Anda di halaman 1dari 7

Stratigrafi Terrane Kerak Benua Sulawesi Tenggara, Indonesia Timur

Batuan pembentuk lengan tenggara sulawesi terdiri dari ofilolit, batuan


malihan ang tertindih batuan sedimen Mesozoikum-Paleogen, dan Molasa Neogen
Sulawesi. Batuan malihan diterobos aplit dan granit kemudian tertindih secara tidak
selara berturut-turu Formasi Meluhu (Trias akhir), dan formasi Tampakura
(Paleosen-Oligosen). Formasi Meluhu terdiri dari fluvial , sedimen laut dangkal dan
dalam ditutupi secara tidak selaras oleh Formasi Tampakura yang terdiri dari
batugamping peritidal sampai laut dangkal. Hasil penelitian stratigrafi dan
paleomagnetik pada kedua formasi tersebut menunjukkan bahwa keduanya
merupakan bagian dari suatu mintakat benua yang pembentukkannya jauh di selatan
dari letak mereka selatan.

PENDAHULUAN

Laporan sebelummnya (hamilton,1979,1989; Sukamto dan


Simanjuntak,1983) menganggap bahwa lengan tenggara Sulawesi merupakan bagian
dari komplek kolisi dimana tersusun atas ofiolit, batuan sedimen pelagik, batuan
melange dan metamorf. Publikasi subsequent (Rusmana dan Sukarna, 1985; Audley-
Charles dan Harris,1990; Metcalfe,1990 ; Audley- Charles,1991 ; Davidson, 1991 ;
Endharto dan Surono,1991) menunjukkan bahwa bagian lengan tenggara Sulawesi
adalah daerah kerak benua. Hal ini dinamakan sebagai sabuk Tinondo oleh Rusmana
dan Sukarna (1985), Sulawesi Tenggara/Muna oleh Davidson (1991), dan Daerah
Sulawesei Tenggara oleh Surono dan Endharto ,1991. Studi ini secara utama
berdasarkan pada lengan geologi regional. Sejarah daerah sulawesi tenggara,
bagaimanapun adalah adalah bagian pecahan dari umur terbatas beberapa unit.
Sebelum investigasi sekarang, tidak ada studi detail yang terjadi di daerah ini.

Tujuan paper ini adalah mengadakan stratigrafi daerah kerak benua Sulawesi
tenggara dan untuk mengkorelasi dengan batasan daerah lain yang merupakan daerah
kerak benua. Analisa paleomagnetik telah dilakukan untuk meyakinkan paleolatitude
dari terrane

Stratigrafi

Tektonostratigrafi dari lengan tenggara Sulawesi terbagi menjadi 3 kelompok utama :


kompleks ofiolit, batas lapisan kerak benua dan molasa sulawesi.

Komplek Ofiolit

Komplek Ofiolit tersusun atas harsbugite, dunit, wherlite, lherzolit,


websterit,serpentinit, gabro, basal (Kundig, 1956, Rusmana et al, 1988, Surono,
1993 in prep). Batuan Mafik (gabro, basalt,dolerit, dan mikro gabro) hadir di
beberapa tempat. Komplek ini adalah bagian sabuk ofiolit Sulawesi Timur
(Simanjuntak, 1986) , dimana pembentukkannya menyebar, sepanjang lengan timur
hingga tenggara dan sekitaran pulau.

Asosiasi batuan sedimen pelagik dari Formasi Matano terdiri karbonat laut dalam
interkalasi dengnan lapisan rijang radolaria. Radiolaria menunjukkan formasi inin
berumur Kenomanian. (Silver, dkk,1983, Simanjuntak , 1986). Sialnya, kontak
antara ofiolit dan penutup sedimen pelagik belum ditemukan di lengan tenggara.
Tidak ada dating radiometrik ofiolit dari lengna tenggara dilakukan , tapi 16 conto
basal dan gabro dari lokasi yang terpisah pada Lengan timur telah dilakukan K/Ar
dating, berumur Akhir Kenomanian- Awal Miosen ( Simanjuntak 1986, Mubroto,
1988) Date ini lebih muda dari umur penutup sedimen pelagik(Cenomian). Hal ini
menunjukkan bahwa samudera yang membentuk bukaan ofiolit pada kenomian Awal
Miosen atau memungkinkan umur dari radiometrik terhitung ulang mengacu pada
alterasi. Pada akhir oligosen, ofiolit naik diatasa batas lapisan kerak benua. Demikian
Umur Kenomian-Eosen memungkinkan untuk komplek ofiolit.

Komplek ofiolit terpisah dari deretan metamorf pada lengan tenggara oleh sistem
sesar Lawanopo dan dari sikuen karbonat batas kerak benua Paleogen dengan sudut
rendah, dip ke arah barat sesar naik Labengke ( Silver,dkk, 1983). Pada banyak
tempat jauh dari struktur ini terbentuk sesar terisolasi dengan fragmen ofiolit diatas
basemen metamorf atau lapisan batas kerak benua. Sesat naik antara ofiolit dan
metamorf dibawah serta penutup batas kerak benua sedimen telah terpotong oleh
sistem sesar Lawanopo dengan dip curam.

Lapisan kerak benua

Basemen metamorf dan lapisan kerak benua di atasnya dinamakan teranne kerak
benua sulawesi tenggara (Endharto dan Surono,1991). Batas lapisan kontinental
meliputi Formasi Meluhu dan Tampakura pada wilayah Kendari dan Tinala, Formasi
Tetambahu dan Lerea pada wilayah danau Towuti dan Formasi Tamborasi sepanjang
lembah barat dari lengan tenggara.

Basemen

Batuan basemen metamorf meliputi sekis,kuarsit,slate dan marmer. Unit metamorf


secara lokal diintrusi oleh aplite, yang diobserve sepanjang lembah barat lengan
tenggara (Surono,1986). Bongkahan granit pink ditemukan di beberapa lokasi
sebagai fragmen batuan ddalam molasa sulawesi (Azis,1986; Surono,1993 dalam
prep.) menunjukkan bahwa granit juga hadir sebagai batuan basemen.

Beberapa conto metamorf dari daerah Lasolo, Madoko dan Rumbia pada lengan
tenggara telah diuji oleh Roever (1956). Dia meyakini fasies epidot-amfibolit dan
fasies sekis glaukofan muda. Peristiwa metamorf yang lebih tua terkait dengan
penimbunan, dimana metamorf yang lebih muda terbentuk akibat sesar naik skala
besar, mungkin ketika terrane kerak benua Sulawesi tenggara dan Buton kolisi pada
akhir oligosen. Waktu peristiwa metamorf tidak setepat dating radiometrik yang
belum pernah dilakukan. Basemen dari cekungan Mesozoik pada Pulau Banggai Sula
dimana mirip dengna tipe batuan fasies,, dan posisi stratigrafi,metamorf yang lebih
tua yang berumur Karbon-Perm. (sukamto, 1978, Surono dan Sukarna, 1985).

Formasi Meluhu

Formasi Meluhu dinamakan oleh Rusmana dan Sukarna 1985 tersusun atas batupasir,
batulempung, batulanau,serpih dan batugamping. Formasi ini secara dominan adalah
fluvial dengan fasies marine menyebar sampai pada bagian atas unit tersebut. (surono
dkk, 1992, Surono, 1993 dalam prep). Fasies fluvial meliputi endapan sungai
meander dimana secara progresif melewati ke atas endapan estuarin. Fasies Laut
terdiri dari batugamping kaya organik interkalasi dengna batulumpur dan lempung
hitam mengandung ammonite dan bellemnite.

Ammonite meiputi Preforianites sp. Da Tropites sp. Yang menduga kemungkinan


Carnian Norian ( umur Trias awal-akhir) ( Grant-Macky, per. Comm, 1992). Analisa
pollen dari 3 conto dari formasi Meluhu menunjukkan kehadiran falycisporites.spp,
yang menunjukkan umur trias. Rusmana, dkk,1988 mendapatkan Halobia,sp dan
Daonella,sp. yang meyakinkan umur trias akhir (Selberling,1963). Berdasarkan
seluruh kejadian di atas, Fomasi Meluhu mendekati umur akhir trias.

