Oleh
CELVIN INDRA JAYA
07110070
BAB I : Pendahuluan
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB II
TEORI DASAR
• Lebih murah
• Efisien
Dan kerugian yang kemungkinan akan kita terima dari penggunaan
metode steamflooding adalah :
a. Field History:
▫ CPI mulai uji coba model eksploitasi injeksi uap pada 1999
dengan mengaplikasikan teknologi light oil steam flood
(LOSF) untuk menyedot minyak yang masih
menempel/tertinggal di reservoir
b. Problem
PRODUCTION DATA
70
60
50
40
30 PRODUCTION DATA
20
10
0
1960 1965 1970 1975
c. STEAM FLOODING
▫ Sampai saat ini, Duri memiliki +- 900 sumur injeksi dan laju
injeksi steamnya sebesar 1.25 juta barrel per day
d. HASIL:
PEMBAHASAN
Maka pada tahun 1975 dimulai pilot test atau test percobaan
injeksi uap ke lapangan Duri, dan hasilnya seperti yang diharapkan,
produksi minyak meningkat. Oleh sebab itu pada tahun 1985 dimulailah
DSF (Duri Steamflood Project) sampai sekarang, dan sudah menjadi
salah satu proyek Steamflooding terbesar didunia.
Lapangan Duri ini ditemukan pada tahun 1941. Produksi lapangan ini
dimulai pada tahun 1958 bersamaan dengan selesainya pemba ngunan
saluran pengalir dari Lapangan Duri ke pelabuhan Dumai 10. Setelah
beberapa tahun lapangan ini berproduksi didapati bahwa tekanan formasi
pada beberapa tempat di tengah lapangar} ini sangat rendah. Tekanan
formasi yang rendah dan kekentalan minyak yang tinggi (sekitar 150
centipoise) mengakibatkan rendahnya perolehan minyak ("Recovery").
Tekanan awal reservoar berkisar antara 30 hingga 70 psi ditemui hampir
di semua tempat. Keadaan ini menimbulkan kehilangan sirkulasi ("lost
circulation") pada pengeboran yang selanjutnya mengakibatkan
kerusakan formasi ("formation damage")').
Lapisan Pertama dan Kedua adalah lapisan utama pada formasi Bekasap
berisi sekitar 2/3 dari seluruh kandungan minyak awal. Kedua lapisan ini
dibatasi oleh lapisan serpih setebal maksimum 15 meter yang kadang
kala tidak saling berkesinambungan di seluruh lapangan. Di beberapa
tempat ditemui seluruh batas air minyak ("Oil Water Contact"). Lapisan
Pertama menyebar hampir ke seluruh lapangan Duri. Dari luas tersebut,
sekitar 6.140 hektar dapat disertakan pads proyek pendesakan uap karena
mempunyai ketebalan yang memadai. Lapisan Kedua penyebarannya
lebih terbatas, hanya sekitar 1.490 hektar yang layak diikutsertakan
dalam proyek yang sama. Pasir dari Kedua lapisan ini kurang tersemen
dengan baik, sehingga merupakan butir-butir yang lepas ("
Unconsolidated"). Pertama dan Kedua mempunyai sifat-sifat batuan yang
hampir sama, dan perbedaan utamanya hanya pada ketebalan dan
perbandingan antar ketebalan pasir bersih ("Net Sand") dengan ketebalan
pasir total ("Gross Sand"). Porositas rata-rata keduanya adalah 36 persen
dengan perlneabilitas berkisar antara 500 hingga 2000 md. Di beberapa,
tempat lapisan Baji dan Jaga, yang dianggap sebagai satu kesatuan,
mempunyai ketebalan yang memadai untuk diikut sertaan ke dalam
proyek pendesakan uap.
Secara keseluruhan Lapangan Minyak Duri ditemukan dalam keadaan di
bawah tekanan saturasi. Sedangkan tudung gas diketemukan pada
beberapa bagian dari lapisan Pertama di bagian Selatan. Berat jenis
adalah 22,7 derajat API dengan nisbah gas minyak ("GOR") sekitar 18,5
scf/bbl. Kekentalan minyak adalah sekitar 150 centipoise pada
temperatur awal reservoar 104 derajat Fahrenheit.
Produksi pertama dari lapangan ini adalah sekitar 400 hingga 600 BOPD
setiap sumurnya pada tahun 1960-an. Tingkat penurunan produksi adalah
13 persen per tahun yang ditentukan berdasarkan kinerja antara tahun
1963 hingga 1966. Dengan tingkat penurunan produksi tersebut, produksi
kumulatif selama 10 tahun diperkirakan sebesar 123 ribu barel minyak
per sumur. Rendahnya produksi ini terutama disebabkan oleh tekanan
yang rendah dap kekentalan minyak yang tinggi.
ini dilakukan dengan cara memanaskan 1400 BPD air hingga menjadi
uap papas dengan kwalitas 80 persen. Uap ini diperoleh dengan
memanaskan air dengan menggunakan pembangkit uap ("Steam
Generator"). Pembangkit uap yang dipakai bisa dipindah-pindahkan dari
satu sumur produksi ke sumur produksi yang lain. Pembangkit ini dapat
menghasilkan panas sebesar 22 juta BTU setiap jam dengan tekanan
sekitar 1500 psi. Uap panas yang dihasilkan disuntikkan ke dalam sumur
produksi dengan menggunakan pipa tubing yang terbuka diujungnya
pada tekanan injeksi antara 400 dap 500 psi dap temperatur antara 400
dap 450 derajat. Fahrenheit. Ujung pipa ini diletakkan pada pertengahan
lubang perforasi sumur tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk
mendistribusikan uap secara merata serta menghindari terjepitnya pipa
tubing oleh pasir-pasir yang keluar dari formasi.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun semenjak dimulainya metoda ini, 339
sumur telah distimulasi dengan hasil yang sangat baik. Hal ini terlihat
dengan peningkatan jumlah minyak yang terproduksi yang diperkirakan
hingga pertengahan tahun 1977, lebih dari 20 juta barel. Kenaikan
produksi ini karena menurunnya kekentalan minyak di sekitar lubang
sumur yang dipanaskan ".
Stimulasi Huff-Puff pada masing-masing sumur produksi dapat
dilakukan beberapa kali. Pada umumnya usaha ini terbatas hingga empat
kali karena stimulasi ulang pada sumur yang sama tidak memberikan
hasil sebaik usaha stimulasi Huff-Puff yang dilakukan sebelumnya. Juga
tingginya kenaikan produksi awal ini telah diikuti pula dengan penurunan
produksi yang cepat selama masa pendinginan. Selang waktu setiap
stimulasi pada masing-masing sumur ini tergantung pada besarnya
produksi, kondisi sumur, dap tersedianya pembangkit uap yang akan
digunakan. Perkiraan kenaikan produksi akibat stimulasi ini clapat dilihat
pada Gambar 3.
bulan Juli 1969. Hingga akhir tahun 1969, total fluida yang diproduksi
naik dari sekitar 140 BFPD menjadi sekitar 300 BFPD. Disamping itu,
persentase air naik dari 7 persen menjacli 40 persen. Percobaan ini ticlak
diteruskan karena tidak memadainya kenaikan produksi yang diharapkan
'~.
Percobaan kedua dimulai lagi pada tempat clan pola penyuntikan yang
sama di bulan Oktober 1966, kemudian dihentikan pada bulan April
1968. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menclapatkan data
yang lebih lengkap dari percobaan yang pertama, clan juga untuk
mencoba memperbaiki bentuk clan laju penyuntikan airnya. Namun
demikian, percobaan ini juga tidak berhasil karena tidak adanya kenaikan
produksi minyak seperti yang cliharapkan.
Semua sumur penyuntikan dibuat pads tahun 1974 clan 1975, dilengkapi
dengan pipa tubing yang terbuka dibawahnya. Semua sumur pe
nyuntikan ini diperforasi pada sepertiga bagian bawah dari lapisan pasir
Kedua sebanyak 1 lubang setiap 1,3 m.
Dari laporan hasil studi 5) yang dibuat pada bulan Maret 1980, dapat
disimpulkan bahwa proyek percobaan ini jelas lebih menjamin ke
KESIMPULAN
Archer, D.W., "Duri Field Waterflood Study," Study," PT. CPI, Agustus
1970.
Deibert, A.D., Bundgaard, E.S., "Secondary Recovery Study of the Duri
Field," PT. CPI, Januari 1972.
http://www.iatmi.or.id/assets/txt/SEOR/SEOR-16.txt