Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keperawatan anak merupakan hal yang patut dibahas, karena


pada masa kanak-kanak banyak hal yang dapat mempengaruhi pola pikir
bahkan mempengaruhi perkembangan anak.

Selain itu trend dan isu yang berkembang dalam masyarakat


sangat beragam, mulai dari yang bersifat pembentukan moral, pelayanan
kesehatan, sampai mengenai terapi trauma.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Trend?


2. Apa yang dimaksud dengan Isu ?
3. Apa yang dimaksud dengan keperawatan ?
4. Apa yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan Anak ?
6. Apa saja trend dan isu dalam keperawatan anak pada saat ini?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Trend .


2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Isu.
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan keperawatan.
4. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan.
5. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan anak.
6. Menjelaskan apa saja trend dan isu keperawatan anak pada saat ini.

1|
1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui trend dan isu yang beredar dalam


masyarakat tentang keperawatann anak. Kemudian mahasiswa dapat
menyikapi trend dan isu tersebut. Sehingga hal tersebut dapat menunjang
mahasiswa menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan kesehatan
terhadap klien.

2|
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian trend

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai


pendekatan analisa, trend juga dapat didefinisikan salah satu gambaran
ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang
populer dikalangan masyarakat

2.2 Pengertian isu

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan


terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut
ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional,
bencana alam, ataupun tentang kritis.

Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang


namun masih belum jelas faktanya atau buktinya.

2.3 Pengertian keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional,


yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan yang
mencakup biopsikososial-spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus
kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional(1983))

2.4 Pengertian trend dan isu keperawatan

Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang


dibicarakan banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik

3|
itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut
tentang aspek legal dan etis keperawatan.

Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia


memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas
ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam
negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola
kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional
berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan
berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya
aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran,
kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik
yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga
dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah
kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit
degeneratif.

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi


peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih
tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang
profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan
khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional
dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka
terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan
menguasi perkembangan Iptek.

Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang


professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor
yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional,
diantaranya :

4|
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,
sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk
praktik keperawatan, lisensi )

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam


dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan
kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada
tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :

a. Pengembangan pendidikan keperawatan.

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam


pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi
keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan
berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional
dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata
dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.

b. Memantapkan system pelayanan perawatan professional

Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun


registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua
penerapan model praktik keperawatan professional dalam
memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk
menjamin kepuasan konsumen/klien.

c. Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan


cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap
kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat

5|
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi
yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya
jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih
baik serta meningkat.

2.5 Pengertian anak

Seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum


menikah. Anak merupakan seseorang yang dilahirkan dalam suatu
keluarga.

2.6 Trend dan isu keperawatan anak

2.6.1 Imunisasi

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi


dengan menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak
terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi
penyakit-penyakit .Yang dapat menyebabkan infeksi sebelum
mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang
tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari
infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita

v Tujuan Imunisasi

Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka


penderitaan suatupenyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari
denganimunisasi yaitu:

1. Hepatitis.
2. Campak.
3. Polio.
4. Difteri.

6|
5. Tetanus.
6. Batuk Rejan.
7. Gondongan
8. Cacar air
9. TBC

v Macam-Macam Imunisasi

1. Imunisasi Aktif.

Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena


tubuh yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya:
imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi
dua macam:

a. Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang


secara ototmatis di peroleh sembuhdari suatu penyakit.
b. Imunisasi aktif buatanadalah kekebalan tubuh yang di
dapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan
perlindungan dari sutu penyakit.

2. Imunisasi Pasif

Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang


zat kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya
Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada orang yang
mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat
pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut
menerimaberbagi jenis antibodi dari ibunya melalui darah
placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap
campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:

a. Imunisai pasif alamiahAdalah antibodi yang di dapat


seorang karena di turunkan olehibu yang merupakan
orang tua kandung langsung ketika beradadalam
kandungan.

7|
b. Imunisasi pasif buatan.Adalah kekebalan tubuh yang di
peroleh karena suntikan serumuntuk mencegah penyakit
tertentu

v jenis-Jenis Imunisasi

1. Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan


vaksin BCG yang bertujuanmemberi kekebalan
tubuh terhadap kuman mycobakterium
tuberculosisdengan cara menghambat penyebaran
kuman.
2. Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi
dengan pemberianvaksin hepatitis B ke tubuh
bertujuan memberi kekebalan dari
penyakithepatitis.
3. Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin
poli (dalam bentuk oral)atau di kenal dengan nama
oral polio vaccine (OPV) bertujuan
memberikekebalan dari penyakit
poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empatkali
dengan 4-6 minggu.
4. Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan
imunisasi dengan memberivaksin DPT (difteri
pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak
yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman
penyakit difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian
vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya
dengan interval 4-6 minggu.
5. Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi
dengan memberi vaksin campak pada anak yang
bertujuan memberi kekebalan dari penyakit
campak. Imunisasi dapat di berikan pada usia 9
bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat
diberikan dalam waktu interval 6 bulanatau lebih
setelah suntikan pertama . ( Asuhan neonatus bayi
dan balita :98-101)

8|
v Mekanisme Imunisasi Dalam Proses PencegahanPenyakit

Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan


antibodi terhadaporganisme tertentu,tanpa menyebabkan seorang
sakit

2.6.2 Atraumatic care

Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan


trauma pada anak dan keluarganya merupakan asuhan yang
terapeutik karena bertujuan sebagai terapi pada anak. Dasar
pemikiran pentingnya asuhan terpeutik ini adalah bahwa walaupun
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pediatrik telah
berkembang pesat,tindakan yang di lakukan pada anak tetap
menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas, dan takut pada
anak. Sangat di sadari bahwa sampai saat ini belum ada teknologi
yang mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak perawatan
tersebut. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari tenaga
kesehatan, khususnya perawat dalam melaksanakan tindakan
pada anak dan orang tua.

Beberapa buku penelitian menunjukkan bahwa lingkungan


rumah sakit yang dapat menimbulkan trauma bagi anak adalah
lingkungan fisik,tenaga kesehatan baik dari sikap maupun pakaian
putih,alat-alat yang di gunakan,dan lingkungan sosial antar
sesama pasein. Dengan adanya stresor tersebut di stress yang
dapat di alami anak adalah gangguan tidur,pembatasan kreatifitas,
perasaaan nyeri, dan suara bising, sedangkan di stress psikologis
mencakup kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih malu dan
rasa bersalah.

Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang


di berikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan
kesehatan anak,melalui penggunaan tindakan,yang dapat
mengurangi distrek fisik maupun distrek psikologis yang di alami

9|
anak maupun orang tuannya. Autramatic care bukan satu bentuk
intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberi perhatian pada apa,
siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana, prosedur di lakukan
pada anak dengan tujuan mencegah dan mengurangi stres fisik
dan psikologis.

Asuhan yang terapeutik tersebut dapat dilakukan melalui


tindakan pencegahan, penetapan diagnosis, pengobatan, dan
perawatan baik pada kasus akut maupun kronis dengan intervensi
mecakup pendekatan psikologis, misalnya menyiapkan anak
dengan prosedur fisik, memberikan kesempatan pada orang tua
untuk terlibat merawat anak dirumah sakit, dan menciptakan
suasana / lingkungan rumah sakit yang aman bagi anak dan orang
tua.

Satu hal yang harus jadi perhatian perawat adalah dampak


lingkungan fisik rumah sakit dan perilaku petugas itu sendiri sering
kali menimbulkan trauma pada anak. Lingkungan rumah sakit
yang asing bagi anak dan orang tua dapat menjadi stresor.
Demikian juga pakaian seragam tim kesehatan,yaitu baju seragam
putih menjadi stresor bagi anak,sedangkan orang tua dapat
menjadi stres apabila mendapat informasi yang mengejutkan
tentang kondisi penyakit anaknya.

Dapat anda bayangkan bagaimana bila seorang perawat


atau dokter anak datang pada pasien (anak dan keluarganya)
untuk melakukan asuhan keperawatan, tetapi denngan wajah
cemburut, masam, dan tidak ada sapaan ramah sedikitpun.
Mungkin sebelum di lakukan tindakan anak sudah takut dan
menangis bahkan tidak mau di dekati. Akan tetapi, bagaiman bila
seorang perawat datang dengan wajah yang manis, tersenyum,
dan sapaannya pada anak demikian menyenangkan, lemah
lembut, sambil menawarkan mainan kecil yang menarik hati.

Dengan demikian,jelas lingkungan fisik dan psikososial


rumah sakit dapat menjadi stresor bagi anak. Selain perilaku
petugasnya,ruang perawatan untuk anak tidak dapat di samakan

10 |
seperti orang dewasa. Ruangan tersebut memerlukan dekorasi
dengan nuansa anak, seperti adanya gambar dinding berupa
gambar binatang dan /bunga, tirai dan sprie, serta sarung bantal
yang berwarna dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding
yang berwarna, serta tangga yang pegangannya berwarna cerah.

2.6.3 Terapi pijat anak-anak maupun bayi

Salah satu hal paling menarik tentang Pijat adalah bahwa


hal itu tidak terbatas pada orang-orang dari usia tertentu. Orang
tanpa memandang usia dan jenis kelamin dapat menuai manfaat
Terapi Pijat. Meskipun praktek ini umumnya digunakan oleh orang
dewasa, orang tua dari Bayi yang lahir baru dan sedikit anak juga
bergabung dengan barisan. Para orangtua secara aktif mencari
bentuk terapi Alternatif dalam rangka untuk memastikan
pendidikan yang tepat dari orang yang mereka cintai.

Teknik-teknik untuk terapi pijat alternatif pada umumnya


sama untuk bayi maupun Anak-anak. Namun, perbedaannya
terletak pada penanganan yang tepat dan juga dalam besarnya
manfaat yang mereka berikan untuk anak-anak dari berbagai usia.

a. Pijat pada bayi

Pijat bayi sangat membantu dalam meningkatkan fisik


bayi, emosional, perkembangan mental dan sosial. Mereka
menciptakan ikatan yang kuat antara orangtua dan anak
sebagai bayi mendapat terkena rasa sentuhan lembut. Selain
itu, sangat efektif dalam membantu bayi prematur berat
keuntungan. Hal ini meningkatkan perkembangan motorik
pada bayi yang terpajan kokain dan memfasilitasi fungsi
pernapasan bayi mengalami asma. Bayi semacam itu
menunjukkan keuntungan positif dalam perilaku dan
penurunan hormon kecemasan dan stres.

Bayi cenderung banyak menangis karena satu-satunya


cara mereka mengekspresikan diri selama tahap awal masa

11 |
bayi. Sebuah pijatan lembut dapat menenangkan bayi yang
menangis dan juga meringankan setiap penyakit kolik,
peredaran darah dan pencernaan. Selain itu, membantu orang
tua baru menjadi nyaman dengan anak mereka sehingga
merupakan situasi win-win untuk semua orang. Pijat sesi tiga
puluh menit untuk bayi harus menjadi bagian dari rutinitas
harian setiap orangtua.

b. Pijat pada anak-anak

Pijat anak berbeda dari bayi dalam banyak cara dan


menawarkan banyak manfaat. Perhatian-deficit hyperactivity
disorder juga dikenal sebagai ADHD, adalah gangguan
kejiwaan yang cepat meningkat di kalangan anak-anak.
Perkiraan umum menempatkan 3-7% dari semua anak usia
sekolah dan remaja sebagai penderita ADHD. Studi telah
membuktikan terapi pijat sebagai alat yang efektif untuk
melawan gangguan ini. Sebuah penelitian baru
mengungkapkan bahwa remaja laki-laki yang menerima 10-15
menit terapi alternatif pijat setiap hari menunjukkan
peningkatan fokus dan terlalu kelelahan. Mereka juga dinilai
sendiri lebih bahagia dan menunjukkan tanda-tanda luar biasa
dari mood positif.

