Anda di halaman 1dari 63

RSIA PUTRI SURABAYA | TIPE C

MANAJEMEN
Presentation PEMELIHARAAN &
Title PERAWATAN
Lorem ipsum dolor sit amet,
SARANA DAN PRASARANA
consectetur adipiscing elit.
RUMAH SAKIT TIPE C
LJ D4 | 2018

Sara Chrisandy (10111510000052)


Erwin Haidy Prasojo (10111815000067)
Ahmad Afandy Setyawan (10111815000069)
Meylana Arum Kandilasari (10111815000070)
Gati Ajeng Wilis Siswono (10111815000071)
Locwaza Pideksa (10111815000073)
Nabilla Yogananda (10111815000074)
DASAR HUKUM
Manajemen Rumah Sakit
• UU no. 44 tahun 2009
• Kepmenkes no. 129 th 2008 ttg standar pelayanan
minimal rumah sakit.
• Pedoman Tekniks Sarana Dan Prasarana Rumah
Sakit Kelas C Departemen Kesehatan RI Sekretariat
Jenderal , Pusat Sarana Dan Peralatan Kesehatan
Tahun 2007
• Keputusan Menteri Kesehatan No.
1204/MENKES/SK/X/2004

3
RUMAH SAKIT
adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

Rumah sakit kelas C. Rumah sakit yang mempunyai


fasilitas dan kemampuan pelayanan medis 4
(empat) spesialistik dasar dan 4 (empat) spesialistik
penunjang

4
• Visi :
• Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak terkemuka di
Surabaya melalui pemberian pelayanan
paripurna di bidang Obstetri dan Ginekologi dan
anak
• Misi :
VISI DAN MISI • Memberikan Pelayanan yang bermutu tinggi,
Menciptakan kondisi kerja yang inovatif,
Transparan dalamperbaikan yang berkelanjutan,
Menjadi intensitas usaha yang mampu
meningkatkan profitabilitas
FUNGSI RUMAH SAKIT
• Menyelenggarakan Pelayanan Medik.
• Pelayanan penunjang Medik dan non medik.
• Pelayanan dan Asuhan Keperawatan.
• Pelayanan Rujukan.
• Pendidikan dan Pelatihan.
• Penelitian dan pengembangan.
• Administrasi Umum dan keuangan.

6
RUANG LINGKUP MANAJEMEN PELAYANAN RS
Meliputi;
 Pelayanan kesehatan (klinik)
 Pelayanan manajerial (administrasi)

7
Pelayanan
kesehatan
Meliputi;
-Pelayanan medik;
Unit rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,
rehabilitasi medik
-Pelayanan penunjang medik;
Unit laboratorium, farmasi, radiologi, imaging
-Pelayanan penunjang non medik;
Unit gizi, laundry, sarana dan prasarana

8
PELAYANAN MANAJERIAL
Meliputi;
• Manajemen kebutuhan pasien
Penyediaan pelayanan yang baik
bagi pasien
• Manajemen sumber daya RS
SDM, dana, fasilitas, dll
• Perencanaan pengembangan RS
9
9
Kerangka Konsep Manajemen Pelayanan RS

INPUT PROSES OUTPUT

SUMBER DAYA PROSES


MANAJEMEN
Man KEPUASAN
Money Planning PASIEN
Material Organizing
Machine Actuating
Method Controlling

10
STRUKTUR ORGANISASI RSIA PUTRI SURABAYA

11
STAFFING RSIA IBU DAN ANAK PUTRI SURABAYA

12
SUMBER DAYA
METODE KERJA
MANUSIA
(SDM)

PLANNING

PERALATAN
13
Permenkes No. 56 Tahun 2014

Peralatan Alat Rumah Sakit


DI PELAYANAN
GAWAT DARURAT
DI PELAYANAN
DI PELAYANAN
DI PELAYANAN ANESTESIOLOGI DAN
RADIOLOGI
PENYAKIT DALAM TERAPI INTENSIF

DI PELAYANAN DI PELAYANAN DI PELAYANAN


BEDAH MIKROBIOLOGI REHABILITASI
MEDIK
DI PELAYANAN
DI PELAYANAN PATOLOGI
KESEHATAN ANAK
ANOTOMI
DI
DI PELAYANAN PEMULASARAN
DI PELAYANAN PATOLOGI
OBSTETRI DAN JENAZAH
KLINIK
GINEKOLOGI
DI INSTALASI GIZI

14
METODE KERJA
Saluran Tangki Septik
Dilakukan secara periodik tiap bulan
(menguras endapan)
1. Penggelotoran air Minimal 1 tahun maksimal 4 tahun
2. Penyemprotan air dengan Jika limbah cair banyak mengandung lemak maka
tekanan tinggi dilengkapi alat penangkap lemak
3. Pengambilan endapan
Bak Pengumpul/Pengangkat
Lubang Pemeriksa
(Bak Kontrol) Bila terjadinya pengendapan dalam bak pengumpul
dan pompa (6 bulan)
Sama seperti pemeliharaan saluran,
hanya saja frekuensinya lebih sering (2
Instalasi Pengolahan
minggu)
Biologis dengan Anaerobic
Kloset Filter

Dilakukan pembersihan setiap hari Membersihkan sampah, tanaman, lumput (tiap minggu)
Bak Penampung Lumpur

Membersihkan kotoran, lumut yang menempel pada


dinding ( 3 bulan)

Bak Pengering Lumpur

1. Membersihkan sampah, lumut dan tumbuhan lain


2. Penambahan pasir secara berkala sesuai ketebalan
Pembersihan dilakukan tiap 3 bulan

Bak Kaporisasi

1. Pembersihan secara periodik endapan sisa kaporit


2. Saluran Pembubuh dibersihkan
Dilakukan tiap hari
DIRECTING
PENGARAHAN

• DILAKUKAN APEL SETIAP PAGI UNTUK MEMBERI


INFORMASI MENGENAI TUGAS
• APEL DILAKSANAKAN KEPADA PARA TENAGA MEDIS DAN
NON MEDIS
• APEL DIPIMPIN OLEH KEPALA UNIT BAGIAN/ MANAJER

• OUTPUT APEL : BERITA ACARA

17
KOORDINASI
• Coordinating- Mengkoordinasi pemasukan bagian
farmasi dengan pihak kimia farma dan untuk sertifikasi
obat dapat koordinasi dengan kemenkes- Koordinasi
pembangunan dan perencanaan fasilitas jenis ruang
pada rumah sakit dengan pihak Dinas Kesehatan
setempat, PUPR, berdasarkan Permenkes 24 tahun
2016, UU
• - Koordinasi peralatan medis di rumah sakit dengan
kemenkes untuk sertifikasi standart alat medis
• - koordinasi dengan pihak Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) mengenai asuransi kepada masyarakat
• - koordinasi mengenai SDM tentang dokter, perawat,
dan staff ahli di rumah sakit dengan Kemenkes untuk
sertifikasi perseorangan
• - koordinasi mengenai akreditasi rumah sakit dengan
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
• - koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat serta
Kemenkes mengenai standarisasi konsumsi bagi pasien
18
RUANG OPERASI
Ruang operasi

Instalisasi air Pembuangan Sistem


Sistem
bersih dan air Kotoran dan Pengkondisian
Ventilasi
kotor sampah Udara

Sistem Sistem
Alat Operasi
Pencahayaan Kebisingan
Air bersih yang akan digunakan
untuk cuci tangan di scrub up
(scrub station), harus difilter,
dengan menggunakan 3 jenis filter :
Instalasi Air
bersih (b) medium
(c) micro filter
(fine) filter
filter yang
yang
menyaring air
(a) prefilter; menyaring air
bersih sampai
bersih sampai
dengan 5
dengan 2
micron; dan
micron.
Air kotor dan/atau air limbah yang berasal
dari buangan kamar bedah dan dibuang
melalui slope sink atau service sink, diproses
terlebih dahulu sebelum dialirkan ke
instalasi pengolahan air limbah.

Air kotor

Air kotor berasal dari toilet, dapat langsung


di salurkan ke instalasi pengolahan air
limbah.
Pembuangan • Kotoran kamar bedah ditempatkan dalam
Kotoran dan bentuk wadah kontainer, ditutup rapat, dan di
bakar di tempat pembakaran (incinerator)
sampah
Sistem Ventilasi

• Disarankan pertukaran udara di ruang bedah dua puluh 5 kali per jam
• Filter penyaring udara praktis hanya menghilangkan partikel-partikel
• debu.
• Sistem pengaliran udara searah dibuat dalam satu kotak dalam kamar operasi. Udara
disaring dengan menggunakan high efficiency particulate filter (HEPA Filter).
• Sistem ventilasi dalam ruang operasi harus terpisah dari sistem ventilasi lain di rumah sakit.
• tekanan udara harus dijaga positif yang
berhubungan dengan ruang
disebelahnya dengan memasok udara
lebih dari 15%;
• Sistem ini mengontrol kelembaban
Sistem yang dapat menyebabkan terjadinya
ledakan. Kelembaban relatip yang
Pengkondisian harus dipertahankan adalah 45%
sampai dengan 60%, dengan tekanan
Udara udara positif pada ruang operasi.
• Temperatur ruangan dipertahankan
sekitar 20 C
Sistem Kebisingan

Indeks kebisingan maksimum pada ruang


operasi adalah 45 dBA dengan waktu
pemaparan 8 jam.
Harus mempertimbangkan material pemisah
ruangan agar dapat mempertahankan
keheningan dalam ruang operasi
• Dokter anestesi harus mendapat cukup pencahayaan,
sekurang-kurangnya 200 footcandle ( = 2.000 Lux), untuk
melihat wajah pasiennya dengan jelas.
• Membangkitkan cahaya yang intensif dengan rentang
dari 10.000 Lux hingga 20.000 Lux yang disinarkan ke
luka pemotongan tanpa permukaan pemotongan
menjadi silau.

Sistem • Lampu operasi/bedah harus menghasilkan panas yang


serendah rendahnya untuk menghindari luka pada
Pencahayaan jaringan yang terekspos, untuk membuat ketenangan
kerja tim
• Lampu pada kamar operasi harus diperiksa secara
berkala setiap bulan atau tergantung intensitas
pemakaian
• Lampu operasi/bedah menghasilkan kurang dari 25.000
microwatt per cm energi penyinaran (radiant energy).
Alat Medis

• Melakukan pengecekan dan kalibrasi secara


berkala 6 bulan sekali atau disesuaikan
dengan intensitas pemakaian.
• Melakukan pembersihan pada perangkat
operasi setelah pemakaian
• Melakukan sterilisasi pada alat medis
sebelum dan sesudah pembersihan dari
bekas pemakaian
INSTALASI
GAWAT DARURAT
• DINDING PLESTERAN DIFINIS
• LANTAI KERAMIK
• LANGIT-LANGIT
PEMELIHARAAN
ARSITEKTUR
• Plesteran difinis adalah plesteran diaci dan dicat
• 1) Pemeliharaan
• Pembersihan cat tahan air
• Bidang yang kotor karena debu dibersihkan dengan bulu ayam dan
mesin penghisap.
• Bidang yang terdapat bercak-bercak dibersihkan dengan air

DINDING campuran deterjen dan dilap.


• Pembersihan cat biasa
PLESTERAN • Kotoran dan debu dibersihkan dengan lap atau mesin penghisap.
• Pembersihan bercak-bercak dilakukan segera.
DIFINIS • Pembersihan kotoran dan debu dilakukan sebulan sekali
• 2)Perbaikan kecil
• Bagian permukaan yang rusak, diperbaiki dan dicat kembali
• Bagian yang lembab, dikelupas dan diplester kembali.
1) Pembersihan
Terutama untuk menjaga kebersihan dari
Untuk pembersihan kotoran yang
debu dan kotoran pada permukaan
menempel, seperti noda/bercak tanah liat,
keramik digunakan sapu, sikat, mesin,
diseka dengan kain basah dan disikat.
penghisap dan kemudian dipel.
Pembersihan dilakukan segera mungkin.
Pembersihan dilakukan setiap hari.

LANTAI
KERAMIK
2) Perbaikan kecil
Yang termasuk dalam lingkup perbaikan adalah : pembongkaran keramik yang
rusak/pecah dan pemasangan yang baru, pelapisan nat dengan bahan kedap air.
LANGIT LANGIT

• Pemeliharaan
• Pembersihan dengan sapu ijuk atau lap. Pembersihan dilakukan sebulan sekali
• Pengecatan dilakukan 3 tahun sekali, untuk tripleks, kisi-kisi kayu diplitur
• 2) Perbaikan
• Penggantian asbes, triplek, kisi-kisi kayu, hard board rusak, dengan yang baru dilakukan
segera.
PEMELIHARAAN UTILITAS

Sistem
Sistem Sistem Sistem
proteksi
kelistrikan ventilasi pencahayaan
kebakaran

Sistem
Sistem sanitasi pengkondisian Kebisingan Getaran
udara
• Bangunan Ruang Gawat Darurat, harus dilindungi
terhadap bahaya kebakaran dengan sistem proteksi pasif
dan proteksi aktif.
• Penerapan sistem proteksi pasif didasarkan pada
fungsi/klasifikasi risiko kebakaran, geometri ruang, bahan
Sistem proteksi bangunan terpasang, dan/ atau jumlah dan kondisi
penghuni dalam bangunan Ruang Gawat Darurat.
kebakaran • Penerapan sistem proteksi aktif didasarkan pada fungsi,
klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan, dan/atau
jumlah dan kondisi penghuni dalam bangunan Ruang
Gawat Darurat.
Sistem kelistrikan

• Ruang elektrikal pada bangunan Ruang Gawat Darurat termasuk Kelompok 1 untuk
ruang triase, observasi dan tindakan, sedangkan pada ruang resusitasi termasuk
dalam Kelompok 2 dengan luminer dan perlengkapan listrik medik penunjang hidup
yang memerlukan suplai daya dalam 0,5 detik atau kurang.
Sistem Ventilasi

• Untuk memenuhi persyaratan sistem ventilasi, bangunan Ruang Gawat Darurat harus mempunyai ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanik/ buatan sesuai dengan fungsinya dan tingkat kontaminasi oleh lingkungan sekitar bangunan
Ruang Gawat Darurat.
• Ventilasi mekanik/buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak dapat memenuhi syarat. Misalkan tingkat
kontaminasi oleh lingkungan sekitar bangunan Ruang Gawat Darurat tinggi, jarak antar bangunan tidak memungkinkan
udara bersih untuk masuk.
• Bila memakai sistem ventilasi mekanik/buatan maka Ruangnya harus dilakukan pembersihan/penggantian filter secara
berkala untuk mengurangi kandungan debu dan bakteri/kuman.
Sistem Pencahayaan
• Bangunan Ruang Gawat Darurat harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau
pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya.
• Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan dan fungsi
masing-masing ruang di dalam bangunan Ruang Gawat Darurat
• Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang dipasang di langit-langit.
• Pencahayaan ruangan dapat menggunakan lampu fluorescent, penggunaan
lampu-lampu recessed disarankan karena tidak mengumpulkan debu.
• Sistem air bersih:
• Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem distribusi air rumah sakit.
• Perencanaan sistem distribusi air bersih dalam bangunan Ruang Gawat
Darurat harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan.
• b) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah:
• Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah dialirkan ke Ruang

Sistem pengolahan Air Limbah (IPAL).


• (2) Persyaratan Pengolahan dan Pembuangan Limbah Rumah Sakit dalam
bentuk padat, cair dan gas, baik limbah medis maupun non-medis dapat
sanitasi dilihat pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
• c) Sistem pembuangan limbah padat medis dan non medis.
• Sistem pembuangan limbah padat medis dan non medis harus terpisah
pewadahannya dan tertutup sesuai jenis limbahnya mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Kelembaban relatif yang dianjurkan pada ruang
tindakan adalah 30 – 60%. dan temperatur
rancangan 21.1-23.9 0C.

Meskipun sudah dilengkapi dengan kontrol


Sistem kelembaban dan temperatur, unit pengkondisian
udara bisa menjadi sumber mikro-organisme yang
Pengkondisian datang melalui filter-filternya. Filter-filter ini harus
Udara dibersihkan dan/atau diganti secara berkala.
Saluran udara (ducting) harus dibersihkan secara
teratur.
Sistem Kebisingan

• Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan pada


bangunan Ruang Gawat Darurat, pengelola bangunan Ruang Gawat Darurat
harus mempertimbangkan jenis kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau
sumber bising lainnya baik yang berada pada bangunan Ruang Gawat
Darurat maupun di luar bangunan Ruang Gawat Darurat.
RUANG
RAWAT INAP
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit

42
RUANG RAWAT INAP
Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan
dan pelayanan keperawatan dan pengobatan
secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.
25-35 % luas m2 per tempat tidur
• Bangunan rawat inap harus terletak
pada lokasi yang tenang, aman dan
nyaman, tetapi tetap memiliki
kemudahan aksesibiltas atau pencapaian
dari sarana penunjang rawat inap.
• terletak jauh dari tempat-tempat
pembuangan kotoran, dan bising dari
mesin/generator.
LANGIT-LANGIT
LANTAI Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak
rontok dan tidak menghasilkan
1. Lantai harus kuat dan rata, tidak debu/kotoran.
berongga.
2. Bahan penutup lantai dapat terdiri dari
bahan tidak berpori, seperti vinyl yang
rata atau keramik dengan nat yang
rapat sehingga debu dari kotoran-
PINTU
kotoran tidak mengumpul, mudah
dibersihkan, tidak mudah terbakar. 1. Pintu masuk ke ruang rawat inap, terdiri
3. Pertemuan dinding dengan lantai dari pintu ganda, masing-masing dengan
disarankan melengkung (hospital plint), lebar 90 cm dan 40 cm.
agar memudahkan pembersihan dan Pada sisi pintu dengan lebar 90 cm,
tidak menjadi tempat sarang debu dan dilengkapi dengan kaca jendela pengintai
kotoran. (observation glass).
VENTILASI
VAKUM perawatan isolasi infeksius, minimal 6
ilengkapi 1 (satu) outlet (enam) kali pertukaran udara per jam
oksigen tiap tempat tidur
pasien, sedangkan pada ruang
tindakan dilengkapi minimal 1
TOILET
(satu) outlet oksigen, 1 (satu) • Ketinggian tempat duduk kloset
outlet vakum dan 1 (satu) harus sesuai dengan ketinggian
outlet udara tekan medik pada pengguna ( 36 ~ 38 cm)
bed-head tempat tidur
tindakan
SISTEM PANGGIL PERAWAT
(NURSE CALL)
”Pedoman Teknis Instalasi Gas Medik mempunyai mikrofon. speaker dan handset. Handset dilengkapi
dan Vakum Medik di RS” yang disusun kabel dengan panjang 910 mm (3 ft). Handset harus mampu
oleh Direktorat Bina Pelayanan menghubungkan dua arah komunikasi antara perawat dan pos
Penunjang Medik dan Sarana pemanggil yang dipilih.
Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI, Tahun 2011.

45
MANAJEMEN
PEMELIHARAAN
RUANG ICU
• Merupakan instalasi untuk perawatan pasien
yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi
berat yang memerlukan secara intensif
pemantauan ketat dan tindakan segera. Instalasi
ICU (Intensive Care Unit (ICU) merupakan unit
• pelayanan khusus di rumah sakit yang
ICU menyediakan pelayanan yang
• komprehensif dan berkesinambungan selama 24
jam.
5.4.3 Persyaratan Khusus
1. Letak bangunan instalasi ICU harus berdekatan 8. Perlu disiapkan titik grounding untuk peralatan elektrostatik.
dengan instalasi gawat darurat, laboratorium, instalasi 9. Tersedia aliran Gas Medis (O2, udara bertekanan dan
radiologi dan instalasi bedah sentral. suction).
2. Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan 10. Pintu kedap asap & tidak mudah terbakar, terdapat
tahan terhadap getaran. penyedot asap bila
terjadi kebakaran.
3. Gedung harus terletak pada daerah yang tenang.
11. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp
4. Temperatur ruangan harus terjaga tetap dingin. apabila letak
5. Aliran listrik tidak boleh terputus. instalasi ICU tidak pada lantai dasar.
12. Ruang ICU/ICCU sebaiknya kedap api (tidak mudah terbakar
6. Harus tersedia pengatur kelembaban udara. baik dari dalam/dari luar).
7. Disarankan sirkulasi udara yang dikondisikan
seluruhnya udara segar ( fresh air).
Standar Perawatan ruangan ICU
• Ruang ICU dibersihkan setiap hari oleh Petugas pembersih (Cleaning
service) disapu dan di pel menggunakan cairan yang anti bakteri/karbol
• Pekerjaan pembersihan dilakukan oleh petugas khusus pembersihan ruang
ICU yang mengerti protocol dan pencegahan infeksi dan bahaya peralatan
medis.
• Terdapat alat pemadam kebararan
PENGKODISIAN UDARA

a. Suhu sejuk dan nyaman lingkungan dikondisikan pada 22-260C dengan tekanan seimbang
b. Kelembaban udara pada ruang pemeriksaan ialah antara 45-60%

PEMELIHARAAN

a. Dilakukan service berkala terhadap alat penghawaan ruangan sekurang-kurangnya 3 bulan


sekali oleh teknisi.
b. Suhu dimonitor setiap hari sesuai dengan kondisi pasien yang dirawat
RUANG
RADIOLOGI
Pencahayaan dan kelembaban
: 40 – 60 %

Suhu ruangan : 22 ~ 26 OC
Pengkondisian
Udara
Suhu untuk alat sesuai dengan
kebutuhan alat tersebut
Dilengkapi dengan alat
pemadam kebakaran dan
Kelengkapan alarm sesuai kebutuhan
ruang
radiologi
Dilengkapi sistem pengaturan
udara
Ventilasi

• Pintu ruangan pesawat sinar – X dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu
sehingga tingkat radiasi tidak melampaui nilai batas
• Ventilasi setinggi 2 meter dari lantai sebelah luar agar orang di luar tidak terpapar radiasi
• Diatas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu peringatan tanda bahaya radiasi
• Dinding terbuat dari batu bata tanpa Pb
• Plesteran difinis adalah plesteran diaci dan dicat
1) Pemeliharaan
• Pembersihan cat tahan air
• Bidang yang kotor karena debu dibersihkan dengan bulu ayam dan
mesin penghisap.
• Bidang yang terdapat bercak-bercak dibersihkan dengan air
campuran deterjen dan dilap.
• Pembersihan cat biasa
Ruang USG • Kotoran dan debu dibersihkan dengan lap atau mesin penghisap.
• Pembersihan bercak-bercak dilakukan segera.
• Pembersihan kotoran dan debu dilakukan sebulan sekali
2)Perbaikan kecil
• Bagian permukaan yang rusak, diperbaiki dan dicat kembali
• Bagian yang lembab, dikelupas dan diplester kembali.
Alat Medis

• Melakukan pengecekan dan kalibrasi secara


berkala 6 bulan sekali atau disesuaikan
dengan intensitas pemakaian.
• Melakukan pembersihan pada perangkat
operasi setelah pemakaian
• Melakukan sterilisasi pada alat medis
sebelum dan sesudah pembersihan dari
bekas pemakaian
KANTIN
57
MANAJEMEN PERAWATAN KANTIN

• Standar Perawatan
• Kantin wajib dibersihkan setiap hari setelah digunakan SUMBER DAYA MANUSIA
minimal 2 kali dalam sehari
• Petugas Cleaning service
• Petugas pembersih (Cleaning service) melaksanakan
pembersihan kantin sesuai area kerja, dengan • Pengawas Cleaning service
menggunakan perlatan kebersihan
• Pekerjaan pembersihan diawasi oleh pengawas Cleaning
service yang menetapkan pekerjaan dan jadwal kerja
para petugas kebersihan
• Petugas Kebersihan membersihkan peralatan yang telah
dipakai dan menyimpannya di tempat penyimpanan alat
• Terdapat alat pemadam kebararan

58
5
9

AMBULANCE
AMBULANS
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AMBULANS
Sumber Daya Manusia
• Kondisi ambulans diperiksa dan fungsi – fugsi mesin • Petugas Ambulans
ambulan termasuk rem, pendingin udara, dan lampu –
lampu
• Pemeriksaan kelengkapan ambulan seperti :
• Tabung gas O2 , scoop stretcher
Pemeliharaan Rutin ambulan meliputi
• Oli mesin
• Air radiator
• Minyak rem dan power stering
• Tali kipas/ fan belt
• Fungsi lampu – lampu
• Ban
Pemeliharaan bulanan meliputi
• Service Rutin (Bengkel) per 6 bulan atau mengikuti jadwal
pergantian oli mesin
• Pengecekan tekanan ban

60
CONTROLLING

• JADWAL
• ADMINISTRASI

61
MONITORING FORM ANAEROBIK SISTEM

Bahan Waktu Penanggung Banyak


No. Komponen/ Unit Kegiatan Alat Keterangan
Pemeliharaa H M B 3B 6B T Jawab Pekerja
Pipa Penyemprot
1 Instalasi Air Limbah Penggelontoran Air - - x - - - Pablo 2
Air
Lubang pemeriksaan / bak Pengambilan endapan dan
2 Cangkul - - x - - - - Trisno 2
kontrol sampah
3 Kloset Pembersihan Sikat Air Deterjen x - - - - - Somad 2

4 Tanki Septik Pengambilan Lumpur Cangkul, sekop - - - - - - x Uniqua 3

5 Bak Pengumpul Pembersihan dinding Pompa Semprot Air - x - - - - Wawan 2

Pembersihan dan perataan


6 Bak Pengering Lumpur Sikat dan cangkul - - - - - x - Gati 3
lumpur
7 Pompa pengangkat lumpur Pembersihan sampah Sikat - - x - - - - Deksa 2

8 Bak Kaporit Pembersihan endapan Sikat - x - - - - - Imey 2

9 Filter Anaerobik Pembersihan Lumut Sikat Air - x - - - - Bibil 1

62
• MELAKUKAN PEMBUKUAN PADA SETIAP
PENGGUNAAN ANGGARAN
• MELAKUKAN PENDATAAN PADA SETIAP TERJADI
ADMINISTRASI PERAWATAN ATAU PEMELIHARAAN
• MELAKUKAN PENGECEKAN ULANG PADA
SISTEM REKAM MEDIS

Anda mungkin juga menyukai