Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) AIR LAUT

TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN Gracilaria sp.

Devi Melyani, Yudi N. Ihsan, Indah Riyantini, Herman Hamdani.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,


Universitas Padjadjaran, Dekanat – FPIK Unpad, Jatinangor Km 21 40600,
Jawa Barat, Indonesia

PENDAHULUAN pertumbuhan rumput laut antara lain adalah suhu,


Sejak dimulainya revolusi industri, salinitas, cahaya, gerakan air dan pH perairan.
lautan telah menyerap sekitar 30% Derajat keasaman (pH) adalah salah satu faktor
karbondioksida (CO2) yang dilepaskan ke lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian
atmosfer (Feely et al. 2004). Menurut Comwall et karena berhubungan dengan metabolisme sel
al. (2013), penyerapan CO2 ini telah (Gunawan, 2012). Suhu optimum untuk
menyebabkan perubahan yang signifikan pada pertumbuhan Gracilaria sp berkisar pada 20-
siklus karbon di laut dan diprediksi menyebabkan 28oC, salinitas yang baik untuk pertumbuhan
penurunan pH 0,3 – 0,5 sampai akhir abad ini. berkisar antara 15 – 30 0/00, dan besaran pH yang
Proses ini menyebabkan terjadinya fenomena baik untuk pertumbuhan Gracilaria sp antara 6-9
pengasaman laut (Ocean acidification). (Anggadiredja, et al 2006) .
Perubahan pH dapat mempunyai akibat Berdasarkan hal tersebut maka penelitian
buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis
langsung maupun tidak langsung (Odum, 1993 pengaruh derajat keasaman (pH) air laut terhadap
dalam Awaluddin 2014). Salah satu organisme laju pertumbuhan Gracilaria sp., dan
laut yang akan terpengaruh terhadap adanya menentukan derajat keasaman (pH) air laut yang
perubahan nilai pH air laut atau fenomena terbaik untuk pertumbuhan Gracilaria sp..
pengasaman laut adalah Makroalga.
Ries et al. (2009), menyebutkan bahwa BAHAN DAN METODE
Ocean acidification merupakan penyebab Penelitian dilaksanakan pada bulan
terjadinya perubahan dalam skala besar pada Agustus - September 2016 di Laboratorium Pusat
ekosistem laut, terutama pada organisme Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan
calcifying atau yang mengalami proses (PPSDAL) UNPAD, Bandung. Penelitian ini
pengapuran pada siklus hidupnya. Sedangkan menggunakan metode ekperimental dengan
untuk golongan makroalga tidak berkapur menggunakan model Rancangan Acak Lengkap
tentunya pengasaman laut atau penurunan nilai (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan dan
pH juga akan berpengaruh terhadap dengan tiga kali pengulangan. Variasi perlakuan
pertumbuhannya. pH yang digunakan adalah pH 5, 5.5, 6, dan 8)
Salah satu jenis makroalga yang Sampel Gracilaria sp. yang digunakan
merupakan komoditas yang sering dimanfaatkan pada penelitian ini diperoleh dari hasil seleksi di
di Indonesia adalah Gracilaria sp. Hal ini Desa Cemara Kabupaten Indramayu. Bibit yang
membuat banyaknya kegiatan budidaya digunakan merupakan thallus muda yang
Glacilaria sp baik yang dilakukan di tambak bercabang banyak dan sebaiknya dipilih yang
maupun di laut. Menurut Samsuari (2006), berwarna coklat kehitaman dan tidak kusam
faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi (Anggadiredja, et al 2006). Sampel Gracilaria
sp. yang telah diambil disimpan pada box 𝑡 𝑤𝑡
sterofoam. Selain itu juga dilakukan pengambilan 𝑔 = (√ − 1) 𝑥 100 %
𝑤𝑜
air pada lokasi yang sama.
Gracilaria sp. pada masing-masing
perlakuan diamati laju pertumbuhannya dengan Keterangan :
menimbang berat Gracilaria sp. yang dilakukan g = Presentase laju pertumbuhan (%)
setiap tiga hari sekali selama 30 hari Wt = Berat rata-rata pada waktu ke-t (gram)
pemeliharaan dengan menggunakan timbangan Wo = Berat rata-rata awal (gram)
digital. Sampel Gracilaria sp. yang akan t = Waktu (hari)
digunakan sebagai sampel penelitian terlebih Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dahulu diaklimatisasi selama ± 24 jam. Masing- dengan Analisis Varians (ANOVA) pada taraf
masing akuarium diisi air sebanyak 6 L. Untuk signifikasi δ = 5%. Uji Duncan digunakan untuk
menurunkan pH air laut digunakan larutan melihat perlakuan mana yang paling berpengaruh
H2SO4. Gracilaria sp dimasukkan kedalam tiap terhadap pertumbuhan Gracilaria sp..
akuarium, setelah terlebih dahulu ditimbang
bobot awalnya sebesar 30 gram HASIL DAN PEMBAHASAN
Penimbangan berat Gracilaria sp. Parameter Kualitas Air
dilakukan dengan cara menaruh sampel terlebih pH
dahulu pada kertas tissue selama ± 10 menit agar Derajat keasaman (pH) pada penelitian
air yang terdapat pada Gracilaria sp. dapat ini merupakan faktor yang membedakan antar
diserap dan tidak mempengaruhi besar berat perlakuan pada akuarium. Untuk merubah nilai
sampel.Selain mengamati laju pertumbuhan pH pada setiap akuarium dilakukan dengan cara
Gracilaria sp., dilakukan pengukuran pada menambahkan H2SO4 sampai pada nilai pH yang
kualitas air dan pengamatan secara visual. diinginkan. Konsentrasi pH pada perlakuan A
Parameter yang diamati berupa suhu, DO, 4,98 - 5,19, perlakuan B berkisar 5,43 - 5,63,
Salinitas dan pH. perlakuan C dengan kisaran pH 5,86 - 6,19, dan
Untuk menjaga kualitas air pada media perlakuan D yang merupakan kontrol memliki
penelitian, dilakukan penggantian air setiap kisaran pH 8,49 - 9,41. Nilai pH pada perlakuan
minggu dan untuk membersihkan akuarium A dan B menunjukkan kondisi asam dan pH pada
dilakukan penyiponann menggunakan saringan. perlakuan C dan D masih dalam batas optimal
dengan cara menyipon. Penyiponan dilakukan bagi pertumbuhan Gracilaria sp.. Anggadiredja
dengan menggunakan saringan. et al (2006), menjelaskan bahwa Gracilaria sp.
dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 6-9.
ANALISIS DATA
Pertumbuhan berat mutlak .
W = Wt – Wo
Keterangan :
W = Pertumbuhan bobot mutlak (g)
Wt = Berat rata-rata pada waktu ke-t (gram)
Wo = Berat rata-rata awal (gram)

Laju Pertumbuhan Harian (Anggadiredja 2006).


Gambar 1. pH Pada Media Air
Suhu
Suhu air selama 30 hari penelitian secara
insitu menunjukkan hasil berkisar 27,5o – 28,5o
C. Suhu terendah terjadi pada pengamatan hari
pertama pada perlakuan C dengan rata-rata suhu
sebesar 27,5±0,21oC. Sedangkan untuk rata-rata
suhu tertinggi selama penelitian sebesar
28,5±0,12oC dan 28,5±0,35oC terjadi pada
pengamatan hari ke-10 pada perlakuan A dan C.
Gambar 3. Salinitas Pada Media Air
Selama penilitian kondisi suhu pada setiap
perlakuan masih ideal untuk pertumbuhan pada
DO
Gracilaria sp. hal ini sesuai dengan pendapat
Sumber oksigen terlarut pada Gracilaria
Anggadiredja et al (2006), yang menyebutkan
sp. Berasal dari difusi udara dan fotosintesi,
bahwa kisaran suhu perairan yang baik untuk
penambahan oksigen didalam media air
pertumbuhan Gracilaria sp berkisar 20 - 280C.
dilakukan dengan bantuan aerasi yang
menyebabkan nilai oksigen terlarut pada setiap
perlakuan tidak mengalami perbedaan yang
signifikan. Nilai kandungan oksigen terlarut
(DO) pada media air dalam akuarium uji selama
penelitian berkisar antara 5,2 – 8,5 mg/L. Nilai
DO spada setiap perlakuan selama penelitian
masih dalam batas toleransi untuk kelangsungan
hidup dan pertumbuhan Gracilaria sp. Hal ini
Gambar 2. Suhu Pada Media Air sesuai dengan baku mutu yang disarankan
berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Salinitas Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004 yaitu >
Salinitas selama penelitian berlangsung 5.
berkisar antara 32 - 37 0/00. Besar nilai salinitas
pada setiap perlakuan selama penelitian tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan,
penurunan dan kenaikan salinitas hanya berkisar
1 -2 0/00 . Selama penelitian kondisi kadar garam
pada akuarium uji mengalami peningkatan dan
penurunan, namun fluktuasi yang terjadi masih
aman terhadap kelangsungan hidup Gracilaria
sp. Menurut Hendrajat (2010), Gracilaria sp.
dapat tumbuh pada kisaran kadar garam yang Gambar 4. DO Pada Media Air
tinggi dan tahan pada kadar garam 50 0/00.
Pertumbuhan Mutlak Gracilaria sp.
Dari hasil perubahan berat mutlak
Gracilaria sp pada pengamatan hari ke 16
menunjukkan bahwa pada perlakuan A dan B
terjadi penurunan dari berat awal sampel
Gracilaria sp., selain itu sampel pada perlakuan
A mengalami kematian ditandai dengan Laju Pertumbuhan Harian
pemutihan pada seluruh permukaan thallus Perhitungan laju pertumbuhan harian
dengan rata-rata berat akhir sebesar 22,22±0,02 berfungsi untuk menghitung presentase
gram. Sama seperti perlakuan A, berat akhir pertumbuhan berat Gracilaria sp per hari. Laju
sampel pada perlakuan B mengalami penurunan pertumbuhan harian Gracilaria sp terbaik
sebesar 27,07±0,57 gram . Sedangkan untuk diperoleh oleh perlakuan pada akuarium D
perlakuan C dan D yang mengalami peningkatan (0,46±0,09) % , dan untuk hasil lainnya
sebesar 31,47±0,44 gram dan 34,71±0,46 gram. menunjukkan nilai negatif karena mengalami
Pada pengamatan hari ke 19, kondisi penurunan bobot, nilai terendah diperoleh oleh
Gracilaria sp. pada perlakuan B mengalami perlakuan pada akuarium A (-1,88±0,23) % .
kematian yang ditandai seperti pada perlakuan A Dari semua hasil yang didapatkan nilai laju
dengan terjadinya pemutihan pada seluruh pertumbuhan Gracilaria sp menunjukkan hasil
permukaan thallus. Rata-rata berat akhir yang buruk, karena menurut Anggadiredja, et al
Gracilaria sp. pada perlakuan B sebesar (2006), pertumbuhan tanaman dikatakan baik bila
22,02±1,47 gram. . pada perlakuan C mulai laju pertumbuhan hariannya tidak kurang dari
mengalami penurunan berat, rata-rata berat 3%. Hal ini sesuai dengan hasil analisis ragam
Gracilaria sp sebesar 28,63±0,75 gram. Hanya pada taraf 5% yang memberikan hasil bahwa
Gracilaria sp. pada perlakuan D yang mengalami perlakuan pH media dalam keadaan asam
peningkatan berat dari hari pertama pengamatan menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
sampai pada pengamatan hari ke 19. Rata-rata (Fhit > Ftab) terhadap laju pertumbuhan
berat Gracilaria sp. pada perlakuan B sebesar Garcilaria sp..
34,87±0,52.