Analisa Paleomagnetit dari batulanau dan batupasir berbutir baik dari Formasi
Meluhu meyakinkan bahawa endapan ini terbentuk pada latitude 20oS dan
mengalami rotasi searah jarum jam 25 o (Surono,1993,dalam prep.) Rotasi ini
mungkin terjadi selama perpindahan dan transportasi dari daerah pengendapan
hingga lokasi sekarang dan atau selama kolisi antara teranne buton dan sulawesi
tenggara.

Batupasir dari Formasi Meluhu mengandung phyllarenite secara umum. Fragmennya


sedimen kuarsa dan batuan metamorf dan sedikit feldspar,rhiolit dan rombakan dasit
vulkanik. Umumnya fragmen plagioklas adalah albit dan oligoklas. Kuarsa
ditemukan dalam beberapa conto dan merupakan asal vulkanik. Sumber Batupasir
Formasi Meluhu menunjukkan sisa pembentukan pegunungan (surono 1992,1993).
Ini mirip dengna sumber sikuen klastik dari lapisan Lemo pada lengan fast sulawesi
yang diinterpretasi sebagai bagian dari teran kerak benua Banggai-Sula (Simanjuntak
1986)
Formasi Tinala dan Tetambahu

Formasi Tinala dan Tetambahi dinamakan atas konstitusi dari kelompok Towuti oleh
Surono,dkk (1992), yang terjadi pada daerah danau Towuti, Formasi Tinala terdiri
atas sedimen klastik , umumnnya quartz arenite, dimana formasi tetambahu
didominasi oleh batuan karbonat. Rusmana dkk ,1988, melaporkan Halobia,sp dan
Ammonites pada daerah tersebut menunjukkan umur yang mirip dengna Formasi
Meluhu Trias akhir. Fosil radiolaria dalam Formasi Tetambahu meliputi Tirtraps,sp.
Archaeodie-tyomitra sp. dan Thanarla sp. menunjukkan tithonianphauterivian (umur
Jura akhir- Awal kapur)(S.Soeka, pers.com, 1990)

Formasi Tampakura

Satuan batugamping mendominasi formasi Tampakura, yang dinamakan oleh


Rusmana dan Sukarna (1985), tersusun atas oolite, batulumpur gampingan,
wackestone, packstone, grainstone dan framestone di beberapa tempat. Porsi basal
pada formasi didominasi oleh sedimen silisiklastik.

Pada Semenanjung Laonti, formasi Tampakura dinamakan formasi Laonti oleh


Simanjuntak dkk (1984). Peneliti sebelumnya berpendapat bahwa satuan ini
memiliki hubungan menjari dan menutupi formasi Meluhu (Simanjuntak dkk , 1984,
endharto dan Surono,1991, Surono dkk, 1992). Studi sekarang, bagaimanapun
terdapat kemiripan dalam litologi, posisi stratigrafi dan dugaan lingkungan
pengendapan dengna formasi Tampakura oleh Rusmana dkk,1988. Lebih lanjut,
kehadiran foraminifera bentos besar pada daerah ini konsisten berumur Tersier.

Formasi memiliki struktur birdeyes, mudcracks, bidirectional cross bed dan oncoids
smua karakteristik dari lingkungan peritidal. Pada kebanyakan tempat, formasi ini
diendapkan pada laut dangkal yang ditunjukkan oleh sejumlah koral, alga merah dan
foraminifera. S.Soeka menemukan Operculina sp. , chilogumbelina sp. dan
Nummulites sp. pada formasi yang menunjukkan umur Paleosen-Oligosen.

Dolomite terdapat dalam satuan. Ciri-ciri diagenesa menunjukkan dolomitisasi


terjadi pada zona intertidal-supertidal setelah pengendapan. Satuan yang setara
dengan Formasi Tampakura adalah Formasi Lerea dalam daerah danau Towuti dan
Formasi Tamborasi pada lembah barat lengan sulawesi tenggara.

Melange

Melange dapat diidentifikasikan secara udah dari fotografi udara sebagai topografi
daar (dengan lembah kecil rendah) terikat dengan topografi pegunungan tinggi dari
satuan lain. Melange tersingkat kurang lebih 100km2 sepanjang sistem sesar
Lawanopo dari desa Molawe, sebelah barat laut desa Tinobu hingga desa kokapi ,
barat laut Kendari.

Ukuran dari wilayah blok exotik dari beberapa desimeter hingga beberapa ratus
meter. Umumnya, blok ini menyudut dan mengelilingi oleh matrik berskala dengan
bidang shear dengan trend mengarah timur laut. Blok ini tersusun dari ultramafik,
basal dan mikrogabro dari seri ofiolit ; batugamping, batupasir dan batulumpur dari
terane Sulawesi Tenggara dan batugamping rijangan , mungkin dari teran kerak
benua Buton. Matriks ini, memotong sangan tinggi, terdiri dari lempung karbonan,
batugamping dan lempung darat.

Pembentukan Melange ketika ofiolit naek melewati batas dari teran Buton dan
Sulawesi tenggara. Bagian-bagian dari melange ini secara subsekuen telah terpotong
oleh sesar mengkiri.

Sulawesi Molassa

Sulawesi Molasa didominasi oleh satuan klastik dengan batugamping lokal. Sikuen
klastik tersusun atas konglomerat Formasi Langkowala dan Pandua, napal pasiran
hingga batulempung formasi Boepinang dan batupasir dengan batugamping koral
setempat dari Formasi Buara (Kartaadipoetra dan Sudiro,1973, Rusmana dkk,1988).
Sikuen molasa menyebar melewati lengan tenggara Sulawesi terutama bagian selatan
selesai ketika penutupan ofiolit dan teran kerak benua secara tidak selaras. Fragmen
pada formasi langkowala dan Pandua berasal dari ofiolit,metamorf formasi Meluhu
dan tampakura, yang menunjukkan molasa terendapkan setelah ofiolit naik ke lapisan
batas kerak benua.

Foraminifera besar pada batugamping dari formasi Panuda yang diidentifikasikan


S.Soeka 1990 dan Chaproniere,1992 mengindikasikan umur Miosen awal. Batuan
karbonat dari Formasi Boepinang dan Eimoko muncul pada lengan akhir bagian
selatan. Berdasarkan kehadiran foraminiferanya, Formasi Beopinang dan Eemoiko
terendapkan pada Miosen Akhir-Pliosen (Simandjuntak dkk,1984, Purnamaningsih,
1985 dan Madeali ,1990).

TEKTONIK

Sedimen fluvial Trias akhir secara berangsur-angsur melewati ke atas hingga


karbonat laut dalam dan karbonat laut bukaan. Penurunan komponen klastik dan
peningkatan kemunculan karbonat pada sikuen ini mengindikasikan bahwa teran
Sulawesi tenggara mulai berpindah.
Pada Sulawesi Tenggara, formasi Meluhu dan Tampakura terdeformasi tinggi
dengan dip rendah zona melange, zona milonit dimana mungkin mengulang suksesi
sedimentasi dan lipatan rapat dengan pengangkatan rendah dan pecahan tersingkap
datar. Penaikan berkembang ketika teran Buton koalisi dengan teran Sulawesi
tenggara pada oligosen akhir.Ofiolit yang berlokasi antara mikrokontinen ini, naik
hingga batas dari teran Buton dan Sulteng selama kolisi. Penaikan ini diikuti
pengangkatan dan erosi dari ofiolit dan mikrokontinen dengan pengendapan
cekungan fluvial setempat dimana merupakan bagian dai sedimen klastik
synorogenik Miosen awal dari Molasa Sulawesi.

Sistem Sesar Lawanopo (Hamilton,1979) dan Sesar Kolak (simandjuntak dkk,1984)


adalah sesar kiri aktif. Offset mengkiri dari Zona sesar Lawanopo (skitar 2km)
ditemukan sepanjang sungai Andomowu, selatan dari Tinobu. Sesar ini nampak dari
gambar landsat dan fotografi udara. Sesar mengkiri mungkin merupakan penaikan
dari sebelumnya, yang terbentuk selama kolisi. Sistem sesar membentuk cekungan
pull apart, disebut cekungan Wawotobi pada bagian tengah lengan.

DISKUSI

Walaupun batuan vulkanik tidak ditemukan pada lengan tenggara Sulawesi, fragmen
riolit dan dasit hadir pada batupasir Formasi Meluhu. Basemen sedimen Mesozoikum
pada lengan tersusun atas batuan metamorf. Batuan metamorf pada lembah barat
sulawesi telah terintrusi oleh aplite dan ditutup oleh latite dan andesit lava (surono,
1986) Granit pink ditemukan sebagai fragmen dalam Molasa Sulawesi (Formasi
Pandua) di atas pulau Manui (Azis,1986)., dekat dengan desa Lamontoli (utara
Matarape) dan hal ni juga muncul sebagai batolit pada pulau Banggai-Sulaw. Bukti
ini meyakinkan bahwa basemen dari Sedimen Mesozoik pada teran Banggai Sula-
Sulteng serupa.

Walaupun stratigrafi terrane Banggai_Sula mirip dengan teran Sulawesi Tenggara,


namun berbeda dengan terane kontinen Indonesia timur lainnya. Bagaimanapun,
teran Banggai-Sula dan Sulawesi Tenggara mirip dengan batas utara Kontinen
Australia pada Papua New Guinea pusat.

Hasil Paleomagnetik dari Formasi Meluhu pada teran Sulawesi tenggara


menunjukkan pengendapan yang terjadi pada paleolatitude 20o S dan menunjukkan
teran Sulawesi Tenggara berasal dari selatan dari posisi sekarang. Berdasarkan
Embleton,1988 selama Trias dan Jura akhir, bagian tengah dari kontinen Australia
(lokasi sekarang 24 o S, 134 o E), biasa antara 35 o S dan 65 o S. Sewaktu itu kontinen
bergerak tenggara. Menggunakan hasil ini, batas utara, dapat diindikasikan secara
tepat bahwa formasi meluhu terendapkan pada batas utara, dari daerah Papua New
Guinea dari kontinen Australia.

Berbeda dengan teran Sulawesi tenggara, di Buton terdapat karbonat laut dalam
berumur Jura-Kapur. Pada karbonat peritidal hingga laut dangkat paleogen
diendapkan pada teran sulawesi tenggara, dimana pada saat bersamaan terbentuknya
karbonat laut dalam di Buton. Perbedaan ini konsisten dengan pembentukan
mikrokontinen terpisah Buton dari teran Sulawesi Tenggara sejak Jura.

Selama bagian akhir dan setelah kolisi antara Buton dan teran Sulawesi Tenggara ,
subcekungan sedimen yang terdiri dari molasa terbentuk melewati pinggir utara dari
lengan sulawesi tenggara dan Buton. Seddimentasi Molasa mulai selama akhir tahap
kolisi pada Miosen awal dan berakhir pada Miosen akhir. Kebanyakan sedimen
molasa diendapkan pada lingkungan fluvial hingga laut dangkal, dimana disuplai dari
pergerakan tanah bertopografi kasa. Relief tinggi mungkin menyebabkan
pengangkatan aktif selama tahap awal pengendapan.

Sistem sesar aktif dari Zona Sesar Lawanopo dan Sesar Kolaka membentuk pull-
apart basin cekungan Wawotobi dimana disusun oleh Fluvial Sedimentasi Holosen.

KESIMPULAN

Batuan tertua dari teran kontinen Sulawesi Tenggara adalah batuan metamorf yang
terintrusi oleh granit. Batuan ini secara tidak selaras ditutui oleh sedimen dominasi
klastik dari Formasi Meluhu Trias,, yang tertutup secara tidak selaras oleh sikuen
karbonat formasi Tampakura Paleogen. Data Paleomagnetik dari formasi Meluhu
mengindikasikan bahwa terane Sulawesi tenggara berasal dari 200 o S. Secara
stratigrafi, teran kontinen sulawesi tenggara mirip dengna batas utara kontinen
australia dari daerah Papua Nwe Guinea.

Kolisi antara teran Sulteng dan Buton terjadi pada akhir Oligosen. Komplek Ofiolit
dimana berlokasi di Baween telah menaik hingga batas lapisan kontinen.

Anda mungkin juga menyukai