Anda di halaman 1dari 4

ATURAN ETIKA PROFESI

Bagian B Kode Etik memuat Aturan Etika Profesi yang terdiri dari 10 seksi. Bagian B
memberikan ilustrasi tentang penerapan kerangka konseptual dan contoh-contoh pencegahan yang
diperlukan untuk mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar. Sepuluh seksi dalam
Bagian B Kode Etik tersebut meliputi:

Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan

 Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam aktivitas yang dapat mengurangi integritas dan
objektivitas.
 Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh situasi, seperti:
a) Ancaman kepentingan pribadi
Contoh: hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien.
b) Ancaman advokasi
Contoh: memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi.
c) Ancaman telaah pribadi.
Contoh: penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian
kembali hasil pekerjaan Praktisi.
d) Ancaman kedekatan
Contoh: hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau
Jaringan KAP dengan klien assurance.
e) Ancaman intimidasi
Contoh: ancaman atas litigasi.
 Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut dapat diklasifikasikan antara lain
pencegahan dalam lingkungan kerja dan pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-
undangan, atau peraturan.
 Praktisi dapat mengandalkan pencegahan yang telah diterapkan oleh klien, tergantung dari
sifat penugasannya.
Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP

Penerimaan Klien

 Sebelum menerima klien baru, harus mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman yang
diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut.
 Isu-isu pada klien yang mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi seperti
keterlibatan klien dalam aktivitas ilegal, dan pelaporan keuangan yang tidak lazim.
 Signifikasi setiap ancaman harus dievaluasi.
 Pencegahan yang tepat seperti memastikan adanya komitmen dari klien untuk
meningkatkan praktik tata kelola perusahaann atau pengendalian internalnya.

Penerimaan Perikatan

 Praktisi hanya boleh memberikan jasa profesionalnya jika memiliki kompetensi untuk
melaksanakan perikatan tersebut.
 Praktisi harus mengevaluasi signifikasi setiap ancaman. Pencegahannya dapat berupa
memiliki pengalaman mengenai peraturan pelaporan yang relevan.
 Praktisi tidak diperkenankan untuk menerima perikatan assurance yang jenis, periode, dan
jenis prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Praktisi pengganti harus memperoleh persetujuan dari calon klien.

Benturan Kepentingan

 Pencegahan yang dilakukan oleh Praktisi jika terjadi benturan kepentingan adalah
memberitahukan klien mengenai pemberian jasa professional oleh Praktisi secara tidak
eksklusif untuk suatu klien.
 Jika benturan kepentingan mennyebabkan ancaman yang tidak dapat dihilangkan, maka
Praktisi harus menolak untuk menerimaperikatan tersebut.

Pendapat Kedua

 Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, setiap Praktisi harus mengevaluasi
signifikansi setiap ancaman.
 Pencegahannya dapat berupa menjelaskan mengenai dan keterbatasan pendapat yang
diberikan kepada klien.
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya

 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa professional yang diberikan, Praktisi dapat
mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang dopandang sesuai.
 Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen telah digunakan secara luas untuk jasa
professional tertentu selainjasa assurance.
 Praktisi dapat membeli kepemilikan KAP atau Jaringan KAP lain.

Pemasaran Jasa Profesional

 Ancaman dapat terjadi ketika jasa profesional, hasil pekerjaan, atau produk yang
ditawarkan tidak sesuai dengan prinsip perilaku profesional.
 Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa profesionalnya.

Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-tamahan Lainnya

 Hadiah yang diberikan oleh klien dapat menimbulkan ancaman intimidasi terhadap
objektivitas sehubungan dengan kemungkinan dipublikasikannya penerimaan hadiah
tersebut.
 Jika ancaman tidak dapat dihilangkan, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima
pemberian tersebut.

Penyimpanan Aset Milik Klien

 Praktisi tidak boleh mengambil tanggungjawab penyimpanan aset milik klien, kecuali
diperbolehkan oleh hukum yang berlaku.
 Praktisi yang dipercaya untuk menyimpan aset milik pihak lain harus melakukan
pencegahan seperti menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan
dan menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau aset pribadinya.

Objektivitas – Semua Jasa Profesional

 Praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap independen terhadap klien.
 Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan jasa professional akan
tergantung dari kondisi tertentudan sifat dari perikatan yang dilakukan oleh Praktisi.
 Pencegahan terhadap ancaman yang terjadi dapat berupa mengundurkan diri dari tim dan
menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai