Should → menandakan rekomendasi atau yang disarankan tapi tidak diperlukan untuk
menyesuaikan spesifikasi.
RP ini dimaksudkan untuk melengkapi API 510 (Pressure Vessel Inspection), API
570 (Piping Inspection), dan API 563 (Tank Inspection). API kode dan standar inspeksi ini
memberikan kebebasan pada owner-user untuk merencanakan strategi inspeksi dan
meningkatkan atau menurunkan frekuensi kode inspeksi yang ditunjuk dan aktifitas
berdasarkan pada hasil dari RBI assessment. Assessment harus dievaluasi secara
sistematik baik Probability of Failure (POF) dan Consequence of Failure (COF) yang
berkaitan. POF assessment harus di evalusi dengan mempertimbangkan damage
mechanism yang masuk akal. Mengacu pada kode yang sesuai untuk RBI assessment yang
diperlukan. RP ini dimaksudkan untuk pedoman bagi user dalam melakukan RBI
assessment secara tepat.
Recommended Practice ini meliputi minimum persyaratan program untuk membuat
interval inspeksi berdasarkan pada analisa Risk-based Inspsction dan Rule-based (contoh,
½ masa hidup), dan memberikan pedoman tambahan dalam menggunakan risk analysis
untuk mengembangkan inspection plan yang efektif. Penggunaan metodologi risk-based
untuk inspection planning tidak diwajibkan, patuh pada requirement dan batasan dari kode
inspeksi lainnya (API 510, API 570, dan API 653) dan RP ini. Inspection planning adalah
proses sistematik yang dimulai dengan identifikasi fasilitas atau equipment dan berujung
pada inspection plan.
Output dari RBI assessment yang dilakukan berdasarkan RP ini adalah inspection
plan dari setiap bagian atau kelompok dari item yang di assessement, yang meliputi:
a) Risk driver teridentifikasi,
b) Metode inspeksi yang harus digunakan,
c) Jangkauan inspeksi (persen total area yang harus di uji atau lokasi spesifik),
d) Interval inspeksi atau tanggal inspeksi selanjutnya (timing),
e) Aktifitas mitigasi risk lainnya,
f) Residual level risk setelah inspeksi dan tindakan mitigasi lainnya yang sudah
diimplementasikan.
RBI plan dihasilkan berdasarkan pada pedoman yang dikombinasikan disini dengan
seperangkat integrity operation windows (IOWs) untuk setiap unit proses dan program
manajemen perubahan yang ketat harus menyediakan basis sound management dari
integritas fixed equipment di industri refining dan proses petrokimia.
RBI bersinonim dengan risk-prioritized inspection, risk-informed inspection, dan
inspection planning dengan menggunakan metode berdasarkan risk.
Pedoman RBI mancakup pengenalan terhadap konsep dan prinsip RBI untuk
manajemen resiko, dan bagian tersendiri yang menggambarkan tahap dalam melakukan
prinsip ini dalam kerangka proses RBI yang meliputi:
a) Pemahaman alasan desain,
b) Perencanaan RBI assessment,
c) Pengumpulan data dan informasi,
d) Mengidentifikasi damage mechanism dan failure mode,
e) Menilai probability of failure (POF),
f) Menilai consequence of failure (COF),
g) Penentuan, penilaian dan manajemen resiko,
h) Manajemen resiko dengan aktifitas inspeksi dan pengendalian proses,
i) Aktifitas mitigasi resiko lainnya,
j) Reassessment dan updating,
k) Tugas, tanggung jawab, training dan kualifikasi,
l) Dokumentasi dan pencatatan.
Outcome yang diharapkan dari penerapan proses RBI harus berkaitan pada risk
dengan inspeksi yang sesuai, pengendalian proses, atau aktifitas mitigasi resiko lainnya
untuk mengatur resiko. Proses RBI mampu menghasilkan:
a) Peringkat berdasarkan relative risk dari semua equipment yang di evaluasi,
b) Detail deskripsi dari inspection plan untuk dilakukan pada setiap equipment,
mencakup:
Metode inspeksi yang harus digunakan (contoh: visual, ultrasonic,
radiography, wet flourescent magnetic particle),
Jangkauan pelaksanaan metoda inspeksi (contoh: persen total area yang
di inspeksi atau lokasi spesifik),
Waktu pelaksanaan inspeksi/pengujian (interval inspeksi/due date),
Pencapaian risk management melalui implementasi inspection plan.
c) Deskripsi dari aktifitas mitigasi risk lainnya, seperti repair, replacement, atau
upgrade perangkat safety, desain ulang equipment atau maintenance, IOWs, dan
pengendalian kondisi operasi,
d) Risk level yang diperkirakan setelah inspection plan dan aktifitas mitigasi resiko
lainnya yang telah dilakukan,
e) Identifikasi risk driver.