Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah


Tindak perilaku korupsi akhir-akhir ramai di perbincangkan, baik di
media massa maupun maupun media cetak. Tindak korupsi ini mayoritas
dilakukan oleh para pejabat tinggi negara yang sesungguhnya dipercaya oleh
masyarakat luas untuk memajukan kesejahteraan rakyat sekarang malah
merugikan negara. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan
hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti melakukan tindak
korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang korupsi,ciri, pola
modus korupsi dan korupsi dalam berbagai perspektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
2. Bagaimana ciri – ciri korupsi ?
3. Bagaimana pola korupsi?
4. Bagaimana modus korupsi dilakukan?
5. Bagaimana korupsi dalam berbagai perspektif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari korupsi
2. Untuk mengetahui ciri – ciri korupsi
3. Untuk mengetahui polakorupsi
4. Untuk mengetahui modus korupsi dilakukan
5. Untuk mengetahui korupsi dalam berbagai perspektif

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin corruption yaitu dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok secara haflah, korupsi diartikan sebagai perilaku pejabat publik, baik
politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal
memeperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Pengertian Korupsi Secara Hukum merupakan tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
tindak pidana korupsi. Pengertian “ korupsi “ lebih ditekankan pada perbuatan
yang merugikan kepentingan publik atau masyarakat luas untuk kepentingan
pribadi atau golongan.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencangkup
unsur-unsur sebagai berikut:
· Perbuatan melawan hukum
· Penyalahgunaan kewenangan
· Merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi.

B. Ciri, Pola dan Modus Korupsi


 Ciri – ciri korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas, ciri-ciri korupsi adalah sebagai berikut.

1. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.

2
2. Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.
3. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.
4. Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusaha
menyelubungi perbuatannya dengan berlindung dibalik pembenaran
hukum.
5. Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkan
keputusan-keputusan yang tegas dan mereka yang mampu untuk
memengaruhi keputusan-keputusan itu.
6. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan
publik atau masyarakat umum.
7. Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghianatan kepercayaan.

 Pola Korupsi (contoh: pajak)

Praktik korupsi di sektor perpajakan terjadi di dua wilayah,


yaitu internal dan eksternal. Korupsi yang terjadi di internal terkait
dengan praktik suap, kolusi, atau nepotisme dalam pengadaan barang dan
jasa ataupun penempatan pegawai dan pejabat di lingkungan
pajak.Sementara korupsi eksternal terkait dengan praktik korupsi dalam
pembayaran pajak kepada negara. Terdapat tiga pola yang biasanya
sering ditemukan.

1. Pola pertama adalah negosiasi pembayaran pajak. Jika terjadi


proses negosiasi, wajib pajak yang umumnya pengusaha atau
perusahaan besar hanya perlu membayar pajak kurang dari
setengah yang semestinya dibayar kepada negara. Adapun
oknum pegawai pajak selaku pemeriksa pajak mendapatkan
imbalan yang besar dari wajib pajak yang dibantunya.
2. Pola kedua, petugas pajak menjadi ”konsultan pajak” bayangan
atau bekerja sama dengan konsultan pajak. Dengan model ini,
oknum petugas pajak akan menerima imbalan atau bahkan gaji
bulanan. Pegawai pajak akan memanipulasi laporan keuangan

3
perusahaan atau wajib pajak sehingga beban kewajiban pajak
yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin.
3. Pola ketiga adalah kolusi dengan hakim pengadilan pajak atau
pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak agar perkara
keberatan pajaknya dimenangkan. Praktik ini memperbesar
peluang bagi wajib pajak untuk memenangi sengketa pajak

 Modus Korupsi
Modus korupsi adalah cara-cara bagaimana korupsi itu dilakukan. Di
bawah ini contoh bagaimana modus korupsi itu dilakukan :

1. Pemerasan Pajak
Pemeriksa pajak yang memeriksa wajib pajak menemukan kesalahan
perhitungan pajak yang mengakibatkan kekurangan pembayaran
pajak. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa karena kesengajaan wajib
pajak dan bisa juga bukan karena kesengajaan.
2. Manipulasi Tanah
Berbagai cara dilakukan untuk memanipulasi status kepemilikan
tanah termasuk, memanipulasi tanah negara menjadi milik
perorangan/badan, merendahkan pembebasan tanah dan meninggikan
pertanggungjawaban, membebaskan terlebih dahulu tanah yang akan
kena proyek dengan harga murah.
3. Jalur Cepat Pembuatan KTP
Dalam Pembuatan KTP dikenal ‘jalur biasa’ dan ‘jalur cepat’. Jalur
biasa adalah jalur prosedural biasa, yang mungkin waktunya lebih
lama tapi biayanya lebih murah. Sedangkan ‘jalur cepat’ adalah
proses pembuatanya lebih capat dan harganya lebih mahal.
4. SIM Jalur Cepat
Dalam proses pembuatan SIM secara resmi, diberlakukan ujian/tes
tertulis dan praktek yang dianggap oleh sebagian warga, terutama
sopir akan mempersulit pembuatan SIM. Untuk mempercepat proses

4
itu mereka membayar lebih besar, asalkan tidak harus mengikuti
ujian.
5. Markup Budget/Anggaran
Biasanya terjadi dalam proyek dengan cara menggelembungkan
besarnya dana proyek dengan cara memasukkan pos-pos pembelian
yang sifatnya fiktif. Misalnya dalam anggaran dimasukkan pembelian
komputer tetapi pada prakteknya tidak ada komputer yang dibeli atau
kalau komputer dibeli harganya lebih murah.
6. Proses Tender
Dalam proses tender pengerjaan tender seperti perbaikan jalan atau
pembangunan jembatan seringkali terjadi penyelewengan. Pihak
yanag sebenarnya memenuhi persyaratan tender, terkadang tidak
memenangkan tender karena telah dimenangkan oleh pihak yang
mampu ‘main belakang’ dengan membayar lebih mahal, walaupun
tidak memenuhi syarat. Dalam hal ini telah terjadi penyogokan
kepada pemberi tender oleh peserta tender yang sebenarnya tidak
qualified.
7. Penyelewengan dalam Penyelesaian Perkara
Korupsi terjadi tidak selalu dalam bentuk uang, tetapi mengubah
(menafsirkan secara sepihak) pasal-pasal yang ada untuk
meringankan hukuman kepada pihak yang memberi uang kepada
penegak hukum. Praktek ini melibatkan terdakwa/tersangka, penegak
hukum (hakim/jaksa) dan pengacara.

C. Korupsi Dalam Berbagai Perspektif

Masalah korupsi menyangkut berbagai aspek social. Oleh sebab itu


diperlukan berbagai displin ilmu untuk menganalisanya. Kenyataan bahwa
masalah korupsi dibahas oleh berbagai ilmuwan sosial menunjukkan bahwa
memang korupsi ini sudah merupakan masalah sosial, yang perlu diperhatikan
secara serius. Masalah korupsi ini lebih banyak dibahas dan diteliti oleh para

5
ahli-ahli politik ( Political economic ) dan sosiologi. Ahli – ahli antropologi
agak kurang tertarik pada masalah ini. Namun yang paling mengherankan
adalah para ilmuwan ekonomi, walaupun memiliki peralatan analisa yang
lengkap untuk melihat masalah korupsi ini, cenderung kurang berminat. Ada
latar belakang ilmiah yang menyebabkan mereka kurang tertarik. Ada beberapa
pandangan tentang Masalah korupsi, yang masing – masing memiliki perspektif
tersendiri.

1. Korupsi sebagai Masalah Sosial – budaya

Almarhum Dr. Mohammad Hatta yang ahli ekonomi pernah mengatakan


bahwa korupsi adalah masalah budaya. Pernyataan bung Hatta tersebut dapat
diartikan bahwa korupsi di Indonesia tidak mungkin diberantas kalau
masyarakat secara keseluruhan tidak bertekad untuk memberantasnya.

2. Korupsi Sebagai Masalah Politik

Pada umumnya korupsi dimasukkan orang sebagai masalah politik


karena menyangkut penyalah gunaan ( misuse ) kekuasaan publik untuk
kepentingan pribadi. Adapun mengapa dalam masyarakat kita, korupsi lebih
dilihat sebagai masalah budaya adalah karena dalam sistem nilai budaya
Indonesia sukar dicari batas antara kekuasaan publik dan kepentingan pribadi.

3. Korupsi dalam Perspektif Ekonomi

Menghilangkan korupsi sama sekali di Indonesia agaknya sedikit


pesimis bisa dilakukan walaupun kita berharap hal itu bisa terealisasi. Paling
tidak, apa yang telah dilakukan komisi Anti-Rasuah (KPK) bisa
meminimalisir terjadinya praktek korupsi di Indonesia. Begitu banyak sebab-
sebab terjadinya praktek korupsi. Mengingat korupsi memiliki beragam
modus dan bentuknya seiring dengan makin kompleksnya administrasi
birokrasi. Pemetaan faktor-faktor terjadinya korupsi menjadi begitu menarik
karena dapat memberikan ide-ide positif dalam strategi pemberantas korupsi.
Salah satu dari berbagi faktor terjadinya korupsi, dapat ditinjau dari perspektif
ekonomi.

6
Menurut para penganut paham ini, korupsi terjadi disebabkan oleh
ketidakmampuan relatif seseorang dalam bidang ekonomi. Kemiskinan dan
rendahnya tingkat pendapatan menjadi pendorong utama terjadinya seseorang
melakukan tindakan korupsi. Tingkat pendapatan yang tidak sesuai dirasakan
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pada tingkatan yang diharapkan.
Karena itu setiap peluang yang ada untuk memperoleh tambahan pendapatan
akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Para penganut paham ekonomi
tentang penyebab korupsi, menyatakan semua itu terjadi karena rendahnya
tingkat upah atau gaji.

Perspektif ekonomi melihat bahwa pendapatan berkorelasi signifikan


terhadap perilaku koruptif. Disamping itu, upaya yang terus menerus untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat harus terus dilakukan, karena
kemiskinan juga menjadi masalah utama yang mendorong perilaku korupsi.

Pemikiran para penganut perspektif ekonomi ini sempat menjadi


perdebatan di Indonesia dikala praktek korupsi sering bermunculan.
Penyesuaian gaji dalam bentuk remunerasi menjadi salah satu tuntutan pada
pejabat publik di sekitar tahun 2007an. Bahkan di beberapa lembaga
pemerintah kebijakan tersebut diimplementasikan seperi misalnya Badan
Pemeriksa Keuangan dan Jajaran Departemen Keuangan yang mengalami
kenaikan gaji signifikan.

4. Korupsi dalam Perspektif Agama

Agama merupakan salah satu hal yang sangat berhubungan erat dengan
kasus korupsi, karena agama merupakan dasar dari segala kepercayaan dan
keyakinan tiap individu. Dalam semua ajaran agama, tidak ada yang
mengajarkan umatnya untuk berlaku atau melakukan tindakan korupsi.
Namun pada kenyataannya, praktek korupsi sudah menjadi kegiatan yang
tidak asing, dan secara sadar atau tidak, terjadi dalam berbagai aspek
kehidupan, terutama kehidupan sehari-hari.Hukum korupsi dalam berbagai
ajaran agama dan tradisi lain ada beragam, diantaranya yaitu:

7
Hindu : Pemimpin korup tak akan hidup kembali, suap sebagai pintu
masuk dosa, pendosa tak diakui oleh Tuhan dan kena karma, etika
"kau rasakan apa yang kurasakan", agar terus hidup sederhana.

Kristen : Suap dapat butakan mata (hati), agar terus jaga tatanan hidup,
hidup adalah perjuangan, takut kepada Tuhan, jauhkan koruptor.

Buddha : Tujuan hidup yaitu nirwana (puncak), manusia korupsi akan tak
bahagia.

Islam :Ghulul, yaitu penyalahgunaan jabatan. Jabatan adalah amanah,


oleh sebab itu, penyalahgunaan terhadap amanat hukumnya haram
dan termasuk perbuatan tercela. Perbuatan ghulul misalnya
menerima hadiah, komisi, atau apapun namanya yang tidak halal
dan tidak semestinya dia terima.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi adalah perilaku yang buruk yang tidak legal dan tidak
wajar untuk memperkaya diri.Ciri ciri korupsi yaitu mengandung penipuan
dan penghianatan kepercayaan. Korupsi dalam berbagai perspektif mana
pun ia tetap suatu pelanggaran.

B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak
dini.Dan pencengahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.

9
Daftar Pustaka

Chena, Gustafo, 2013,Pengertian Korupsi Beserta Contohnya., (online),


available: http://senaaradea.blogspot.com/2013/11/pengertian-korupsi-beserta-
contohnya.html, (10 September 2015).

Wahyu, anisyah,2014,Korupsi., (online), available:


http://kumpulanmakalahku12.blogspot.com/2013/11/korupsi.html,(10 September
2015).

Facebook, Dirjen pajak, 2014,Pola Korupsi., (online) available: https://id-


id.facebook.com/Virus.Gayus/posts/543228469042735, (10 September 2015).

Dongan, 2007,Modus Korupsi., (online) available:


https://dongants.wordpress.com/2007/12/13/modus-korupsi/, (10 September
2015).

Tyoino, 2009,Korupsi Dalam Perspektif., (online), available:


khttps://tyoino.wordpress.com/2009/04/20/berbagai-perspektif-tentang-korupsi-
serta-penggulangannya/ ,(10 September 2015).

Arief Rakhman Ajie,2013,Korupsi dalam Perspektif Agama., (online), available:


http://ajigoahead.blogspot.co.id/2013/01/korupsi-dalam-perspektif-islam-
dan.html, (10 September 2015).

Karol Teovani Lodan, 2013,Korupsi dalam Perspektif Ekonomi.,(online),


available: http://batampos.co.id/13-11-2013/memetakan-korupsi-dalam-
perspektif-ekonomi/,(10 September 2015).

10

Anda mungkin juga menyukai