Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH COS PHI METER

Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam penggunaan energi listrik untuk level
industri adalah masalah faktor daya atau cos φ yang lebih rendah daripada yang diterapkan
oleh penyedia listrik. Dalam kasus ini khususnya di Indonesia, pihak industri diwajibkan
membayar daya reaktif yang digunakan kepada penyedia layanan listrik, atau dalam istilah
PLN-nya lebih dikenal dengan istilah denda KVAR. Penjelasan tentang kenapa hal ini
dikenakan denda, gimana cara mengukurnya dan bagaimana cara mengembalikan nilai faktor
daya ini ke nilai idealnya, akan coba penulis bahas pada artikel di bawah ini.

Perlu diperhatikan disini bahwa pada artikel ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik
dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan menggunakan beban
linier. Beban linier yang dimaksud disini adalah beban yang tidak merubah bentuk arus
sumber, atau dengan kata lain menghasilkan bentuk arus yang sama dengan bentuk tegangan
sumber.

I. Dasar Teori

Dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitu daya aktif atau real power (P),
daya reaktif atau reactive power (Q), dan daya nyata atau apparent power (S). Daya aktif
adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, dapat dikonversi ke pekerjaan yang
bermanfaat (pekerjaan yang sebenarnya); bisa berubah menjadi energi gerak pada motor; bisa
menjadi panas pada heater; ataupun dapat diubah kebentuk energi nyata lainnya. Perlu
diingat bahwa daya ini memiliki satuan watt (W) atau kilowatt (kW).

Sedangkan daya reaktif adalah daya yang digunakan untuk membangkitkan medan/daya
magnetik. Daya ini memiliki satuan volt-ampere-reaktif (VAR) atau kilovar (kVAR). Daya
reaktif sering juga dijelaskan dengan daya yang timbul akibat penggunaan beban yang
bersifat induktif atau kapasitif. Contoh beban yang bersifat induktif (menyerap daya reaktif)
adalah transformer, lampu TL, dan belitan. Pada konsumen level industri, beban induktif
yang paling banyak digunakan adalah motor listrik atau pompa listrik. Sedangkan contoh
beban kapasitif (mengeluarkan daya reaktif) adalah kapasitor. Pembahasan tentang
hubungannya dengan faktor daya atau cos φ akan dibahas berikutnya.

Daya nyata merupakan jumlah daya total yang terdiri dari daya reaktif (P) dan daya reaktif
(Q) yang dirumuskan :

Hubungan ketiga daya itu dapat juga digambarkan dalam bentuk segitiga daya seperti pada
Gambar 1 berikut :
Gambar 1. Segitiga Daya

Perbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal dengan istilah faktor
daya atau power factor (PF). Apabila dilihat pada segitiga daya diatas, perbandingan daya
aktif (P) dan daya nyata (S) merupakan nilai cos φ. Oleh karena hal ini, istilah faktor daya
(PF) juga sering dikenal dengan sebutan nilai cos φ.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beban yang sering digunakan pada konsumen level
industri kebanyakan bersifat induktif. Peningkatan beban yang bersifat induktif ini pada
sistem tenaga listrik dapat menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya.
Penurunan faktor daya (PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain:

1. Memperbesar kebutuhan kVA


2. Penurunan Efisiensi penyaluran daya
3. Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan
4. Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop tegangan

Untuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia layanan listrik,
PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau konsumennya agar ikut
berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya. Dengan cara seperti ini, para
konsumen level industri akan berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak
sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan listrik. Denda atau biaya kelebihan penggunaan
daya reaktif ini dikenakan apabila jumlah pemakaian faktor daya atau cos φ rata-rata tercatat
lebih rendah daripada 0.85. Perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus sbb :

[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk

dimana :

B = pemakaian k VARH

A1= pemakaian kWH WPB

A2 = pemakaian kWH LWBP

Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH

II. Perbaikan Faktor Daya atau Cos φ dan Perhitungan Kompensasi Daya Reaktif

Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang kompensasi
kapasitif menggunakan kapasitor. Pada konsumen level industri istilah ini lebih dikenal
dengan sebutan pemasangan power factor correction (PFC). Seperti yang dijelaskan
sebelumnya kapasitor adalah komponen listrik yang menghasilkan daya reaktif pada jaringan
dimana dia tersambung. Pemasangan PFC disini sama artinya dengan pemasangan PF
controller dan capacitor bank (kumpulan dari kapasitor-kapasitor yang dipasang secara
paralel).
II.1 PF controller

Fungsi PF controller adalah untuk mengatur switching step-step capacitor bank sesuai
dengan nilai kompensasi daya reaktifnya (Qc) yang diperlukan untuk mencapai target faktor
daya (PF) idealnya atau yang telah ditentukan. PF controller bekerja berdasarkan sensing
parameter yang disebut C/k faktor yang diperoleh dari input tegangan dan arus. Ada 2 cara
untuk mensetting faktor C/k, yaitu secara automatic dan manual. Cara automatic mensetting
C/k dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan mode automatic pada perhitungan C/k pada
PF controller. Cara setting ini akan tergantung pada 4 parameter, yaitu :

 • Nilai tegangan kerja kapasitor Un


 • Skala arus (rasio CT yang dipakai)
 • Konfigurasi jaringan, 3 phasa atau 1 phasa
 • Rating kapasitor step pertama

PF controller secara otomatis akan mengeset nilai C/k apabila ada perubahan pada 4
parameter diatas. Untuk cara manual dapat dilakukan dengan mengacu pada perhitungan
berikut :

dimana,

Q = reactive 3-phase power of one step (kVAR)

U = system voltage (V)

k = CT ratio

II.2 Capasitor Bank

Capacitor bank adalah kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan kompensasi
reactive power (Qc). Kebutuhan kompensasi reactive power (Qc) yang dibutuhkan untuk
mencapai power factor (p.f) dapat dihitung berdasarkan formula :

dimana :

Qc = kompensasi reactive power yang dibutuhkan (kVAR)

P = active power (kW)

cos φ1 = power factor (p.f) lama


cos φ2 = power factor (p.f) baru atau target

Perhitungan ini juga dapat digambarkan pula dalam segitiga daya pada Gambar 2.

Gambar 2. Segitiga Daya Kompensasi KVAR

II.2.1 Proses Kerja Kapasitor

Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian
beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor.
Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian
elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya
dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang
berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada
saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif
ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-)
akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.

II.2.2 Pemasangan Kapasitor

Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki PF penempatannya ada
dua cara :

1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:

a. Sisi primer atau sekunder transformator

b. Pada bus pusat pengontrol

2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan

a. Feeder kecil

b. Pada rangkaian cabang

c. Langsung pada beban


II.2.3 Perawatan Capasitor Bank

Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki PF supaya tahan lama tentunya harus dirawat
secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang
tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa
kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih
mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus
dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus
dilakukan meliputi :

 Pemeriksaan kebocoran
 Pemeriksaan kabel dan penyangga
 Pemeriksaan isolator

III. Daftar Pustaka :

1. Saiful Adib, Evaluasi Kelayakan Capacitor Bank


2. Arwindra Rizqiawan, Memahami Faktor Daya
(http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/)
3. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG
TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DlSEDlAKAN OLEH PERUSAHAAN
PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK NEGARA
4. Diskusi Milis Elektro ITB 2004 (elektroitb_2004@yahoogroups.com)

Anda mungkin juga menyukai