Anda di halaman 1dari 21

PERPINDAHAN PANAS

OVEN

DISUSUN OLEH

Annisa Fadhila Ramadhani (03031381621098)


Hosana Widhaningtyas (03031381621092)
M.Faisal Pratama (03031381621097)
Octavianus Rudy Setiawan (03031381621101)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

1.3 Tujuan ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................

2.1 Pengertian Oven……...........................................................................

2.2 Tujuan dan Kegunaan Oven………….................................................

2.3 Mekanisme Oven…..............................................................................

2.4 Jenis-Jenis Oven……………..............................................................

2.4.1 Gravity Oven..............................................................................

2.4.2 Forced Convection Oven...........................................................

2.4.3 Vacuum Oven……………………….……………..…….........

2.4.4 Microwave Oven Laboratorium……………………………….

2.4.5 Universal Drying Oven…………………………………………

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Oven ……………………......................

2.6 Perhitungan Rancangan Oven……………….....................................

2.6.1 Contoh Perhitungan ..................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................

3.1 Kesimpulan .........................................................................................

3.2 Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Dry Heat Cooking on the Stovetop………………………………


GAMBAR 2. Gravity Oven………………………………………………………
GAMBAR 3. Forced Convection Oven…………………………………………
GAMBAR 4. Vacuum Oven……………………………………………………..
GAMBAR 5. Microwave Oven Laboratorium…………………………………
GAMBAR 6. Universal Drying Oven……………………………………………
GAMBAR 7. Proses Transfer Energi di dalam Oven………………………….

1
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oven adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan suatu bahan basah menjadi
bahan kering agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Oven ini dirancang
dengan menambahkan buffle yang dipasang miring 150 terhadap garis horisontal.
Buffle tersebut berfungsi untuk mengarahkan udara panas di dalam alat pengering.
Oven ini dilengkapi dengan cerobong. Selain itu juga, oven merupakan peralatan yang
menggunakan radiasi termal untuk memanaskan atau mengeringkan. Oven termasuk
alat strerilisasi bahan secara fisik karena menggunakan suhu dan tekanan tinggi. Oven
juga merupakan alat sterilisasi menggunakan udara kering bersuhu tinggi. Oven dalam
skala laboratorium, biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Oven dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air, sedangkan pada oven alat dapur digunakan untuk memasak adonan
kue dan memanaskan berbagai jenis makanan

Oven memanfaatkan suhu pada udara panas yang dihasilkan di dalamnya untuk
memanaskan dan mengeringkan bahan yang ada di dalamya. Panas yang dihasilkan
berasal dari gerakan molekul di dalam oven. Pada umumnya temperatur yang digunakan
pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-170◦C selama paling sedikit 2 jam. Perlu
diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat yang akan
disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas. Sterilisasi dengan oven tidak dapat
digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh : alat ukur) dan
penutup karet atau plastik. Namun pada kenyataan penggunaannya, sering kali hasil
tidak sesuai dengan yang diinginkan pemakai. Peralatan laboratorium tidak kering
menyeluruh atau dalam memasak kue tidak matang merata sehingga adonan tidak
mengembang sempurna. Hal itu disebabkan oleh penyebaran suhu di dalam oven yang
tidak merata sehingga panas yang dihasilkan di dalam oven tidak sama di setiap
sudutnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Oven ?
2. Apa saja manfaat penggunaan Oven ?
3. Bagaimana prinsip dan mekanisme kerja dari Oven ?
4. Apa saja jenis-jenis dari Oven atau alat pengering yang ada saat ini ?
5. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan alat pengering Oven ?
6. Bagaimana perhitungan dari design Oven ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan


1. Mengetahui definisi dari Oven atau alat pengering
2. Mengetahui tujuan dan kegunaan dari Oven
3. Mengetahui mekanisme kerja dari Oven
4. Mengetahui jenis – jenis dari Oven
5. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari Oven
6. Mengetahui perhitungan dari suatu perancangan Oven
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Oven


