Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara obyektif dalam


menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual dan berprinsip
untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense. Sehingga
definisi ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar-benar
disusun dengan sistematis dan metodologis untuk mencapai tujuan yang
berlaku universal dan dapat diuji atau diverifikasi kebenarannya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian ilmu pengetahuan ?


2. Apakah komponen dalam ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimanakah struktur dasar ilmu pengetahuan ?

1.3. Tujuan

1. Dapat mengetahui definisi ilmu pengetahuan.


2. Dapat mengetahui struktur dan komponen – komponen ilmu
penegetahuan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan
A. Pengertian ilmu pengetahuan menurut beberapa pendapat yaitu sebagai
berikut:
1. Dalam kamus Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan, yang
dimaksud Ilmu Pengetahuan adalah suatu bidang yang disusun yang
sistematis berdasarkan metode tertentu, untuk dapat dimanfaatkan
sebagai penjelas gejala tertentu. (Admojo, 1998).
2. Menurut Mulyadhi Kartanegara, yang dimaksud ilmu adalah melebihi
sains. Artinya apabila sains hanya terfokus pada bidang pembahasan
secara fisik dan inderawi saja, maka ilmu pengetahuan melampui
bidang-bidang tersebut, secara metafisika. Semua pendapatnya
tertuang dalam kalimatany organized knowledge sebagai definisi
ilmu.
3. Menurut “ensiklopedia Indonesia” ilmu pengetahuan adalah suatu
sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti
dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan
prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode.
4. Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa inggris science , yang
berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang
berarti mempelajari, mengetahui. Ilmu pengetahuan adalah suatu
proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logis, dan
konsisten.
5. kesimpulan, ilmu pengetahuan adalah suatu bidang yang berasal dari
berbagai pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil dari suatu gejala
yang dianalisa dan diperiksa secara teliti dengan menggunakan metode
metode tertentu (secara rasional, sistematik, logis, dan konsisten)
sehingga didapat penjelasan mengenai gejala yang bersangkutan. Jadi
ilmu pengetahuan itu konkrit dan tidak terbatas, yaitu dapat diukur
kebenarannya. Kehadiran objek dan subjek tidak dapat dipisahkan atau
memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

C. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami


perkembangan atau perubahan sesuai dengan semangat zaman.
Terdapat banyak pandangan yang t erkait dengan klasifikasi ilmu
pengetahuan yang dapat kita temui. Pada makalah ini kami akan
mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menurut subyeknya dan
obyeknya.

· Menurut subyeknya

1) Teoritis

 Nomotetis adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang


universal berlaku, mempelajari obyeknya dalam
keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang
selalu terdapat kembali dalam segala pernyataannya yang
konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya adalah ilmu alam,
ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.
 Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang
mempelajari obyeknya dalam konkrit menurut tempat dan
waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang menyendiri (unik).
Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa),
sosiologi dan sebagainnya.

2) Praktis (applied science/ ilmu terapan)

Yaitu ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau


pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan bagaimanakah orang harus
berbuat sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut yaitu :

 Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus


berbuat, membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan-
laramgan misalnya: etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral)
 Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang mengatakan
bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, mencapai hasil
tertentu. Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu
kedokteran dan sebagainnya.

Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi


walaupun dibedakan tetap tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu
pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping bagian praktis,
sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan
dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri terlepas
dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang
teoritis.

· Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya) :

1) Universal/umum: meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup


manusa, misalnnya: teologi/agama dan filsafat.
2) Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan
manusia, jadi obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang
biasannya disebut” ilmu pengetahuan”.

2.2. Komponen – komponen ilmu pengetahuan

Menurut A.J. Bahm, ilmu pengetahuan setidaknya melibatkan enam


komponen penting: 1) masalah (problems); 2) sikap (attitude); 3) metode
(method); 4) aktivitas (activity); 5) kesimpulan (conclusion); 6) pengaruh
(effects).

 Masalah (Problems)

Menurut Bahm, suatu masalah bisa dianggap ilmiah, sedikitnya


memiliki tiga ciri: 1) terkait dengan komunikasi; 2) sikap ilmiah dan 3)
metode ilmiah. Tidak ada masalah yang disebut ilmiah kecuali masalah
tersebut bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Jika belum atau tidak
dapat dikomunikasikan kepada orang lain atau masyarakat maka belum
dianggap ilmiah. Tidak ada masalah yang pantas disebut ilmiah kecuali
masalah tersebut bisa dihadapkan pada sikap ilmiah. Demikian pula tidak
ada masalah yang pantas disebut ilmiah kecuali harus terkait dengan
metode ilmiah.

 Sikap (attitude)

Sikap ilmiah (scientific attitude) menurut Bahm setidaknya harus


memiliki enam ciri pokok, yaitu: 1) keingintahuan (curiosity); 2) spikulasi
(speculativeness); 3) kemauan untuk berlaku objektif (willingness to be
objective); 4) terbuka (open-maindedness); 5) kemauan untuk
menangguhkan penilaian (willingness to suspend judgment) dan 6) bersifat
sementara (tentativity).

1). Keingintahuan (curiosity). Keingintahuan harus dimiliki oleh seorang


ilmuwan, seperti keinginan untuk menyelidiki, investigasi, eksplorasi, dan
eksperimentasi.

2). Spikulasi (spiculativeness). Hal ini penting dalam rangka menguji


hipotesis. Spikulasi juga merupakan ciri penting dalam sikap ilmiah.

3). Kesadaran untuk berlaku objektif (willingness to be objective). Sikap


ini penting, sebab objektivitas merupakan ciri ilmiah. Sikap demikian
harus dimiliki oleh seorang ilmuwan. Menurut Bahm sikap objektif harus
memenuhi syarat-sayarat sebagai berikut:
Memiliki sifat rasa ingin tahu terhadap apa yang diselidiki untuk
memperoleh pemahaman sebaik mungkin;
Melangkah dengan berdasarkan pada pengalaman dan alasan, artinya,
pengalaman dan alasan saling mendukung, karena alasan yang logis
dituntut oleh pengalaman. Dapat menerima data sebagaimana adanya
(tidak ditambah dan dikurangi). Hal ini terkait dengan sikap objkektif
seorang ilmuwan. Bisa menerima perubahan (fleksibel, terbuka), artinya
jika objeknya berubah, maka seorang ilmuwan mau menerima perubahan
tersebut. Berani menanggung resiko kekeliruan. Oleh sebab itu trial and
error merupakan karakteristik dari seorang ilmuwan. Tidak mengenal
putus asa, artinya gigih dalam mencari objek atau masalah, hingga
mencapai pemahaman secara maksimal.

4). Terbuka (open mindedness), artinya selalu bersedia menerima kritik


dan saran ilmuwan lain secara lapang dada.

5). Menangguhkan keputusan/penilaian (willingness to suspend judgment),


artinya bersedia menangguhkan keputusan sampai semua bukti penting
terkumpul.

6). Bersifat sementara, artinya harus menerima bahwa kesimpulan ilmiah


bersifat sementara.

 Metode (Method)

Menurut Bahm, bahwa esensi dari sebuah pengetahuan adalah


metode. Setiap pengetahuan memiliki metodenya sendiri sesuai dengan
permasalahannya. Meski diantara para ilmuwan terjadi perbedaan tentang
metode ilmiah, tetapi mereka sepakat bahwa masalah tanpa observasi tidak
akan menjadi ilmiah, sebaliknya observasi tanpa masalah juga tidak akan
menjadi ilmiah. Menurutnya, bahwa ilmu pengetahuan adalah aktivitas
menyelesaikan masalah dan melihat metode ilmiah sebagai sesuatu yang
memiliki karakteristik yang esensial bagi penyelesaian masalah.

 Aktivitas (Activity)

Aktivitas dimaksud adalah penelitian ilmiah, yang memiliki dua


aspek: individual dan sosial.

 Kesimpulan (Conclusion)

Kesimpulan merupakan penilaian akhir dari suatu sikap, metode


dan aktivitas. Kesimpulan ilmiah tidak pasti, tetapi bersifat sementara dan
tidak dogmatis. Bahkan jika kesimpulan dianggap dogmatis, maka akan
mengurangi sifat dasar dari ilmu pengetahuan tersebut. Pada dasarnya ilmu
pengetahuan itu bersifat tidak stabil, setiap generasi berhak untuk
menginterpretasikan kembali tradisi ilmu pengetahuan itu.

 Pengaruh (Effects)

Ilmu pengetahuan memiliki dua pengaruh, yaitu: 1) pengaruh


terhadap teknologi dan industri; 2) pengaruh pada peradaban manusia.
Industrialisasi yang berkembang dengan pesat merupakan produk dari
ilmu pengetahuan yang mempunyai dampak besar terhadap perkembangan
ilmu, sehingga nampak seperti yang terjadi dalam perubahan sifat ilmu itu
sendiri. Proses industrialisasi tidak akan dapat diputarulang yang akhirnya
ilmu pengetahuan itu sendiri mengalami proses terindustrialisasi. Ilmu
pengetahuan yang terindustrialisasi ini menjadi bagian utama dari
penggerak ilmu pengetahuan dan menjadi sebuah sumber bidang
penelitian yang memiliki prestise tinggi.

Ilmu pengetahuan (dengan produk teknologinya), juga memiliki


dampak negatif, misalnya dipergunakannya senjata nuklir sebagai alat
pemusnah massal di Hiroshima pada perang Dunia II (termasuk
pengeboman Iraq oleh Amerika dan Sekutunya sekarang ini). Berbagai
reaksi timbul dari dampak negatif ini. Maka lahirlah perkumpulan-
perkumpulan ilmuwan yang peduli terhadap masalah dampak negatif
teknologi, seperti Federasi ilmuwan Atom, Badan Penelitian Teknologi
US, Masyarakat Internasional untuk Penelitian Teknologi, Kongres
Internasional.

2.3. Struktur Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai