Rumah Adat Jambi
Rumah Adat Jambi
Rumah Adat Jambi – Provinsi Jambi adalah sebuah provinsi yang letaknya berada di Pulau
Sumatera. Suku yang mendiami provinsi Jambi adalah suku Batin. Suku ini merupakan suku
yang sedang mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Salah satunya adalah rumah adat Jambi.
Rumah kajang leko yang tidak lain adalah rumah adat Jambi ini berasal dari 60 tumbi atau
keluarga yang pindah ke Koto Rayo. Arsitektur rumah kajang leko ini sangatlah unik.
Sehingga tidak heran jika rumah ini masih tetap dipertahankan hingga kini.
1. Konstruksi Rumah
Rumah ini di konsep oleh arsitektur Marga batin. Bentuknya persegi panjang dengan ukuran
12 x 9 meter. Bangunan ini berdiri dengan ditopang 30 tiang berukuran besar, dimana 24
merupakan tiang utama dan 6 lagi merupakan tiang pelamban.
Untuk naik ke rumah panggung ini, kalian harus menaiki tangga. Rumah adat Jambi ini
memiliki dua tangga. Di sebelah kanan sebagai tangga utama dan sebelah kiri merupakan
tangga penteh.
Konstruksi bagian atap dari rumah adat ini sangat unik. Bagaimana tidak, atapnya diberi
nama “gajah mabuk” sesuai dengan nama pembuat desain. Bubungan atapnya seperti perahu
dengan ujung atas melengkung dan terbuat dari anyaman ijuk. Lengkungan ini disebut potong
jerambah atau lipat kajang. Dinding rumah kajang leko sangatlah elok, karena terbuat dari
kayu dengan hiasan ukiran yang cantik.
Di bagian langit-langit, terdapat material yang disebut tebar layar. Tebar layar ini merupakan
plafon yang memisahkan antara ruangan loteng dengan ruangan di bawahnya. Ruang loteng
ini sering digunakan sebagai ruang penyimpanan. Untuk menuju ke ruangan ini,
menggunakan tangga patetah.
2. Jumlah Ruangan
Ruangan didalam sebuah rumah adat memiliki fungsinya masing-masing. Setiap ruangan
memiliki makna yang khusus terutama dalam rumah adat Jambi ini. Secara umum, rumah
adat Jambi ini terdiri dari 8 ruang, yaitu :
3. Ornamen
Ornamen dan hiasan pada rumah adat kajang leko ini sangat cantik. Oranamen yang
digunakan memiliki beberapa motif ragam hias yang berbentuk ukiran. Ciri khas motif yang
digunakan adalah motif flora dan fauna.
Motif flora yang digunakan antara lain motif bungo tanjung, tampuk manggis dan bungo
jeruk. Motif bungo tanjung ini biasanya diukirkan di bagian depan masinding sedangkan
motif bungo jeruk di luar rasuk atau belandar dan di atas pintu.
Diukir dengan motif flora karena untuk menunjukkan bahwa di jambi terdapat banyak
tumbuh – tumbuhan. Selain itu juga sebagai lambang bahwa pentingnya peran hutan terhadap
masyarakat Jambi. Yang menarik adalah, motif flora ini dibuat berwarna sehingga
memberikan kesan cantik di dalamnya.
Berbeda dengan motif flora, motif fauna merupakan motif binatang. Motif yang digunakan
adalah motif ikan yang merupakan lambang bahwa masyarakat Jambi adalah nelayan.
Untuk motif ini dibuat tidak berwarna. Motif fauna biasa diukir di bagian bendul gaho serta
balik melintang. Hiasan yang berbentuk ikan ini sudah distilir ke dalam bentuk daun-daunan
yang dilengkapi bentuk sisik ikan.
4. Susunan Rumah Satu Dengan Rumah Lainnya
Rumah-rumah kejang lako di Jambi ini khususnya di Rantau Panjang dibangun dalam satu
kompleks yang berderet memanjang. Rumah-rumah ini juga dibangun saling berhadap-
hadapan. Jarak antar rumah sekitar 2 meter. Dan di bagian belakang tiap rumah terdapat
sebuah bangunan khusus untuk menyimpan padi. Bangunan ini sering disebut dengan bilik
atau lumbung.
Masyarakat yang masih menggunakan rumah adat Jambi ini biasanya masyarakat yang
berada di desa. Tepatnya di daerah Jambi Seberang yaitu jalan menuju jembatan Gentala
Arasy.
Nah itu dia keunikan yang terdapat pada rumah adat Jambi. Tertarik untuk melihat langsung
kebudayaan Jambi? Segera agendakan liburan kalian tahun ini. Semoga bisa menambah
pengetahuan kita.