Oven adalah sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan
untuk pemanasan, pemanggangan (baking) atau pengeringan suatu bahan dan umumnya
digunakan untuk memasak. Tungku pembakaran dan tanur adalah oven-oven khusus,
yang masing-masing digunakan untuk tembikar dan pengolahan logam. Tanur adalah
suatu alat sejenis oven berukuran besar, berupa ruangan dengan penyekat termal yang
dapat dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu, untuk menyelesaikan tugas atau
proses tertentu seperti pengeringan, pengerasan, atau perubahan kimiawi. Berbagai
industri dan perdagangan memanfaatkan berbagai jenis dan bentuk tanur, misalnya
untuk mengolah tanah liat menjadi gerabah, batu bata, keramik dan lain-lain.Juga untuk
memproses bijih logam, batu gamping, pembuatan semen, pengeringan kayu, dan
sebagainya.
2.2 Tujuan dan Kegunaan Oven
Tujuan dari penggunaan oven adalah untuk memanaskan atau mengeringkan alat-
alat laboratorium atau objek lainnya untuk menghilangkan kandungan air atau untuk
memanggang, serta mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Kegunaan dari oven sendiri yaitu :
1. Mensterilkan/membersihkan peralataan laboratorium, zat-zat kimia dan juga
pelarut organik.
2. Mengukur kadar air dalam suatu bahan
3. Memanaskan makanan pada oven listrik
2.3 Mekanisme Kerja Alat
Umumnya banyak oven yang menggunakan metode dry heat. Contohnya oven
listrik yang menggunakan 2 gulungan (coil) yang terletak di atas dan di bawah oven.
Gulungan yang di bawah digunakan untuk memanggang (roasted dan baking),
sedangkan gulungan yang di atas digunakan untuk broiling atau memanaskan objek
menggunakan panas tinggi dan langsung mengarah ke objek. Pada pemanasan yang

1
menggunakan coil atas, udara panas terhalang oleh langit-langit oven sehingga
mendorong arus konveksi alami.
Pada oven tradisional, ketika gulungan bawah dipanaskan, udara didalam oven
dipanaskan pertama kali dengan konduksi dan konveksi alami. Panas ditransfer ke
objek, yang mana dipanaskan dengan konveksi alami. Didalam oven konveksi, panas
ditransfer menggunkaan kipas. Kipas menciptakan konveksi paksa didalam oven, yang
mendorong pemerataan panas sehingga pemanasan menjadi lebih cepat.
Perpindahan panas didalam oven tidak sesimpel konduksi dan konveksi. Elemen
pemanas memancarkan sejumlah radiasi yang turut berkontribusi dalam pemanasan.
Selain itu dinding oven menjadi panas dan memancarkan radiasi sendiri. Sedangkan
transfer atau perpindahan panas dari sumber panas (listrik melalui kumparan pada
oven) dengan lempeng / plat pada oven listrik melibatkan mekanisme konduksi.

Gambar 1. Dry heat cooking on the stovetop


2.4 Jenis-jenis Alat
2.4.1. Gravity Oven
Gravity Ovens adalah oven konveksi gravitasi
berfungsi untuk banyak keperluan industri
seperti pengeringan dan pemanggangan.
Gravity Ovens dirancang untuk aplikasi di
mana kipas atau aliran udara lainnya akan
mengganggu proses termal, seperti
pengolahan bahan ringan atau bubuk. Gravity
Ovens dirancang untuk aplikasi yang
membutuhkan lebih sedikit keseragaman suhu
dibandingkan jenis oven konveksi mekanis
lainnya. Setiap model oven gravitasi
menghasilkan pasokan konveksi udara alami
yang unik melalui rak baja stainless berlubang
untuk mencapai keseragaman suhu tanpa
blower.

Gravity Oven memiliki kesamaan hampir mendekati dengan: High-temperature,


Vacuum Oven, Gravity atau Mechanical Convection Oven

2.4.2. Forced Convection Oven


Forced Convection oven laboratroium merupakan
salah satu alat laboratorium yang berfungsi
melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan
barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara
panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan
secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan
oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer,
pipet, dan objek metal . Suhu oven lebih rendah
dibandingkan dengan suhu Furnace yaitu berkisar
antara 250ºC.

1
2.4.3. Vacuum Oven
Jenis oven ini cocok digunakan untuk
bahan yang memerlukan atmosfer inert.
Oven pengeringan vakum paling sering
digunakan untuk proses pengeringan
yang halus, seperti mengeringkan
bagian-bagian kecil atau membuang
pelarut yang mudah terbakar.
Lingkungan bertekanan rendah juga
meminimalkan oksidasi selama pengeringan. Oven vakum standar dapat
beroperasi pada suhu setinggi 200C hingga 250C

2.4.4. Microwave Oven


Laboratorium

Microwave oven merupakan salah satu


alat yang untuk keperluan sterilisasi.
Berbeda dengan oven biasa, pemanasan
dengan microwave oven menggunakan
gelombang mikro, Gelombang mikro
memungkinkan prosedur dipercepat di
hampir setiap langkah persiapan
sampel. Tidak hanya teknologi microwave mempercepat waktu reaksi (bahkan yang
lebih penting adalah bahwa hal itu meningkatkan retensi antigen larut dan menjaga
imunoreactivity antigen lebih baik dari pada metode fiksasi konvensional) sehingga
menghasilkan panas yang lebih merata.
2.4.5. Universal Drying Oven
Oven atau drying oven merupakan alat yang
digunakan untuk sterilisasi atau pembersihan
dengan menggunakan udara kering. Alat
sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-
alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridish
(cawan petri), tabung reaksi dan gelas
lainnya. Bahan-bahan seperti kapas, kain dan
kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur tertentu, pada
umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-
1700C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi
tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas.

2.5 Kelebihan dan Kelemahan


Oven berfungsi sebagai pengering, Untuk kinerja oven, oven memiliki efek yang
dapat disesuaikan dengan baik, kontrol suhu yang akurat, ruang berventilasi baik
dan komponen-komponen yang ada didalam oven ini dirancang untuk
pengoperasian dan pemeliharaan yang mudah. Semua kontrol dapat diatur dengan
satu tangan dan mudah diakses memungkinkan perubahan setiap saat., jika ada
kerusakan disalah satu komponen, maka komponen tersebut bias diganti dan tidak
mengganggu fungsi komponen yang lain. Ruang oven seluruhnya terbuat dari baja
tahan karat, tidak ada larutan yang diserap ke dalamnya sehingga mudah
dibersihkan.
Namun, suhu pemanasan pada oven terbatas, hanya mencapai 300oC, sehingga
jika membutuhkan pemanasan lebih dari 300oC, dibutuhkan alat desikator. Meski
tidak memerlukan perlakuan khusus, oven harus selalu dibersihkan agar tidak terjadi
kerusakan pada mesin-mesin komponen.

2.6 Perhitungan Rancangan

1
2.6.1 Efisiensi dan Heat Loss pada Oven

Energi yang digunakan oleh oven sebagian besar berasal dari gas atau bahan
bakar minyak. Listrik jarang digunakan untuk membuat kue sekarang, karena
harganya yang mahal. Dalam oven berbahan bakar gas / minyak, bahan bakar
mewakili sekitar 95-96% dari total penggunaan energi dan listrik (untuk
menyalakan drive, kipas, dan sistem kelistrikan lainnya) sekitar 4-5%. Energi yang
masuk ke oven digunakan terutama untuk memanggang biskuit sebagai contohnya.
Untuk mencapai struktur, mengurangi kadar air dengan penguapan dan mewarnai
biskuit. Setiap jenis biskuit membutuhkan sejumlah energi untuk mencapai hasil
dengan kualitas yang baik. Dalam contoh yang akan digunakan, produk rotari
cetakan khas membutuhkan 0,2120 KWh (182 kkal) energi per kg produk yang
dipanggang.

Gambar 7. Proses Transfer Energi di dalam Oven

Contoh perhitungan

Perhitungan keseimbangan energi dari oven berikut ini diambil dari instalasi yang
sebenarnya. Rincian produk dan oven diberikan di bawah ini, sehingga data yang
berbeda untuk oven lainnya dapat diganti untuk membuat perhitungan penggunaan
energi yang sesuai.

PRODUK ROTARY MOULDED BISCUIT


Dimensi 58 x 37mm
Berat 5,1 Gram

Waktu Memanggang 3,8 menit

Oven
Baking Chamber 1,25 x 1 m
Zones 8 (7 burner)
Over Band 8,25 kgs/m2
Extraction Fans 34 m3/menit (maksimum)

Oven Output 3200 kgs/jam

Data dari hasil tes independen

 Total energi yang digunakan oleh oven : 0,4043 KWh / kg baked biscuits
 Energi yang dibutuhkan untuk memanggang produk : 0,2120 KWh / kg
baked biscuits
 Waste energy : 0.1923 KWh/kg of baked biscuits

Produk

Total kebutuhan energi untuk memanggang produk adalah 0,2120 KWh/kg biskuit
panggang Ini memberikan total penggunaan energi (gas) untuk memanggang
biskuit:

Q = 3200 kgs/jam x 0,2120 KWh/kg baked biscuits

= 678,4 KWh/jam

Ini adalah energi yang digunakan untuk memanggang biskuit, membentuk


struktur, menghilangkan kelembaban dan mewarnai biskuit.

Panas laten penguapan (Latent Heat of Evaporation)

1
Energi panas laten yang dibutuhkan untuk menguapkan air dari produk adalah 539
kal / gm air. Kelembaban yang harus dibuang untuk mencapai kadar air akhir
3,0% = 0,135 kg per kg biskuit

Kelembaban yang harus dihilangkan: 0,135 kg/kg biskuit x 3200 kgs/jam = 432
kg/jam Sehingga, Panas laten diperlukan untuk menguap 432 kg air = 432.000 gm
x 539 kal/gm = 232848 kkal = 270,75 KWh / jam

Heat loss from extraction system from baking chambers

 Volume udara diekstraksi dari masing-masing zona = 34 m3/menit x 60 menit


x 8 zona = 16320 m3/jam (maksimum)
 Perkiraan pengaturan damper ekstraksi rata-rata = 40%
 Volume aktual udara yang diekstraksi dari ruang pemanggangan = 6528
m3/jam
 Udara yang diekstraksi telah dipanaskan dari suhu sekitar oven (55 oC) ke
suhu rata-rata pembakaran (200 oC). Ini membutuhkan input energi sebagai
berikut:
Berat udara yang diekstraksi = 6528 x 0,746 kg = 4870 kg
 Energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu udara ini dalam oven dari 55oC
ke 200 oC (∆T = 145 oC) adalah = 145 x 1,009 KJ / kg x 4870 kg = 712505 KJ
= 198 KWh / jam
 Energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu uap air dari 100oC ke 200oC =
1.996 x 432 x 100 = 86227 kJ = 23.97 KWh / jam
 Panas spesifik uap air: 1.996 kJ / kgK
 Kerapatan uap air pada 100oC = 0,958
 1 KJ = 0,000278 KWH
 Heat Loss dari sistem ekstraksi per jam = (198 + 23,97) KWH = 222 KWH

Heat loss from return band


 Oven band drum centres = 111m
 Lebar Band = 1,25 m
 Berat Band = 8.20 kg / m2
 Panas spesifik carbon steel = 0,12 kcal / kg oC
 Suhu Return band pada feed akhir = 140 oc
 Suhu Return band pada ujung umpan = 105oC (perkiraan suhu)
 Berat band (pada sirkuit kembali) = 111 m x 1,25 m x 8,20 kg/ m2 = 1137,75
kg
 Temperatur Loss = 140 - 105 = 35oC
 Heat Loss = 0,12 x 1137,75 x 35 = 4778,55 kkal (5,56 KWh) per revolusi band
 Waktu panggang = 3,8 menit
 Kehilangan panas per jam pada Rerutn band = 5.56 KWh x 60 / 3.8 = 87.8
KWh

Kehilangan panas dari insulasi dan penutup luar oven:

 Oven baking chamber: 1.25 m x 100 m


 Lebar di atas mencakup: 2.3 m
 Ketinggian mencakup 1,23 m
 Suhu panggang rata-rata: 200oC
 Suhu rata-rata dalam modul pemanas: 350oC
 Ave. suhu penutup sisi luar: 55oC
 Ave. suhu penutup atas luar: 55oC
 Ketebalan isolasi Rockwool (s): 200 mm sisi dan 250 mm atas
 Konduktivitas panas Rockwool (k): 0,066 W / m.oC
 Kehilangan panas dari sisi dan bagian atas oven melalui insulasi dapat dicari
dengan = k A dT / s
 Luas total sisi oven: 100 m x 2 m x 2 = 400m2
 Ini termasuk 7 modul pemanas dan sisi ruang pemanggang
Luas modul pemanas pada sisi burner: 13 m2 x 7 = 91 m2
Area modul pemanas pada sisi non burner: 2 m2 x 7 = 14 m2
Luas total modul pemanas = 105 m2
Total luas sisi oven ((less heater modules) = 295 m2
 Kehilangan panas dari sisi bagian ruang kue : 0,066 x 295 m2 x (200 oC -
55oC) / 0,2 = 14116 W

1
 Kehilangan panas dari modul pemanas : 0,066 x 105 m2 x (350 oC - 55oC) / 0,2
= 10222 W
 Kehilangan panas dari atas oven : 0,066 x 100 m x 2,3 m x (200 oC - 55oC) /
0,25 = 8804 W
 Kehilangan panas (Heat Loss) total melalui insulasi oven bagian sisi dan atas
sebesar = 33,1 KW

Kehilangan panas dari radiasi dari ujung pengiriman oven


 Area ujung pengiriman oven meliputi 6 m2
 Luas kap penutup oven : 14 m2
 Total area : 34 m2

 Kehilangan panas = ∑ 𝜎 (𝑇ℎ4 – 𝑇𝑐4)𝐴


Keterangan :
∑ = emisivitas
σ = 5.6703 10-8 (W m2 k 4) (Konstanta Stefan Boltzmann)
T = suhu absolut. (Kelvin)
A = Luas (m2)
 Kehilangan panas dari radiasi pada akhir pengiriman :
0,5 x 5,6703 x 10-8 x (298 x 108) x 34 m2 = 28725 W = 28,7 KW

Kehilangan panas dari burner flues

 Total energi yang digunakan: 0,4043 kWh x 3200 kgs = 1294 KWh / jam
 7 burner: rata-rata energi yang digunakan per jam per burner = 1294/7 = 185
kWh
 Konsumsi gas: 185 / 9,8 kWh / m3 = 18,9 m3 / jam / burner (rata-rata)
 Gas / volume udara yang dibutuhkan per burner: gas 18,9 m3 + 301 m3 = 319.9
m3
 Perkiraan suhu rata-rata gas buang : 200oC
 Gas / udara berat pada 200oC per burner = 319,9 x 0,746 kg / m3 = 239 kg /
jam / burner
 Perkiraan energi dalam gas buang: 239 kgs x 200 x 1.026 KJ = 49043 KJ =
13,6 kWh / jam / burner
 Perkiraan kadar uap air dari gas buang : 119,5 kg / burner / jam
 Energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu uap air dari 100oC ke 200oC
= 1.996 x 119.5 x 100 = 23852 KJ = 6.6 kWh / jam / burner
 Total energi panas dalam gas buang: 7 x (13,6 + 6,6) kWh = 141,4 kWh per
jam
 Dari 50% ini bisa digunakan di Heat Recovery System
 Panas spesifik uap air: 1.996 kJ / kgK
 Panas udara spesifik: 1,026 kJ / kg K
 Kerapatan uap air pada 100oC = 0,958
 Densitas udara pada 200oC = 0,746 kg / m3
 1 KJ = 0,000278 KWH

