
reproduksi berada.
79
terletak pada lubang kantung ke dalam pori reproduksi, membuka saluran
reproduksi betina dan menyuntikkan sperma ke dalamnya. Sperma itu unik karena
mereka tidak memiliki flagella dan bergerak dengan pseudopodia, seperti
amoebas.
80
Yanong (2008) membagi siklus hidup nematoda menjadi dua kategori
utama, yaitu siklus hidup langsung dan tidak langsung. Siklus hidup langsung ,
dimana ikan bertindak sebagai induk semang definitif bagi nematoda dan tidak
diperlukan induk semang antara sehingga infeksi dapat langsung disebarkan
secara langsung dari satu ikan ke ikan lain melalui telur atau larva infektif yang
termakan.
Jika nematoda memiliki siklus hidup tidak langsung (Gambar 3), telur
ataularva akan dikeluarkan ke dalam air dan selama proses perkembangannya,
larva yang belum dewasa ini setidaknya akan melewati dua organisme yang
berbeda yang salah satunya adalah ikan.
81
Gambar 65. Reproduksi Nematoda
82
Gambar 67. Wuchereria bancrofti
83
BAB VIII
ANNELIDA
3.1 Pendahuluan
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan
cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa
Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang berarti bentuk.
Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik dengan rongga
tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya.
84
2 Kelas Oligochaeta
Oligochaeta (Yunani, oligos = sedikit, chaetae = rambut kaku) merupakan
Annelida yang memiliki sedikit seta (rambut). Sebagian besar Oligochaeta
hidup di air tawar, namun ada pula yang hidup di air laut, dan air payau.
3 Kelas Hirudinea
Hirudinea biasa disebut lintah. Tubuh lintah tidak memiliki parapodia maupun
seta. Lintah memiliki dua buah alat pengisap yang terletak di bagian anterior
dan posterior untuk menempel pada inangnya. Lintah hidup secara ektoparasit
sementara pada tubuh inang.
Meskipun filum Annelida dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinea. Tetapi hanya satu kelas yang tergolong pada
zooplankton yaitu polychaeta,sedangkan untuk oligocheta dan hirudinea tergolong
hewan bukan plankton. Polychaeta adalah kelas cacing annelida yang umumnya
hidup di laut, sebagian juga ditemukan di sungai dan danau (air tawar) dan
sebagian lainnya ditemukan di darat (terrestrial). Seluruh permukaan tubuh
polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula
sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-
merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak
atau alat berenang yang disebut parapodia, pada cacing yang bergerak aktif
(Errantia), tetapi pada cacing yang relatif lamban bergerak (Sedentaria) tidak
memiliki parapodia. Parapodia berperan sebagai alat pernapasan. Ukuran tubuh
polychaeta sebagian besar berukuran 510 cm, tetapi ada yang kurang dari 1 mm
(misalnya Diurodrilus ) dan ada juga yang mencapai 3 m (misalnya Namalycastis
rhodochorde ). Cacing ini tidak mempunyai sadel (klitelum) seperti pada cacing
tanah (oligochaeta). Polychaeta memiliki kelamin terpisah dan ada yang
hermaprodit. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual dan aseksual.
Pembuahannya dilakukan di luar tubuh dan ada yang di dalam tubuh. Telur yang
telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofor. Sebagian besar,
polychaeta hidup secara bebas (free living), tetapi juga ada yang bersifat parasit
pada hewan lain, misalnya Polydora dari famili Spionidae. Contoh jenis
85
Polychaeta antara lain, cacing sorong, cacing wawo, cacing palolo, dan cacing
nipah.
Phylum : Annelida
Class : Polychaeta
Subclass : Palpata
Order : Canalipalpata
Suborder : Spionida
Family : Magelonidae
genus : Mageloni
Gambar 68. Mageloni sp.
Spesies : Mageloni sp.
86
5) Kebanyakan annelida memiliki bulu eksternal yang pendek dikenal
dengan nama setae, tersusun darikitin.
87
tanah. Sebagian annelida bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti
dengan regenerasi.
Kingdom: Animalia
88
Phylum: Annelida
Class: Polychaeta
Order: Aciculata
Family: Tomopteridae
Tomopteris sp. merupakan salah satu annelida yang berhabitat di air laut.
89
BAB IX
CHAETOGNATHA
4.1 Pendahuluan
Chaetognatha merupakan filum dalam dunia hewan yang seluruh hidup di
laut. Nama umum yang biasa dipakai untuk merujuknya adalah kaetognat
(chaetognath). Nama Chaetognatha itu sendiri berasal dari bahasa yunani kuno,
chaete = bulu kaku (bristle), dan gnathos = rahang, jadi keseluruhannya bermakna
“yang mempunyai rahang berbulu-kaku”. Nama itu diberikan padanya karena
memang ia mempunyai rahang yang bentuknya bagai bulu kasar dan kaku, yang
digunakannya untuk menangkap mangsanya. Rahang ini berupa sepasang
rangkaian bulu-kasar yang dapat dikuncupkan, sedangkan bila akan menerkam
mangsanya rahangnya dapat dimekarkan (Nontji 2008).
90
Cacing panah adalah karnivora. Beberapa spesies diketahui menggunakan
tetrodotoxin neurotoxin untuk melumpuhkan mangsanya.
2) Kepala biasanya berbentuk bulat dan pipih, memiliki sistem otot yang
rumit.
3) Kail lebih panjang daripada gigi namun keduanya memiliki struktur yang
sama.
4) Terdapat banyak bagian struktural yang tidak biasa, seperti epidermis yang
berlapis lapis serta terdapat korona cilliata yang masih belum diketahui
fungsinya.
91
5) Mereka kebanyakan predator holoplanktonik pada copepoda dan krustasea
lainnya tapi ada beberapa bentuk bentik.
6) Kepala beruang 1 atau 2 baris duri tajam.
7) Posterior untuk ini adalah kelompok lateral yang dipasangkan dengan duri
yang menggenggam ('rahang').
8) Tubuh transparan menyandang satu atau dua pasang sirip lateral dan
ekornya memiliki sirip ekor.
9) Sagitta minima dapat dikenali dengan ukurannya yang kecil (sekitar 6
mm), dan ovarium pendek.
10) Sagitta serratodentata mencapai 17,5 mm.
11) Sagitta gazella mencapai 53 mm. Mereka dapat diidentifikasi berdasarkan
bentuk dan susunan sirip lateral.
Trunk membawa satu atau dua pasang sirip lateral yang menggabungkan
struktur yang serupa dengan sirip ikan, yang tidak homolognya; namun: tidak
seperti vertebrata, ini terdiri dari membran dasar yang menebal yang membentang
dari epidermis. Sirip ekor tambahan meliputi ekor pasca-anus.
Rongga tubuh dilapisi oleh peritoneum, dan karena itu merupakan coelom
sejati, dan terbagi menjadi satu kompartemen di setiap sisi trunk, dan
kompartemen tambahan di dalam kepala dan ekor, semuanya dipisahkan
sepenuhnya oleh septa. Meskipun mereka memiliki mulut dengan satu atau dua
baris gigi kecil, mata majemuk, dan sistem saraf, mereka tidak memiliki sistem
pernapasan atau peredaran darah.
Mulut terbuka ke dalam faring berotot, yang berisi kelenjar untuk melumasi
perjalanan makanan. Dari sini, usus lurus membentang sepanjang batang ke anus
92
tepat di depan ekor. Usus adalah situs utama pencernaan dan termasuk sepasang
divertikula di dekat ujung anterior. Bahan yang digerakkan rongga tubuh oleh
silia. Bahan limbah dengan mudah diekskresikan melalui kulit dan anus.
Sistem syarafnya cukup sederhana, terdiri dari cincin saraf ganglion yang
mengelilingi faring. Ganglion dorsal adalah yang terbesar, namun saraf meluas
dari semua ganglia sepanjang tubuh. Chaetognath memiliki dua mata majemuk,
masing-masing terdiri dari sejumlah pigmen-cangkir ocelli yang disatukan. Selain
itu, ada sejumlah bulu sensorik yang disusun dalam barisan di sepanjang sisi
tubuh, di mana mereka mungkin melakukan fungsi yang serupa dengan garis
lateral pada ikan. Sebuah pita otot sensoris tambahan yang melengkung terletak di
atas kepala dan leher.
93
dilakukan oleh satu individu melainkan dengan cara saling bertukar sel sperma
dan sel telur yang dilakukan oleh dua individu yang dibuahi secara internal
(Brusca dan Brusca 1990, Todd et al. 1996).
Telur yang dihasilkan merupakan zigot hasil fertilisasi ( dilapisi oleh zat seperti
jelly ); perkembangan terjadi secara langsung dan tidak melewati keseluruhan
tahap sebagai larva atau metamorfosis secara sempurna; waktu yang diperlukan
telur untuk menetas cukup cepat yaitu kurang lebih dalam waktu 48 jam ( Brusca
dan Brusca 1990 ). Telur yang dapat dihasilkan oleh ovarium adalah berkisar
antara 30 - 1000 ( McLaren 1996 ).
94
air bersalinitas tinggi masuk dari Samudera Atlantik telah masuk sampai ke selat
ini.
95
BAB X
MOLLUSCA
4.8 Pendahuluan
Mollusca (Latin, molluscus = lunak) adalah hewan bertubuh lunak, tidak
beruas-ruas, triploblastik, dan selomata (berongga tubuh sejati). Pada umumnya
Mollusca hidup secara bebas, sebagai herbivor maupun karnivor, dengan
memakan ganggang, tumbuh-tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan Mollusca
lainnya, dan sisa-sisa organisme.
96
yang halus pada mucus yang melapisi insang dan kemudian silia
mengirimkan partikel itu ke mulut. Air mengalir ke dalam mantel melalui
sifon aru masu melalui insang dan keluar melalui sifon arus keluar. Bivalvia
tidak memiliki kepala yang jelas dan radula. Sistem sirkulasi terdiri atas jantung,
saluran darah dan rongga sinus. Jantung terdiri atas ventriculum yang dikelilingi
oleh sebagian usus dan sepasang auricularium. Sistem saraf terdiri atas beberapa
gangglion. Cangkang pada bivalvia terdiri atas 3 lapisan yaitu :
97
tidak memiliki cangkang. Bersifat hermaprodit namun tidak terjadi pembuahan
sendiri, pembuahan terjadi setelah perkawinan, ovovivipar.
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang
tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk
mengetahui gelap dan terang, Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai
alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan
Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.
98
mendapatkan oksigen dari air laut. Mantel itu dilebur menjadi tabung yang
mengelilingi tubuh binatang, tapi terbuka di kedua ujungnya. Air beredar di
sekitar rongga mantel dengan aksi silia banyak. Bila oksigen terlarut rendah, air
dikeluarkan melalui ujung atas cangkang dengan kontraksi kaki. Tubuhnya
meliputi cangkang(shell), kaki(foot), mulut(mouth), rongga mantel,
tentakel(kaptakula), lidah(radula). Serta terdiri dari kelenjar kelamin(gonad),
kelenjar pencernaan(digestive gland), ginjal(kidney), lambung(stomach), anus,
ganglion pleural, ganglion serebral, ganglion pedal, gut(usus).
d. Cephalopoda
Cephalopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu chephalo yang berarti kepala
dan podos yang artinya kaki. Jadi Cephalopoda adalah mollusca berkaki di kepala
atau kepalanya dilingkari oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi tentakel-
tentakel. Umumnya mereka juga memiliki kantung tinta, kecuali nautilus, yang
menghasilkan cairan tinta hitam yang akan disemburkan dalam keadaan bahaya
99
untuk menghindar dari musuhnya. Chalopoda bernapas dengan iasang dan
memiliki organ indra serta system saraf yang berkembang baik.
Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala, leher dan badan. Kepala terletak di
bagian ventral serta memiliki dua mata yang besar dan tidak berkelopak,
berfungsi sebagai alat untuk melihat. Leher pendek dan badan berbentuk
tabung dengan sirip lateral berbentuk segitiga di setiap sisinya. Pada kepala
terdapat mulut yang dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang
tentakel (8 tangan dan 2 tentakel panjang). Pada permukaan dalam tangan dan
tentakel terdapat batil isap (sucker) yang berbentuk mangkok terletak pada
ujung tentakel. Gigi khitin atau kait terletak pada tepi batil isap untuk
memperkuat melekatnya mangsa yang diperolehnya. Di posterior kepala
terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ingin
bergerak ke belakang, sifon akan menyemburkan air ke arah depan, sehingga
tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan
menggunakan sirip dan tentakelnya. Di bagian perut, tepatnya sebelah sifon
akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen
melanin.
Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion dan saraf. Ganglion
serebral, pedal, viseral, suprabukal, infrabukal dan optik terletak di kepala. Indera
sensoris juga sangat berkembang dan dilengkapi dengan mata, dua statosis pada
masing-masing lateral kepala sebagai organ keseimbangan dan organ pembau.
100
Gambar 78. Struktur Tubuh Cephalopoda
e. Amphineura
Contoh hewan yang termasuk kelas ini adalah Chilton dan Neopilina.
Chilton mirip siput tak bercangkang hidup di daerah pantai cangkangnya terdiri
dari beberapa (biasanya delapan lempengan yang tersusun secara tumpang
tindih). Meskipun kelihatannya beruas-ruas tetapi organ dalamnya tidak.
Kiton merupakan hewan yang simetris bilateral, kaki ventral memanjang,
mempunyai ruang mantel yang mengandung insang, permukaan dorsal tertutup
oleh spikula berlendir, bersifat hermafrodit, hidup di laut, dan larva trokofor.
Contohnya adalah Cryptochiton sp. Hewan ini banyak ditemukan menempel pada
batuan denganmelingkarkan tubuhnya. Pembuahan dilakukan secara eksternal.
101
Reproduksi secara seksual
102
motil (dapat bergerak aktif). Ini disebut larva trokofor. Kemudian ini memanjang
dalam tahap perkembangan berikutnya disebut larva veliger.
Larva mollusca paling mendasar adalah trokofor, yang planktonik dan memakan
makanan partikel mengapung dengan menggunakan dua tali dari silia sekitar
“ekuator” untuk menyapu makanan ke dalam mulut, yang menggunakan lebih
silia untuk mengusir mereka ke dalam perut, dengan menggunakan silia lebih
lanjut untuk mengusir sisa-sisa yang tidak tercerna melalui anus. Jaringan baru
tumbuh tumbuh pada pita dari mesoderm di bagian dalam, sehingga seberkas
apikal dan anus didorong lebih lanjut saat binatang itu tumbuh. Akhirnya, larva
tenggelam ke dasar laut dan bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa. Sementara
metamorfosis adalah keadaan yang biasa pada mollusca, dengan cumi berbeda
menunjukkan perkembangan langsung: tukik adalah ‘miniatur’ bentuk dewasa.
103
Gambar 80. Larva Glochidium
104
Struktur umum veliger meliputi sel yang mengelilingi organ visceral
dari larva (misalnya, saluran pencernaan, banyak dari sistem saraf, organ
ekskresi) dan velum bersilia yang melampaui shell sebagai struktur tunggal atau
multi-lobed. Larva dapat mengembangkan kaki yang akan digunakan oleh
veliger baru untuk bergerak di sekitar dan mencari tempat yang tepat untuk
bermetamorfosis. Setelah metamorfosis, kaki dapat digunakan untuk bergerak
pada (misalnya gastropoda) atau (misalnya beberapa bivalvia) dasar laut. Velum
dan kaki veliger dapat ditarik ke shell untuk melindungi struktur dari predator
atau kerusakan mekanis.
Siklus hidup Veligers menetas dari telur, kemudian berenang bebas
(trochophore) tahap larva. Veligers menetap ke substratum dan bermetamorfosis
menjadi tahap remaja. Selama metamorfosis mereka kehilangan velum dan
mengalami perubahan eksternal dan internal yang menghasilkan remaja. Selama
periode larva, veliger tumbuh dan berkembang dengan sistem organnya yang
dibutuhkan untuk kehidupan pada saat dewasa. Larva pedi-veliger adalah larva
dari kerang (bivalvea). Cangkangnya berkembang dengan baik. Hidupnya
mengambang sebagai plankton, Hewan ini mengkonsumsi ganggang
mikroskopis. Pada tahap awal perkembangannya, larva ini menyerupai veliger
gastropoda.
105
menangkap makanan. Pada metamorfosis, bentuk tubuh gastropoda ini berubah
secara drastis. Lobus cilia, jantung larva, dan bagian dari sistem ekskretoris
larva akan hilang ketika hewan menjadi bentuk dewasa.
Limacina clione, umum dikenal sebagai "kupu-kupu laut," adalah salah satu dari
beberapa gastropoda dewasa sepenuhnya pelagis sebagai plankton. Spesies ini
memiliki veliger larva planktonik dan pola berenang bergelombang menarik..
106
Mollusca terhadap lingkungan sangat tinggi. Tapi pada umumnya moluska hidup
di laut.
107
Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan
tiram mutiara.
Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Mollusca digunakan untuk dekorasi dan sangat penting dalam studi ilmiah.
Untuk kesehatan kulit, contohnya lendir yang terdapat pada bekicot
Dapat mendegradasi polutan di perairan
Pupuk dan bahan makanan
108
BAB XI
ECHINODERMATA
5.1 Pendahuluan
Echinodermata adalah kelompok hewan avertebrata (tidak bertulang
belakang) yang permukaan tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Kata
Echinodermata berasal dari bahasa Latin, yaitu echinus (duri) dan derma (kulit).
Echinodermata hidup di laut atau air payau. Umumnya Echinodermata bergerak
dengan lambat dan tidak ada yang hidup bersifat parasit. Beberapa spesies hidup
menempel (sesil). Echinodermata dewasa memiliki tubuh berbentuk simetri radial,
yaitu bagian tubuh yang sama didistribusikan dalam susunan melingkar disekitar
poros tengah. Sedangkan larvanya memiliki tubuh simetri bilateral, yaitu bagian
tubuh yang satu berdampingan dengan bagian tubuh yang lain, dan apabila ditarik
garis dari depan ke belakang akan didapatkan bagian tubuh yang sama antara kiri
dan kanan. Larva dari hewan ini mikroskopis, transparan, bersilia, dan biasanya
berenang bebas di laut.
a. Asteroidea
Salah satu spesies yang siklus hidupnya pernah menjadi Mero- plankton
adalah Pisaster ochraceous. Bipinnaria adalah tahap pertama dalam
109
perkembangan larva bintang laut, dan biasanya diikuti dengan tahap brachiolaria.
Gerakan serta makan dicapai oleh silia.
Ciri-ciri Bipinnaria :
1. Tubuh simetri bilateral
2. Berenang bebas
3. Tubuhnya ditutupi dengan silia
4. Belum mempunyai 5 lengan seperti pada stadia dewasa
5. Silia pada bipinnaria berfungsi untuk pergerakan dan alat bantu makan.
Brachiolaria adalah tahap kedua dari perkembangan larva bintang laut
setelah bipinnaria. Brachiolaria memiliki bentuk simetri bilateral, tidak seperti
bintang laut dewasa, yang memiliki simetri pentaradial. Sejumlah genera bintang
laut, seperti Astropecten dan Asterina, tidak memiliki tahap brachiolaria, dengan
bipinnaria yang berkembang langsung menjadi dewasa.
Larva brachiolaria yang matang mempunyai daya apung buruk sehingga turun ke
dasar laut yang biasanya langsung ke kawasan terumbu karang. Hal ini karena
larva brachiolaria menggunakan bantuan alga berkapur sebagai tanda-tanda untuk
turun menempel pada terumbu karang.
110
Gambar 88. Larva Bipinnaria
b. Echinoidea
111
Gambar 90. Siklus Hidup Echinoidea
c. Ophiuroidea
Bintang ular, atau ophioroids, memiliki bentuk larva khas yang dikenal
sebagai ophiopluteus. Seperti semua larva Echinodermata, ophiopluteus
menggunakan silia untuk memakan makanan pada partikel tersuspensi dalam air.
Larva ophiuroidea ini diperkirakan menghabiskan beberapa minggu di plankton
sebelum menetap sebagai remaja.
Sebuah ophiopluteus memiliki empat pasang lengan yang panjang, dan terdapat
kapur. Lengan ini, ditutupi dengan strip Ciliata epitel, yang memungkinkan
larva untuk berenang. Tiga kantung selom yang memperpanjang dari usus;
112
kantung anterior kiri terbuka ke luar melalui kanal interstitial. Bentuk dewasa
berkembang dari bagian anterior larva saja.
d. Crinoidea
113
Gambar 94. Doliolaria larvae (Crinoidea doliolaria)
e. Holothuroidea
114
Gambar 96. Doliolaria larvae (Holothuroidea doliolaria)
115
mesodermalendoskeleton, pada blastofor embrio terdapat anus, mulut terbentuk
darikantong ektoderm dan mesoderm berkembang membentuk kantung.
Memiliki bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat masih larva, dan
disaat dewasa bentuk tubuhnya simteri radial.
116
5.6 Habitat dan Contoh Spesies Echinodermata
Echinodermata secara eksklusif merupakan hewan laut, dengan hanya
beberapa spesies yang tinggal di air tawar bahkan payau. Di antara pengecualian
adalah beberapa holothurian tropis yang dapat menahan pengeringan parsial jika
terdampar di pantai oleh gelombang surut. Kebanyakan echinodermata tidak bisa
mentolerir perubahan yang nyata dalam salinitas, suhu, dan intensitas cahaya dan
cenderung menjauh dari daerah di mana faktor-faktor ini tidak optimal.
Perilaku sebagian besar spesies air dangkal diatur oleh cahaya; yaitu, individu
tetap bersembunyi di siang hari dan muncul dari penyembunyian di malam hari
untuk aktivitas makan.
117
5.7 Peranan Echinodermata
Larva-larva dari echinodermata senidri tentunya merupakan makanan bagi
biota-biota laut misalnya ikan. Pada stadia dewasa, peran Echinodermata juga
merupakan langkah penting dalam rantai makanan laut. Echinodermata adalah
makanan pokok dari banyak hewan, termasuk berang-berang laut. Di sisi lain,
echinodermata makan rumput laut dan menjaga pertumbuhan terkendali. Bintang
laut mencegah pertumbuhan alga pada terumbu karang. Hal ini memungkinkan
karang untuk menyaring-makan lebih mudah. Dan banyak teripang menyediakan
habitat bagi parasit seperti kepiting, cacing, dan siput. Selain itu, teripang juga
berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem laut, yaitu sebagai detritivor
(organisme yang memakan partikel-partikel organik atau sisa-sisa jaringan
organisme lain) pada ekosistem laut.
118
2. Achanbasther merupakan hama pada terumbu karang, karena memakan
polip Coelenterata.
BAB XII
CHORDATA
3.1 Pendahuluan
Chordata meliputi sekitar 45.000 jenis hewan yang hidup di hampir semua jenis
lingkungan. Terdapat tiga hal yang membedakan filum Chordata dengan filum
yang lainnya, yaitu dalam hal perkembangannya. Notochord, yaitu suatu tangkai
pendukung di bagian dorsal tepatnya di bawah susunan saraf. Notochord
berfungsi sebagai pendukung. Pada hewan vertebrata semua embrionya memiliki
notochord. Tali saraf (nerve cord), yaitu suatu cekungan saraf di bagian atas
notochord. Kantung insang faring (pharyngeal gill pouches).
Chordata dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Chordata yang
bertulang belakang (Chordata Vertebrata) dan Chordata yang tidak bertulang
belakang (Chordata invertebrata). Chordata yang bertulang belakang, yaitu
Vertebrata. Adapun Chordata yang tidak bertulang belakang, antara lain,
Urochordata dan Cephalochordata.
119
a. Enteropneusta
Larva-larva dari Enteropneusta inilah yang berbentuk seperti larva-larva dari
echinodermata yaitu seperti Tornaria-Larva
Tornaria-larva memiliki ukuran bervariasi dari 1 sampai 3 mm. Tubuh
berbentuk lonceng, bilateral simetris dan berlipat ganda. Mulut adalah ventral dan
sedikit posterior ke bidang ekuator tubuh. Anus adalah median dan pada bagian
belakang tubuh. Bagian anterior ke mulut membentuk lobus preoral.
Ujung anterior mengandung piring apikal dengan serabut saraf, sel saraf
ganglionik, sejumput silia dan sepasang bintik mata. Band bertopi tiga dan
berbeda. Band-band preoral dan postoral bergabung untuk jarak dekat di pelat
apikal.
120
Tornaria adalah larva pelagis. Ia tenggelam ke bawah dan mengalami
serangkaian perubahan. Pelat apikal dengan struktur dan pita silangnya hilang.