Manfaat Jangka Panjang Terapi Alternatif

Manfaat lain jangka panjang dari terapi pijat pediatrik


adalah bahwa hal itu merintangi setiap potensi masalah yang
mungkin ditemui anak selama masa dewasanya. Marybetts
Sinclair, salah satu pelopor di pijat pediatrik adalah seorang
terapis pijat dan menulis tentang pengalaman sendiri tentang
bekerja dengan orang dewasa. Dia mencatat bahwa banyak
masalah orang dewasa mengalami bisa saja efektif ditangani
dengan terapi pijat selama masa kecil mereka. Memicu poin
dari luka masa kanak-kanak dapat menyebabkan nyeri dan
kekakuan otot dalam kehidupan dewasa. Sebuah cedera lahir
yang tak kunjung sembuh pada gilirannya dapat menyebabkan

12 |
masalah struktural. Beberapa anak pergi melalui trauma
emosional yang jika tidak ditangani mengikuti mereka dalam
kehidupan dewasa mereka. Semua ini, menurut Sinclair, dapat
dicegah melalui terapi pijat alternatif.

2.6.4 Pelayanan kesehatan bagi balita

1. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS


KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang
sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk
memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya
KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas
pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu
dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar
tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian
makan pada anak.

KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi


petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang
tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk
mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan-
nya.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan,


perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak,
pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah
Sakit.

KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan


dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya
(Depkes RI, 2000).

Manfaat KMS adalah :

13 |
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan,
perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan
diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

 Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang


kesehatan anak
 Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan
pelayanan kesehatan dan gizi.

2. Pemberian Kapsul Vitamin


Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin
yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk
kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,
jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare dan infeksi lain.

Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada


beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami
kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita
yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI,
2007)

Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

 Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi


yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
 Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada
balita

Kekurangan vitamin A disebut juga dengan


xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena
serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan

14 |
sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau
konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).

Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina


Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6
bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita
diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80
% dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita
akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi
balita dari keluarga menengah kebawah.

3. Pelayanan Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan


Posyandu untuk balita mencakup :

a. Penimbangan berat badan


b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan
d. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh
kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke
Puskesmas.

4. manajemen terpadu balita sakit

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau


Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah
suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana

15 |
balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan
suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar
(Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes,
Poskesdes, dll)

Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS


tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit
yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di
Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif
(pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa
konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-
penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan
Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan
MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang
dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan
kecacatan pada bayi dan balita.

Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang


menguntungkan, yaitu:

a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam


tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas
kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan
menangani pasien asalkan sudah dilatih).
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan
terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali
pemeriksaan MTBS).
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam
perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan
kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan)

16 |
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang


dibicarakan banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik
itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut
tentang aspek legal dan etis keperawatan.

Trend dan isu keperawatan anak

1. Imunisasi
2. Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan
menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak
yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit
3. Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena
bertujuan sebagai terapi pada anak
4. Terapi pijat anak-anak maupun bayi
5. Pelayanan kesehatan bagi balita

3.2 Saran

Dalam menyikapi tren dan isu keperawatan anak yang beredar,


mahasiswa keperawatan harus mampu memberikan kemampuan terbaik
dalam pelayanan kesehatan. Sehingga masyarakat lebih nyaman dan
dapat menerima tren dan isu mengenai keperawatan anak untuk mendapat
kesehatan yang lebih baik.

17 |
DAFTAR PUSTAKA

Supartini, yupi.2004.buku ajar konsep dasar keperawatan anak.jakarta:EGC

http://assist.babylon.com/babylonassista/dnsassist/main?domain=s10.histats.co
mjs15.js

http://www.imunisasi.net/Imunisasi%20Anak

http://id.prmob.net/pijat/kortisol/pengobatan-alternatif-979714.html

18 |

Anda mungkin juga menyukai