Asma Pada Ibu Hamil
Asma Pada Ibu Hamil
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma masih merupakan masalah di dunia dengan prevalensi asma di dunia ber-
kisar 1-18% dan angka kematian sebanyak 250.000 penduduk setiap tahunnya. Di
mana serangan asma biasanya timbul pada usia kehamilan 24-36 miggu. Prevalensi
asma pada kehamilan berkisar diantara 3,7-4%. Hal ini mengarah kepada tingkat ke-
jadian asma yang banyak dijumpai pada kehamilan. Laporan riset kesehatan dasar
Indonesia mencapai 4.5 persen dari total jumlah penduduk. Provinsi Sulawesi Tengah
menduduki peringkat penderita asma terbanyak sebanyak 7.8 persen dari total
Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka kematian
akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari
total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai
penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal
tidaklah sama, bahkan pada seorang penderita asma serangannya tidak sama pada
kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya. Biasanya serangan akan timbul mulai
usai kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu, dan akan berkurang pada akhir
kehamilan.
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat bergantung dari frekuensi dan beratnya
serangan asma, karena ibu dan janin akan mengalami hipoksia. Keadaan hipoksia jika
tidak segera diatasi tentu akan memberikan pengaruh buruk pada janin, berupa abortus,
persalinan prematur, dan berat janin yang tidak sesuai dengan umur kehamilan.
Angka kesakitan dan kematian perinatal tergantung dari tingkat penanganan asma.
Gordon et al menemukan bahwa angka kematian perinatal meningkat 2 kali lipat pada
penderita dengan baik, angka kesakitan dan kematian perinatal dapat ditekan mendekati
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mendektesi dini pada kehamilan dengan penyakit asma.
2. Untuk mengetahui cara penanganan awal pada kehamilan dengan penyakit asma.
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan
yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan
sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami
gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua
B. Jenis-jenis Asma
pernafasan)
Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Bisanya serangan dimulai
hanya beberapa menit setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
1. Faktor Predisposisi.
a. Genetik.
Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit
2. Faktor Prepisitas
a. Alergen
Ex. debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi.
3. Perubahan Cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
4. Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang
timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi
5. Lingkungan Kerja
ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polusi lalu lintas. Gejala ini
aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan
serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah
selesai aktifitas.
- Kesulitan bernafas
- Batuk kering
- Keguguran
- Persalinan premature
walaupun tidak ada bukti bahwa pemakaian obat – obat anti asma akan
membahayakan asma.
Pengaruh kehamilan terhadap perjalanan klinis asma, bervariasi dan tidak dapat
disuga. Dispnea simtomatik yang terjadi selama kehamilan, yang mengenai 60%-70%
Wanita yang memulai kehamilan dengan asma yang berat, tampaknya akan mengalami
asma yang lebih berat selama masa kehamilannya dibandingkan dengan mereka yang
dengan asma yang lebih ringan. Sekitar 60% wanita hamil dengan asma akan
Eksaserbasi serangan asma tampaknya sering terjadi pada trimester III atau pada
saat persalinan, hal ini menimbulkan pendapat adanya pengaruh perubahan faktor
G. Cara Penanganan
Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk melakukan pengobatan pada
Lakukan chek up
tindakan yang seharusnya dilakukan. Jika dokter atau perawat yang merawat anda
lebih dari satu, akan lebih baik jika mereka bisa saling bekerja sama dengan baik
sehingga pengobatan anda terjamin. Ibu hamil juga diharuskan mengonsumsi obat
yang diresepkan sesuai dengan petunjuk dokter supaya terhindar dari efek samping
penggunaan obat.
Banyak orang gemar mengonsumsi makanan pedas karena cita rasanya yang
nikmat. Namun tahukah anda jika makanan pedas dapat menyebabkan rasa panas
pada perut? Bukan hanya makanan pedas namun makanan asam juga berpotensi
menimbulkan rasa panas di area perut. Heartburn pada seseorang terlebih ibu hamil,
Ibu hamil sebaiknya menghindari apa-apa saja yang dapat yang berpotensial
membuat asma mereka kambuh. Ada banyak sekali potensi penyebab asma seperti
jamur, debu serta bulu halus seperti bulu binatang yang dapat meningkatkan
kambuhnya asma.
Bagi ibu hamil yang ingin terhindar dari sama beragam jenis penyakit yang lain
sebaiknya secara rutin mengonsumsi buah apel. Buah apel merupakan salah satu
jenis buah sehat yang mengandung flavonoid dimana zat ini bagus bagi kesehatan
paru-paru anda. Menjaga pola hidup sehat selama masa kehamilan, akan membantu
ibu hamil dalam meminimalisasi resiko bayi terlahir prematur. Selain itu, ibu juga
H. Pengobatan
kehamilan, resiko pada kesehatan janin jauh lebih rendah dibandingkan ibu hamil yang
menolak pengobatan. Hingga kini masih belum ditemukan bukti jika mengonsumsi
obat asma dapat menimbulkan komplikasi di saat persalinan. Seperti halnya obat
inhaler,obat ini telah banyak digunakan oleh ibu hamil dan belum ada gejala komplikasi
atas penggunaannya. Meski demikian, ada beberapa obat yang bisa menimbulkan gejala
pada bayi namun sangat jarang digunakan dan hanya digunakan bagi mereka yang
menderita asma parah. Bagi ibu hamil sebaiknya bertanya pada dokter yang menangani
Ibu yang mengidap asma biasanya jarang kambuh di kala persalinan, jika pun
terjadi, steroid alami dalam tubuh anda akan menjadi tinggi sehingga mampu
melindungi anda dari serangan asma. Gejala asma biasanya dapat dikontrol
menggunakan obat asma yang biasa dan tidak mempengaruhi persalinan. Namun bagi
ibu hamil yang menderita asma sedang hingga berat akan meningkatkan resiko ibu
persalinan melalui caesar. Bagi ibu hamil yang menderita asma berat sebaiknya segera
konsultasikan pada dokter sehingga asma anda bisa terkontrol dengan baik.
Hingga saat ini obat asma yang paling banyak serta dipercaya untuk meredakan
gejala asma yang ada adalah penggunaan inhaler steroid. Penggunaan ingaler dapat
digunakan untuk membuka saluran udara sehingga pernapasan akan menjadi lebih lega.
Cara ini juga bisa dilakukan menggunakan obat steroid atau bisa pula
4. Berikan terbutalin secara subcutan dengan dosis 0,5mg/15 menit dalam 3 dosis
secara intravena 2mg/Kg berat badan tiap 4 jam atau setelah loading dose 2mg/
Kg berat badan dilanjutkan dengan infus 0,5mg/Kg berat badan per jam. Jika ada
spesialis paru atau penyakit dalam dan dokter spesialis obstetric dan ginekologi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas terutama sel
mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa sesak napas, dada
terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil. Pengaruh asma terhadap
terutama jika berat bisa secara bermakna mempengaruhi hasil akhir kehamilan,
prematur, janin dengan berat badan lahir rendah, dan hipoksia neonates.
B. Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis penyakit yang
asma,dan bidan dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya asma dalam kehamilan
dan persalinan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga Jilid I . Jakarta :
Media Aesculapius.
Sarwono Prawiroharjo
Saifudin, Abdul Bari . 2002 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal