GLYCOL
DEHYDRATION
Disusun Oleh :
Alfi Septian
6513010006
LNG Academy 3
Tahun Ajaran 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Glycol Dehydration ini tepat pada waktunya.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat berupa informasi yang dapat
menambah pengetahuan kiran semua khususnya mengenai Glycol Dehydration Unit.
Penulis menyadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga selesai. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.....i
KATA PENGANTAR...............ii
DAFTAR ISI............iii
BAB I PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang...1
I.II
Rumusan Masalah..........2
I.III
Tujuan....2
BAB II PEMBAHASAN
II.I
II.II
Glikol.....4
II.III
II.IV
II.V
Kesimpulan..14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
LATAR BELAKANG
Dalam beberapa dekade terakhir ini, perkembangan eksplorasi dan pengolahan gas alam
seperti semakin
berkurangnya cadangan minyak bumi karena telah di eksplorasi besar-besaran dalam jangka
waktu yang panjang. Selain itu, semakin meningkatnya kesadaran manusia terhadap keadaan
lingkungan sehingga diperlukan alternative bahan bakar yang lebih ramah lingkungan atau
tidak menyebabkan polusi yang signifikan terhadap lingkungan.
Gas alam adalah bahan bakar yang sangat ramah lingkungan karena unsur penyusunnya
merupakan hidrokarbon-hidrokarbon ringan yang tentunya memiliki rantai karbon yang lebih
sedikit sehingga hasil pembakaran akan memproduksi emisi yang lebih kecil pula. Gas alam
ini kebanyakan diolah menjadi LNG (Liqufied Natural Gas) yang sebagian besar terdiri dari
Methane (>90%). Gas alam atau Natural Gas didapat dari hasil pengeboran sumur-sumur gas
dan kemudian dijadikan feed gas dalam pengolahan LNG oleh pabrik-pabrik LNG seperti
Badak LNG, Tangguh LNG, Qatar LNG, Snohvit LNG, dan lain-lain.
I.III TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui apa itu proses dehidrasi dan bagaimana proses dehidrasi dilakukan.
2. Mengetahui apa itu glikol, jenis-jenisnya, sifat-sifatnya, dan penanganannya.
3. Mengetahui proses dehidrasi dengan menggunakan glikol.
4. Mengetahui apa saja peralatan-peralatan yang diperlukan untuk proses dehidrasi
glikol beserta fungsinya.
5. Mengetahui masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses dehidrasi glikol.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Adsorpsi
Adsorption adalah proses penghilangan kandungan air menggunakan desikan
padat. Metode ini menggunakan proses penjeratan yang dilakukan oleh desikan padat.
Desikan padat ini memiliki pori-pori berukuran kecil yang dapat menangkap molekulmolekul air yang melewati desikan tersebut, sehingga kandungan air gas terjerat di
desikan padat dan gas yang lewat sudah memiliki kandungan air yang relatif kecil.
3. Direct Cooling
Prinsip metode ini adalah menggunakan konsep water content gas pada suhu
dan tekanan tertentu. Semakin rendah suhu gas pada tekanan tertentu maka
kemampuannya untuk mengandung uap air akan semakin kecil. Sehingga kandungan
air dapat dihilangkan dari gas dengan menurunkan temperaturnya.
Setiap jenis proses dehidrasi di atas tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Namun biasanya pemilihan proses dehidrasi tersebut disesuaikan dengan jumlah
kandungan air yang terdapat dalam feed gas. Berikut adalah diagram penggunaan ketiga jenis
proses dehidrasi tersebut.
II.II GLIKOL
Glikol adalah bahan kimia yang masih merupakan keluarga dari alkohol. Dalam
proses industri khususnya pengolahan gas, glikol digunakan sebagai desiccant untuk
menyerap kandungan air yang terdapat dalam feed gas. Ada 4 jenis glikol yang umum
digunakan dalam proses industri yaitu Triethylene Glycol (TEG), Diethylene Glycol (DEG),
Ethylene Glycol (MEG), dan Tetraethylene Glycol (TREG). Berikut adalah tabel properties
dari masing-masing glikol tersebut.
Properties
TEG
DEG
EG
TREG
349
364
427
358
288
245
197,1
329,7
3.313,3
4.605
8.200
2.590 kPa
440
406,85
446,85
522
LFL (%)
0,9
2%
3%
UFL (%)
9,2
12,3
22 %
191
163
137,8
204
-4,3
-9
-13
-4,1
150,17
106,12
67,07
194,23
100
100
100
100
Specific gravity 20 C
1,1255
1,1182
1,1153
1,1247
<0,001
0,0003
0,0075
<0,001
C (kPa)
Glikol adalah bahan kimia yang stabil, tidak korosif, dan memiliki flash point yang
tinggi. Pada kondisi normal, glikol dapat disimpan di dalam tangki yang terbuat dari baja
dengan campuran karbon yang rendah atau disebut mild steel. Jika penyimpanan dilakukan
dalam jangka waktu yang panjang disarankan menggunakan tangki yang terbuat dari stainless
steel dan aluminium. Tidak disarankan menggunakan material zink, tembaga, ataupun paduan
tembaga karena dapat menyebabkan perubahan warna pada glikol.
Tidak perlu menginjeksikan gas inert pada ruang kosong di tangki penyimpanan, karena
pada umumnya glikol memiliki titik didih yang tinggi dan vapor di dalam tangki relative
bersifat nonflammable. Jika diperlukan sedikit kandungan air, konsisten dengan waktu
penyimpanan yang lama, penyelimutan dengan gas nitrogen dapat digunakan untuk
mengeluarkan moisture. Ada juga cara alternative yang dapat digunakan yaitu dengan
meletakkan dessicant pada ventilasi tangki untuk mencegah uap air masuk ke dalam tangki.
TEG memiliki sifat afinitas yang baik, sehingga mampu menyerap air lebih banyak
Titik didihnya lebih tinggi disbanding glikol yang lain sehingga tidak mudah
menguap ketika diregenerasi
Dalam proses dehidrasi glikol, TEG biasanya hanya disebut glikol, maka dalam
pembahasan selanjutnya penulis akan menggunakan istilah ini untuk merujuk pada
Triethylene glycol. Berikut adalah skema proses dehidrasi glikol yang umum digunakan.
Feed gas masuk ke inlet separator yang menjadi satu dengan glikol contactor pada
bagian bawahnya namun ada juga beberapa desain yang meletakkan separator sebelum
contactor. Gas umpan atau feed gas dialirkan ke dalam contactor agar terjadi kontak antara
gas dengan glikol. Maka glikol akan menyerap kandungan air yang terdapat dalam feed gas.
Feed gas dialirkan melalui bagian bawah kolom sedangkan glikol dialirkan melalui bagian
atas sehingga gas akan mengalir ke bagian atas kolom dan sebaliknya glikol akan mengalir ke
bagian bawah kolom. Glycol contactor atau absorber dapat berisi tray, random packing,
ataupun structured packing.
Jika kolom tersebut menggunakan tray, maka kolom akan terdiri dari bubble cap tray.
Lean glikol dipompa ke bagian atas kolom, yaitu di atas tray yang paling atas dan di bawah
mist eliminator. Tray-tray tersebut akan tergenangi oleh glikol yang dialirkan dari atas dan
glikol akan terus turun ke tray di bawahnya. Feed gas yang dialirkan dari bawah akan naik ke
atas melalui bubble cap pada tray dan pada saat itulah terjadi kontak antara gas dengan glikol
yang tergenang pada permukaan tray. Glikol bersifat sangat higroskopis sehingga
kebanyakan kandungan air yang terdapat di dalam gas akan diserap oleh glikol. Selanjutnya
glikol yang telah menyerap kandungan air tersebut atau disebut rich glycol mengalir dari
contactor melalui liquid level control valve dan menuju ke kolom regenerasi atau regenerator.
Sedangkan gas yang telah diserap kandungan airnya akan keluar di bagian atas contactor
dengan melalui mist eliminator dan biasanya sudah memenuhi spesifikasi dari kandungan air
yang ditentukan.
Rich glycol dialirkan menuju heat exchange coil di bagian atas reboiler yang disebut
Still. Pertukaran panas menghasilkan reflux untuk pemisahan air dari glikol di bagian atas
still dan juga memanaskan rich glycol. Pada beberapa instalasi, rich glycol dari contactor
dialirkan menuju flash tank terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memisahkan hidrokarbon
yang mungkin ikut terserap pada saat berada di contactor. Selanjutnya, glikol menuju ke still
dengan melalui filter dan heat exchanger terlebih dahulu, perpindahan panas dilakukan
dengan glycol yang telah diregenerasi atau lean glycol. Heat exchanger seperti ini biasanya
disebut dengan Cross Exchanger. Kemudian rich glycol tersebut dialirkan melalui packed
section di dalam still menuju reboiler, dimana rich glycol dipanaskan pada temperature tinggi
pada tekanan sekitar tekanan atmosfer. Pada temperature tinggi, glikol kehilangan
kemempuannya untuk menahan air, maka air akan menguap dan keluar melalui bagian atas
still. Glikol yang telah diregenerasi mengalir menuju surge tank dan selanjutnya akan melalui
cross exchanger. Setelah keluar dari cross exchanger, glikol dipompa menuju ke contactor
kembali. Sebelum masuk ke contactor, glikol akan melalui heat exchanger dan bertukar panas
dengan dry gas yang keluar dari contactor.
Banyaknya kandungan air yang dihilangkan dari gas oleh glikol bergantung pada
kondisi sebagai berikut :
Kemurnian glikol
Banyaknya kandungan air dari feed gas, yang bergantung pada tekanan dan
temperatur gas inlet tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemurnian glikol.
Salah satunya adalah dengan mengalirkan sedikit stripping gas ke sistem regenerasi.
Stripping gas adalah sebagian natural gas yang dialirkan ke glikol panas. Flow dari gas ini
biasanya diatur secara manual dengan valve tertentu. Dengan mengontakkan glikol dengan
natural gas, kandungan air yang masih terdapat di dalam glikol akan berpindah ke natural gas
7
sehingga kemurnian glikol akan bertambah tinggi. Stripping gas yang dialirkan ke glikol di
bagian regenerasi di buang ke udara atmosfer bersamaan dengan uap air yang dilepaskan.
dibutuhkan luas area yang besar antara gas dan glikol liquid. Hal ini dilakukan dengan
menambahkan konfigurasi equipment internal yang spesifik, seperti instalasi tray,
random packing, ataupun structured packing.
Tray yang paling umum digunakan dalam aplikasi ini adalah jenis bubble cap tray.
Gas mengalir dari bawah masing-masing tray melewati bubble cap dan membentuk
gelembung-gelembung kecil gas di glikol liquid yang mengalir dengan arah yang
berlawanan yaitu dari bagian atas masing-masing tray. Setelah melewati satu tray,
glikol mengalir ke bawah menuju tray selanjutnya melalui celah yang tidak terpenuhi
oleh tray. Gelembung-gelembung gas memberikan luas area yang besar yang
diperlukan pada contactor untuk melakukan dehidrasi hingga spesifikasi yang telah
ditentukan. Dalam prakteknya, diinstal sekitar 6 hingga 10 tray di dalam contactor
dengan jarak antar tray adalah 24 inchi. Namun ada juga desain yang menginstal
8
3. Reboiler
Rich glikol yang keluar dari absorber harus diregenerasi hingga murni kembali
sehingga dapat disirkulasikan lagi ke absorber atau contactor untuk melanjutkan
fungsi dehidrasinya. Regenerasi ini dilakukan di reboiler dan kolom still yang ada di
atas reboiler.
Rich glycol di panaskan terlebih dahulu di cross exchanger dengan glikol yang
telah dirgenerasi dan masuk ke dalam kolom regenerasi dalam kondisi tekanan
atmosfer. Dengan memanaskan glikol di still dan reboiler hingga mendekati titik
didihnya, glikol tersebut akan melepaskan semua kandungan air yang telah diserap
sebelumnya kemudian didinginkan agar dapat digunakan kembali.
Motor listrik
Secara umum, pompa glikol digerakkan menggunakan motor pompa. Namun ada
beberapa instalasi yang menggunakan energy dari natural gas ataupun glikol sebagai
penggerak pompa. Glikol yang keluar dari contactor dengan sedikit kandungan gas
bertekanan memiliki energy yang cukup tinggi untuk menggerakkan pompa. Rate
pompa yang dibutuhkan biasanya tidak terlalu besar. Masalah utama dengan pompa
glikol adalah adanya kebocoran glikol sehingga mengganggu kerja pompa.
5. Heat Exchanger
Glikol harus dalam keadaan dingin ketika memasuki contactor dan dipanaskan
hingga mendekati titik didihnya dalam proses regenerasi, glikol ini dipanaskan dan
didinginkan secara berkelanjutan. Untuk meminimalisir penggunaan energi pada
proses regenerasi glikol dengan temperature tinggi, heat exchanger ditambahkan
dalam proses sirkulasi glikol ini. Heat exchanger biasanya diletakkan pada lokasilokasi sebagai berikut :
6. Filter
Sangat penting untuk menjaga glikol dalam kondisi semurni mungkin. Karena
itulah, filter harus selalu ada pada sistem sirkulasi glikol. Filter ini biasanya
merupakan filter partikulat dan filter karbon.
Filter partikulat digunakan untuk menjerat padatan dengan ukuran diameter 5
mikrometer. Padatan-padatan ini bisa muncul dari korosi yang terdapat pada sistem
sirkulasi tersebut. Filter karbon didesain untuk menghilangkan pengotor-pengotor
terlarut, seperti oli kompresor dan kondensat dari larutan glikol. Filter partikulat
biasanya dipasang di bagian rich glikol dan dioperasikan sepanjang waktu. Filter
karbon kebanyakan di bypass, jika tidak ada hidrokarbon yang larut dalam glikol.
Pengotor-pengotor yang terdapat pada glikol dapat menyebabkan terjadinya foaming
pada contactor ataupun still.
10
7. Surge Drum
Karena glikol yang disirkulasikan tidak selalu mengalir pada rate yang sama
selama sistem berjalan, maka dibutuhkan sebuah vessel, atau disebut surge drum
untuk mencegah terjadinya surge pada sistem sirkulasi. Reboiler selalu berisi liquid
dengan level di atas fire tube. Level glikol di contactor atau flash tank cenderung akan
selalu tetap, walaupun mungkin terjadi sedikit perubahan. Maka, dibutuhkan sebuah
vessel yang dapat menampung perubahan sementara dari aliran sirkulasi.
Surge drum biasanya terdapat di bawah reboiler. Level glikol pada surge drum
sangat penting karena di dalam surge drum ada coil pemanas yang betujuan
meningkatkan kemurnian glikol. Level glikol pada surge drum harus berada sekitar
2/3 level. Jika level glikol pada surge drum lebih rendah dari level normal, ini
mengindikasikan adanya masalah seperti :
8. Strainer
Strainer harus selalu dipasang pada upstream dari suction pompa. Strainer ini
berfungsi untuk memastikan bahwa tidak ada partikel-partikel solid yang masuk ke
pompa. Jika ada partikel padat yang masuk ke pompa maka akan tertumpuk di suction
atau valve discharge dan mencegah pompa untuk memompa pada efisiensi
maksimum.
9. Flash Tank
Ketika gas dan glikol berkontak di contactor, kemungkinan akan nada natural gas
yang terbawa oleh glikol. Flash tank ini bertujuan untuk memisahkan natural gas dari
glikol tersebut. Ketika glikol sampai di flash tank, glikol sudah dipanaskan di still dan
tekanan di flash tank lebih rendah dari tekanan di contactor. Karena perbahan kondisi
tekanan dan temperature ini, natural gas yang terbawa oleh glikol akan terpisahkan
dari glikol.
11
Glikol flash tank juga dapat didesain sebagai separator tiga fasa untuk membantu
memisahkan kondensat yang mungkin terbawa oleh glikol. Separator ini juga akan
meningkatkan jangka waktu pemakaian filter pada downsiream.
10. Piping
Semua peralatan pada sistem sirkulasi glikol ini dihubungkan dengan pipa yang
terbuat dari baja. Glikol adalah liquid yang mudah bocor jika melalui pipa dengan
sambungan flense. Karena itu lebih baik menggunakan pipa dengan sambungan las
pada sistem ini.
2. Korosi
Korosi biasanya disebabkan oleh degradasi produk pada glikol, bisa juga
disebabkan karena pengotor-pengotor yang bersifat korosif yang terikut oleh glikol.
Sehingga sekali lagi sangat penting untuk menjaga kemurnian glikol dalam proses
dehidrasi ini.
12
Kurangnya sirkulasi glikol disebabkan oleh rendahnya rate pompa atau level
glikol yang rendah pada surge drum, check valve pada suction atau discharge
pompa tidak berfungsi, atau strainer pada suction tersumbat
13
BAB III
PENUTUP
III.I KESIMPULAN
Dehidrasi adalah proses penghilangan kandungan air dalam gas alam. Ada 3 aplikasi
proses yang biasa digunakan, yaitu absorpsi, adsorpsi, dan direct cooling. Absorpsi yaitu
dehidrasi dengan menggunakan desikan cair, adsorpsi adalah dehidrasi menggunakan desikan
padat, dan direct cooling adalah dengan menurunkan temperature gas hingga kandungan air
sesuai dengan yang diinginkan.
Glikol adalah bahan kimia yang merupakan jenis dari alkohol. Ada 4 macam glikol
yang biasa digunakan dalam industry yaitu TEG, EG, DEG, dan TREG. Semua jenis glikol
tersebut bisa digunakan sebagai dessicant dalam proses dehidrasi gas alam atau natural gas.
Namun jenis glikol yang paling baik dan paling banyak digunakan sebagai dessicant adalah
TEG karena beberapa faktor seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Proses dehidrasi glikol adalah proses pemisahan kandungan air yang terdapat dalam
natural gas menggunakan glikol. Feed gas dikontakkan dengan glikol dalam kolom yang
disebut contactor atau absorber sehingga terjadi perpindahan massa air antara gas dengan
glikol. Treated gas akan keluar menuju proses selanjutnya melalui bagian atas contactor,
sedangkan glikol akan diregenerasi dan disirkulasikan kembali untuk melanjutkan fungsinya
sebagai dessicant.
Peralatan-peralatan yang diperlukan dalam proses glycol dehydration ini antara lain
inlet separator, glycol contactor, heat exchanger, kolom still, reboiler, surge drum, flash tank,
pompa, filter, dan strainer.
Masalah-masalah yang biasanya muncul dalam proses ini adalah adanya korosi,
terbentuknya foaming, sulit mendapatkan temperatur dewpoint, dan mengakibatkan polusi
udara sekitar.
14
DAFTAR PUSTAKA