Dari perhitungan di atas, konsumsi energi oven per jam:

Untuk Produk 678,4 KWh 50,6 %

Heat Loss dari Ekstraksi 222,0 KWh 16,6 %

Heat Loss dari burner 141,4 KWh 10,5 %


flues
Heat Loss dari Return 87,8 KWh 6,5 %
Band
Est. heat loss of air from 75 KWh 5,6 %
oven end
Est. loss from thro’ metal, 75 KWh 5,6 %
fans etc.
Heat loss through 33,1 KWh 2,5 %
insulation
Heat loss from radiation 28,7 KWh 2,1 %

Total 1341.4 kWh 100 %

Catatan dari perhitungan :

1. perkiraan akurasi dalam asumsi dan basis data adalah +/- 5%

1
2. kehilangan panas dapat jauh lebih besar dari yang diberikan tergantung
pada desain penukar panas dan cerobong asap.
Kesimpulan contoh perhitungan efisiensi oven dan heat loss
1. Efisiensi oven keseluruhan adalah 50%
2. Kehilangan panas melalui burner flues, hingga 50% dapat dipulihkan dan
digunakan untuk memanggang dalam Heat Recovery System
3. Dalam instalasi oven Baker Pasifik ini, Heat Recovery System mengurangi
kebutuhan energi sebesar 15% (sebagaimana dihitung oleh uji independen)

2.6.2. Perhitungan Sudut Optimal pad Oven Surya


Berikut ini adalah penjelasan tentang cara menghitung sudut optimal antara kaca dan
reflektor dari oven surya. Merancang oven surya biasanya dimulai dengan menentukan
cooking vessel terbesar yang ingin digunakan. Dimensi vessel kemudian digunakan
untuk menentukan dimensi kotak oven bagian dalam. Dimensi kotak oven kemudian
menentukan panjang dan lebar kaca. Dimensi reflektor kemudian ditentukan (misalnya
lebih besar untuk oven yang lebih panas, lebih kecil untuk mudah dibawa, dll.). Setelah
itu dapat menghitung sudut optimal antara kaca dan reflektor. Sudut yang optimal
adalah sedemikian rupa sehingga reflektor memotong sinar matahari sebanyak
mungkin dan memantulkan semua cahaya yang disadap ke kaca.
Menghitung sudut itu melibatkan trigonometri. Berikut ini adalah rumus untuk
menentukan sudut optimal antara kaca dan reflektor:

Angle = 90° + [sinˉ1 x {-(b÷4a) + (0.25 x √(b² ÷ a²) + 8)}]

Example: glass width (a) = 18” reflector length (b) = 24”

Angle = 90° + [sinˉ1 x {-(24÷4 x 18) + (0.25 x √(24² ÷ 18²) + 8)}]

Angle = 90° + [sinˉ1 x {-(24÷72) + (0.25 x √(576 ÷ 324) + 8)}]

Angle = 90° + [sinˉ1 x {-0.333 + (0.25 x √(1.78) + 8)}]

Angle = 90° + [sinˉ1 x {-0.333 + (0.25 x √9.78)}]

Angle = 90° + [sinˉ1 x {-0.333 + (0.25 x 3.13)}]

Angle = 90° + [sinˉ1 x {-0.333 + 0.78}]

1
Angle = 90° + sinˉ1 x 0.45

Angle = 90° + 26.7°

Angle = 116.7°

DAFTAR PUSTAKA

Incropera, F.P. and De Witt, D.P., Introduction to Heat Transfer, Second Edition, John
Wiley & Sons, New York, NY, 1990.

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-13653-Abstract_id.pdf).

http://D3-2016-344246-introduction.pdf

http://www.academia.edu/7612631/INSTRUMENTASI_OVEN

http://www.anm.co.id/article/detail/159/oven-laboratorium#.W3j9sOzvPIU

https://laboratoryresource.com/?navaction=getitem&id=59
http://www.omick.net/solar_ovens/solar_oven_design.htm

https://www.bakerpacific.com.hk/2015/01/oven-efficiency/

Anda mungkin juga menyukai