MAKALAH
Oleh:
Budi Aditya Wardana
NIM :
11060180
A. Latar Belekang
Masyarakat madani atau kadang disebut dengan civil society, merupakan salah
satu upaya untuk mengerti bagaimana kita dapat menjadi bangsa negara yang baik. Salah
satu cara paling strategis untuk membangun demokrasi dan masyarakat madani ialah
menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan (civic education). Sebab, pendidikan
tersebut mengandung upaya sosialisasi, diseminasi, dan aktualisasi konsep, sistem, nilai
dan budaya demokrasi.1
Oleh sebab itu Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, sudah
sepantasnya harus memenuhi dan mengandung unsur-unsur yang dapat menjadikan
masyarakatnya sebagai masyarakat madani.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila dan masyarakat madani ?
2. Apakah pancasila sudah memenuhi syarat untuk membentuk masyarakat
madani ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila dan masyarakat madani.
2. Untuk mengetahui masyarakat madani menurut Pancasila.
3. Sebagai tugas akhir semester III.
1
Asyukri ibn Chamim dkk, “Pendidikan Kewarganegaraan”, (Yogyakarta : Majelis Pendidikan Tinggi,
Penelitian dan Pengembangan (Diklititbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2003), hlm. 43.
Pancasila Menuju Masyarakat Madani 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila
Pengertian Pancasila
Ditinjau dari segi lughawy (etimologis) istilah pancasila berasal dari bahasa
Sanskerta yang mengandung dua macam arti. Panca artinya lima, syila dangan huruf i
yang dibaca pendek artinya batu sendi, dasar, alas atau asas. Sedang apabila pengucapan
syila dengan i panjang (syi:la) berarti peraturan tingkah laku yang baik, utama atau
penting. Dengan demikian istilah Pancasyila dengan huruf i biasa berarti berbatu sendi
yang lima, sementara istilah Pancasyila dengan memanjangkan huruf i berarti lima
tingkah laku utama, atau pelaksanaan lima kesusilaan.2Jika ditinjau dari segikesejarahan
(historis) istilah ini ditemukan di dalam agama Budha. Pancasila yang beerarti lima
aturan kesusilaan (five moral principles)yang harus ditaati oleh para penganut agama
Budha sebagaimana yang terdapat dalam kitab Tri Pitaka. Dengan masuknya agama
Budha ke Indonesia secara otomatis pula masuklah pengaruh ajaran Pancasila Budha ke
Indonesia. Sedangkan secara terminologis istilah Pancasila muncul kembali kembal
ditengah-tengah bangsa Indonesia menjelang proklamasi kemerdekaan negara Republik
Indonesia. Dan tokoh yang pertama kali memperkenalkannya adalah bung Karno.
Selain itu Pancasilajuga berarti rumusan dan pedoman fundamental bagi segala
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia yang
terdiri atas lima sila yaitu : 1. Ketuhanan yang maha esa, 2. Kemanusiaan yang adil dan
beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Kedilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.3
2
Musthafa Kamal Pasha dkk, “Pancasila dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan Filosofis”, (Yogyakarta: Citra
Karsa Mandiri, 2003) cet. IV, hal. 1.
3
Asep Sahid Gatara & Subhan Sofhian, “Pendidikan Kewarganegaraan”, (Bandung: Fokus Media, 2011)
cet. I, hal 26.
Pancasila Menuju Masyarakat Madani 3
Kedudukan, Peranan dan Fungsi Pancasila
Ada dua unsur pokok mengapa pancasila layak dijadikan sebagai pandangan
hidup. Yaitu keyakinan hidup dan tujuan hidup yang dicita-citakannya telah terpenuhi
dengan lengkap. Di dalam pancasila keyakinan hidup ditandai pada tiga sila pertama
yaitu sila I, II dan III. Sedangkan untuk tujuan hidup yang dicita-citakan terdapat dalam
sila yang ke V. Menurut Muhammad Yamin pernah menyatakan bahwa Pancasila benar-
benar suatu sistem filsafat, dimana kelima silanya tersusun secara harmonis.
4
Musthafa Kamal Pasha dkk, op. Cit., hal. 141
Pancasila Menuju Masyarakat Madani 4
B. Masyarakat Madani
Ada banyak sekali yang menerjemahkan civil society atau masyarakat madani
dengan berbagai makna, mulai era 1990 kembali muncul istilah tersebut ditengah-tengah
masyarakat Indonesia. Mansour Fakih menyebut dengan “masyarakat sipil”, Dato Seri
Anwar Ibrahim menyebut dengan “masyarakat madani” yang kemudian dipopuleerkan
oleh Nur Cholis Madjid, sedangkan M. Ryas Rasyid menyebutnya “masyarakat
kewargaan”, lain lagi dengan Ramlan Subakti yang menyebutnya dengan “Korporatisme
masyarakat”, sedangkan Muhammad A.S. Hikam menyebutnya dengan civil society itu
sendiri. Perbedaan dari penerjemahan civil society tersebut dikarenakan adanya
perbedaan sudut pandang diantara mereka maupun karena pengaruh dari para ilmuwan
dari barat.
a. Free Public Sphere (ruang publik yang bebas), dimana masyarakat dapat
menyampaikan pendapat, dan mempublikasikan informasi kepada publik.
b. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapakan prinsip-prinsip demokrasi
sehingga mewujudkan masyarakat yang demokratis.
c. Toleransi, yaitu kesediaan menerima pandangan-pandangan dan sikap
sosial yang berbeda.
d. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat
yang majemuk.
e. Keadilan Sosial (social justice), yaitu keseimbangan antara hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab terhadap lingkungannya.
f. Partisipasi Sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih
sehingga mandiri dalam berpolitik.
g. Supermasi Hukum, yaitu upaya memberikan jaminan terciptanya keadilan.
Civil society dan/atau masyarakat madani, merupakan salah satu upaya untuk
mengerti bagaimana kita dapat menjadi bangsa negara (nation-state), yang baik. Wacana
civil society sebenarnya sudah mulai berkembang sejak era 70-an bersama dengan mulai
maraknya lembaga swadaya masyarakat di Indonesia. Kemudian ketika rezim Orde baru
sedang berkuasa yaitu sekitar era 80-an wacana ini semakin merebut perhatian publik.
Dengan wacana tunggal yang sangat hegemonik yang ditandai dengan penetapan
Pancasila sebagai asas tunggal. Sedangkan wacana lain yang muncul diluar Pancasila
maka secara otomatis akan ditolak, bahkan dilarang dan juga diimbangi dengan tindakan
hukum yang represif.
Menurut Prof. Bernard Adeney, Indonesia sudah memiliki definisi yang cukup
hebat masyarakat baik atau civil atau madani, yaitu Pancasila. Menurutnya, pancasila
muncul sebagai hasil dari musyawarah mufakat yang menyatakan semacam visi untuk
civil society. Menurutnya juga, hal ini dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu:
E. Solusi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat madani dan/atau civil society adalah suatu masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani dan mamaknai kehidupannya. Masyarakat madani akan
terwujud apabila suatu masyarakat telah menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dengan
baik.
Pancasila sebagai ideologi negara telah memenuhi syarat-syarat yang dapat
mengantarkan masyarakat Indonesia menuju kearah masyarakat madani. Namun tentunya
masih ada beberapa kendala yang merintangi untuk terwujudnya masyarakat madani di
Indonesia, meskipun sudah didukung oleh Pancasila itu sendiri.
B. Saran
Pasha, Musthafa Kamal dkk, “Pancasila dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan
Filosofis”, Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, 2003.
http : // www.crayonpedia.org/mw/ciri-ciri_masyarakat_madani.
http : // www.sanaky.com/civil-society-dan-masyarakat-madani-jalan-panjang-menuju-
masyarakat-indonesia-berperadaban.