Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara obyektif dalam
menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual dan berprinsip untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense. Sehingga definisi ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar-benar disusun dengan sistematis dan metodologis untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji atau diverifikasi kebenarannya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ilmu pengetahuan ?
2. Apakah komponen dalam ilmu pengetahuan ? 3. Bagaimanakah struktur dasar ilmu pengetahuan ?
1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi ilmu pengetahuan.
2. Dapat mengetahui struktur dan komponen – komponen ilmu penegetahuan. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan A. Pengertian ilmu pengetahuan menurut beberapa pendapat yaitu sebagai berikut: 1. Dalam kamus Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan, yang dimaksud Ilmu Pengetahuan adalah suatu bidang yang disusun yang sistematis berdasarkan metode tertentu, untuk dapat dimanfaatkan sebagai penjelas gejala tertentu. (Admojo, 1998). 2. Menurut Mulyadhi Kartanegara, yang dimaksud ilmu adalah melebihi sains. Artinya apabila sains hanya terfokus pada bidang pembahasan secara fisik dan inderawi saja, maka ilmu pengetahuan melampui bidang-bidang tersebut, secara metafisika. Semua pendapatnya tertuang dalam kalimatany organized knowledge sebagai definisi ilmu. 3. Menurut “ensiklopedia Indonesia” ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. 4. Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa inggris science , yang berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logis, dan konsisten. 5. kesimpulan, ilmu pengetahuan adalah suatu bidang yang berasal dari berbagai pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil dari suatu gejala yang dianalisa dan diperiksa secara teliti dengan menggunakan metode metode tertentu (secara rasional, sistematik, logis, dan konsisten) sehingga didapat penjelasan mengenai gejala yang bersangkutan. Jadi ilmu pengetahuan itu konkrit dan tidak terbatas, yaitu dapat diukur kebenarannya. Kehadiran objek dan subjek tidak dapat dipisahkan atau memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
C. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan atau perubahan sesuai dengan semangat zaman. Terdapat banyak pandangan yang t erkait dengan klasifikasi ilmu pengetahuan yang dapat kita temui. Pada makalah ini kami akan mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menurut subyeknya dan obyeknya.
· Menurut subyeknya
1) Teoritis
Nomotetis adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang
universal berlaku, mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya. Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya dalam konkrit menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang menyendiri (unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa), sosiologi dan sebagainnya.
2) Praktis (applied science/ ilmu terapan)
Yaitu ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau
pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut yaitu :
Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus
berbuat, membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan- laramgan misalnya: etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral) Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang mengatakan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, mencapai hasil tertentu. Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan sebagainnya.
Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi
walaupun dibedakan tetap tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping bagian praktis, sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri terlepas dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang teoritis.
· Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya) :
1) Universal/umum: meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup
manusa, misalnnya: teologi/agama dan filsafat. 2) Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, jadi obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang biasannya disebut” ilmu pengetahuan”.
2.2. Komponen – komponen ilmu pengetahuan
Menurut A.J. Bahm, ilmu pengetahuan setidaknya melibatkan enam
komponen penting: 1) masalah (problems); 2) sikap (attitude); 3) metode (method); 4) aktivitas (activity); 5) kesimpulan (conclusion); 6) pengaruh (effects).
Masalah (Problems)
Menurut Bahm, suatu masalah bisa dianggap ilmiah, sedikitnya
memiliki tiga ciri: 1) terkait dengan komunikasi; 2) sikap ilmiah dan 3) metode ilmiah. Tidak ada masalah yang disebut ilmiah kecuali masalah tersebut bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Jika belum atau tidak dapat dikomunikasikan kepada orang lain atau masyarakat maka belum dianggap ilmiah. Tidak ada masalah yang pantas disebut ilmiah kecuali masalah tersebut bisa dihadapkan pada sikap ilmiah. Demikian pula tidak ada masalah yang pantas disebut ilmiah kecuali harus terkait dengan metode ilmiah.
Sikap (attitude)
Sikap ilmiah (scientific attitude) menurut Bahm setidaknya harus
memiliki enam ciri pokok, yaitu: 1) keingintahuan (curiosity); 2) spikulasi (speculativeness); 3) kemauan untuk berlaku objektif (willingness to be objective); 4) terbuka (open-maindedness); 5) kemauan untuk menangguhkan penilaian (willingness to suspend judgment) dan 6) bersifat sementara (tentativity).
1). Keingintahuan (curiosity). Keingintahuan harus dimiliki oleh seorang
ilmuwan, seperti keinginan untuk menyelidiki, investigasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.
2). Spikulasi (spiculativeness). Hal ini penting dalam rangka menguji
hipotesis. Spikulasi juga merupakan ciri penting dalam sikap ilmiah.
3). Kesadaran untuk berlaku objektif (willingness to be objective). Sikap
ini penting, sebab objektivitas merupakan ciri ilmiah. Sikap demikian harus dimiliki oleh seorang ilmuwan. Menurut Bahm sikap objektif harus memenuhi syarat-sayarat sebagai berikut: Memiliki sifat rasa ingin tahu terhadap apa yang diselidiki untuk memperoleh pemahaman sebaik mungkin; Melangkah dengan berdasarkan pada pengalaman dan alasan, artinya, pengalaman dan alasan saling mendukung, karena alasan yang logis dituntut oleh pengalaman. Dapat menerima data sebagaimana adanya (tidak ditambah dan dikurangi). Hal ini terkait dengan sikap objkektif seorang ilmuwan. Bisa menerima perubahan (fleksibel, terbuka), artinya jika objeknya berubah, maka seorang ilmuwan mau menerima perubahan tersebut. Berani menanggung resiko kekeliruan. Oleh sebab itu trial and error merupakan karakteristik dari seorang ilmuwan. Tidak mengenal putus asa, artinya gigih dalam mencari objek atau masalah, hingga mencapai pemahaman secara maksimal.
4). Terbuka (open mindedness), artinya selalu bersedia menerima kritik
dan saran ilmuwan lain secara lapang dada.
5). Menangguhkan keputusan/penilaian (willingness to suspend judgment),
artinya bersedia menangguhkan keputusan sampai semua bukti penting terkumpul.
6). Bersifat sementara, artinya harus menerima bahwa kesimpulan ilmiah
bersifat sementara.
Metode (Method)
Menurut Bahm, bahwa esensi dari sebuah pengetahuan adalah
metode. Setiap pengetahuan memiliki metodenya sendiri sesuai dengan permasalahannya. Meski diantara para ilmuwan terjadi perbedaan tentang metode ilmiah, tetapi mereka sepakat bahwa masalah tanpa observasi tidak akan menjadi ilmiah, sebaliknya observasi tanpa masalah juga tidak akan menjadi ilmiah. Menurutnya, bahwa ilmu pengetahuan adalah aktivitas menyelesaikan masalah dan melihat metode ilmiah sebagai sesuatu yang memiliki karakteristik yang esensial bagi penyelesaian masalah.
Aktivitas (Activity)
Aktivitas dimaksud adalah penelitian ilmiah, yang memiliki dua
aspek: individual dan sosial.
Kesimpulan (Conclusion)
Kesimpulan merupakan penilaian akhir dari suatu sikap, metode
dan aktivitas. Kesimpulan ilmiah tidak pasti, tetapi bersifat sementara dan tidak dogmatis. Bahkan jika kesimpulan dianggap dogmatis, maka akan mengurangi sifat dasar dari ilmu pengetahuan tersebut. Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu bersifat tidak stabil, setiap generasi berhak untuk menginterpretasikan kembali tradisi ilmu pengetahuan itu.
Pengaruh (Effects)
Ilmu pengetahuan memiliki dua pengaruh, yaitu: 1) pengaruh
terhadap teknologi dan industri; 2) pengaruh pada peradaban manusia. Industrialisasi yang berkembang dengan pesat merupakan produk dari ilmu pengetahuan yang mempunyai dampak besar terhadap perkembangan ilmu, sehingga nampak seperti yang terjadi dalam perubahan sifat ilmu itu sendiri. Proses industrialisasi tidak akan dapat diputarulang yang akhirnya ilmu pengetahuan itu sendiri mengalami proses terindustrialisasi. Ilmu pengetahuan yang terindustrialisasi ini menjadi bagian utama dari penggerak ilmu pengetahuan dan menjadi sebuah sumber bidang penelitian yang memiliki prestise tinggi.
Ilmu pengetahuan (dengan produk teknologinya), juga memiliki
dampak negatif, misalnya dipergunakannya senjata nuklir sebagai alat pemusnah massal di Hiroshima pada perang Dunia II (termasuk pengeboman Iraq oleh Amerika dan Sekutunya sekarang ini). Berbagai reaksi timbul dari dampak negatif ini. Maka lahirlah perkumpulan- perkumpulan ilmuwan yang peduli terhadap masalah dampak negatif teknologi, seperti Federasi ilmuwan Atom, Badan Penelitian Teknologi US, Masyarakat Internasional untuk Penelitian Teknologi, Kongres Internasional.