Bagian preoral tubuh menjadi bersilia dan berbentuk belalai, dipisahkan dari kerah
dengan penyempitan. Lonceng Gill mulai muncul, batang memanjang dan larva
mengasumsikan bentuk dewasa.
b. Urochordata/Tunikata
Hewan vertebrata memulai hidupnya sebagai larva, dan pada larva ini
telah mulai terbentuk notokorda. Ketika mencapai dewasa, notokorda pada
vertebrata ini kemudian berkembang menjadi kolom vertebra atau tulang belakan
yang menjadi struktur penunjang pokok pada hewan ini. Tetapi pada Tunikata,
notokorda ini hanya ada pada fase sebagai larva saja, tidak berkembang lebih
lanjut dan akhirnya menjadi rudimenter atau menghilang sama sekali pada saat
121
dewasa. Larva tunikata berbentuk berbentuk umum seperti kecebong yang dapat
berenang, dengan notokorda terdapat sepanjang ekornya.
Selain itu, tunikata juga mempunyai kekhasan dengan mempunyai kulit lar
(= tunik, tunic) yang mengandung bahan tipe selulosa yang sangat jarang terdapat
pada hewan tetapi jamak pada tumbuhan. Bahan ini terbuat dari tunisin, Dari
sinilah kelompok hewan ini mendapatkan namanya, tunikata.
1) Ascidiacea
2) Larvasea
122
Bentuk umum larvasea terdiri dari dua bagian yang jelas berbeda yakni apa yang
disebut sebagai “tubuh” (atau “kepala”) yang bentuknya bulat lonjong, dan ekor
yang panjang menjuntai di bawah “tubuh”. Seluruh sistem pencernaan, sistem
saraf, dan sistem reproduksi terdapat di dalam tubuh, sedangkan notokorda
terdapat pada bagian ekor.
Hanya dua marga dari larvasea ini yang umum dikenal, yakni Oikopleura dan
Fritillaria. Oikopleura mempunyai bentuk tubuh yang lebih bulat, sedangkan
ekornya melebar pada pertautan dengan tubuhnya, sedangkan Fritillaria
mempunyai tubuh yang lebih memanjang dengan ekor yang menyempit pada
pertautan dengan tubuhnya (Nontji 2008).
123
Gambar 101. Beberapa contoh tunikata yang hidup sebagai plankton di laut. (A)
“Rumah” Oikopleura. 1) Hewan Oikopleura dalam “rumah”nya. Getaran
ekornya menimbulkan arus yang membawa air dari luar masuk. 2) Air
masuk lewat saringan kasar, 3) Saringan halus, 4) Pintu air keluar atau
saluran pembuangan, 5) Pintu keluar untuk hewan; (B) Oikopleura; (C)
Fritillaria; (D) Thalia democratica, bentuk mengelompok (E) Thalia
democratica, bentuk soliter; (F) Doliolum (Sumber : Zhong, 1988;
Wickstead 1965 dalam Nontji 2008)
3) Taliasea
Taliasea (Thaliacea) yang sering dijumpai terdiri dari dua kelompok utama
yakni salpida (=Desmomyra) dan Dolioloda (= Cyclomyra). Salpida juga dikenal
dengan nama umum salp atau salpa. Ukurannya bervariasi, dari beberapa mm
hingga lebih dari 20 mm. Jenis yang paling umum di perairan tropis adalah Thalia
democratica (Gambar 27. E).
Dalam bentuk dewasa Salpa telah kehilangan hampir semua fitur yang
akan mengklasifikasikannya di chordates. Mereka memang terlihat seperti ubur-
ubur. Namun, pada tahap larva mereka, salps memiliki banyak ciri anatomi hewan
vertebrata sejati seperti ikan, burung, reptil, dan mamalia. Salap remaja memiliki
124
ekor, insang, mata primitif dan tulang punggung (disebut notochord), kabel saraf
yang ramping, dan otak yang cekung dan membesar.
125
Gambar 103. Larva Ikan
Tubuh bersegmen-segmen
126
Segmentasi yang bersifat metameri
Adanya sebuah tabung korda saraf yang terletak dorsal dari notochord
Fertilisasi internal atau eksternal dan secara seksual alat kelamin jantan
Berupa penis dan alat kelamin betina berupa vagina.
Alat pernapasan berupa insang bagi yang hidup di air, dan paru-paru
bagiyang hidup di darat dan
Chordata berbeda dengan phylum lainnya, karena memiliki ciri khas, yaitu :
a. Notokord
Yaitu struktur mirip batang yang fleksibel dan memanjang, terletak diantara
saluran pencernaan dan tali syaraf. Tersusun atas sel-sel besar yang terbungkus
dalam jaringan serat agak kaku. Berfungsi menunjang/menyokong tubuh dari
dalam.
Tali syaraf tsb berkembang dari ekstodern yang menjadi suatu bentuk tabung dan
terletak di bagian dorsal notokord.
c. Kantong Insang,
Hanya terlihat pada anggota chordata tertentu saat masih embrio, terutama yang
hidup di air yang kemudian berubah menjadi insang.
127
d. Ekor di Belakang Anus
Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva taclopole yang mana stadia
larva ini urochordata hidup sebagai plankton yang mengalami metamorphosis.
Larva awal mempunyai ciri seperti Chordata lainnya artinya berchorda dorsalis
pada ekor, yang selanjutnya mengalami rudimentasi, sehingga hewan yang
dewasa tidak mempunyai chorda dorsalis lagi.
128
Reproduksi pada kelas enteropneusta dapat terjadi secara seksual dan
aseksual. Secara aseksual dapat dengan cara fragmentasi bagian tubuh yang
dewas. Enteropteneusta bersifat dioecious , memiliki jenis kelamin biologis yang
terpisah , meskipun setidaknya beberapa spesies juga mampu reproduksi
aseksual . Mereka telah dipasangkan gonad , yang terletak dekat dengan faring
dan melepaskan gamet melalui pori kecil dekat ke celah insang . Betina
meletakkan sejumlah besar telur tertanam dalam massa agar-agar lendir , yang
kemudian dibuahi secara eksternal oleh jantan sebelum arus air memecah massa
dan membubarkan telur individu.
Pada sebagian besar spesies , telur menetas menjadi larva planktonik yang disebut
dengan larva tornaria yang hidup sebagai plankton.dengan tubuh memanjang
ditutupi silia . Pada beberapa spesies , ini berke mbang secara langsung menjadi
129
dewasa , tetapi di lain , ada tahap peralihan berenang bebas disebut sebagai larva
tornaria . Ini sangat mirip dalam penampilan dengan larva bipinnaria dari
starfishes , dengan band-band berbelit-belit silia berlarian tubuh . Karena
perkembangan embrio dari blastula dalam telur juga sangat mirip dengan
echinodermata , ini menunjukkan hubungan dekat filogenetik antara kedua
kelompok .
Setelah beberapa hari atau minggu , alur mulai terbentuk di sekitar bagian tengah
tubuh larva , dengan bagian anterior akhirnya ditakdirkan untuk menjadi belalai ,
sementara sisanya membentuk kerah dan batang . Larva akhirnya menetap dan
berubah menjadi orang dewasa kecil untuk mengambil gaya hidup menggali .
Beberapa spesies , seperti Saccoglossus kowalevskii , kekurangan bahkan tahap
larva planktonik , menetas langsung sebagai miniatur orang dewasa.
130
3.6 Habitat dan Contoh Spesies Chordata
Chordata yang merupakan meroplankton habitatnya sangat beragam mulai dari
laut, air payau, air tawar.
131
Gambar 109. Thalia democratica
Contoh spesies diatas merupakan larva-larva yang ditemukan pada air laut.
132
BAB XIII
CIRRIPEDIA
4.1 Pendahuluan
Cirripedia berasal dari bahasa Latin yang berarti ”kaki bergulung”
merupakan satu-satunya hewan kelompok Crustacea yang hidup sesil (selain
Crustacea parasit) sehingga membentuk suatu kelompok yang sangat menyimpang
dari kelompok-kelompok Crustacea lainnya. Selain itu, sebagian besar anggotanya
bercangkang mirip Pelecypoda, sehingga pernah dianggap sebagai anggota filum
Mollusca. Baru dalam tahun 1830, ketika stadium-stadium larvanya ditemukan,
dapat diketahui hubungan antara teritip dengan hewan Crustacea lainnya,
sehingga teritip kemudian dikeluarkan dari filum Mollusca. Hewan-hewan teritip
semua hidup di laut, dua pertiga dari 900 jenis yang dikenal hidup bebas,
melekatkan diri pada bebatuan, cangkang moluska, karang, kayu terapung, dan
benda-benda lain. Beberapa jenis hidup komensal pada ikan paus, penyu, ikan dan
hewan lain, sedagkan sejumlah besar lainnya parasitik.
133
indikator untuk mengukur polusi air. Meskipun beberapa spesies teritip bersifat
parasit, namun sebagian besar teritip tidak berbahaya. Hal tersebut dikarenakan
teritip feeder filter. Teritip juga tidak mengganggu dan tidak merugikan hewan
lain.
a. Thoracica
Ordo ini terdiri dari teritip (barnacle) dan hidup di laut. Tubuhnya ditutupi oleh
cangkang kapur. Ada enam pasang embelan dada bercabang dua. Teritip adalah
hermafrodit, mereka tidak membuahi teiurnya sendiri tetapi menyampaikan
spermanya kepada teritip lain terdekat melalui penisnya yang dapat dijulurkan
sampai beberapa inci. Telur yang dibuahi menetas menjadi nauplius planktonik,
setelah ganti kulit beberapa kali menjadi sipris (cypris) yang bercangkang dan
mempunyai tetesan minyak. Mereka pemakan menyaring (filter feeder).
Cara makan dengan mem-buka cangkangnya dan mendepakkan kakinya untuk
menangkap makanan. Mereka makan. plankton. Kelompok hewan ini banyak
hidup di perairan pantai pada benda-benda melekat di bawah atau di atas
permukaan laut atau pada benda-benda terapung.
b. Acrothoracica
Hewan parasit, tidak mempunyai cangkang kapur dan tubuhnya ditutupi oleh
mantel besar. Contoh Alcippe lampas, jantan kecil, tak berkaki dan melekat pada
betina, melubang ke dalam cangkang Natica yang berisi kelomang.
c. Rhizocephala
Hewan parasit, tidak ada embelan tubuh, saluran pencernaan, atau pun peruasan
pada hewan dewasa; melekat dengan tangkai, dengan akar- akarnya menembus
ke jaringan inangnya. Contohnya Sacculina (carcini), parasit pada Crustacea
Decapoda yang mendegenerasi menjadi sebuah kantung melekat pada
permukaan ventral antara dada dan abdomen.
134
d. Ascothoracica
Merupakan parasit pada echinodermata dan koral coelenterata, biasanya
mempunyai antena pertama yang prehensil dan abdomen. Laura parasit pada
anthipatbaria (black coral) coelenterate.
135
permukaan mantel paling sedikit terdapat 5 keping penutup. Bentuk barnacle
sessile mirip bentuk buah kelapa yang masih sebesar kelereng. Beberapa keping
cangkang tersusun seperti genteng, terletak didasar capitulum merupakan dinding,
dan dibagian atas terdapat operkulum yang terbentuk dari erga dan scuta yang
dapat digerakkan. Branacle bertangkai berukuran beberapa milimeter sampai 7
cm, termasuk tangkai. Spesies tanpa tangkai umumnya berdiameter beberapa cm,
kecuali beberapa spesies seperti Balanus psittatus di pantai Amerika Selatan
mencapai 23 cm dan berdiameter 8 cm, spesies terkecil hanya beberapa milimeter.
Sebenarnya banyak tertitip yang berwarna warni, merah, jingga, putih, kesumba,
ungu atau bergaris-garis bila tidak tertutup oleh organisme sessile yang lain.
Costow dan Bookhout (1957) dalam Ermaitis (1984) menyatakan stadium larva
terdiri dari naupli, enam stadium yakni naupli I-VI . Lama waktu untuk melewati
stadium naupli berbeda-beda. Naupli I membutuhkan waktu 15 menit sampai 4
jam. Naupli II berkisar antara 1-2 hari, naupli III berkisar antara 1-4 hari, stadium
IV berkisar antara 1-2 hari, stadium V membutuhkan waktu 2-4 hari dan untuk
menyelesaikan stadium VI membutuhkan 2 sampai 3 minggu. Larva naupli
berkembang menjadi larva cypris melalui pergantian kulit yang terjadi satu
sampai tiga kali dalam seminggu. Pada pergantian kulit selanjutnya akan
terbentuk larva cypris. Cypris kemudian melata dan menetap menjadi teritip muda
dan akhirnya membentuk cangkang yang keras.
136
Fase
plank
tonik
Fase
plank
tonik
Sepeti halnya crustacea, cirripedia bagian pertama hidupnya dari larva Nauplius
yang terindikasi sebagai plankton.
137
4.7 Peranan Cirripedia
Cirripedia mempunya fase hidup sebagai zooplankton, cyprid dan naupliu
smerupakan zooplankton. Mereka mempunyai peranan sebagai pakan ikan.
Cirripedia parasit pada ikan dan kura-kura.
DaftarPustaka
BAB I & BAB 2 :
Alcaraz, Miguel. 2007. Zooplankton Ecology. Spain : Institut de Ciences del Mar
138
Anonim. 2011. Protozoa.
http://staff.unila.ac.id/hasti/files/2011/11/PROTOZOA.pdf Diakses pada
tanggal 6 Mei 2017 pukul 07.14
Fenchel, Tom, dkk. 1990. Water Column Anoxia : Vertical Zonation of Protozoa.
Denmark : Marine Ecology Progress Series.
Priyambodo, K & Tri. 2001. Budidaya Pakan Alami untuk Ikan. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya.
139
Anonim. Introduction to the Ostracoda.
http://www.ucmp.berkeley.edu/arthropoda/crustacea/maxillopoda/ostracoda.
html Diakses pada tanggal 14 Mei 2017 pukul 10.45 WIB
Lavens, P. And P. Sorgeloos. 1996. Manual on The Production and Used of Live
Food for Aquaculture .FAO Fisheries Techical
Mokoginta, I. 2003. Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Modul Daphnia sp.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Bidang Budidaya
Ikan Program Keahlian Budidaya Ikan Air Tawar
Sunarto. 2008. Karakteristik Biologi dan Peranan Plankton bagi Ekosistem Laut.
FPIK Unpad http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
140
content/uploads/2009/12/karakteristik_biologi_dan_peranan_plankton.pdf
Diakses pada tanggal 14 Mei 2017 pukul 12.38 WIB
BAB VI - BAB IX :
Noga EJ. 1996. Fish Disease Diagnosis and Treatment. Boston: Mosby Year
Book.
141
BAB X – BAB XIII :
Anonim. Chordates .
http://www.natureatlas.org/zooplankton/midatlantic/chordata.php Diakses
pada tanggal 21 Mei 2017 pukul 18.31 WIB
142