Anda di halaman 1dari 4

A-68 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No.

2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)

Konstruksi Model Matematika pada Terjun


Payung dengan Akrobat Perubahan Posisi
Sebelum Parasut Dibuka
Asmianto, Hariyanto dan Iis Herisman
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: hariyanto@matematika.its.ac.id

Abstrak—Konstruksi model matematika dari oleh besarnya bilangan Reynolds. Bilangan Reynold
pergerakan penerjun payung selama di udara sebelum tergantung juga pada bentuk canopy yang digunakan oleh
parasut dibuka menggunakan hukum II Newton yaitu penerjun. Pada tugas akhir ini yang digunakan adalah
∑ 𝐅 = 𝐦𝐚. Posisi penerjun payung setelah keluar dari canopy yang berbentuk setengah bola dengan bilangan
pesawat langsung membentangkan badannya sehingga
Reynolds 𝑅𝑒 > 103 dan dengan koefisien hambat 𝐶𝐷 =
tercipta hambatan udara yang besar. Adanya gaya hambat
udara mengakibatkan pergerakan penerjun tidak langsung 1,33.[4]
bergerak turun secara vertikal kebawah namun juga Berdasarkan permasalahan diatas maka diusulkan
bergeser kearah horisontal dan membentuk lintasan tugas akhir tentang, bagaimana pergerakan dan posisi
parabola. Kecepatan penerjun semakin ke bawah semakin duduk penerjun ketika di udara mulai awal melompat
meningkat sampai pada akhirnya penerjun mencapai dari pesawat sampai pada posisi penerjun siap untuk
kecepatan terminal, yaitu posisi dimana gaya hambat udara membuka parasutnya. Dengan membawa kedalam
besarnya sama dengan gaya gravitasi (gaya berat) bentuk matematika maka akan lebih mudah untuk
penerjun. Pada tugas akhir ini diasumsikan penerjun mengetahui berbagai pengaruh sebelum melakukan
payung dengan massa 91.6 kg (termasuk peralatan)
lompatan. Sehingga penerjun bisa melakukan lompatan
melompat dari pesawat pada ketinggian 5000 meter dan
penerjun mencapai ketinggian ± 𝟒𝟎𝟎 meter pada detik ke dengan selamat dan bisa mendarat pada posisi yang
32. Pada detik ini merupakan batas terakhir bagi penerjun sudah ditentukan.
payung untuk membuka parasut, karena jika terlambat 1
detik saja bisa membahayakan keselamatan penerjun. II. METODOLOGI PENELITIAN
Study Literatur
Kata Kunci—Hukum newton, Gaya hambat udara,
kecepatan terminal. Pada tahap ini akan dilakukan pencarian referensi yang
menunjang penelitian ini serta mempelajari lebih dalam
I. PENDAHULUAN tentang hal - hal yang berpengaruh dalam pembuatan
model terjun payung.
T erjun payung merupakan salah satu olahraga yang
paling ekstrim. Selain itu, terjun payung juga biasa
digunakan untuk menyelamatkan kehidupan seorang
Pembentukan Model
Dalam pembentukan model ada beberapa tahapan
pilot dan mendistribusikan tentara di tempat terpencil. diantaranya asumsi posisi penerjun setelah melompat
Sekarang ini terjun payung yang khas dipakai adalah dari pesawat, analisa gerak penerjun selama di udara dan
pada ketinggian 4000 meter dengan membuka parasut penurunan rumus kecepatan dan posisi terhadap waktu
pada ketinggian 800 meter dari tanah. Terjun payung serta menganalisa pergerakan penerjun mulai dari gerak
berlangsung kurang dari satu menit.[1] jatuh bebas dari pesawat sampai pada posisi siap
Dalam melakukan terjun payung, sebelum melakukan membuka parasut.
lompatan penerjun selalu memperhatikan tekanan udara,
ketinggian minimum awal melakukan lompatan dan jarak Penyelesaian Numerik
minimum dari titik yang akan dituju. Karena, itu sangat
Dalam tahap ini akan dibuat model persamaan
berpengaruh pada keselamatan penerjun dan kecepatan
penerjun payung dengan pendekatan Hukum Newton,
parasut. untuk memperhitungkan hal tersebut, banyak
mulai dari penerjun melakukan terjun bebas dari
ilmuan yang mengembangkan model numerik masalah
pesawat, sampai penerjun pada posisi siap membuka
terjun payung. Kekuatan yang diberikan oleh hambatan
parasut.
udara sangatlah berpengaruh dengan kecepatan parasut.
Ketinggian pesawat untuk memulai lompatan juga harus Simulai Numerik
diperhatikan, supaya penerjun bisa mendarat sesuai pada Dalam simulasi numerik akan digunakan MATLAB
titik yang ditentukan.[2] sebagai simulator. Setelah didapat model persamaan dari
Model matematika untuk gerak parasut dibentuk terjun payung, selanjutnya akan dibuat algoritma dari
berdasarkan Hukum II Newton ∑ 𝐹 = 𝑚𝑎. Dengan 𝑚 persamaan tersebut untuk disimulasikan.
adalah massa penerjun, 𝑎 adalah percepatan, dan 𝐹
Kesimpulan
adalah jumlah dari gaya grafitasi 𝐹𝑔 dan gaya hambat
udara 𝐹𝑑 . Oleh karena itu, F = 𝐹𝑔 + 𝐹𝑑 . Pada gaya hambat Dalam tahap ini akan diambil kesimpulan dari hasil
udara terdapat koefisien hambat yang mana dipengaruhi simulasi numerik yang telah dilakukan.
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) A-69

Pembuatan Laporan Tugas Akhir Percepatan merupakan hasil turunan pertama kecepatan
Dalam tahap ini akan dilakukan penulisan dari semua terhadap waktu, sehingga dapat ditulis sebagai berikut:
hasil penelitian yang sudah dilakukan. 𝑑𝑣
𝐹𝑔 + 𝐹𝑑 = 𝑚
𝑑𝑡
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sehingga didapat persamaan kecepatan terhadap waktu
sebagai berikut:
Kinematika Penerjun payung 𝑘
𝑚𝑔 − 𝑐𝑒 −𝑚𝑡
Konstruksi model matematika pada penerjun payung 𝑣(𝑡) =
yang akan dibangun adalah mulai keluar dari pesawat 𝑘
Karena penerjun melakukan gerak jatuh bebas maka
sampai pada posisi siap membuka parasut. Pada tugas
𝑣(0) = 0
akhir ini diasumsikan penerjun payung melakukan gerak
Sehingga didapatkan persamaan kecepatan penerjun
jatuh bebas dari pesawat dan langsung membuat posisi
terhadap waktu dengan posisi seperti (gambar 2) adalah
membentangkan badannya kebawah (gambar 1) sehingga
sebagai berikut:
tercipta hambatan udara yang besar. 𝑚𝑔 𝑘
𝑣(𝑡) = (1 − 𝑒 −𝑚𝑡 )
𝑘
Untuk mendapatkan persamaan posisi terhadap waktu,
dengan mengintegralkan persamaan kecepatan terhadap
waktu diatas.
Sehingga diperoleh
𝑚𝑔 𝑚 𝑘
𝑥(𝑡) = (𝑡 + 𝑒 −𝑚𝑡 ) + 𝑐
𝑘 𝑘
Dengan membuat asumsi 𝑥(0) = 𝑥0 diperoleh
persamaan posisi penerjun payung terhadap waktu,
𝑚𝑔 𝑚2 𝑔 𝑘
𝑥(𝑡) = 𝑥0 + 𝑡 + 2 (𝑒 −𝑚𝑡 − 1)
𝑘 𝑘
Gambar 1. posisi penerjun payung di udara

Gambar 2. Gaya –gaya yang bekerja pada penerjun Gambar 3. Gerak rotasi posisi penerjun payung di udara
payung selama di udara
Pada gambar 3 penerjun payung diasumsikan hanya
Pada saat penerjun mulai meloncat dari pesawat maka melakukan gerak rotasi terhadap sumbu 𝑥 sebesar 𝛼.
hukum II Newton dapat diterapkan dan dalam hal ini Penurunan rumus dimulai dengan hukum kedua newton
penerjun diasumsikan melakukan gerak jatuh bebas. yaitu : ∑ 𝐹 = 𝑚𝑎
Selama di udara penerjun melakukan gerak translasi dan 𝐹𝑔 + 𝐹𝑑 = 𝑚𝑎
rotasi sampai pada posisi siap membuka parasut. Secara 𝑑𝑣
matematis dapat ditulis sebagai berikut: 𝑚𝑔 sin 𝛼 − 𝑘𝑣 = 𝑚
𝑑𝑡
Sehingga diperoleh persamaan pergerakan penerjun
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 dengan rotasi sebesar 𝛼 sebagai berikut :
Dimana, 𝑘
𝑚𝑔 sin 𝛼 − 𝑐𝑒 −𝑚𝑡
∑ 𝐹 = 𝐹𝑔 + 𝐹𝑑 𝑣(𝑡) =
𝑘
Sehingga diperoleh Karena gerak penerjun merupakan gerak jatuh bebas
𝐹𝑔 + 𝐹𝑑 = 𝑚𝑎, maka 𝑣(0) = 0
𝐹𝑔 merupakan gaya gravitasi dari penerjun payung yang Sehingga diperoleh persamaan kecepatan penerjun
arahnya selalu menuju pusat bumi sedangkan 𝐹𝑑 adalah payung dengan rotasi sebesar 𝛼 terhadap waktu,
𝑚𝑔 sin 𝛼 𝑘
gaya hambat udara (Force drag) yang arahnya selalu 𝑣(𝑡) = (1 − 𝑒 −𝑚𝑡 )
berlawanan dengan pergerakan penerjun payung. 𝑘
𝑚 adalah massa keseluruhan yaitu massa penerjun
Untuk mendapatkan persamaan posisi terhadap waktu,
ditambah dengan massa peralatan yang dibawah oleh
dengan mengintegralkan persamaan kecepatan terhadap
penerjun (termasuk parasut).
waktu diatas.
A-70 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)

Sehingga diperoleh 3) Simulasi 3


𝑚𝑔 sin 𝛼 𝑚 𝑘 Pergerakan penerjun payung sebelum parasut
𝑥(𝑡) = (𝑡 + 𝑒 −𝑚𝑡 ) + 𝑐
𝑘 𝑘 dibuka:
Dengan membuat asumsi 𝑥(0) = 𝑥0 diperoleh Parameter :
persamaan posisi penerjun payung yang berotasi sebesar 𝑥0 = 8000 𝑚 𝐶𝑑 = 1.33
𝛼 terhadap waktu, 𝑚 = 91.6 𝑘𝑔 𝐴 = 0.1 𝑚2
𝑚𝑔 sin 𝛼 𝑚2 𝑔 sin 𝛼 − 𝑘 𝑡 𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠 2 𝜌 = 1.2 𝑘𝑔/𝑚3
𝑥(𝑡) = 𝑥0 + 𝑡+ (𝑒 𝑚 − 1) 𝑡 = 40 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑘 𝑘2
Simulasi dan Analisis
Pada sub bab ini dilakukan simulasi dari
persamaan-persamaan gerak terjun payung yang sudah
diperoleh dari perhitungan sebelumnya. Dari hasil
simulasi akan dilakukan analisa terhadap Pergerakan
penerjun payung sebelum parasut dibuka selama di
udara.
1) Simulasi 1
Pergerakan penerjun payung sebelum parasut
dibuka:
Parameter :
𝑥0 = 5000 𝑚 𝐶𝑑 = 1.33
𝑚 = 91.6 𝑘𝑔 𝐴 = 0.9 𝑚2
𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠 2 𝜌 = 1.2 𝑘𝑔/𝑚3
𝑡 = 35 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛 Gambar 3. Pergerakan penerjun payung sebelum
parasut dibuka

4) Simulasi 4
Pergerakan penerjun payung sebelum parasut
dibuka:
Parameter :
𝑥0 = 8000 𝑚 𝐶𝑑 = 1.33
𝑚 = 91.6 𝑘𝑔 𝐴 = 0.25 𝑚2
𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠 2 𝜌 = 1.2 𝑘𝑔/𝑚3
𝑡 = 40 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

Gambar 1. Pergerakan penerjun payung sebelum


parasut dibuka
2) Simulasi 2
Pergerakan penerjun payung sebelum parasut
dibuka:
Parameter :
𝑥0 = 5000 𝑚 𝐶𝑑 = 1.33
𝑚 = 91.6 𝑘𝑔 𝐴 = 0.5 𝑚2
𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠 2 𝜌 = 1.2 𝑘𝑔/𝑚3
𝑡 = 35 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Gambar 4. Pergerakan penerjun payung sebelum
parasut dibuka
Dari hasil simulasi pergerakan penerjun payung
sebelum parasut dibuka dapat dilihat bahwa pergerakan
penerjun payung membentuk lintasan parabola. Hal ini
disebabkan oleh adanya gaya hambat udara yang
diciptakan oleh tubuh penerjun payung ketika di udara
sehingga pergerakan penerjun tidak cenderung gerak
jatuh bebas.
Analisis kecepatan terminal penerjun payung
Kecepatan terminal terjun payung merupakan
kecepatan dimana besar nilai gaya berat benda (𝑊)
penerjun sama dengan besar nilai gaya drag (𝐹𝑑 ) atau
hambatan udara. Gaya berat yang menyebabkan penerjun
Gambar 2. Pergerakan penerjun payung sebelum
bergerak vertikal kebawah suatu saat akan sama nilainya
parasut dibuka
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) A-71

dengan gaya hambat udara. karena gaya berat bernilai  Gerak Rotasi
konstan sedangkan gaya hambat udara semakin 𝑚𝑔 sin 𝛼 𝑘
meningkat nilainya. Gaya berat memiliki nilai konstan 𝑣(𝑡) = (1 − 𝑒 −𝑚𝑡 )
𝑘
karena hanya dipengaruhi oleh massa dan gravitasi. 𝑚𝑔 sin 𝛼
Sedangkan gaya hambat udara memiliki nilai yang 𝑥(𝑡) = 𝑥0 + 𝑡
𝑘
bervariasi sesuai dengan kecepatan penerjun payung. 2
𝑚 𝑔 sin 𝛼 − 𝑘 𝑡
Pada saat penerjun payung melompat dari pesawat, gaya + (𝑒 𝑚 − 1)
𝑘2
yang menyebabkan penerjun bergerak adalah gaya berat. 2. Waktu yang aman digunakan penerjun payung
Karena penerjun memiliki percepatan gravitasi dari gaya untuk membuka parasutnya jika ia melompat dari
berat maka benda akan bergerak dengan kecepatan yang
pesawat pada ketinggian 5000 meter adalah
semakin cepat setiap saat. Namun pada saat penerjun
jatuh bebas juga terdapat gaya hambat udara yang sebelum pada detik ke 33 yaitu pada ketinggian
dipengaruhi oleh kecepatan penerjun. Jadi disatu sisi sekitar ± 400 meter tentunya dengan tetap
gaya berat menambah kecepatan benda namun disisi lain memperhatikan lingkungan sekitar.
dengan bertambahnya kecepatan juga menambah gaya 3. Besar kecepatan terminal penerjun tergantung berat
hambat udara. Gaya hambat udara merupakan gaya dan posisi tubuh penerjun selama di udara.
penahan yang disebabkan oleh aliran fluida terhadap
benda yang bergerak. Dengan bertambahnya gaya DAFTAR PUSTAKA
hambat udara dan konstannya gaya berat maka suatu saat
akan terdapat kesetimbangan, yang artinya besar gaya [1] Moniuszko, J. (2010). Modellling dynamics and
hambat udara sama dengan besar gaya berat. Sesuai aerodynamics tests of a sport parachute jumper
dengan Hukum II Newton, maka resultan gaya yang during flight in sitfly position. Polnad. Vol. 12
bekerja pada benda akan sama dengan 0. Dan sesuai No. 3
dengan Hukum I Newton, ketika resultan gaya yang
bekerja pada benda sama dengan 0 maka benda [2] Ru-Yi, T. (2013). Characteristic Analysis of
cenderung tetap diam atau bergerak dengan kecepatan Flying Process of Dispensed Object with
konstan.[3] Deceleration Parachute. Vol. 3. No. 1

IV. KESIMPULAN [3] Long, Lyle N.(1999). Velocity dependence of


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Aerodynamic drag. Univercity park. Washington.
bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut: [1] [4] Meade, Douglas B. & Struthers, Allan A.
1. Model matematika dari pergerakan penerjun (1999). Differential Equations in the New
payung dengan perubahan posisi adalah sebagai Millenium: the Parachute Problem. Dept.of
berikut : Mathematic University of South Corolina,
Colombia.
 Gerak translasi
𝑚𝑔 𝑘
𝑣(𝑡) = (1 − 𝑒 −𝑚𝑡 )
𝑘
𝑚𝑔 𝑚2 𝑔 𝑘
𝑥(𝑡) = 𝑥0 + 𝑡 + 2 (𝑒 −𝑚𝑡 − 1)
𝑘 𝑘

Anda mungkin juga menyukai