Dari hasil pengamatan hari ke 31 pada Tabel 1. Rata-Rata Laju Pertumbuhan
pertumbuhan Gracilaria sp., menunjukkan Harian Gracilaria sp.
bahwa berat pada perlakuan C terus mengalami Perlakuan Deajat Rata-Rata Laju
penurunan berat. Rata-rata berat akhir Gracilaria Keasaman Pertumbuhan
sp. sebesar 22,82±1,89 gram. Jika pengamatan (pH) Harian (%) ± SD
terus dilakukan melebihi 31 hari, kemungkinan A 5 -1,88±0,23
B 5,5 -1,63±0,34
berat pada Gracilaria sp. pada perlakuan C akan
C 6 -0,89±0,26
terus mengalami penurunan. Sampai pada hari
D Kontrol 0,46±0,09
terakhir pengamatan hanya perlakuan D yang
mengalami peningkatan berat dari berat awal Dilanjutkan dengan uji duncan pada taraf
sampel. Rata-rata berat Gracilaria sp. pada 5 % menunjukkan bahwa perlakuan A dan B
perlakuan D sebesar 34,90±0,88 gram. tidak berbeda nyata. Hal ini menjelaskan bahwa
diatara 4 perlakuan pH yang diberikan terhadap
Gracilaria sp., perlakuan A dan B yang paling
memberikan pengaruh bagi laju pertumbuhan
Gracilaria sp.. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa pada perlakuan A dengan kisaran pH 5
yang paling berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan Gracilaria sp. karena kondisi
Gracilaria sp. hanya dapat bertahan sampai pada
pengamatan hari ke 16, sedangkan pada
Gambar 5. Pertumbuhan Mutlak Gracilaria sp.
perlakuan B Gracilaria sp. mampu bertahan didukung oleh kualitas air yang berada pada
sampai pada pengamatan hari ke 19. kisaran toleransi.
Nilai pH yang tidak sesuai untuk
kelangsungan hidup Gracilaria sp akan
menyebabkan Gracilaria sp mengalami penyakit DAFTAR PUSTAKA
ice-ice hal ini dibuktikan oleh hasil pengamatan Anggadireja, J.T, A. Zatnika, H. Purwoto, dan S.
akuarium A, B, dan C yang mengalami Istini. 2006. Rumput Laut:
Pembudidayaan, Pengolahan dan
penurunan berat akibat keadaan thallus yang
Pemasaran Komoditas Perikanan
rapuh dan terjadinya pemutihan thallus. Faktor Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta, 147
utama penyabab penyaki ice-ice pada makroalga hlm..
adalah perubahan kondisi lingkungan yang Arisandi dan Akhmad Farid. 2014. Dampak
menyebabkan rumput laut menjadi stress selain FAktor Ekologis Terhadap Sebaran
itu penyakit ice-ice dapat ditimbulkan oleh Penyakit Ice-Ice. Jurnal Kelautan
serangan hama (Arisandi & Akhmad 2014). Volume.7 (1).
Awaluddin, K. 2014. Pengaruh Derajat
Makroalga yang mengalami stress akan
Keasaman (pH) Air Laut Terhadap
memudahkan infeksi patogen. Pada keadaan Konsentrasi Kalsium dan Laju
stress, makroalga akan membebaskan substansi Pertumbuhan Halimeda sp. Torani Jurnal
organik yang menyebabkan thallus berlendir dan Ilmu Kelautan dan Perikanan. Vol.24 (1):
merangsang bakteri tumbuh melimpah 28-34.
(Ayumayasari & Made 2015). Ayumayasari, I Made Sena Darmasetiyawana.
2015. Identifikasi Bakteri pada Rumput
Laut Euchema spinosum yang terserang
penyakit Ice-ice di Perairan Pantai Kutuh
Suprabadevi. Journal of Marine and
Aquatic Sciences 2 (2016) 11–15.
Cornwall C.E, Hepburn C.D, McGraw C.M,
Currie K.I, Pilditch C.A, Hunter K.A,
Boyd P.W & Hurd C.L. 2013. Diurnal
Fluctuations in Seawater pH Influence the
Response of a Calcifying Macroalga to
Ocean Acidification. Proc R Soc B 280:
20132201.
Kementrian Lingkungan Hidup (2004).
Keputusan Kementrian Lingkungan Hidup
Gambar 6 (a-d). Perubahan Gracilaria sp. Pada No. 51. Jakarta. 10 hlm.
Setiap Perlakuan Ries JB, Cohen AL, McCorkle DC. 2009. Marine
Calcifiers Exhibit Mixed Responses to
KESIMPULAN CO2-Induced Ocean Acidification.
Konsentrasi pH dengan suasana asam Geology 37:1131–1134.
berpengaruh secara signifikan terhadap laju Samsuari. 2006. Kajian Ekologis dan Biologi
pertumbuhan Gracilaria sp. berdasarkan hasil untuk Pengembangan Budidaya
Makroalga (Euchemma cottoni) di
analisis ragam pada taraf 5%. Semakin rendah
Kecamatan Kupang Barat Kabupaten
nilai pH akan mengakibatkan terganggunya Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur.
pertumbuhan dan mengakibatkan penyakit pada
Gracilaria sp.. Kisaran pH yang optimun untuk
pertumbuhan Gracilaria sp. adalah >6 dengan

Anda mungkin juga menyukai