Anda di halaman 1dari 190

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu keniscayaan dan
prioritas utama bagi peningkatan sumber daya manusia dalam
membangun peradabannya. Berbagai upaya dan inovasi dilakukan untuk
mencapai sasaran pendidikan, seperti mengadakan penyempurnaan
terhadap kurikulum, pengadaan bahan ajar dan buku referensi lainnya,
peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan melalui berbagai
pelatihan dan peningkatan kualifikasi akademik, peningkatan manajemen
pendidikan, serta pengadaan fasilitas penunjang lainnya. Namun hingga
saat ini, kurikulum pendidikan di Indonesia belum menemukan pola yang
tepat bagi peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor penunjang kegiatan dan upaya
peningkatan mutu pendidikan yang tidak merata, seperti profesionalisme
guru, sarana prasarana, hingga manajemen pengelolaan pendidikan yang
bersifat otonom.
Terjadinya dikotomi keilmuan yang cukup tajam antara disiplin
ilmu-ilmu pengetahuan umum dan keilmuan agama (Islam) telah
berimplikasi pada model pendidikan di Indonesia yang memisahkan
antara keduanya. Ilmu-ilmu pengetahuan umum yang mencakup ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, bahasa, dan
lainnya lebih dominan dipelajari di sekolah dasar. Sedangkan, ilmu-ilmu
agama lebih dominan dipelajari di lembaga pendidikan agama
(madrasah). Bahkan dikotomi ini terjadi dari lembaga pendidikan dasar
hingga lembaga pendidikan tinggi. Jarak yang cukup jauh ini kemudian
menjadikan kedua bidang keilmuan ini mengalami proses pertumbuhan
yang tidak sehat serta membawa dampak negatif bagi pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan
keagamaan di Indonesia.1

1
Amin Abdullah, Islamic Studies Di Perguruan Tinggi, Pendekatan Integratif-
Interkonektif), (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 94.

1
2

Paradigma baru keilmuan saat ini telah menuju integrasi keilmuan


yang mencakup semua bentuk ilmu pengetahuan dan sains.2 Pemikiran
tentang Integrasi atau Islamisasi ilmu pengetahuan dewasa ini yang
dilakukan oleh kalangan intelektual muslim, tidak lepas dari kesadaran
beragama. Secara totalitas di tengah ramainya dunia global yang sarat
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam mencoba
membangun sebuah konsep bahwa umat Islam akan maju dan menyamai
orang-orang barat apabila mampu mentransformasikan dan menyerap
secara aktual ilmu pengetahuan dalam memahami wahyu, atau mampu
memahami wahyu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.3
Secara normatif konseptual dalam Islam tidak terdapat
dikotomi ilmu, baik di dalam Al-Qur’an maupun Hadis tidak memilah
antara ilmu yang wajib dipelajari dan yang tidak. Pemisahan terhadap
salah satu disiplin ilmu saja bukanlah sikap yang bijaksana, karena pada
hakikatnya semua ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan, Tuhanlah
pemilik tunggal ilmu pengetahuan (Maha ‘Alim).4 Oleh karena itu, studi
tentang nilai-nilai Islam dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya harus dikaji
secara kaffah tanpa membedakan antara ilmu pengetahuan yang satu
dengan disiplin ilmu yang lain terutama terhadap disiplin ilmu-ilmu
keagamaan.
Ilmu pengtahuan sosial (IPS) merupakan salah satu nama mata
pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.5
Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu program pendidikan dan
bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik
dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social
science), maupun ilmu pendidikan. 6 Dengan kata lain, IPS adalah suatu
bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi,
seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan

2
Azyumardi Azra, dkk., Strategi Pendidikan Upaya Memahami Wahyu dan Ilmu,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 11.
3
Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), hlm.124.
4
Rahman Assegaf, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
hlm. 203.
5
Sapriya, Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm. 7.
6
Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 89.
3

keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi dan ilmu-


ilmu sosial lainnya.
IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain
sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu
(integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-diciplinary.7
Karakteristik ini terlihat dari perkembangan IPS sebagai mata pelajaran di
SD/MI yang cakupan materinya semakin meluas. Dinamika cakupan
semacam itu dapat dipahami mengingat semakin kompleks dan rumitnya
permasalahan sosial yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari
berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan
alam, teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan sistem kepercayaan.
IPS sebagai sebuah program pendidikan yang terintegrasi dari
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial dapat dijadikan sebagai landasan yang
kuat bagi pembentukan intelektual, emosional, kultural dan sosial peserta
didik, yaitu menumbuhkembangkan cara berpikir, bersikap, dan
berperilaku yang baik serta bertanggung jawab8, baik terhadap diri,
keluarga, masyarakat maupun sebagai warga negara dan dunia. IPS juga
dapat menjadi sarana mengembangkan potensi peserta didik agar tanggap
terhadap berbagai permasalahan sosial di masyarakat, memiliki sikap
postitif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi
setiap masalah sehari-hari, baik yang menimpa dirinya, keluarga, maupun
masyarakat. Namun dalam kenyataan sehari-hari mata pelajaran IPS
sering dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak memiliki sasaran dan
propil yang jelas terhadap jaminan kerja di masa depan. IPS juga
dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak memerlukan kemampuan
yang tinggi untuk mempelajarinya, sehingga peserta didik sering
mengabaikannya.
Melihat beberapa penomena tersebut, kiranya perlu peninjauan
ulang terhadap format pendidikan nondikotomik melalui upaya
pengembangan struktur keilmuan yang integratif agar dapat dicapai
sebuah konsep keutuhan ilmu, terutama terhadap mata pelajaran IPS dan

7
Ibid, hlm. 101.
8
Enok Maryani dan Helius Syamsudin, Pengembangan Program Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial, (UPI Bandung: Jurnal Penelitian
Vol.9, 2009), hlm. 1
4

ilmu-ilmu agama yang dalam realisasinya mengandung nilai-nilai yang


saling berhubungan. Dengan demikian, untuk merealisasikan hal tersebut,
maka diperlukan sumber belajar maupun bahan ajar yang mampu
membantu guru untuk mengintegrasikan ilmu-ilmu Islam dan ilmu-ilmu
sosial. Baik berupa bahan ajar atau sumber belajar berupa buku, LKS,
media, maupun perangkat pembelajaran lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian yang dilakukan di MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang Lombok Timur, proses
pembelajaran secara keseluruhan masih menggunakan kurikulum KTSP,
dan pada tahun pelajaran 2016/2017 telah dilakukan ujicoba proses
pembelajaran tematik yang dimulai dari kelas 1 saja.9 Adanya wacana
penerapan kurikulum 2013 dengan proses pembelajaran tematik integratif
dari kelas 1 hingga kelas 6 masih menghadapi banyak kendala terkait
dengan kesiapan para pendidik maupun kesiapan satuan pendidikan.
Pada dasarnya penerapan pembelajaran tematik khususnya di
SD/MI adalah untuk mempermudah peserta didik dalam memahami
berbagai pengetahuan tanpa terbebani oleh banyaknya mata pelajaran
yang harus dipelajari. Dalam tataran yang masih sederhana pembelajaran
tematik terbukti memberi banyak kemudahan bagi peserta didik pada
tingkat PAUD, Taman Kanak-Kanak, dan peserta didik kelas 1 hingga
kelas 2 SD/MI. Namun, dalam tataran kelas yang lebih tinggi dan materi
yang lebih kompleks, tidak semua mata pelajaran dapat diintegrasikan
dengan baik, kecuali pada mata materi atau mata pelajaran tertentu yang
bersumber dari rumpun ilmu pengetahuan yang sama seperti pada mata
pelajaran agama.
Pengintegrasian beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang
memadukan beberapa mata pelajaran seperti PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Penjaskes dalam satu tema telah
dapat diwujudkan dalam bentuk buku tema untuk guru dan untuk peserta
didik. Demikian pula halnya dengan rumpun pembelajaran agama Islam
dan budi pekerti juga mengacu pada pembelajaran tematik integratif
dengan memadukan beberapa mata pelajaran seperti Al-Qur’an Hadis,

9
Jasmaini, S.Pd.I, wawancara Senin tanggal 23 Mei 2016.
5

Fiqih, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam. Akan tetapi dalam
penerapannya, masih banyak kendala yang dihadapi guru.
Berdasarkan hasil survey awal di MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang tentang kebijakan pemerintah untuk menerapkan
pembelajaran tematik integratif secara keseluruhan dari kelas 1 hingga
kelas 6 memunculkan banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi
guru, di antaranya:
1. Kurangnya penguasaan konsep tentang pembelajaran tematik
membuat pola mengajar guru tidak berubah.
2. Sebagian besar guru adalah guru mata pelajaran yang hanya
menguasai disiplin keilmuan berdasarkan kualifikasi pendidikan
yang dimiliki.
3. Pengintegrasian beberapa mata pelajaran dalam satu tema
menyulitkan guru dalam mengembangkan aktivitas peserta
didik sesuai dengan karakteristik masing-masing mata
pelajaran.
4. Adanya kecendrungan penghapusan tujuan pembelajaran terkait
mata pelajaran yang lain, karena dianggap tidak sesuai dengan
kompetensi inti yang dikembangkan, seperti menyesuaikan
tujuan pembelajaran matematika terhadap pembelajaran PKn.
5. Belum ada buku panduan resmi dari pemerintah terkait dengan
penerapan kurikulum 2013, baik buku panduan bagi guru
maupun buku panduan bagi peserta didik.10

Berbagai kendala tersebut harus dicarikan solusinya, sehingga


program pemerintah untuk menerapkan pembelajaran integratif bukan
hanya sekedar wacana semata. Oleh karena itu, dalam mengembangkan
pembelajaran tematik integratif, kita tidak hanya menggabungkan, akan
tetapi kita harus mencari hubungan (koneksi) antar mata pelajaran. Hal
ini sesuai dengan konsep yang dibangun Amin Abdullah yaitu konsep
integrasi-interkoneksi.
Menurut Imam Suprayogo, secara umum disiplin keilmuan dibagi
ke dalam dua bagian, yaitu rumpun ilmu agama, dan rumpun ilmu umum
yang dilahirkan berdasarkan eksperimen penalaran logis yang meliputi
ilmu alam, ilmu sosial, dan ilmu humaniora.11 Gambaran tentang ilmu
agama (ayat-ayat qawliyah) dan ilmu umum (ayat-ayat Qawniyah)

10
Kegiatan observasi Senin tanggal 23 Mei 2016
11
Azyumardi Azra, dkk., Strategi Pendidikan..., hlm. 58.
6

dengan berbagai cabang serta sumbernya dapat dijadikan sebagai salah


satu alternatif untuk membangun keilmuan yang bersifat integratif dalam
arti tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang dihadapi guru di MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang, kiranya diperlukan suatu bahan
ajar integratif yang praktis yang mengacu pada satu tujuan pembelajaran
tertentu, sehingga tiap mata pelajaran tidak kehilangan identitasnya. Di
antara buku tema yang telah ada, peneliti belum menemukan adanya
bahan ajar yang mengintegrasikan antara mata pelajaran umum dengan
mata pelajaran agama, termasuk bahan ajar yang mengintegrasikan antar
ilmu pengetahuan sosial dengan ilmu-ilmu agama. Padahal Islam sangat
menghendaki tata nilai dan moral masyarakat lebih terartur dan harmonis
menghargai keadilan.12
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai mata pelajaran yang
mengamanahkan nilai-nilai dalam masyarakat yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, harus dapat memberi penjelasan, bahwa
suatu masyarakat yang melanggar aturan agama dan hak asasi manusia
akan mendapatkan kehancuran. Oleh karena itu, untuk membentuk
peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia, penerapan nilai-nilai
spiritual keagamaan secara optimal harus dilakukan secara intensif dan
terintegrasi dalam berbagai proses pembelajaran, baik dalam
pengembangan materi mata pelajaran sains, sosial, bahasa, maupun
agama. Pengintegrasian nilai-nilai Islam dengan berbagai disiplin
keilmuan yang lain, khususnya pada mata pelajaran IPS diharapkan dapat
memberikan penguatan dan pemahaman kepada peserta didik terhadap
mata pelajaran IPS, karena pada dasarnya nilai-nilai sosial
kemasyarakatan yang terdapat dalam pembelajaran IPS sangat identik
dengan nilai-nilai Islam, sehingga dengan adanya pengintegrasian nilai-
nilai Islam pada mata pelajaran IPS akan meningkatkan pemahaman
peserta didik pada mata pelajaran IPS yang nantinya akan berimplikasi
pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau tenaga kependidikan dalam melaksanakan kegiatan
12
Ahmad Yani, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, 2012), hlm. 26.
7

belajar pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis


maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar diartikan juga seperangkat materi
atau substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.13 Dengan bahan ajar
memungkinkan peserta didik dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau
memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat
sejumlah materi pembelajaran yang seringkali peserta didik sulit untuk
memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan
tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing,
dan sebagainya. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan
bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan
disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu
peserta didik menggambarkan sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya
dengan penggunaan gambar, foto, bagan, dan skema. Demikian pula
materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana,
sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik, sehingga menjadi lebih
mudah dipahami.
Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka perlu dikembangkan
suatu bahan ajar yang dapat memudahkan peserta didik memahami
konsep belajar yang berhubungan dengan diri, lingkungan dan berbagai
persoalan sosial lainnya yang perlu mendapat perhatian dan kajian lebih
mendalam. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti mencoba
mengembangkan bahan ajar IPS integratif untuk peserta didik kelas 3 MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang Lombok Timur.

13
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Panduan Lengkap Aplikatif,
(Yogyakarta: Divapress, 2013), hlm. 298.
8

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penilaian para ahli terhadap produk bahan ajar IPS
integratif?
2. Bagaimanakah penerapan bahan ajar IPS integratif pada peserta didik
kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang Lombok Timur?
3. Bagaimanakah efektifitas pengembangan bahan ajar IPS integratif
terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul
Wathan Kembang Kerang?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penilaian para ahli terhadap pengembangan bahan ajar
IPS integratif.
2. Mengetahui penerapan bahan ajar IPS integratif pada peserta didik
kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang Lombok Timur.
3. Mengetahui efektifitas pengembangan bahan ajar IPS integratif
terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul
Wathan Kembang Kerang.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
pembelajaran IPS di MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
Lombok Timur
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi solusi terhadap persoalan dalam
pembelajaran IPS di MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
Lombok Timur.
2. Secara Praktis
a. Bagi Madrasah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk membangun motivasi dan kreativitas guru dalam
membuat bahan ajar khususnya pada pembelajaran IPS di MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang Lombok Timur.
9

b. Bagi Guru
Menjadi rujukan dalam rangka mengembangkan sumber
belajar khususnya pada pembelajaran IPS dalam bentuk bahan ajar,
sebagai upaya untuk mengembangkan aktivitas belajar peserta
didik.
c. Bagi Peserta Didik
Dapat membantu peserta didik memahami pembelajaran IPS
secara tepat dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam proses pembelajaran.
d. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan baru mengenai pengembangan
bahan ajar integratif, khususnya pada mata pelajaran IPS sebagai
upaya mewujudkan calon guru yang kompeten dibidangnya.
e. Bagi Peneliti dan Peneliti Lain
Pengembangan bahan ajar IPS integratif tema peduli
lingkungan sosial ini dapat menambah pengetahuan baru bagi
peneliti sendiri dalam mengembangkan bahan ajar di Madrasah
Ibtidaiyah. Sedangkan bagi peneliti lain, bahan ajar ini dapat
menjadi bahan penelitian yang lebih mendalam mengenai
pengembangan bahan ajar integratif pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial dan disiplin ilmu yang lain khususnya untuk
peserta didik pada kelas rendah.

E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang berupa informasi,
alat atau teks yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat bagian,
yaitu; 1) bahan ajar cetak, 2) bahan ajar noncetak, 3) bahan ajar pandang
dengar dan 4) bahan ajar multimedia interaktif.
Bahan ajar cetak yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran, seperti modul, buku,
handout, lembar kerja siswa, foto, dan gambar. Bahan ajar non-cetak
meliputi bahan ajar audio, seperti kaset, radio, dan compact disc audio.
Bahan ajar audio visual yaitu; segala sesuatu yang memungkinkan sinyal
audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak, seperti; video
10

compact disc dan film. Sedangkan, bahan ajar interaktif yaitu kombinasi
dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan
video), seperti compact disc interaktif.
Adapun produk bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah bahan ajar cetak berupa buku ajar IPS integratif dengan tema
peduli lingkungan sosial untuk peserta didik kelas 3 MI.

F. Tinjauan Pustaka
Untuk membangun kerangka berpikir, maka peneliti melakukan
kajian-kajian terhadap beberapa hasil penelitian, di antaranya:
1. Penelitian oleh Andi Rosadisastra dengan judul “Integrasi Ilmu Sosial
dengan Teks Agama dalam Perspektif Tafsir Al-Qur’an, Institut
Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, Banten. Mutawâtir:
Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis Volume 4, Nomor 1, Juni 2014.14
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi al-Qur’an
adalah untuk segala zaman dan tempat, oleh karena itu diperlukan
sebuah kebijakan yang dapat mencerahkan, membangkitkan, dan
merekatkan ilmu-ilmu sosial dengan teks al-Qur’an untuk menjawab
problem-problem sosial yang dihadapi manusia. Oleh karena itu, tafsir
al-Qur’an sebagai petunjuk universal sekaligus petunjuk teknis bagi
jawaban terhadap problem sosial zamannya dapat dilakukan melalui
tafsir ayat-ayat sosial.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Andi Rosadisastra tersebut
dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini karena terdapat
persamaan kajian yaitu integrasi ilmu sosial. Penelitian yang
dilakukan Andi Rosadisastra bertujuan untuk menemukan solusi dari
berbagai problem sosial berdasarkan pada teks al-Qur’an melalui
penerapan tafsir sosial. Sedangkan penelitian yang akan peneliti
lakukan mengarah pada pengembangan buku ajar IPS integratif untuk
peserta didik kelas 3 MI yang menghubungkan antara materi IPS
dengan materi agama Islam.

14
Andi Rosadisastra, Integrasi Ilmu Sosial dengan Teks Agama dalam Perspektif
Tafsir Al-Qur’an, (Banten, Mutawâtir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis Volume 4, Nomor 1,
Juni 2014), hlm. i.
11

2. Penelitian oleh Imron Muttaqin dengan Judul Integrasi-Interkoneksi


Ilmu Perspektif Tafsir Sosial TAM (Tuhan Alam dan Manusia), Jurnal
IAIN Pontianak, 2014.15
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Imron Muttaqin bahwa
integrasi-interkoneksi ilmu dan Tafsir Sosial TAM (Tuhan, Alam dan
Manusia) merupakan dua konsep yang mempunyai tujuan sama,
tetapi berangkat dari latar belakang dan dengan cara yang berbeda.
Tafsir Sosial TAM (Tuhan Alam dan Manusia) adalah upaya
memahami Al-Qur`an melalui tahapan berfikir yang dimulai dari
mendengarkan, memperhatikan, menerjemahkan, memberikan
argumen, memilah substansi (Tuhan, alam atau manusia), memilah
posisi (tujuan-sarana-proses) lalu diakhiri dengan hasil sebagai
esensinya. Sedangkan integrasi-interkoneksi ilmu merupakan sebuah
epistem kompleks yang memerlukan logika pikir (mindset) Islami,
oleh karena itu penggunaan tafsir sosial TAM baik sebagai konsep
maupun metode sangat mendukung jiwa dan semangat integrasi
karena lebih mudah memilah substansi, posisi dan tujuan akhir, yaitu
Ridho Allah SWT.
Hasil penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan yaitu pengembangan bahan ajar IPS
integratif di mana peneliti mencoba mengembangkan bahan ajar IPS
berdasarkan kajian ilmu sosial dan ilmu agama Islam.
3. Penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Perubahan
Kenampakan Pada Bumi dan Benda Langit Berbasis Integrasi Islam
Sains Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah”.16 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kualitas modul IPA kelas IV MI pada materi perubahan
kenampakan pada bumi dan benda langit, berbasis integrasi Islam
sains.

15
Imron Muttaqin, Integrasi-Interkoneksi Ilmu Perspektif Tafsir Sosial TAM (Tuhan
Alam dan Manusia), (Pontianak: Jurnal IAIN Pontianak, 2014), hlm. i.
16
Ana Fitrotun Nisa, Pengembangan Modul Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan
Benda Langit Berbasis Integrasi Islam Sains Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik
Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, Tesis (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hlm. i.
12

Hasil penelitian yang telah dilakukan Ana Fitrotun Nisa tersebut


dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini, hanya saja walaupun
penelitian ini sama-sama berbasis Integrasi Islam, tetapi terdapat
perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Hal ini
disebabkan karena penelitian yang dilakukan Ana Fitrotun Nisa
bertujuan untuk pengembangkan modul sebagai sumber belajar
mandiri peserta didik, sedangkan penelitian yang akan peneliti
lakukan mengarah pada pengembangan buku ajar IPS dengan tujuan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas 3 MI.
Oleh karena itu, penelitian yang akan peneliti lakukan termasuk
kedalam rumpun penelitian dan pengembangan (R&D).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Tsaniyatul Hidayah, dengan judul
Pengembangan Modul Tematik Kelas IV dengan paradigma integrasi
nilai-nilai Islam tema Tempat Tinggalku (Studi di MIN Sindutan
Temon, Kulon Progo).17 Tesis magister pendidikan Islam program
studi PGMI konsentrasi sains tahun 2015. Produk yang dihasilkan
adalah modul tematik kelas IV dengan paradigma integrasi nilai-nilai
Islam tema tempat tinggalku, Modul ini mengacu pada kurikulum
2013 yang mengutamakan kemandirian peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik mampu belajar secara mandiri atau
kelompok.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Tsaniyatul Hidayah
tersebut juga dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini, hanya saja
walaupun penelitian ini sama-sama berbasis Integrasi Islam dan
berbasis kurikulum 2013, tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan. Penelitian yang dilakukan Siti Tsaniyatul
Hidayah bertujuan untuk pengembangkan modul sebagai sumber
belajar mandiri atau kelompok bagi peserta didik, sedangkan
penelitian yang akan peneliti lakukan mengarah pada pengembangan
buku ajar IPS integratif pada tema 4 peduli lingkungan sosial dengan
tujuan pada peserta didik kelas 3 MI. Jika penelitian yang dilakukan
Siti Tsaniyatul Hidayah berbasis integrasi Islam sains dengan tema

17
Siti Tsaniyatul Hidayah, Pengembangan Modul Tematik Kelas 4 dengan paradigma
integrasi nilai-nilai Islam tema Tempat Tinggalku (Studi di MIN Sindutan Temon, Kulon
Progo), Tesis, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), hlm. i.
13

tempat tinggalku, maka penelitian yang peneliti lakukan adalah


integratif dengan tema peduli lingkungan sosial.
Berdasarkan beberapa temuan dan hasil kajian pustaka di atas,
peneliti menemukan banyaknya kajian tentang integrasi Islam,
khususnya tentang integrasi ilmu sosial, sains dan ilmu Islam.
Berdasarkan hasil observasi dan kajian tentang nilai-nilai dalam ilmu
sosial, menunjukkan bahwa nilai-nilai dalam ilmu sosial sangat
identik dengan pesan-pesan dan nilai-nilai dalam Islam, sehingga
pengintegrasian keduanya dapat memperkuat nilai-nilai sosial yang
semakin dilupakan. Di samping itu, kajian tentang integrasi Islam dan
ilmu pengetahuan umum masih dalam tatanan konseptual dan
pengkajian teoretis di tingkat perguruan tinggi, dan belum banyak
dilakukan dalam tatanan praktis di tingkat pendidikan dasar. Padahal
suatu konsep tidak akan berarti apa-apa jika tidak diimplementasikan,
terutama sejak peserta didik berada pada tingkat sekolah dasar.
Berdasarkan beberapa landasan tersebut, peneliti mencoba
mengembangkan sebuah bahan ajar IPS integratif dalam bentuk buku
ajar bagi peserta didik kelas 3 MI dengan konsep yang praktis dan
kontekstual yang disesuaikan dengan tujuan pokok pembelajaran IPS,
sehingga dalam penerapannya memudahkan pemahaman peserta didik
dalam memahami mata pelajaran IPS.

G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau
Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah
jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan produk.
Menurut Sugiyono, metode penelitian ini digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut.18 Sedangkan, menurut Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian
dan pengembangan adalah proses atau langkah-langkah, untuk

18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 407.
14

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk


yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.19
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah model penelitian yang bersifat analitis kebutuhan dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu produk baru atau pengembangan dari
produk yang sudah ada melalui uji keefektifan suatu produk, supaya
dapat berfungsi di masyarakat luas.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam penelitian,
yaitu: deskriptif, evaluatif dan eksperimental.20 Metode penelitian
deskriptif digunakan untuk penelitian awal untuk menghimpun data
kepustakaan dan data tentang kondisi yang ada. Sedangkan metode
evaluatif digunakan untuk mengembangkan bahan ajar dalam
beberapa tahapan evaluasi dan revisi. Serta menggunakan metode
eksperimen ketika proses uji coba produk yang berupa pengembangan
bahan ajar integratif tema peduli lingkungan sosial.

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
3 MI NW 1 Kembang Kerang Kecamatan Aikmel Lombok Timur,
Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian berjumlah 32 peserta
didik yang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas 3.A dan kelas 3.B
masing-masing 16 orang. Pada tahap uji coba terbatas subjek yang
digunakan berjumlah 8 orang peserta didik.

3. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang
Kerang Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur terhitung dari
tanggal 23 Januari sampai dengan 13 Maret 2017. Secara lebih rinci
pelaksanaan kegiatan penelitian dilaksanakan dengan tahapan sebagai
berikut:

19
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 164.
20
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cetakan III, 2007), hlm. 167.
15

Tabel 1.1: Kegiatan Uji Coba Lapangan


No Kegiatan Hari/Tanggal Kelas
1 Uji coba Kamis, 26 Januari 2017 3A dan 3B
kelompok kecil
2 Uji coba
kelompok besar
Pertemuan 1 Sabtu, 28 Januari 2017 3A
Kamis, 2 Februari 2017 3B
Pertemuan 2 Sabtu, 4 Februari 2017 3A
Kamis, 9 Februari 2017 3B
Pertemuan 3 Sabtu, 11 Februari 2017 3A
Kamis, 16 Februari 2017 3B
Pertemuan 4 Sabtu, 18 Februari 2017 3A
Kamis, 23 Februari 2017 3B
Pertemuan 5 Sabtu, 25 Februari 2017 3A
Kamis, 2 Maret 2017 3B
Pertemuan 6 Sabtu, 4 Maret 2017 3A
Kamis, 9 Maret 2017 3B
3 Ulangan Sabtu, 11 Maret 2017 3A dan 3B

4. Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan adalah model Research
and Development Borg dan Gall yang terdiri 10 langkah
pengembangan sebagai berikut: 1) penelitian dan pengumpulan data
(research and information collecting), 2) perencanaan (planning), 3)
pengembangan draf produk (develop preliminary form of product), 4)
uji coba lapangan awal (preliminary field testing), 5) merevisi hasil uji
coba (main product revision), 6) uji coba lapangan (main field
testing), 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational
product revision), 8) uji pelaksanaan lapangan (operational field
testing), 9) penyempurnaan produk hasil (final product revision), dan
10) diseminasi dan implementasi (dissemination and
21
implementation).

21
Borg, W. R., dan Gall, M. D., Educational Research: An Introduction, (4th ed. New
York : Longman Inc, 1983), hlm. 775
16

5. Prosedur Pengembangan
Model pengembangan Borg and Gall selanjutnya diterapkan
dalam pengembangan bahan ajar IPS integratif sebagai berikut:

Penelitian dan Perencanaan Penyempurnaan


pengumpulan produk hasil uji
data lapangan

Ujicoba Revisi hasil Uji validasi produk


lapangan validasi
(kelompok kecil)

Revisi hasil Uji lapangan Pengembangan draf


ujicoba kelompok besar produk dan
instrumen

Produk Akhir
Pengembangan

Gambar 1.1: Alur Penelitian

a. Penelitian dan Pengumpulan Data


Tahap pertama adalah pengumpulan data dan informasi
mengenai objek penelitian yaitu peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul
Wathan 1 Kembang Kerang Lombok Timur. Pada tahap ini
dilakukan analisis terhadap berbagai potensi yang dapat
mendukung terlaksananya kegiatan pengembangan bahan ajar.
Selanjutnya peneliti mengumpulkan data atau informasi yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan dan persiapan bahan ajar.
Pengumpulan data dilakukan dengan intervieu kepada guru mata
pelajaran IPS, dan beberapa sumber informasi lainnya yang terkait
dengan kebutuhan persiapan bahan ajar IPS di kelas 3 MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang.
b. Perencanaan
Tahap perencanaan adalah tahap perumusan tujuan
pembelajaran berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata
pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan strategi
pembelajaran. Tahap perencanaan pengembangan bahan ajar IPS
integratif meliputi; a) merumuskan tujuan yang hendak dicapai, b)
17

menentukan sasaran pengguna produk bahan ajar, dan c)


menentukan rancangan produk serta penggunaannya.
1) Merumuskan tujuan pengembangan produk
Perumusan tujuan pengembangan produk dilakukan
berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata pelajaran,
pemilihan media dan sumber, serta pemilihan strategi
pembelajaran. Proses identifikasi tujuan pengembangan produk
pada pengembangan bahan ajar IPS dilakukan melalui analisis
kurikulum 2013 yang meliputi Standar Kompetensi Lulusan
MI, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS kelas 3 MI.
2) Menentukan sasaran pengguna produk
Produk bahan ajar yang akan dikembangkan adalah buku
ajar IPS integratif. Pengembangan produk bahan ajar ini
ditujukan untuk peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang Lombok Timur yang berjumlah 32 orang.
3) Menentukan rancangan produk dan penggunaannya
Pada tahap ini dilakukan perencanaan pengembangan
produk yang meliputi pembuatan desain produk serta persiapan
sumber bahan dan materi seperti kurikulum, buku-buku, dan
sumber belajar lainnya. Pada desain produk kurikulum yang
dijadikan acuan adalah kurikulum 2013, sedangkan tema yang
dipilih adalah tema 4 tentang peduli lingkungan sosial.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap materi dalam
kurikulum 2013, maka ditentukan standar kelulusan, kompetensi
inti, dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik
dalam pengembangan bahan ajar IPS integratif tema peduli
lingkungan sosial sebagai berikut:
18

Tabel 1.2: SKL, KI, dan KD Bahan Ajar IPS Kelas 3


DOMAIN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MI
Menerima + Menjalankan + Menghargai +
Menghayati + Mengamalkan
Pribadi yang beriman, berakhlak mulia percaya
Sikap
diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah
+ Menyaji + Menalar + Mencipta
Keterampilan Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret
Mengetahui + Memahami + Menerapkan +
Menganalisis + Mengevaluasi
Pribadi yang Menguasai Ilmu Pengetahuan,
Pengetahuan
Teknologi, Seni, Budaya dan Berwawasan
Kemanusiaan, Kebangsaan, Kenegaraan, dan
Peradaban.
Kompetensi Inti
Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
19

Pemetaan Kompetensi Dasar 1 dan 2

BAHASA INDONESIA PJOK


1.1 Meresapi makna 1.1 Menghargai tubuh
anugerah Tuhan Yang dengan seluruh
Maha Esa berupa perangkat gerak dan
bahasa Indonesia yang Kemampuannya
dikenal sebagai bahasa Sub Tema 1 sebagai anugerah
persatuan dan sarana Lingkungan Tuhan.
belajar di tengah Sosialku 2.4 Menunjukkan kemauan
keberagaman bahasa bekerja sama dalam
daerah. melakukan berbagai
2.3 Memiliki perilaku aktivitas fisik dalam
santun dan jujur bentuk permainan.
terhadap 2.7 Menerima kekalahan
perkembangan dan kemenangan
teknologi produksi, dalam permainan
komunikasi, dan
transportasi, serta
permasalahan sosial di
daerah melalui
pemanfaatan bahasa
Indonesia dan/atau
bahasa daerah. SBDP
1.1 Memuji keunikan
kemampuan manusia
dalam berkarya seni
MATEMATIKA dan berkreativitas
1.1 Menerima dan sebagai anugerah
menjalankan ajaran Tuhan.
agama yang 2.3 Menunjukkan rasa
dianutnya. PPKN ingin tahu dalam
2.3 Memiliki sikap 1.1 Menerima keberagaman mengamati alam di
terbuka, objektif, karakteristik individu lingkungan sekitar
menghargai pendapat dalam kehidupan untuk mendapatkan
dan karya teman beragama, suku bangsa, ide dalam berkarya
sebaya dalam diskusi ciri-ciri fisik, psikis, seni.
kelompok maupun dan hobi sebagai
aktivitas sehari-hari. anugerah Tuhan Yang
Maha Esa di
lingkungan rumah dan
sekolah.
2.1 Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, kasih
sayang, percaya diri,
berani mengakui
kesalahan, meminta
maaf dan memberi
maaf di rumah dan
sekolah dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
guru, sebagai
perwujudan moral
Pancasila.
20

Pemetaan Kompetensi Dasar 3 dan 4

PPKN PJOK
3.1 Memahami simbol- 3.4 Mengetahui cara memilih
simbol sila Pancasila dan mengenakan pakaian
untuk berolahraga, cara
dalam lambang negara pemanasan dan
“Garuda Pancasila”. Sub Tema 1 pendinginan, serta
4.1 Mengamati dan Lingkungan bergerak secara kuat,
menceritakan perilaku di tepat, koordinatif dalam
sekitar rumah dan Sosialku rangka kebugaran jasmani
sekolah dan mengaitkan melalui permainan
dengan pemahamannya sederhana dan atau
tradisional.
terhadap simbol sila-sila 4.4 Mempraktikkan cara
Pancasila. memilih dan mengenakan
pakaian untuk
berolahraga, cara
pemanasan dan
MATEMATIKA pendinginan, serta
3.6 Menentukan strategi
bergerak secara kuat,
pemecahan masalah dengan tepat, koordinatif dalam
mengurangi, menambah,
rangka pengembangan
dan menukarkan sejumlah kebugaran jasmani
uang.
melalui permainan
3.14 Menentukan perbandingan sederhana dan atau
data menggunakan tabel,
tradisional.
grafik batang, dan grafik
lingkaran.
4.2 Merumuskan dengan kalimat
sendiri, membuat model
matematika, dan memilih BAHASA INDONESIA
strategi yang efektif dalam 3.3 Mengemukakan isi teks
memecahkan masalah nyata surat tanggapan pribadi
sehari-hari yang berkaitan tentang perkembangan
dengan penjumlahan,
SB DP
teknologi produksi,
pengurangan, perkalian, 3.2 Membedakan pola komunikasi, dan
pembagian bilangan bulat, irama rata dan transportasi, serta
waktu, panjang, berat bervariasi lagu permasalahan dan
benda, dan uang, serta bertanda birama lingkungan sosial di
memeriksa kebenaran enam. daerah dengan bantuan
jawabannya. 3.4 Mengetahui cara guru dan teman dalam
4.11 Mengumpulkan, mencatat, bahasa Indonesia lisan
menata, dan menyajikan
mengolah bahan alam
dan tulis yang dapat diisi
data menggunakan tabel dan dan buatan untuk dengan kosakata bahasa
grafik batang. membuat prakarya. daerah untuk membantu
4.14 Mengumpulkan dan menata 4.4 Membentuk karya pemahaman.
data kategorikal atau diskrit dekoratif dari bahan 4.3 Mengolah dan menyajikan
dan menampilkan data lunak. teks surat tanggapan
menggunakan bagan dan 4.5 Menyanyi lagu wajib pribadi tentang
grafik, termasuk grafik perkembangan teknologi
dan lagu permainan
batang vertikal dan produksi, komunikasi,
horizontal dengan label dari daerah sesuai dan transportasi, serta
terurut sesuai dengan grafik dengan isi lagu. permasalahan dan
batang horizontal. lingkungan sosial di
daerah secara mandiri
dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk
membantu penyajian.
21

Berdasarkan standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan


kompetensi dasar pada mata pelajaran IPS kelas 3 di atas, maka dibuat
desain produk untuk bahan ajar IPS integratif tema peduli lingkungan
sosial sebagai berikut:
Tabel 1.3: Desain Produk Bahan Ajar IPS Integratif.
No Isi Keterangan
1 Halaman cover Berisi judul bahan ajar
2 Kata pengantar Berisi tentang tujuan penyusunan
bahan ajar IPS integratif dan
menjabarkan tentang pentingnya
mengembangkan nilai-nilai Islam
dalam kehidupan sosial peserta
didik.
3 Tentang bahan ajar Berisi tentang gambaran umum
strategi dan metode yang
digunakan dalam bahan ajar
4 Petunjuk penggunaan Berisi tentang petunjuk
penggunaan bahan ajar
5 Daftar isi Berisi tentang halaman urut
komponen materi yang disajikan
pada bahan ajar
6 Materi Berisi materi tentang kegiatan
pada lingkungan sosial, kegiatan
musyawarah, kegiatan di pasar,
kegiatan di puskesmas, kegiatan
menjaga keamanan, dan jenis-
jenis sarana sosial.
7 Lembar evaluasi Berisi tentang daftar pencapaian
peserta didik
8 Latihan ulangan Berisi tentang soal latihan untuk
kegiatan postest peserta didik
setelah mempelajari buku ajar
9 Daftar Pustaka Berisi referensi yang digunakan
untuk menyusun bahan ajar IPS
integratif.

c. Pengembangan Draf Produk dan Instrumen


Pengembangan bahan ajar IPS integratif untuk kelas 3 MI
yang akan disusun terdiri dari tiga bagian, yaitu:
22

1) Bagian awal: terdiri dari cover, kata pengantar, gambaran


umum bahan ajar, petunjuk penggunaan, dan daftar isi.
2) Bagian inti: terdiri dari uraian dan penjabaran materi
pembelajaran yang terdiri dari 6 kegiatan pembelajaran yaitu;
lingkungan sosial, kegiatan musyawarah, kegiatan di pasar,
kegiatan di puskesmas, kegiatan menjaga keamanan, dan jenis-
jenis sarana sosial.
3) Kegiatan akhir: terdiri dari lembar evaluasi, latihan ulangan,
dan daftar pustaka. Latihan untuk ulangan akhir terdiri dari 30
soal pilihan ganda.
Instrumen penilaian untuk pengembangan bahan ajar IPS
integratif tema peduli lingkungan sosial terdiri dari instrumen
validasi produk oleh ahli materi dan ahli media, instrumen respon
peserta didik, instrumen observasi guru, dan instrumen untuk
penilaian hasil belajar peserta didik yang terdiri dari soal atau tes,
lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan.
d. Uji Validasi Produk
Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai
apakah rancangan produk sudah memenuhi kelayakan atau belum.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta
untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya.22
Validasi produk bersifat penilaian berdasarkan pemikiran
rasional sebelum fakta lapangan. Validasi produk melibatkan
beberapa orang ahli yang terdiri dari dua orang ahli materi, dua
orang ahli media, dan dua orang ahli integrasi. Ahli materi menilai
aspek relevansi bahan ajar, keakuratan, kelengkapan sajian,
kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, penyajian nilai integrasi Islam dan ilmu sosial,
kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar, serta keterbacaan dan komunikatif. Penilaian ahli media

22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 414.
23

meliputi bahasa, tampilan, dan pemanfaatan media. Sedangkan


penilaian ahli integrasi memberikan penilaian terhadap hubungan
materi IPS dengan materi keislaman. Data hasil validasi ahli
materi, ahli media, dan ahli integrasi dapat dijadikan pertimbangan
dalam merevisi produk bahan ajar.
e. Revisi Hasil Validasi
Setelah produk divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan
ahli integrasi Islam, tahap selanjutnya adalah revisi produk. Pada
tahap ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk. Perbaikan
produk dilakukan sesuai dengan masukan dari validator ahli
materi, ahli media dan ahli integrasi Islam.
f. Uji Coba Lapangan Kelompok Kecil
Ujicoba produk kelompok kecil dilaksanakan pada peserta
didik kelas 3.B MI NW 1 Kembang Kerang sejumlah 8 orang
peserta didik disertai dengan pemberian angket respon peserta
didik untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dibuat sudah
menarik atau belum, sehingga jika kedelapan peserta didik ini
mengatakan belum menarik, peneliti dapat memperbaiki lagi
sebelum di uji coba untuk satu kelas. Pada tahap uji coba kelompok
kecil dilakukan kegiatan pretest. Pretest ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai pelajaran
yang akan disampaikan. Pretest terdiri atas tes kemampuan peserta
didik terhadap mata pelajaran IPS berdasarkan pada materi yang
sudah dipelajari sebelum penerapan bahan ajar IPS integratif tema
peduli lingkungan sosial dengan jumlah tes sebanyak 20 soal
pilihan ganda.
g. Uji Coba Lapangan Kelompok Besar
Uji coba lapangan dilakukan untuk menilai kelayakan
produk pada tingkat populasi. Tahap uji coba lapangan
dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan pada keseluruhan peserta
didik kelas 3 MI NW 1 Kembang Kerang yang berjumlah 32
orang. Postest juga diberikan pada akhir kegiatan dengan maksud
untuk mengetahui tingkat kemampuan berfikir peserta didik setelah
menggunakan produk bahan ajar. Postest ini bermanfaat untuk
24

memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah


pelajaran berakhir.
h. Angket Respon Peserta didik
Angket respon ini bertujuan untuk mengukur kemenarikan
bahan ajar yang dibuat oleh peneliti dari sudut pandang peserta
didik yang menggunakannya.
i. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian
kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan.23 Jika bahan
ajar yang diujicobakan memang masih terdapat banyak
kekurangan, peneliti akan menyempurnakan produk bahan ajar
yang telah dihasilkan sebelumnya, sehingga akan dihasilkan
produk yang lebih baik.
j. Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
bahan ajar yang berupa materi atau buku ajar IPS integratif dengan
tema peduli lingkungan sosial untuk kelas 3 MI. Bahan ajar ini
dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar pendukung pada
mata pelajaran IPS.

6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi teknik angket, wawancara, tes, dan dokumentasi.
a. Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai
permintaan pengguna.24 Angket dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan melalui
lembar validasi ahli materi dan ahli media serta respon peserta
didik terhadap bahan ajar IPS integratif. Adapun angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket

23
Ibid, hlm. 426.
24
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 33.
25

yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah


ditentukan, responden tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
b. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan
informasi yang terkait dengan berbagai permasalahan dan potensi
yang dihadapi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Wawancara juga dilakukan untuk mengumpulkan data yang berupa
saran, kritik, atau masukan, baik pada tahap uji validitas maupun
uji coba lapangan.
c. Tes
Tes merupakan suatu alat untuk melakukan pengukuran,
yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu
objek.25 Karakteristik suatu objek dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, bakat, dan minat yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok. Sedangkan menurut Sunarti dan Selly Rahmawati tes
adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat
benar atau salah.26 Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan
yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus
diberi tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan
seseorang.27
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi,
yaitu tes yang diberikan untuk mengukur tingkat kemampuan
kognitif peserta didik. Tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda
dan essay. Tes dalam bentuk pilihan ganda diberikan sebanyak dua
kali yaitu pretest dan postest. Sedangkan tes essay diberikan saat
proses pembelajaran berlangsung berdasarkan materi pada produk
bahan ajar yang dikembangkan.

25
Ibid, hlm. 50.
26
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Hasil Belajar, (Yogyakarta: Andi Offset,
2012), hlm. 9.
27
Mansyur, dkk., Asesmen Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), hlm. 30.
26

d. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu
gejala pada objek penelitian.28 Metode observasi digunakan untuk
mengamati secara langsung aktivitas guru dan kegiatan peserta
didik. Observasi yang dilakukan meliputi perkembangan sikap
maupun aktivitas belajar peserta didik. Menurut Mulyasa,
observasi dapat digunakan sebagai salah satu model/strategi
penilaian pendidikan sikap, melalui pengumpulan data yang
pengisiannya berdasarkan pada pengamatan langsung terhadap
sikap dan prilaku peserta didik. 29 Pada penilaian hasil belajar,
observasi dilakukan untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap produk bahan ajar, perkembangan sikap, dan aktivitas
belajar peserta didik.
e. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Analisis dokumen dilakukan peneliti
terhadap buku pegangan guru, buku pegangan untuk peserta didik,
dan buku pendukung lainnya yang terkait dengan mata pelajaran
IPS sebagai bahan untuk membuat rancangan bahan ajar IPS
integratif tema peduli lingkungan sosial.

7. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
instrumen tes dan angket.
a. Tes
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar peserta didik. Bentuk instrumen ini berupa tes tertulis yang
terdiri dari 20 soal pilihan ganda tahap pretest dan 30 soal pilihan
ganda tahap postest. Pada penilaian proses tes diberikan

28
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen ..., hlm. 46.
29
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm.
207.
27

berdasarkan soal essay dan soal keterampilan menulis surat pribadi


pada produk bahan ajar IPS integratif.
b. Angket
Pengumpulan data menggunakan angket meliputi data
validasi produk bahan ajar dan data observasi hasil belajar peserta
didik. Angket diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan ahli
integrasi Islam untuk memperoleh penilaian dan saran sebagai
dasar untuk melakukan revisi terhadap produk bahan ajar, sehingga
dari penilaian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
kelayakan produk. Sedangkan angket hasil belajar diberikan untuk
mengetahui respon peserta didik terhadap produk bahan ajar.
Pengumpulan data angket validasi ahli menggunakan skala
likert dengan rentang skor 1 sampai 5. Pada setiap pernyataan skor
jawaban yang diberikan adalah: Sangat valid = 5; valid = 4; cukup
valid = 3; kurang valid = 2; dan sangat tidak valid = 1. Untuk
angket respon peserta didik, skor jawaban yang diberikan adalah:
SS (sangat setuju) = 5; S (setuju) = 4; KS (kurang setuju) = 3; TS
(tidak setuju) = 2; dan STS (sangat tidak setuju) = 1.
c. Lembar Observasi
Kegiatan observasi dilakukan dengan observasi langsung
terhadap kegiatan peserta didik menggunakan pedoman observasi.
Observasi terhadap perilaku dan sikap peserta didik dilakukan
dengan teknik teknik checklist dan rating scales. Teknik checklist
dilakukan untuk mengukur sikap peserta didik yang meliputi, sikap
santun dan taat pada ajaran agama, disiplin, peduli/toleransi,
bertangung jawab, dan percaya diri. Masing-masing aspek tersebut
terdiri dari 4 indikator pencapaian dengan skor masing-masing
indikator 1. Dengan demikian, skor tertinggi untuk tiap aspek sikap
4 dan skor terendah 1. Selanjutnya teknik rating scales (skala
penilaian) digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik
pada kegiatan praktek menulis surat pribadi, praktek jual beli, dan
praktek berwuduk.
28

8. Teknik Analisis Data


Teknik analisa data bertujuan untuk mengolah data yang
dihimpun dari hasil angket dan tes hasil belajar peserta didik. Analisis
data dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisis data kualitatif dan analisis
data kuantitatif.
a. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini hanya berupa pemaparan data kualitatif dari
para ahli dan responden pada uji coba lapangan. Sumber data
kualitatif berasal dari wawancara secara langsung kepada
narasumber dan tanggapan tertulis yang diisi pada instrumen
angket. Data kualitatif juga digunakan sebagai pedoman untuk
melakukan penyempurnaan produk pengembangan, selain dari
penilaian angket.
b. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis data hasil
validasi ahli terhadap produk dan data hasil belajar peserta didik
setelah ujicoba produk. Analisis data angket hasil validasi dari ahli
materi, ahli media, dan ahli integrasi Islam dilakukan dengan
menghitung jumlah skor berdasarkan skorsing setiap jawaban dari
responden. Sedangkan analisis data hasil belajar dibagi atas data
hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Analisis data hasil belajar aspek kognitif dianalisis menggunakan
standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran
IPS sebesar 70. Sedangkan analisis data hasil belajar pada aspek
afektif dan psikomotorik dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain;
1) Menentukan jumlah kelas interval (2,3,4, atau 5);
2) Menentukan jarak interval kelas menggunakan rumus:
Jarak interval (i) =
Penyusunan tabel klasifikasi dilakukan dengan mencari
skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas dan jarak interval
sebagai berikut:
29

Skor tertinggi = 5 (sangat setuju)


Skor terendah = 1 (sangat tidak setuju)
Jumlah kelas = 5 (sangat tidak setuju sampai sangat setuju)
Jarak interval = (5 – 1)/5 = 0,830

3) Menyusun tabel standar penilaian menggunakan skala 4 atau skala 5.


a. Standar Penilaian Skala 4
Tabel 1.4: Standar Penilaian Skala 4
No Skor Klasifikasi
1 > 3,25 s/d 4,0 Sangat valid Sangat baik Sangat terampil
2 > 2,50 s/d 3,25 Valid Baik Terampil
3 > 1,75 s/d 2,50 Cukup valid Cukup baik Cukup terampil
4 < 1.75 Tidak valid Tidak baik Tidak terampil

b. Standar Penilaian Skala 5


Tabel 1.5: Standar Penilaian Skala 5
No Skor Klasifikasi
1 > 4,2 s/d 5,0 Sangat valid Sangat baik Sangat terampil
2 > 3,4 s/d 4,2 Valid Baik Terampil
3 > 2,6 s/d 3,4 Cukup valid Cukup baik Cukup terampil
4 > 1,8 s/d 2,6 Tidak valid Tidak baik Tidak terampil
5 < 1,8 Sangat tidak Sangat tidak Sangat tidak
valid baik terampil

Berdasarkan tabel standar penilaian skala di atas, maka dapat


ditentukan tabel klasifikasi validasi ahli dan klasifikasi sikap
peserta didik pada uji coba produk bahan ajar IPS integratif tema
peduli lingkungan sosial sebagai berikut:
1) Tabel Klasifikasi Validasi Ahli
Tabel 1.6 Kriteria Klasifikasi Validasi Produk Menurut Ahli
No Rentang Skor Kualifikasi Kategori
1 > 4,2 s/d 5,0 Tidak direvisi Sangat Valid
2 > 3,4 s/d 4,2 Tidak direvisi Valid
3 > 2,6 s/d 3,4 Perlu direvisi Cukup Valid
4 > 1,8 s/d 2,6 Harus direvisi Tidak Valid
5 1,0 s/d 1,8 Harus direvisi Sangat Tidak Valid

30
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen ..., hlm. 111.
30

2) Kriteria Klasifikasi Sikap Peserta Didik


Tabel 1.7 Kriteria Klasifikasi Sikap Peserta Didik
No Rentang Skor Kategori
1 > 3,25 s/d 4,0 Selalu/Sangat Baik
2 > 2,50 s/d 3,25 Sering/Baik
3 > 1,75 s/d 2,50 Kadang-kadang/Cukup Baik
4 1,00 s/d 1,75 Tidak Pernah/ Tidak Baik

3) Kriteria Klasifikasi Keterampilan Peserta Didik


Tabel 3.8 Kriteria Klasifikasi Keterampilan Peserta Didik
No Rentang Skor Kategori
1 > 3,25 s/d 4,0 Sangat Baik
2 > 2,50 s/d 3,25 Baik
3 > 1,75 s/d 2,50 Tidak Baik
4 1,00 s/d 1,75 Sangat Tidak Baik

H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan tesis ini ditulis dalam empat bab yang
terdiri dari pendahuluan, landasan teori, hasil pengembangan dan
penutup. Secara garis besar sistematika pembahasan pada penelitian ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi
produk yang dikembangkan, kajian pustaka, dan sistematika
pembahasan.
2. Bab II Landasan Teori
Bab II membahas landasan teori, yang meliputi konsep
pembelajaran ips, integrasi islam dan ilmu-ilmu sosial, integrasi Islam
dan ilmu pengetahuan sosial, bahan ajar, hasil belajar peserta didik,
dan kerangka pikir.
3. Bab III Hasil Pengembangan Bahan Ajar IPS Integratif
Bab III berisi hasil pengembangan bahan ajar IPS integratif
yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penilaian ahli
terhadap produk bahan ajar IPS integratif, penerapan produk bahan
ajar IPS integratif, uji coba produk bahan ajar kelompok kecil, uji
31

coba produk bahan ajar kelompok besar, efektifitas pengembangan


bahan ajar ips integratif, analisis data, penyempurnaan produk hasil uji
lapangan, dan produk akhir pengembangan.
4. Bab IV Penutup
Bab IV penutup terdiri atas dua sub bab yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Pembelajaran IPS


1. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan mata pelajaran
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi dan pelajaran ilmu sosial lainnya.1 Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek
dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Secara umum IPS
dapat dimaknai sebagai seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu
sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2 Menurut Huriah, IPS
adalah pengajaran yang diberikan di sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial yang
berisikan konsep pengalaman belajar yang dipilih dan ditata dalam
kerangka studi keilmuan sosial. 3
Berdasarkan definisi tersebut, IPS dapat diartikan sebagai mata
pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan individu peserta didik,
baik sebagai warga sekolah, masyarakat maupun negara. Individu
yang diharapkan dalam IPS adalah individu yang saling berinteraksi
antara yang satu dengan yang lainnya dalam membangun kehidupan
yang lebih baik, sebab secara sosiologis apabila individu-individu
tersebut memiliki sikap dan perilaku yang baik, secara otomatis dapat
dikatakan sebagai warga negara yang baik.
Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,

1
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2015), hlm. 7.
2
Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 103.
3
Huriah Rachman, Pengembangan Profesi Pendidikan IPS, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 52.
32
33

geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.4 Geografi, sejarah,


dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan
yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan
yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah
memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari
berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang
berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-
aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual,
teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu
politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan
pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan.
Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku
seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol
sosial.
Pengintegrasian beberapa didiplin ilmu-ilmu sosial tersebut,
menjadikan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial sebagai kajian
antar disiplin ilmu, yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, disusun
secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses
pembelajaran untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga Negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai.

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS


Pengembangan materi IPS di SD/MI harus mengacu pada
karakteristik mata pelajaran IPS itu sendiri, di mana antara pesan dan
fakta harus diberikan kepada pesarta didik secara bersamaan, karena
pada dasarnya materi dalam pembelajaran IPS penuh dengan pesan-
pesan yang bersifat abstraks, seperti waktu, perubahan,
kesinambungan, arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi,
kekuasaan, demokrasi, nilai dan peranan, sehingga perlu adanya
penyederhanaan konsep dalam proses pembelajaran IPS yang dapat

4
Pusat Kurikulum, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta, 2006), hlm. 5.
34

memudahkan pemahaman peserta didik, seperti memberikan


pemahaman tentang makna hukum, peserta didik cukup diarahkan
untuk taat pada aturan-aturan yang berlaku di lingkungan belajarnya,
atau untuk menerangkan konsep keadilan peserta didik cukup diajak
untuk bermain jujur.
Peserta didik dalam kelompok usia 7-11 tahun berada dalam
perkembangan kemampuan intelektual pada tingkat operasional
kongkrit.5 Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh
dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih
jauh. Yang mereka pedulikan adalah apa yang meraka hadapi
sekarang (kongkrit) dan bukan masa depan yang belum mereka
pahami (abstrak). Oleh karena itu, perlu adanya pemberian contoh dan
kegiatan-kegiatan operasional yang dapat dipahami peserta didik.
Pengorganisasian materi IPS di SD/MI pada dasarnya
menggunakan pendekatan terpadu, hal ini disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik. Terpadu artinya pembelajaran yang ada
di SD/MI tidak terdiri dari disiplin ilmu sosial, seperti geografi,
sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, dan
lainnya, namun materi mata pelajaran IPS tersebut disajikan secara
komprehesif yaitu integrasi dari ilmu-ilmu sosial yang dirangkum
dalam tema-tema dan disesuaikan dengan kondisi sosial peserta didik
di lapangan.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip di atas, maka karateristik mata
pelajaran IPS di SD/MI, antara lain:
a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-
unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,
pendidikan dan agama.
b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi,
yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok
bahasan atau topik (tema) tertentu.

5
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Panduan Lengkap Aplikatif,
(Yogyakarta: Divapress, 2013), hlm. 35
35

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga


menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan
dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan
prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan
lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-
upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan
kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.6
e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan
tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena
sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.7

Konsep pembelajaran IPS tidak berbeda dengan konsep ilmu-


ilmu sosial lainnya, yaitu praktis dan interdisipliner, bahkan dalam
rangka kerjanya dapat saling melengkapi. Hasil penelaahan IPS dapat
dimanfaatkan oleh ilmu sosial, dan sebaliknya hasil pengkajian ilmu
sosial dapat dimanfaatkan oleh IPS.8 Hanya saja, pada aspek tujuan
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mencetak para ilmuan dan ahli pada
tiap disiplin ilmu sosial tertentu, sedangkan tujuan IPS sendiri
berorientasi pada pembentukan warga negara yang baik.

3. Tujuan Pembelajaran IPS


Tujuan pembelajaran IPS pada dasarnya tidak lepas dari tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara umum, tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial
dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu pengembangan kemampuan

6
Depdiknas, Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu
Pengathuan Sosial, (Jakarta. Direktorat Tenaga Pendidik Dirjen PMPTK, 2008), hlm. 5.
7
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), hlm. 22.
8
Ibid, hlm. 22.
36

intelektual peserta didik, pengembangan kemampuan dan rasa


tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta
pengembangan diri peserta didik sebagai pribadi.9 Tujuan yang
pertama berhubungan dengan kemampuan intelektual peserta didik
dan kepentingan ilmu pengetahuan yaitu peserta didik memiliki
kemampuan berpikir, mencari informasi, mengolah dan
mengomunikasikan berbagai konsep tentang masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan
kemampuan peserta didik dalam membentuk sikap dan rasa tanggung
jawab yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, termasuk
diantaranya memiliki kemampuan mengembangkan sikap positif
terhadap nilai-nilai, norma dan moral yang berlaku di masyarakat.
Sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada kemampuan peserta
didik dalam mengembangkan kepribadian diri untuk membangun
sikap, kepercayaan diri, keyakinan, dan prinsip hidup terkait dengan
kepentingan diri, masyarakat dan negara.
Selanjutnya, IPS itu sendiri memiliki tujuan untuk
pengembangan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut
dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah
diorganisasikan secara baik. Berdasarkan rumusan tujuan tersebut
dapat dirinci sebagai berikut :
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat
atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai
sejarah dan kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial.

9
Ahmad Yani, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, 2012), hlm. 20.
37

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir


serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan
masalah yang berkembang di masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu danmasalah-masalah
sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis,
selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian
bertanggung jawab membangun masyarakat.10

IPS sebagai program pendidikan dan bidang pengetahuan, tidak


hanya menyajikan pengetahuan sosial semata kepada peserta didik,
melainkan di dalam pengembangannya harus mengandung unsur-
unsur pembinaan terhadap peserta didik agar menjadi warga
masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab terhadap
masyarakat, bangsa dan negara.11 Sehingga, pokok bahasan yang
disajikan tidak hanya terbatas pada materi yang bersifat pengetahuan,
melainkan juga meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada diri
peserta didik, sehingga tujuan utama IPS dalam mengembangkan
potensi peserta didik, yaitu peserta didik memiliki kepekaan terhadap
masalah-masalah sosial, memiliki sikap mental positif dan terampil
dalam mengatasi berbagai persoalan hidup dapat diorganisasikan
secara baik.
Sebagai bidang ajar di sekolah/madrasah, IPS memiliki tujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial
dalam bentuk konsep dan pengalaman belajar yang dipilih atau
diorganisasikan dalam rangka kajian IPS. Berkaitan dengan tujuan
tersebut, Martorella menyatakan bahwa:
The Social Studies are selected information and modes of
investigation from the social sciences, selected information
from any area that relates directly to an understanding of

10
Depdiknas, Model Pembelajaran Terpadu IPS, (Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum, tt), hlm. 9.
11
Nursid Sumaatmadja, Konsep Dasar IPS, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),
1.17.
38

individuals, groups, and societies and applications of the


selected information to citizenship education.12

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan informasi terpilih dan


cara-cara investigasi dari ilmu-ilmu sosial, informasi dipilih dari
berbagai tempat yang berhubungan langsung terhadap pemahaman
individu, kelompok dan masyarakat dan penerapan dari informasi
yang dipilih untuk maksud mendidik warga negara yang baik. Dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa mata pelajaran IPS di
SD/MI bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, yaitu
warga negara yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang
berguna bagi diri dalam hidup sehari-hari dan warga negara yang
bangga sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
Berdasarkan, beberapa pemahaman di atas, maka secara khusus
tujuan mata pelajaran IPS pada tingkat SD/MI mengacu pada
pengenalan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya dalam membentuk kemampuan dasar
berpikir logis, sehingga dalam pengembangannya peserta didik
memiliki rasa ingin tahu, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, maupun global.

4. Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam IPS


Salah satu tujuan pembelajaran IPS adalah menamkan nilai-
nilai yang menyangkut nilai moral, sosial, bahkan nilai-nilai religius
sebagai pegangan dan acuan individu dan masyarakat dalam
berinteraksi dan berkomunikasi. Adanya nilai-nilai yang mengikat
pada masyarakat akan memberikan dampak yang positif pada tatanan
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penerimaan terhadap
nilai-nilai dalam masyarakat mencerminkan suatu masyarakat yang
berbudaya dan patuh pada aturan, sehingga penolakan pada nilai-nilai
yang dibangun dalam hidup akan menciptakan sikap tidak peduli

12
Martorella, P.H., Social Studies For Elementary School Children, Developing
Young Citizen, (New York: Merill, 1994), hlm. 7.
39

terhadap orang lain dan lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu,


prinsip-prinsip dalam pembelajarn IPS menyangkut berbagai nilai
yang harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam IPS menyangkut berbagai
aspek kehidupan manusia, antara lain:
a. Nilai Ketuhanan
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh
karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu
didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis
kehidupan kenegaraan pun didasari oleh nilai-nilai yang berasal
dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai
pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang
berasal dari agama, termasuk di dalamnya adalah mata pelajaran
IPS. Nilai-nilai ketuhanan telah tertuang dalam landasan dasar
negara Indonesia, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama
ini mengamanatkan bahwa setiap warga negara Indonesia adalah
masyarakat yang menganut kepercayaan kepada Tuhan yang Maha
Esa.
Nilai-nilai yang terdapat dalam tiap ajaran dan kepercayaan
selalu mengamanatkan dan memberikan tuntunan kepada
masyarakat tentang nilai-nilai hidup bermasyarakat. Oleh karena
itu, Materi pembelajaran IPS hendaknya berlandaskan kepada
nilai-nilai ketuhanan yang merupakan nilai transendental yang
menjadi core value dari sistem nilai yang ada. Menurut Huriah,
nilai ketuhanan merupakan landasan moralitas Sumber Daya
Manusia (SDM) hari ini dan terutama masa yang akan datang. 13
Oleh karena itu, nilai-nilai tentang ketuhanan perlu ditanamkan
sejak dini oleh para pendidik, termasuk oleh guru IPS.
b. Nilai Edukatif
Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan
IPS adalah adanya perubahan tingkah laku sosial peserta didik ke
arah yang lebih baik. Proses pembelajaran IPS tidak hanya terbatas
di kelas dan sekolah pada umumnya melainkan lebih jauh dari itu

13
Huriah Rachman, Pengembangan Propesi Pendidikan IPS..., hlm. 90.
40

dilaksanakan dalam kekhidupan sehari-hari. Sayangnya,


penanaman nilai-nilai edukatif bagi peserta didik sangat jarang
diterapkan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya media yang
menampilkan hiburan-hiburan dalam berbagai variasinya, sehingga
penanaman nilai-nilai moral semakin jauh dari harapan. Menurut
Susanto, acara sinetron atau intertainment, semestinya memberikan
contoh kehidupan yang ideal secara utuh.14 sehingga dapat
membantu guru maupun orang tua dalam mengembangkan sikap
dan keteladanan kepada peserta didik.
Peran yang paling penting dalam interaksi sosial untuk
peserta didik SD/MI adalah komunikasi dan interaksi sosial. Di
dalam interaksi sosial, terdapat proses sosial yang harus
dieksplorasi oleh guru seperti adanya imitasi, sugesti, identifikasi,
dan simpati.15 Imitasi artinya proses menirukan tindakan orang lain
yang diperoleh dari penglihatan, pendengaran dan dirasakan
sebagai hal patut untuk diikuti. Oleh karena itu, proses
pembelajaran perlu menekankan imitation (peniruan) terhadap
proses perkembangan peserta didik yang dapat dilakukan oleh para
pendidik dalam memberikan keteladanan yang baik.
Proses sugesti tidak jauh berbeda dengan imitasi, akan tetapi
pada imitasi proses peniruan dilakukan berdasarkan inisiatif sendiri
sedangkan proses sugesti terjadi atas dasar perintah pihak lain
untuk mengikuti tindakan atau perkataan sesuai dengan yang
diinginkannya. Idendifikasi adalah kecenderungan-kecenderungan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain,
sehingga ia memiliki kecendrungan untuk berpenampilan sama
seperti idolanya. Sedangkan simpati merupakan suatu proses di
mana seseorang tertarik kepada orang lain. Di dalam proses simpati
perasaan seseorang memiliki kecenderungan untuk mengerti dan
memahami orang lain.16

14
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran,...hlm. 22.
15
Ahmad Yani, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan,...,hlm. 102.
16
Ibid, hlm. 104.
41

c. Nilai Kemanusiaan.
Pengembangan mata pelajaran IPS diarahkan pada
pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menganalisis
kondisi sosial kemasyarakatan. Keterampilan sosial adalah
rangkaian kompetensi penting bagi peserta didik untuk memulai
dan memelihara hubungan sosial dengan mengimplemen-tasikan
nilai-nilai positif kemanusiaan seperti kasih sayang, tanggung
jawab, kejujuran, kedamaian, tanpa kekerasan, dan sebagainya
yang dimulai dari lingkungan keluarga, terhadap teman sebaya
maupun terhadap orang di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut
sangat penting dan perlu disampaikan secara terpadu dalam
pembelajaran IPS.
Nilai kemanusiaan adalah nilai-nilai yang melekat pada diri
manusia sebagai mahluk yang memiliki kemampuan untuk
menerima dan menghargai hak orang lain, baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya rasa
tanggung jawab dan rasa empati terhadap sesama, maka akan
sangat memungkinkan terjadinya kehancuran. Oleh karena itu,
penanaman nilai-nilai kemanusian, seperti sikap saling
menghargai, tolong menolong, gotong royong, dan saling
menghargai akan sangat membantu terciptanya suasana yang
harmonis.

5. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS


Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut
dengan pendekatan interdisipliner, karena pada dasarnya pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan melalui pendekatan
intradisipliner, multi-disipliner, interdisipliner, dan transdisipliner.17
Pada dasarnya pembelajaran terpadu adalah model
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran, sehingga dapat memberi pengalaman yang bermakna

17
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, ..., hlm. 223.
42

bagi peserta didik.18 Pada pembelajaran terpadu peserta didik dapat


memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-
kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta
didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari.
Menurut Susanto, Pembelajaran terpadu mengacu pada dua hal
pokok, yaitu: 1) keterkaitan materi belajar antardisiplin ilmu relevan
dengan diikat/disatukan melalui tema pokok, dan 2) keterhubungan
tema pokok tersebut dengan kebutuhan dan kebutuhan aktual peserta
didik. 19 Pendekatan pembelajaran terpadu, disusun berdasarkan
program pembelajaran dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu
sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat
mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian
dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang
ilmu yang lain.
Beberapa model integrasi pembelajaran IPS, antara lain:
a. Model Integrasi Berdasarkan Topik
Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan
berdasarkan topik yang terkait, misalnya kegiatan ekonomi
penduduk. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang
dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup
dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari
persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin
Geografi.20 Secara sosiologis, Kegiatan ekonomi penduduk dapat
mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat atau sebaliknya.
Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk
selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep
tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu
menumbuhkan kreatifitas dan kemandirian dalam melakukan

18
La Iru dan La Ode Saifun Arihi, Analisis Penerpan Pendekatan, Metode, strategi,
dan Model-Model Pembelajaran, (Bantul: Multi Presindo, 2012), hlm. 132.
19
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran...., hlm. 303.
20
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 196
43

tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang


berkaitan dengan ekonomi.
Skema berikut memberikan gambaran keterkaitan suatu
topik/tema dengan berbagai disiplin ilmu.

Sejarah Geografi

5.1 Mendeskripsikan perkembangan 6.1 Mendeskripsikan pola


masyarakat, kebudayaan dan kegiatan ekonomi
pemerintahan pada masa Hindu- penduduk, penggunaan
Budha, serta peninggalan- lahan dan pola
peninggalannya pemukiman berdasarkan
5.2 Mendeskripsikan perkembangan kondisi fisik permukaan
masyarakat, kebudayaan, dan bumi.
pemerintahan pada masa Islam Topik/Tema
di Indonesia, serta peninggalan- Kegiatan Ekonomi
peninggalannya.
5.3 Mendeskripsikan perkembangan Penduduk
masyarakat, kebudayaan dan
pemerintahan pada masa kolonial
eropa
Ekonomi
6.3 Mendeskripsikan peran badan
usaha, termasuk koperasi,
sebagai tempat
Sosiologi berlangsungnya proses
produksi dalam kaitannya
2.3 Mengidentifikasikan dengan pelaku ekonomi.
bentuk-bentuk 6.4 Mengungkapkan gagasan
interaksi sosial. kreatif dalam tindakan
2.4 Menggunakan proses ekonomi untuk mencapai
kemandirian dan
interaksi sosial kesejahteraan.

Gambar 2.1: Model Integrasi IPS Berdasarkan Topik/Tema.

b. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama


Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang
didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat;
sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”.
Dalam pembelajaran yang dikembangkan dalam Kebudayaan Bali
dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan
kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui
kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta
didik selain dapat memahami kondisi daerahnya juga sekaligus
memahami Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin
yang tergabung dalam IPS.21

21
Ibid, hlm. 197.
44

Sejarah Sosiologi
5.1 Mendeskripsikan perkembangan 2.1 Mendeskripsikan interaksi
masyarakat, kebudayaan dan sebagai proses sosial.
pemerintahan pada masa
Hindu-Budha, serta Memupuk Aspirasi
peninggalan-peninggalannya Bali Sebagai Daerah Terhadap Kesenian
Perkembangan Masyarakat
Wisata
Setempat

Geografi Ekonomi
1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka 6.1 Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi
bumi, proses pembentukan, dan penduduk, penggunaan lahan dan pola
dampaknya terhadap kehidupan. pemukiman berdasarkan kondisi fisik
4,1 Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk permukaan bumi.
mendapatkan informasi keruangan 6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi
4.2 Membuat sketsa dan peta wilayah yang yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi,
menggambarkan objek geografi. dan distrubis barang dan jasa
4.3 Mendeskripsikan kondisi geografis dan 6.3 Mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk
penduduk. koperasi, sebagai tempat berlangsungnya
proses produksi dalam kaitannya dengan
Potensi Objek Wisata pelaku ekonomi.
6.4 Mengungkapkan gagasan kreatif dalam
tindakan ekonomi untuk mencapai
kemandirian dan kesejahteraan.

Azaz Manfaat Terhadap Kesejahteraan


Penduduk

Gambar 2.2: Model Integrasi IPS Berdasarkan Petensi Utama.

c. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan


Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah
berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah “Tenaga
Kerja Indonesia”. Pada pembelajaran terpadu, Tenaga Kerja
Indonesia ditinjau dari beberapa faktor sosial yang
mempengaruhinya. Di antaranya adalah faktor geografi, ekonomi,
sosiologi, dan historis.
45

Sejarah Sosiologi

2.2. Mendeskripsikan sosialisai 3.1 Mendeskripsikan manusia


sebagai proses pembentukan sebagai makhluk sosial dan
kepribadian ekonomi yang bermoral dalam
memenuhi kebutuhan.
3.2 Mengdentifikasi tindakan
Tenaga Kerja ekonomi berdasarkan motif
Indonesia dan prinsip ekonomi dalam
berbagai kegiatan sehari-hari

Geografi
1.1 Mendeskripsikan keragaman Ekonomi
bentuk muka bumi, proses
pembentukan, dan 4.2 Membuat sketsa dan peta wilayah
dampaknya terhadap yang menggambarkan objek
kehidupan. geografi

Gambar 2.3: Model Integrasi IPS Berdasarkan Permasalahan.

B. Integrasi Islam dan Ilmu-Ilmu Sosial


1. Integrasi Ilmu Pengetahuan dalam Islam
Kata integrasi berasal dari bahasa Inggris “to integrate”, yang
berarti mengintegrasikan, menyatupadukan, menggabungkan, mem-
persatukan (dua hal atau lebih menjadi satu). Integration (kata benda),
yang berarti integrasi, pengintegrasian atau penggabungan. 22
Khoiruddin Nasution menyatakan, “secara sederhana kajian
integrative adalah kajian yang mencoba menggabungkan, menyatukan
antar subjek yang dikaji”.23 Beberapa istilah yang identik atau sangat
dekat dengan integrative di antaranya adalah interkonektif, tematik
(menyeluruh dalam satu tema), holistic (menyeluruh), pemaduan, dan
sinkron (keserasian).24
Menurut Amin Abdullah bahwa dalam bidang keilmuan apapun
tidaklah dapat berdiri secara mandiri apalagi dalam menyelesaikan

22
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1996), hlm. 326.
23
M. Amin Abdullah, dkk., Implementasi Pendekatan Integratif-Interkonektif Dalam
Kajian Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2014), hlm. 34.
24
Ibid, hlm. 34.
46

persoalan umat, tanpa diadakannya integrasi dengan keilmuan lain. 25


Integrasi yang dimaksud adalah usaha memadukan keilmuan umum
dengan Islam tanpa harus menghilangkan keunikan-keunikan antara
dua keilmuan tersebut. Integrasi antara ilmu agama dengan ilmu
pengetahuan umum bukan berarti berupaya mencocok-cocokkan ayat-
ayat Al-Qur’an secara dangkal dengan temuan-temuan ilmiah.
Disinilah pentingnya integrasi konstruktif di mana integrasi yang
menghasilkan kontribusi baru yang tak diperoleh bila kedua ilmu
tersebut terpisah. Integrasi diperlukan untuk menghindari dampak
negatif yang mungkin muncul jika keduanya berjalan sendiri-sendiri.
Tapi ada kelemahan dari integrasi, di mana adanya penaklukan, seperti
teologi ditaklukkan oleh sains.26
Integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan pada awalnya
disebut dengan Islamisasi. Islamisasi ilmu berkenaan dengan
perubahan hakikat dan dasar pengetahuan, terkait dengan perubahan
cara pandang dunia yang merupakan dasar lahirnya ilmu dan
metodologi yang digunakan, agar sesuai dengan konsep Islam. 27
Islamisasi ilmu pengetahuan dengan agama, yang berarti
menghubungkan kembali sunnatullah (hukum alam) dengan Al-
Qur’an, yang keduanya sama-sama ayat Tuhan.
Secara historis, ide atau gagasan Islamisasi Ilmu pengetahuan
muncul pada saat diselenggarakan Konferensi Dunia Pertama tentang
Pendidikan Islam di Mekah pada tahun 1977. Gagasan ini antara lain
dilontarkan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam makalahnya
yang berjudul “Preliminary Thoughts on the Nature of Knowledge
and the Definition and the Aims of Education dan Ismail R. al-Faruqi
dalam makalahnya “Islamicizing Social Science.”28
Menurut al-Attas, Islamisasi Ilmu adalah “The liberation of
man first from magical, mythological, animistic, national cultural

25
M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi ..., hlm. vii-viii.
26
Zainal Abidin Bagir, Integrasi Ilmu dan Agama, Interprestasi dan Aksi, (Bandung:
Mizan, 2005), hal. 50-51
27
Khudori Soleh, Wacana Baru Filsafat Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004),
hlm. 240.
28
Ismail Thoib dan Mukhlis, Dari Islamisasi Ilmu Menuju pengilmuan Islam:
Melawan Hegemoni Epistemologi Barat, (ULUMUNA Jurnal Studi Keislaman, Volume 17
Nomor 1 (Juni) 2013), 67.
47

tradition, and then from secular control over his reason and his
language”29 Islamisasi adalah pembebasan manusia, pertama dari
tradisi tahayul, mitos, animisme, kebangsaan dan kebudayaan dan
setelah itu pembebasan akal dan bahasa dari pengaruh sekularisme.
Menurut al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya dan
peradaban Barat: 1) akal yang diandalkan untuk membimbing
kehidupan manusia; 2) bersikap dualistik terhadap realitas dan
kebenaran; 3) menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan
pandangan hidup sekuler; 4) membela doktrin humanisme; 5)
menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan
dalam fitrah kemanusiaan.30
Kelima hal di atas, merupakan prinsip-prinsip utama dalam
pengembangan keilmuan di Barat, yang dinilai bertentangan dengan
nilai-nilai Islam. Supaya umat Islam terhindar dari prinsip-prinsip
yang menjebak di atas, maka ada empat poin yang harus diperhatikan
seorang Muslim dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, yaitu: 1)
prinsip-prinsip utama Islam sebagai intisari peradaban Islam; 2)
pencapain sejarah kebudayaan Islam sebagai manifestasi ruang dan
waktu dari prinsip-prinsip utama Islam; 3) bagaimana kebudayaan
Islam dibandingkan dan dibedakan dengan kebudayaan lain dari sudut
manifestasi dan intisari; 4) bagaimana kebudayaan Islam menjadi
pilihan yang paling bermanfaat berkaitan dengan masalah-masalah
pokok Islam dan non Islam di dunia saat ini.
Selanjutnya, Al-Faruqi menetapkan lima sasaran rencana kerja
Islamisasi yaitu; 1) menguasai disiplin-disiplin modern; 2) menguasai
khasanah Islam; 3) menentukan relevansi Islam yang spesifik pada
setiap bidang ilmu pengetahuan modern; 4) Mencari-cari untuk
melakukan sintesa kreatif antara khasanah Islam dengan khasanah
ilmu pengetahuan modern; 5) Mengarahkan pemikiran Islam ke

29
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, (Kuala Lumpur: ISTAC,
1993), hlm. 44.
30
Ibid, hlm. 88
48

lintasan-lintasan yang mengarah pada pemenuhan pola rancangan


Tuhan.31
Rencana kerja Islamisasi di atas dapat diterapkan dalam setiap
bidang ilmu modern, termasuk ilmu-ilmu sosial. Langkah Islamisasi
dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan
ilmu-ilmu sosial, dari proses itu akan melahirkan suatu paradigma
keilmuan sosial baru. Dengan memahami sejarah sosial Islam dan
proses pembentukan struktur-struktur dan sistem-sistem sosial dalam
masyarakat muslim akan mempermudah proses integrasi ilmu sosial
dengan Islam. Jadi antara ilmu agama dan ilmu umum harus
diseimbangkan melalui sistem yang terencana. Fazlur Rahman
menawarkan salah satu pendekatan yaitu, dengan menerima
pendidikan sekuler modern sebagaimana telah berkembang secara
umum di dunia barat, dan mencoba Mengislamkannya, yakni
mengisinya dengan konsep-konsep tertentu dari Islam.32
Islamisasi ilmu pengetahuan meruapakan sebuah proyek besar
jangka panjang umat Islam, yang akan berhasil ketika kemajuan
teknologi telah dilandasi oleh etika agama. Fazlur Rahman
mengatakan bahwa Islamisasi akan berjalan dan berhasil, jika umat
Islam secara efektif melaksanakan tugas-tugas intelektual untuk
menjabarkan semua ilmu atas dasar Al-Qur’an.33

2. Pengilmuan Islam dalam Ilmu-Ilmu Sosial


Pengislaman ilmu adalah titik balik dari konsep islamisasi ilmu
yang dilakukan generasi Al-Attas dan al-Faruqi, Kuntowijoyo dalam
Jurdi menyebutkan bahwa pengetahuan yang benar-benar objektif
tidak perlu di Islam-kan, karena Islam mengakui objektivitas.34
Pengilmuan Islam berarti menjadikan Islam sebagai Ilmu, akan tetapi

31
Syarifuddin Jurdi dan Sulistyaningsih (ed), Islam dan Ilmu Sosial Indonesia,
Integrasi Islam dan Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Laboraturium Sosiologi UIN Sunan Kalijaga,
2011), hlm. 25.
32
Gunawan Ikhtiono, Konsep Pendidikan Nondikotomik Dalam Perspektif Fazlur
Rahman, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014), hlm. 97.
33
Fazlur Rahman, Islam dan Modernisme. Dalam wWacana Islam Liberal, Pemikiran
Islam Kontemporer tentang isu-isu Global, Charles Kurzman (ed). Alih Bahasa Bahrul Ulum
dan Heri Junaidi, (Jakarta: Paramadina, 2003), hlm. 524.
34
Syarifuddin Jurdi dan Sulistyaningsih (ed), Islam dan Ilmu..., hlm. 32.
49

bukan berarti Islam satu-satunya sumber ilmu, atau etika Islam


sebagai panduan penerapan ilmu, Dengan pengilmuan Islam, yang
ingin dituju adalah aspek universalitas klaim Islam sebagai rahmat
bagi alam semesta, dan bukan hanya bagi pribadi-pribadi atau
masyarakat muslim, tapi semua orang; bahkan setiap makhluk di alam
semesta ini. Rahmat bagi alam semesta adalah tujuan akhir
pengilmuan Islam. Rahmat itu dijanjikan bukan hanya untuk muslim
tapi untuk semuanya. Tugas muslim adalah mewujudkannya;
pengilmuan Islam adalah caranya.35
Pengilmuan Islam dicoba dipahami dengan membandingkannya
dengan Islam sebagai mitos dan ideologi. Untuk lebih jauh memahami
ini dalam konteks yang lebih luas, kita bisa melihat alternatif lain bagi
gerakan Pengilmuan Islam. Dalam konteks yang berbeda,
Kuntowijoyo membandingkan pengilmuan Islam dengan kodifikasi
Islam dan Islamisasi Ilmu. 36
Pengilmuan Islam (yang dalam konteks ini disebutnya sebagai
demistifikasi Islam) adalah gerakan dari teks ke konteks; Islamisasi
adalah sebaliknya, dari konteks ke teks; sementara kodifikasi berkutat
di sekitar eksplorasi teks, nyaris tanpa memperhatikan konteks. Ketiga
gerakan ini adalah ragam perwujudan dari keinginan untuk kembali
kepada teks (Al-Qur’an dan Sunnah). Islamisasi ilmu, menurutnya,
lebih bersikap reaktif, yaitu reaksi terhadap bangunan keilmuan yang
sudah wujud, yang dipandang tak sesuai dengan nilai-nilai Islam, dan
ingin dikembalikan kepada Islam yang lebih dipahami sebagai teks.37
Satu cara untuk memahami gerak pengilmuan Islam adalah
dengan memperhatikan periodesasi sistem pengetahuan Muslim yang
dibuat Kuntowijoyo. 38 Periodesasi penting untuk memahami apa yang
akan dikerjakan pada suatu periode tertentu. Keputusan baik yang
diambil di suatu periode belum tentu akan bermanfaat di periode yang
lain. Dalam periodisasi ini, umat Islam bergerak dari periode

35
Ibid, hlm. 33.
36
Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika, (Bandung:
Teraju, 2004 ), hlm. 6.
37
Ibid, hlm. 8.
38
Ibid, hlm. 80.
50

pemahaman Islam sebagai mitos, lalu sebagai ideologi, dan terakhir


sebagai ilmu.
Periode pertama, Islam sebagai mitos. Islam sebagai mitos
dipahami sebagai sesuatu yang sudah selesai dan tinggal perlu
dipertahankan, dijaga kemurniannya dari campuran-campuran non
Islami, dan jika perlu dipertahankan dari serangan pihak luar.
Karenanya Kuntowijoyo menyebut bahwa tradisi ini biasanya bersifat
deklaratif atau apologetis. 39
Periode kedua, Islam sebagai ideologi. Islam sebagai ideologi
sudah bersifat lebih rasional, tapi masih terlalu apriori/nonlogis. Di
sini Islam ditampilkan sebagai ideologi tandingan bagi ideologi-
ideologi dunia seperti kapitalisme dan komunisme. Dalam konteks ini,
Islam eksis hanya jika ia eksis secara institusional-formal. Karena itu,
ketika di Indonesia semua ormas diharuskan berasas Pancasila, ini
dipahami sebagai upaya de-Islamisasi. Padahal, kata Kuntowijoyo, ini
juga bisa dilihat sebagai isyarat bahwa Islam perlu memasuki babak
baru, yaitu periode Islam sebagai ilmu.
Periode ketiga yaitu periode ilmu, yang diperlukan adalah
objektivikasi Islam. Dapat dikatakan bahwa dengan melakukan
objektivikasi, “baju Islam” (“Islam sebagai baju”) ditanggalkan, dan
Islam secara substansial tampil secara universal. Nilai-nilai Islami
menjadi sesuatu yang bisa diterima orang, Muslim ataupun non-
Muslim, karena kebaikan nilai-nilai itu sendiri, bukan karena nilai-
nilai itu disebut “Islami”. Dengan cara ini, Islam menjadi rahmat
untuk alam semesta.
Berdasarkan pada konsep Islamisasi dan pengilmuan di atas, di
kalangan para ahli terdapat sikap yang pro dan kontra terhadap
pengistilahan Islamisasi ilmu pengetahuan. Mohammad Arkoun
mengatakan bahwa keinginan para Cendikiawan Muslim dalam upaya
melakukan Islamisasi ilmu dan teknologi adalah merupakan
kesalahan. Sebab, hal ini dapat menjebak kita pada pendekatan yang
menganggap bahwa Islam hanya semata-mata sebagai ideologi. 40
Sementara yang mendukung Islamisasi ilmu pengetahuan antara lain
39
Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 102.
40
Gunawan Ikhtiono, Konsep Pendidikan Nondikotomik…, hlm. 93.
51

yakni Mulyanto mengatakan, bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan


sering dipandang sebagai proses penerapan etika Islam dalam
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan kriteria pemilihan suatu jenis ilmu
pengetahuan yang akan dikembangkannya.41
Adanya perbedaan sudut pandang dan pendekatan para ahli
dalam melihat masalah Islamisasi ilmu pengetahuan dan pengilmuan
Islam merupakan sebuah dinamika dalam membangun konsep ilmu
pengetahuan, namun pada hakikatnya keduanya memiliki kesamaan
tujuan, yaitu mereka sepakat bahwa umat Islam perlu memiliki ilmu
pengetahuan yang dibangun dari dasar ajaran-ajaran Islam, yaitu Al-
Qur’an.

3. Integrasi Islam dan Ilmu dalam Praktek Pendidikan


Disuksi tentang integrasi Islam dan ilmu telah banyak dilakukan
dan masih menjadi bahan kajian yang menarik. Namun, persoalan
yang terjadi di hampir semua kajian tentang integrasi Islam dan ilmu
belum ada yang menyentuh akar persoalan pendidikan, manusia (baik
sebagai peserta didik maupun sebagai pendidik), maupun jenjang
pendidikan (yang seringkali langsung menuju perguruan tinggi).
Kalau hanya mengandalkan integrasi Islam dan ilmu dilakukan di
jenjang pendidikan tinggi maka tidak bisa bermakna apa-apa.
Semestinya integrasi Islam dan Ilmu dimulai sejak pendidikan di
rumah, masyarakat dan baru kemudian menyentuh sekolah. Tanpa
integrasi ketiga jalur pendidikan ini maka daya upayanya tidak akan
menyentuh pada akar masalah utamanya.
a. Integrasi Islam dan Ilmu dalam Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga yang mengintegrasikan Islam dan Ilmu,
terlihat ketika pendidikan anak dimulai dari penguasaan Al-Qur’an
dulu, kemudian penguasaan ilmu lain. Keluarga bisa menekankan
hal ini sehingga anak terbiasa bahwa dalam Al-Qur’an tidak hanya
membahas masalah ‘ubudiyah dengan Tuhan saja, sedangkan yang
lainnya adalah berkaitan dengan mu’amalah (ibadah sosial)”. Ini

41
Ibid, hlm. 94.
52

menunjukkan bahwa Islam selain mengatur masalah ibadah kepada


Allah SWT juga mengatur masalah manusia dan kemanusiaan.
b. Integrasi Islam dan Ilmu dalam Pendidikan Masyarakat
Pendidikan Masyarakat melalui tempat ibadah seringkali
tidak tertata secara sistematis, sehingga kesannya diulang-ulang
dan tidak pernah berubah temanya. Seperti tema-tema yang
diangkat pada khutbah jum’at, kultum Ramadhan ataupun kuliah
shubuh yang hanya berisi hal yang sama dari tahun ke tahun.
Keadaan ini perlu ada pembenahan dari para kiyai atau tokoh
agama dengan memberikan tambahan asupan pada tiap masjid
dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat.
c. Integrasi Islam dan Ilmu dalam Pendidikan Formal
Integrasi Islam dan ilmu di lembaga pendidikan formal
masih dominan wacana. Praksisnya ternyata sama rumitnya dengan
wacana yang dikembangkan. Operasionalisasi dalam konteks
kurikulum masih menyisakan persoalan yang banyak, sehingga
kadang-kadang memunculkan skeptisisme di kalangan pelaku
integrasi Islam dan Ilmu di berbagai lembaga pendidikan.
Ketika eksperimen integrasi hanya terjadi di tingkat
perguruan tinggi memang sangat terlambat karena peserta didiknya
sudah mempunyai virus sekularitas di akal pemikirannya.
Semestinya dimulai di tingkat pra sekolah, kemudian berlanjut ke
jenjang berikutnya. Hal ini bisa memanfaatkan momentum yang
ada dan terjadi di PAUD formal maupun non formal begitu pula
diuntungkan dengan pemberlakuan Kurikulum 2013. Jenjang
pendidikan tersebut menerapkan model pembelajaran tematik.
Model ini memudahkan integrasi Islam dan Ilmu daripada jenjang
pendidikan setelahnya. Kesempatan yang lebih baik lagi bisa
digunakan ketika beberapa sekolah binaan Kemendikbud dan
madrasah binaan Kemenag menggunakan Kurikulum 2013 di mana
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah menggunakan
pembelajaran tematik.
53

4. Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan Sosial


Integrasi Islam dan ilmu pengetahuan sosial dimaksudkan untuk
mengintegrasikan ilmu-ilmu Islam dan ilmu-ilmu sosial dalam satu
kegiatan pembelajaran. Pengintegrasian di antara keduanya
dimaksudkan agar tidak adanya dikotomi antara ilmu-ilmu Islam
dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS), sehingga dalam penerapannya
mempermudah peserta didik untuk memahaminya. Pengembangan
bahan ajar integratif dimaksud agar proses pembelajaran IPS lebih
menarik dan memudahkan peserta didik dalam memahami konsep dan
materi IPS tanpa harus membedakannya dengan disiplin ilmu-ilmu
agama yang menjadi corak pendidikan di madrasah.
Sebagai landasan berpikir penulis dalam pengintegrasian Islam
dan ilmu-ilmu sosial ini, penulis mengambil teori dari Amin Abdullah
yang berupa integrasi-interkoneksi yang berbentuk seperti jaring laba-
laba. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.4. Ilustrasi reintegrasi epistimologi keilmuan


Sumber: uin-suka.ac.id42
Gambar di atas merupakan deskripsi dari integrasi Islam bahwa
Al-Qur’an dan Hadis merupakan dua sumber pokok atau sumber dari
segala ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dikembangkan banyak
disiplin ilmu lainnya, termasuk diantaranya adalah disiplin ilmu-ilmu
sosial. Gerakan reintegrasi epistimologi keilmuan tersebut lebih

42
https://www.google.co.id/jaring+laba-laba+amin+abdullah.
54

dikenal dengan istilah pendekatan integrasi-interkoneksi. Pendekatan


integrasi-interkoneksi yaitu pendekatan yang menempatkan berbagai
disiplin ilmu (islamic studies, natural studies, social studies, dan
humaniora) saling menyapa satu dengan lainnya sehingga menjadi
satu bangunan yang utuh.43
Berdasarkan pandangan tersebut di atas apabila proses integrasi
dilakukan dalam proses pembelajaran IPS, maka pembelajaran IPS
dalam penerapannya merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai
sistem yang berusaha mengembangkan pandangan dan semangat
hidup peserta didik yang dimanifestasikan dalam kehidupan dan
keterampilan hidup yang Islami.
Pembelajaran IPS integratif dalam prosesnya harus berusaha
untuk membangun manusia yang berkualitas yang ditandai dengan
peningkatan kecerdasan, pengetahuan, keterampilan dan ketakwaan
sebagai relasi vertikal dengan nilai-nilai Ilahiyah. Dengan demikian,
bahan ajar IPS integratif diharapkan dapat menjadi sarana dan strategi
untuk meningkatkan mutu kehidupan dan pengembangan diri peserta
didik di masa depan, sebab pendidikan sosial merupakan hal yang
penting dalam mencapai kemajuan dalam semua aspek kehidupan
yang berdasarkan nilai-nilai agama Islam.
Bahan ajar IPS integratif dirumuskan berdasarkan kemampuan
dan kebutuhan peserta didik di lapangan. Hal tersebut dilakukan agar
peserta didik tidak hanya mampu mengenal dan memahami
pembelajaran IPS secara konseptual, melainkan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan ajar IPS integratif diharapkan mampu menciptakan
manusia yang menjadi pengendali kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta sekaligus menjadi daya tangkal terhadap dampak-
dampak negatif lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan
teknologi itu sendiri, sehingga peserta didik dapat menempatkan diri
dalam masyarakat luas untuk membangun diri, masyarakat, budaya,
dan bangsanya.

43
Amin Abdullah, Islamic Studies Di Perguruan Tinggi..., hlm. 12.
55

C. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara
sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis,44 yang berupa informasi,
alat, ataupun teks yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip
pembelajaran yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran.45 Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun
secara urut sehingga memudahkan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non
cetak dan dapat bersifat visual auditif.46
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
pendidikan formal maupun nonformal. Majid menjelaskan bahwa
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas.47 Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis. Sejalan dengan penjelasan tersebut, Hamalik
menyatakan bahwa bahan ajar adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.48
Menurut Prastowo, keberhasilan seorang guru dalam
melaksanakan pembelajaran tergantung pada wawasan, pengetahuan,
pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar.49
Karena semakin luas pemahaman seorang guru terhadap bahan ajar
atau materi tersebut, maka akan semakin baik pula pembelajaran yang

44
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta:
Divapress, 2012), hlm. 16
45
Tian Belawati, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003), hlm. 1.3
46
Soegiranto, Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. (NTT: Pokja
Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementerian Agama, 2010),
hlm. 1.
47
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 174.
48
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 57.
49
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar ..., hlm. 296
56

dilaksanakan. 50 Dengan bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat


mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis, sehingga
secara akumulatif peserta didik akan dapat mengusai semua
kompetensi pembelajaran secara menyeluruh. Oleh karena itu, sangat
penting bagi seorang guru memiliki kemampuan mengembangkan
bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat
diserap dengan baik.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri
atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan
sikap. Menurut Widodo dan Jasmadi, bahan ajar merupakan perangkat
yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan
cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan.51 Dengan demikian, bahan
ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran harus mengacu
pada standar kompetensi yang telah ditentukan.
Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka bahan ajar dapat
diartikan sebagai bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis berupa materi, pesan atau
isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau
teori yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

2. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan suatu tuntutan bagi setiap pendidik yang
ingin meningkatkan kualitas mengajarnya, mengingat pembuatan
bahan ajar memiliki kontribusi yang sangat besar bagi keberhasilan

50
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia dini TK/RA
dan Anak Usia Awal SD/MI (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 180.
51
Chomsin S Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2008), hlm. 40
57

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.52 Dalam kegiatan


pembelajaran, bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan peserta
didik. Guru akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan proses
pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu
pula bagi peserta didik, tanpa adanya bahan ajar, peserta didik akan
mengalami kesulitan dalam belajarnya. Apalagi dalam memberikan
penjelasan guru seringkali tidak memperhatikan tingkat kemampuan
dan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga apa yang disampaikan
guru menjadi tidak jelas dan kurang bermakna. Oleh karena, itu bahan
ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Belawati peran bahan ajar sangat penting bagi guru
dan peserta didik dalam pembelajaran secara klasikal, individual,
maupun kelompok. 53 Peran tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Peran bahan ajar bagi guru, yaitu: 1) Menghemat waktu guru
dalam mengajar; 2) Mengubah peran guru dari seorang
pengajar menjadi seorang fasilitator; 3) Meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
b. Peran bahan ajar bagi peserta didik, yaitu: 1) Peserta didik
dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru; 2) Peserta
didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja dikehendaki;
3) Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan
sendiri; 4) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang
dipilihnya sendiri; dan 5) Membantu potensi untuk menjadi
pelajar mandiri.
c. Peran bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, yaitu: 1)
Dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari
buku utama; 2) Dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku
utama; 3) Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik; dan 4) Dapat dijadikan sebagai bahan
yang mengandung penjelasan tentang bagaimana mencari
penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik
dengan topik lainnya.
d. Peran bahan ajar dalam pembelajaran individual, yaitu: 1)
Sebagai media utama dalam proses pembelajaran; 2) Alat
yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses

52
Andi Prastowo, Panduan Kreatif ..., hlm. 23
53
Tian Belawati, Pengembangan Bahan Ajar,... hlm. 14-16.
58

peserta didik memperoleh informasi; dan 3) Penunjang


media pembelajaran individual lainnya.
e. Peran bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, yaitu: 1)
Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok;
dan 2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama.

Bahan ajar mempunyai fungsi yang sangat penting dalam setiap


kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar seorang guru dapat
memberi petunjuk yang jelas bagi peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran, sekaligus menjadi acuan bagi terlaksananya
proses pembelajaran secara efektif. Menurut Lestari, bahan ajar
memiliki fungsi, antara lain:
a. Fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kepada peserta didik;
b. Sedangkan bagi peserta didik akan menjadi pedoman dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi
yang seharusnya dipelajari. Bahan ajar juga berfungsi
sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran.54

Selanjutnya, penyusunan bahan ajar harus memiliki tujuan yang


jelas dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, karena tanpa adanya
kesesuaian antara bahan ajar dan tujuan yang akan dicapai tentu tidak
akan memberikan hasil yang maksimal. Dalam menyusun bahan ajar
terdapat beberapa tujuan, antara lain:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan
setting atau lingkungan sosial peserta didik;
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan
ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit
diperoleh;
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.55

54
Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Padang: Akademia
Permata, 2013), hlm. 7.
55
Ahmadi, Iif Khoiru, dkk., Konstruksi Pengembangan Pembelajaran Pengaruhnya
Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2010), hlm. 159.
59

Ketersedian bahan ajar yang beragam akan sangat memberikan


manfaat yang sangat besar pada peserta didik, diantaranya suasana dan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang,
mendorong peserta didik agar memperoleh kesempatan seluas-luasnya
untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
sumber informasi dari guru. Menurut Ahmadi dkk, bahan ajar
memiliki beberapa manfaat56, antara lain:
a. Manfaat bahan ajar bagi guru: 1) Diperoleh bahan ajar yang
sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik; 2) Tidak lagi tergantung kepada buku
teks yang terkadang sulit untuk diperoleh; 3) Memperkaya
karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi; 4) Menambah khasanah pengetahuan dan
pengalaman guru dalam menulis bahan ajar; 5) Membangun
komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya
kepada gurunya; dan 6) Menambah angka kredit jika
dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
b. Manfaat bahan ajar bagi peserta didik: 1) Kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik; 2) Kesempatan untuk
belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru; dan 3) Mendapatkan kemudahan
dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.57

3. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Beragam bahan ajar terdapat di sekolah/madrasah. Bahan ajar
tersebut ada yang berbentuk buku, modul, maupun bahan ajar yang
berbasis komputer. Lestari mengelompokkan bahan ajar menjadi tiga
bagian, yaitu bahan ajar noncetak, bahan ajar pandang dengar, dan
bahan ajar multimedia interaktif.58 Bahan ajar noncetak meliputi
bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti
video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif
(interactive teaching material) seperti CAI (computer assisted

56
Ibid, hlm. 160.
57
Ibid, hlm. 160.
58
Ika Lestari, Pengembangan Bahan..., hlm. 6
60

instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif,


dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Menurut Prastowo bahan ajar dapat diklasifikasikan
berdasarkan bentuk, cara kerja dan sifatnya 59, sebagaimana uraian
berikut:
a. Bahan Ajar Menurut Bentuknya
Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat
macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang
dengar, dan bahan ajar interaktif.
1) Bahan cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang
disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk
keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.
Contohnya, handout, buku, modul, lembar kerja peserta
didik, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan
model atau maket.
2) Bahan ajar dengar atau program audio yaitu semua sistem
yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang
dapat atau didengar oleh seseorang atau sekelompok
orang. Contohnya kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yaitu segala
sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara
sekuensial. Contohnya video compact disk dan film.
4) Bahan ajar interaktif, yaitu kombinasi dari dua atau lebih
media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)
yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi
perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau
perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya compact
disk interactive.

b. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya


Bahan ajar menurut cara kerjanya, dapat dibedakan menjadi
5 macam, yaitu;
1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yaitu bahan ajar
yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk
memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga peserta didik
bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat, dan

59
Andi Prastowo, Panduan Kreatif..., hlm. 40-43
61

mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto,


diagram, display, model, dan lain sebagainya.
2) Bahan ajar yang diproyeksikan, yaitu bahan ajar yang
memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau
dipelajari peserta didik. Contohnya, slide, filmstrips,
overhead transparencies, dan proyeksi komputer.
3) Bahan ajar audio, yaitu bahan ajar yang berupa sinyal
audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk
menggunakannya, memerlukan alat pemain (player)
media rekam tersebut, seperti tape compo, CD player,
VCD player, multimedia player, dan lain sebagainya.
Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flashdisk,
dan lain-lain.
4) Bahan ajar video, yaitu bahan ajar yang memerlukan alat
pemutar yang biasanya berbentuk video tape player,
VCD player, DVD player, dan sebagainya. Bahan ajar ini
dilengkapi dengan gambar. Jadi dalam tampilan, dapat
diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara
bersamaan. Contohnya, video, film, dan lain sebagainya.
5) Bahan ajar (media) komputer, yaitu berbagai jenis bahan
ajar non cetak yang membutuhkan komputer untuk
menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya,
computer mediated instruction dan computer based
multimedia atau hypermedia.

c. Bahan Ajar Menurut Sifatnya


Menurut sifatnya, bahan ajar dibedakan menjadi 4 macam,
antara lain;
1) Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku,
pamflet, panduan belajar peserta didik, bahan tutorial,
buku kerja peserta didik, peta, charts, foto bahan dari
majalah serta koran, dan lain sebagainya.
2) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio
casette, siaran radio, slide, filmstrips, film, video casettes,
siaran televisi, video interaktif, computer based tutorial,
dan multimedia.
3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek,
misalnya kit sains, lembar observasi, lembar wawancara,
dan lain sebagainya.
4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi
manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak
62

jauh), misalnya telepon, hand phone, video conferencing,


dan lain sebagainya.

4. Unsur-Unsur Bahan Ajar


Bahan ajar tersusun dan terbentuk dari beberapa sumber belajar
yang disusun secara sistematis. Untuk membuat sebuah bahan ajar
yang baik, guru perlu memahamai beberapa unsur yang mendukung
bahan ajar tersebut secara baik, agar bahan ajar yang dibuat layak dan
dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Prastowo, ada
enam komponen yang berkaitan dengan unsur-unsur bahan ajar,60
yaitu; 1) petunjuk belajar, 2) kompetensi yang akan dicapai, 3)
informasi pendukung, 4) latihan-latihan, 5) petunjuk kerja atau lembar
kerja. Petunjuk belajar merupakan pedoman belajar yang menjelaskan
tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada
peserta didik dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari
materi yang ada dalam bahan ajar tersebut.61
Seorang pendidik harus menjelaskan dan mencantumkan
standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian
hasil belajar dalam bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik,
karena tanpa indikator yang jelas proses pembelajaran menjadi kurang
bermakna. Dalam penyusunan bahan ajar informasi pendukung sangat
diperlukan untuk melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik
memiliki banyak sumber informasi yang akan mempermudah mereka
dalam menguasai pengetahuan.
Unsur penyusunan bahan ajar yang tidak kalah penting untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik adalah latihan-latihan
yang diberikan guru kepada peserta didik. Latihan adalah bentuk tugas
yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan
setelah mempelajari bahan ajar, sehingga kemampuan yang mereka
dapatkan selama proses pembelajaran semakin dikuasai secara
matang.
Selanjutnya, untuk mengarahkan peserta didik pada tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan diperlukan adanya petunjuk dan

60
Andi Prastowo, Panduan Kreatif ..., hlm. 28
61
Ibid, hlm. 28
63

panduan proses yang dapat mengarahkan peserta didik untuk


mencapai tujuan tersebut. Pada penyusunan bahan ajar, petunjuk kerja
atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa lembar kertas yang
berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau
kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan
dengan praktik dan lain sebagainya.62
Komponen terakhir yang merupakan unsur dalam penyusunan
bahan ajar adalah proses penilaian/evaluasi. Komponen evaluasi
merupakan sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik
untuk mengukur sejauhmana penguasaan kompetensi yang berhasil
mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran.

5. Karakteristik Bahan Ajar


Bahan ajar yang berkualitas harus berorientasi kepada kegiatan
belajar peserta didik, sehingga bahan ajar disusun berdasarkan
kebutuhan dan motivasi peserta didik. Hal itu bertujuan agar peserta
didik lebih antusias dan semangat dalam proses pembelajaran. Selain
itu, bahan ajar tersebut juga dapat digunakan peserta didik secara
mandiri tanpa harus melibatkan guru. Bagi guru, bahan ajar
hendaknya bisa mengarahkan guru dalam menentukan langkah-
langkah pembelajaran di kelas, sedangkan pola sajian bahan ajar
disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik sehingga
mudah dipahami.
Menurut Widodo dan Jasmadi63, bahan ajar memiliki beberapa
karakteristik yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan
bahan ajar, antara lain:
a. Self instructional, yaitu bahan ajar dapat membuat peserta
didik mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar
yang dikembangkan. Artinya, untuk memenuhi karakter self
instructional, maka di dalam bahan ajar harus terdapat
tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Selain itu, dengan
bahan ajar, guru dapat memberikan kemudahan kepada
peserta didik belajar secara tuntas, yaitu dengan memberikan

62
Ibid, hlm. 29-30
63
Chomsin S Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun..., hlm. 50.
64

materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau


kegiatan yang lebih spesifik.
b. Self contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit
kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di
dalam satu bahan ajar secara utuh.
c. Stand alone, yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak
tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan bahan ajar lain.
d. Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif
yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
e. User friendly, yaitu setiap instruksi dan paparan informasi
yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespons dan mengakses sesuai dengan keinginan.

Lebih lanjut Widodo dan Jasmadi mengatakan bahwa, beberapa


hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu
membuat peserta didik belajar secara mandiri dan memperoleh
ketuntasan dalam proses pembelajaran, adalah:
a. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik
dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.
b. Memberikan kemungkinan bagi peserta didik untuk
memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya
terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-
soal latihan, tugas, dan sejenisnya.
c. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan
suasana atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik.
d. Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena peserta
didik hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar
secara mandiri. 64

Sebuah bahan ajar dikatakan layak jika memenuhi kelayakan


isi, bahasa, serta penyajian. 65 Dengan bahan ajar memungkinkan
peserta didik dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu. Menurut Astrini ada empat aspek
yang perlu diperhatikan dalam menulis bahan ajar cetak yang

64
Ibid, hlm. 50
65
Ika Lestari, Pengembangan Bahan..., hlm. 3
65

berbentuk buku ajar yaitu; 1) aspek isi atau materi, 2) aspek penyajian
materi, 3) aspek bahasa dan keterbacaan, dan 4) aspek grafika.66
a. Aspek isi atau materi
Aspek isi atau materi merupakan bahan pembelajaran yang
harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan.
Informasi yang disajikan tidak mengandung makna bias. Perincian
materi harus mempertimbangkan keseimbangan dalam penyebaran
materi, baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan
pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan
dan praktik, dan tes keterampilan maupun pemahaman.
b. Aspek penyajian materi
Aspek penyajian materi merupakan aspek tersendiri yang
harus diperhatikan dalam penyusunan buku, baik berkenaan
dengan penyajiantujuan pembelajaran, keteraturan urutan dalam
penguraian, kemenarikan minat dan perhatian peserta didik,
kemudahan dipahami, keaktifan peserta didik, hubungan bahan,
maupun latihan dan soal.
c. Aspek bahasa dan keterbacaan
Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian
bahan seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana. Aspek
keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa
(kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi kelompok atau
tingkatan peserta didik.
d. Aspek grafika
Aspek grafika berkaitan dengan fisik buku, seperti ukuran
buku, kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, ilustrasi, dan lain-lain.
Pada umumnya penulis buku tidak terlibat secara langsung dalam
mewujudkan grafika buku, namun bekerja sama dengan penerbit.
Selanjutnya, Akbar dalam bukunya instrumen perangkat
pembelajaran merumuskan ada 8 indikator/aspek penyusunan buku
ajar yang baik67, yaitu;

66
Linda Astrini, Pengembangan Bahan Ajar Menulis Petunjuk bagi Pembelajaran
dengan Pendekatan Kontekstual pada Peserta didik SMP, (Penelitian tidak diterbitkan,
Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, 2013), hlm. 23-24.
66

a. Akurat/Akurasi
Keakuratan buku ajar antara lain dapat dilihat dari aspek:
kecermatan penyajian, benar memaparkan hasil penelitian, dan
tidak salah mengutip pendapat pakar. Akurasi dapat pula dilihat
dari dan teori dengan perkembangan mutakhir, dan pendekatan
keilmuan yang bersangkutan.
b. Relevansi
Buku ajar yang baik memiliki kesesuaian antara kompetensi
yang harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan,
dan kompetensi pembaca. Relevansi hendaknya juga
menggambarkan adanya relevansi materi, tugas, contoh penjelasan,
latihan dan soal, kelengkapan uraian, dan ilustrasi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh pembaca sesuai tingkat
perkembangan pembacanya.
c. Komunikatif
Komunikatif artinya buku mudah dicerna pembaca,
sistematis, jelas dan tidak mengandung kesalahan bahasa.
d. Lengkap dan Sistematis
Buku ajar yang baik menyebutkan kompetensi yang harus
dikuasai pembaca, memberikan manfaat pentingnya penguasaan
kompetensi bagi kehidupan pembaca, menyajikan daftar isi dan
menyajikan daftar pustaka. Uraiannya sistematis, mengikuti alur
pikir dari sederhana ke kompleks, dari lokal ke global.
e. Berorientasi Pada Student Centered
Pendidikan dengan kurikulum yang cenderung konstruktivis
membutuhkan buku ajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu
peserta didik, terjadinya interaksi antara peserta didik dengan
sumber belajar, merangsang peserta didik membangun
pengetahuan sendiri, menyemangati peserta didik belajar
berkelompok, dan menggiatkan peserta didik mengamalkan isi
bacaan.

67
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hlm. 34-36.
67

f. Berpihak pada Ideologi Bangsa dan Negara


Untuk keperluan pendidikan Indonesia, buku ajar yang baik
adalah buku ajar yang harus mendukung ketaqwaan kepada Tuhan
yang Maha Esa; mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan;
mendukung kesadaran akan kemajemukan masyarakat; mendukung
tumbuhnya rasa nasionalisme; mendukung tumbuhnya kesadaran
hukum, dan mendukung cara berpikir logis.
g. Kaidah Bahasa yang Benar
Buku ajar yang ditulis menggunakan ejaan, istilah dan
struktur kalimat yang tepat.
h. Terbaca
Buku ajar yang keterbacaannya sangat tinggi mengandung
panjang kalimat dan struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca,
panjang alineanya sesuai pemahaman pembaca.

6. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar


Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik
berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan
bahan ajar yang bermanfaat. Menurut Pannen dan Puspasari dalam
Prastowo, setidaknya ada lima langkah utama prosedur pengembangan
bahan ajar yang baik. 68 Beberapa langkah tersebut, antara lain:
a. Analisis
Tahap analisis dilakukan untuk mengenali perilaku awal dan
karakteristik awal yang dimiliki peserta didik. Dalam tahap ini
dilakukan proses pencarian dan penggalian informasi tentang
peserta didik sehingga diperoleh informasi yang aktual mengenai
perilaku awal dan karakteristik awalnya. Hal tersebut sangat
diperlukan untuk menentukan kebutuhan peserta didik untuk
selanjutnya dapat ditentukan bahan ajar yang bermanfaat bagi
peserta didik.

68
Andi Prastowo, Pengembangan Sumber Belajar, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2011), hlm. 73
68

b. Perancangan
Tahap perancangan adalah tahap perumusan tujuan
pembelajaran berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata
pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan strategi
pembelajaran. Pada tahap perancangan bahan ajar IPS integratif
mengacu pada kurikulum 2013 dengan beberapa sumber belajar
seperti; buku tematik untuk guru kelas 3 MI tahun 2015, buku
tematik untuk siswa kelas 3 tahun 2015, dan buku IPS untuk
pegangan guru. Tema untuk pengembangan bahan ajar IPS
disesuaikan dengan pembelajaran IPS yaitu tema 4 peduli
lingkungan sosial.
Tahap pengembangan merupakan tahap penulisan bahan ajar
secara utuh. Pengembangan bahan ajar harus memberikan
pengalaman kepada peserta didik; ragam media, sumber belajar,
ragam contoh, ilustrasi, aktivitas dan umpan balik adalah
komponen penting untuk membuat bahan ajar yang menarik.
Pengembangan bahan ajar IPS integratif menggunakan
pendekatan saintifik dengan menerapkan beberapa strategi
pembelajaran yang mengacu pada proses pembelajaran terpadu,
antara lain; problem based learning, contextual teaching and
learning, project based learning, dan cooperative learning.
c. Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk memperoleh beragam reaksi
dari berbagai pihak terhadap bahan ajar yang kita kembangkan.
Reaksi ini hendaknya digunakan sebagai bahan untuk menjadikan
bahan ajar kita menjadi lebih berkualitas. Ada 4 cara yang dapat
dilakukan untuk mengevaluasi bahan ajar antara lain: 1) telaah oleh
ahli materi, 2) uji coba satu-satu, 3) uji coba kelompok kecil 4) uji
coba lapangan. 69
Tahap evaluasi bahan ajar IPS integratif tema peduli
lingkungan sosial menggunakan tiga tahap evaluasi yang meliputi
telaah ahli materi, telaah ahli media, dan telaah ahli integrasi Islam.

69
Ibid, hlm. 76.
69

Untuk telaah ahli materi digunakan instrumen validasi materi


sebagai berikut:
Tabel 2.1 : Instrumen Validasi Materi
Skala Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
1 Relevansi Bahan Ajar
1) Materi relevan dengan kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik
2) Tugas relevan dengan kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik
3) Contoh-contoh penjelasan relevan
dengan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik
4) Latihan dan soal relevan dengan
kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik
5) Kedalaman uraian sesuai dengan
perkembangan peserta didik
6) Kelengkapan uraian materi sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta
didik
7) Jabaran materi cukup memenuhi
tuntutan kurikulum
8) Jumlah ilustrasi yang fungsional
proporsional
9) Jumlah latihan dan soal proporsional
10) Jumlah tugas proporsional
2 Keakuratan
1) Materi yang disajikan sesuai dengan
kebenaran keilmuan
2) Materi yang disajikan sesuai
perkembangan muktahir
3) Materi yang disajikan sesuai dengan
kehidupan sehari-hari
3 Kelengkapan Sajian
1) Menyajikan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
2) Menyajikan manfaat dan pentingnya
penguasaan kompetensi bagi kehidupan
peserta didik
3) Menyajikan daftar isi
70

4) Menyajikan daftar pustaka


4 Kesesuaian sajian dengan tuntutan
pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik
1) Mendorong rasa keingintahuan peserta
didik
2) Mendorong terjadinya interaksi peserta
didik dengan sumber belajar
3) Mendorong peserta didik membangun
pengetahuannya sendiri
4) Mendorong peserta didik belajar secara
kelompok
5) Mendorong peserta didik untuk
mengamalkan isi bacaan
5 Penyajian Nilai Integrasi Islam Dan Ilmu
Sosial
1) Mendukung ketaqwaan kepada Allah
Yang Maha Kuasa
2) Mendukung pertumbuhan nilai Islam
dalam kehidupan sosial peserta didik
3) Nilai-nilai sosial yang disajikan identik
dengan nilai-nilai Islam
4) Nilai-nilai sosial tidak bertentangan
dengan ilmu pengetahuan dan prinsip-
prinsip ajaran Islam
6 Kesesuaian Bahasa dengan Kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
1) Ketepatan penggunaan ejaan
2) Ketepatan penggunaan istilah
3) Ketepatan penyusunan struktur kalimat
7 Keterbacaan dan kekomunikatifan
1) Panjang kalimat sesuai dengan tingkat
pemahaman anak
2) Struktur kalimat sesuai dengan
pemahaman peserta didik
3) Pembuatan alinea sesuai dengan
pemahaman peserta didik
4) Bahasa yang digunakan bahasa setengah
formal (bahasa sehari-hari di kelas)

Untuk telaah ahli media digunakan instrumen validasi media


sebagai berikut:
71

Tabel 2.2: Instrumen Validasi Ahli Media


Skala Penilaian
Indikator Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Tampilan 1. Kesesuaian gambar dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian gambar dengan
karakteristik peserta didik
3. Kemampuan gambar dalam
menarik perhatian peserta didik
4. Kemampuan gambar untuk alat
bantu memahami dan mengingat
informasi
5. Kemampuan gambar dalam
pencapaian tujuan pembelajaran
6. Tata letak gambar sudah tepat dan
tidak mengganggu tulisan
7. Ukuran huruf sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta
didik
Pemanfaatan 1. Bahan ajar mudah digunakan
2. Terdapat petunjuk penggunaan
untuk peserta didik
3. Teks bacaan efisien

Selanjutnya untuk telaah ahli integrasi digunakan instrumen


validasi integrasi Islam sebagai berikut:
Tabel 2.3: Instrumen Validasi Ahli Integrasi Islam
Skala Penilaian
Indikator Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Pengintegrasian 1) Terdapat ayat al-Qur’an, hadis
materi atau nilai-nilai dalam bahan ajar
IPS yang diintegrasikan.
2) Kesesuaian ayat, hadis atau
nilai-nilai Islam dengan materi
pembelajaran
3) Terdapat soal latihan yang
berkaitan dengan integrasi Islam
72

d. Revisi
Revisi adalah tahap perbaikan terhadap bahan ajar yang
telah dibuat berdasarkan masukan-masukan perbaikan yang
diperoleh melalui tahap evaluasi.
Kelima langkah tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:

5. Revisi 1. Analisis

4. Evaluasi 2. Perancangan

3. Pengembangan

Gambar. 2.5 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar70

D. Hasil Belajar Peserta Didik


Hasil belajar merupakan hasil penilaian pendidikan tentang
kemajuan peserta didik setelah melakukan belajar, maka hasil belajar
tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas
belajar peserta didik. Menurut Sudjana, hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku, yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. 71 Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah, mendefenisikan hasil
belajar sebagai kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah
menerima pengalaman belajarnya.72 Selanjutnya Slameto, menjelaskan

70
Diadaptasi dari Tian Belawati dkk., Pengembangan Bahan..., hlm. 2.17
71
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Remaja Rosda Karya:
Bandung, 2011), hlm. 3
72
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hlm. 109.
73

bahwa, hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,


dikerjakan, dan sebagainya).73
Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses
belajar. Hasil belajar pada sasarannya dikelompokkan kedalam dua
kelompok yaitu pengetahuan dan keterampilan. Beberapa hasil penelitisn
menunjukkan bahwa kualitas hasil belajar (prestasi belajar) diduga
dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya motivasi berprestasi yang dapat
dilihat dari nilai rapor. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki peserta didik sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat
diamati melalui penampilan peserta didik. 74
Purwanto mengemukakan bahwa hasil belajar dapat dijelaskan
dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar.
Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya
suatu aktivitas atau yang mengakibatkan perubahan input secara
fungsional. 75 Menurut Patta Bundu hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai peserta didik dalam mengikuti program belajar-
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.76 Aspek kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik, aspek afektif berkaitan
dengan penguasaan nilai-nilai atau sikap yang dimiliki peserta didik
sebagai hasil belajar, sedangkan aspek psikomotorik yaitu berkaitan
dengan keterampilan-keterampilan motorik yang dimiliki oleh peserta
didik.
Menurut Abdurrahman hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.77 Kegiatan belajar
yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau

73
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta. Rineka Cipta,
2010), hlm. 23.
74
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 37.
75
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 44.
76
Bundu Patta, Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah, (Jakarta:
Depdiknas, 2006), hlm. 17.
77
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2001), hlm. 37.
74

kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh


guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa pesan-pesan dan kesan-
kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
dari aktifitas dalam belajar. Sesuatu dikatakan sebagai hasil belajar jika
memenuhi beberapa ciri berikut:
1. Belajar sifatnya disadari, dalam hal ini peserta didik merasa
bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-
motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan
sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu
dimiliki secara permanen betul-betul disadari sepenuhnya.
2. Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini
pengetahuan tidak diperoleh secara spontanitas, instant, namun
bertahap. Seorang anak bisa perkalian tentu tidak diperoleh
dalam waktu sesaat, namun berproses cukup lama. Kemampuan
perkalian diawali dengan mengenal angka, dan kemampuan
berhitung.
3. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang
sifatnya manusiawi. Seorang peserta didik akan lebih cepat
memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, dalam hal ini
terjadi interaksi dua arah.78

E. Kerangka Pikir
Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang sangat
dinamis karena mengkaji tentang kehidupan sosial. Setiap perubahan
yang terjadi dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat, akan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan materi pembelajaran IPS, sehingga
rumitnya permasalahan sosial yang muncul memerlukan kajian secara
terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial,
ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan ilmu
agama.
IPS sebagai sebuah program pendidikan yang terintegrasi dari
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial dapat dijadikan sebagai landasan yang
kuat bagi pembentukan intelektual, emosional, kultural dan sosial peserta
78
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana
Prima, 2008), hlm. 1.
75

didik, yaitu menumbuhkembangkan cara berpikir, bersikap, dan


berperilaku yang baik serta bertanggung jawab. Oleh karena itu,
penyediaan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPS
sangat diperlukan.
Berdasarkan pada permasalahan yang ada, pengembangan bahan
ajar IPS integratif sangat diperlukan mengingat antara nilai-nilai dalam
pembelajaran IPS sangat identik dengan nilai-nilai Islam. Dengan
mengintegrasikan antara pembelajaran IPS dengan konsep Islam
diharapkan akan memberikan sesuatu yang bermakna bagi peserta didik.
Pengembangan bahan ajar IPS integratif mengikuti pola berfikir
sebagai berikut:
Potensi/Permasalahan
1. Belum ada pengembangan bahan ajar yang memadai.
2. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji hal-hal yang bersifat abstraks.
3. Permasalahan hidup sebagai objek kajian IPS sangat dinamis dan terus
berkembang, sehingga memerlukan tambahan sumber informasi yang
dapat membantu menyelesaikan masalah.

Kesempatan
1. Madrasah sebagai lembaga 1. Anak dalam kelompok usia 7-11
pendidikan berbasis keagamaan berada pada tahap operasional
memiliki kecenderungan pada kongkrit yang memiliki
pengembangan nilai-nilai kecenderungan pada hal-hal yang
keagamaan/moral. bersifat konkrit/Nyata.
2. Nilai-Nilai dalam pembelajaran 2. Perkembangan anak bersifat
IPS identik dengan pembelajaran holistik sehingga pembelajaran
Agama Islam. terpadu sangat diperlukan.

Pengembangan
Bahan Ajar

Penyelesaian
Pengembangan Bahan Ajar IPS Integratif

Dampak
Peningkatan Hasil Belajar

Gambar 2.6: Bagan Kerangka Pikir


BAB III
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Latar Belakang Berdirinya
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan (NW) 1 Kembang
Kerang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
bernaung di bawah Yayasan Darul Kamal An-Nur Pondok Pesantren
Darul Kamal Nahdlatul Wathan Kembang Kerang Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur. Pada awalnya Madrasah Ibtidaiyah
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang adalah lembaga pendidikan non
formal (Diniyah Islamiyah) yaitu tempat belajar membaca, menulis,
menghafal pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan pendidikan
Agama Islam yang dilaksanakan pada sore hari di Dusun Kembang
Kerang Daya Desa Kembang Kerang Kecamatan Aikmel Lombok
Timur.
Pendidikan dasar formal ditempuh oleh anak-anak di Desa
Kembang Kerang dan sekitarnya di SD Negeri Kembang Kerang yang
terletak di Dusun Kembang Kerang Selatan sekitar 1 kilometer dari
Dusun Kembang Kerang Daya. Besarnya semangat anak-anak untuk
belajar khususnya ilmu-ilmu agama menjadi pemikiran bagi beberapa
tokoh masyarakat seperti H. Muhammad Zainuddin, H. Muhammad
Munir, dan H. Najamuddin untuk mendirikan sebuah lembaga
pendidikan formal yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Akhirnya pada tanggal 17 Juli tahun 1967 dengan ijin
dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur secara resmi Diniyah
Islamiyah diganti menjadi lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah
Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Kembang Kerang.
Pembangunan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan
Kembang Kerang dibangun dengan tujuan agar Anak-anak yang
berada di Dusun Kembang Kerang Daya dapat menempuh pendidikan
agama sekaligus pendidikan formal yang mudah dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat di Dusun
Kembang Kerang Daya. Pada tahun 1983 didirikan sebuah yayasan
pendidikan yang diberi nama Yayasan Pondok Pesantren Darul Kamal

76
77

Nahdlatul Wathan Kembang Kerang oleh TGH. Muhammad Ruslan


Zaen putra dari H. Muhammad Zainuddin salah satu pendiri Madrasah
Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Kembang Kerang. Maka secara resmi
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Kembang Kerang bernaung di
bawah Yayasan Pondok Pesantren Darul Kamal Nahdlatul Wathan
Kembang Kerang. Pada tahun 1991 didirikan lagi Madrasah
Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan 2 Kembang Kerang di Dusun Waldan.
Sehingga Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Kembang Kerang
berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan 1 Kembang
Kerang (MI NW 1 Kembang Kerang).109

2. Identitas Madrasah
Nama Sekolah/Madrasah : MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang
Kerang
Alamat Sekolah : Kembang Kerang Daya Aikmel
Tahun Berdiri : 17 Juli 1967
Alamat : Kembang Kerang Daya
SK pengesahan : 94/BAP-SM/KP/X/2012
Nomor Akreditasi : Terakriditasi A
Nomor Akreditasi : Dd/MI/-147131/NW/2011
NPSN : 60721763
Nomor Statistik Madrasah : 111252030154
Nama Organisasi Induk : Nahdlatul Wathan
Keadaan Tanah :
- Luas : 4200 M2
- Status Kepemilikan : Milik Sendiri
- Luas bangunan : 674 M
Provinsi : Nusa Tenggara Barat (NTB)
Kabupaten / kota : Lombok Timur
Kecamatan : Aikmel
Desa/kelurahan : Kembang Kerang Daya

109
Hj. Muhaiminah, M.PdI, Wawancara tanggal 6 Februari 2017
78

3. Letak Geografis
Madarasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
berada di komplek Pondok Pesantren Darul Kamal Nahdlatul Wathan
Kembang Kerang jalan segara anak km3 Kembang Kerang Daya,
Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.
Letak Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
cukup srategis, karena berada di tepi jalan raya yang menghubungkan
beberapa Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur seperti kecamatan
Aikmel, Suela, dan Sembalun. Gedung Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul
Wathan 1 Kembang Kerang berdiri di atas tanah seluas 1770 M2 yang
merupakan tanah wakaf pendiri Yayasan Darul Kamal An-Nur
Pondok Pesantren Darul Kamal Nahdlatul Wathan Kembang Kerang.

4. Visi dan Misi Madrasah


a. Visi Madrasah
Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik serta
berbudaya Islami.
b. Misi Madrasah
1) Menciptakan madrasah yang tertib, aman, dan terkendali.
2) Melakukan pembelajaran yang efektif.
3) Memberikan pelajaran tambahan untuk meningkatkan kualitas
belajar dan karakter peserta didik.
4) Menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.
5) Pengembangan dan pembinaan apresiasi seni dan budaya yang
bernuansa Islami.

5. Kode Etik Guru


a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembangunan yang berjiwa pancasila.
b. Guru memilki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh
informasi tentang anak didik terkait berbagai bentuk
penyimpangan.
79

d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara


hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi
kepentingan anak didik.
e. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan
pendidikan.
f. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
g. Guru menciptakan dan memeliahara sesama guru,baik berdasarkan
lingkungan maupun di dalam hubungan keseluruhan.
h. Guru bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan
mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


a. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran. Kriteria kenaikan kelas:
1) Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan
seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang
diikuti.
2) Tidak terdapat nilai di bawah KKM
3) Memiliki nilai minimal mencapai standar kriteria ketuntsan
minimal KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran
serta memiliki kepribadian yang baik.
b. Kriteria Kelulusan
1) Menyelesaiakan seluruh program pembelajaran.
2) Memperoleh nilai, baik untuk seluruh kelompok mata pelajaran:
agama, dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,
estetika, jasmani olahraga dan kesehatan.
3) Lulus ujian sekolah / ujian nasional sesuai dengan peraturan
manteri pendidikan nasional yang berlaku.
80

7. Sarana dan Prasarana


Tabel 3.1: Sarana dan Prasarana MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang
Kerang
No Jenis ruangan Jumlah Luas (m2)
1 Ruang Kelas 10 7 x 8 m2
2 Ruang Perpustakaan 1 7 x 5 m2
3 Ruang UKS 1 7 x 4 m2
4 Ruang BK 1 7 x 4 m2
5 Ruang Kepala Sekolah 1 7 x 3 m2
6 Ruang Guru 1 4 x 4 m2
7 Ruang Tata Usaha 1 7 x 4 m2
8 Ruang OSIM 1 7 x 4 m2
9 Kamara mandi/WC guru 2 3 x 6 m2
10 Kamara mandi/WC guru 2 3 x 6 m2
11 Ruang Audio 1 7 x 5 m2
12 Kantin 1 6 x 6 m2
13 Gudang 2 7 x 8 m2
14 Lapangan Multifungi 1 9 x 10 m2
15 Tempat Berwudhu 2 2 x 7 m2
16 Kolam 1 3 x 5 m2
17 Ruang Penyimpanan Alat 1 4 x 4 m2
Drum Band
18 Aula 1 7 x 8 m2

8. Keadaan Guru
Guru MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang pada tahun
pelajaran 2016/2017 terdiri dari 21 orang yang terdiri dari 2 orang
guru PNS dan 19 orang guru tetap yayasan.
81

Tabel 3.2: Guru dan Pegawai MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang


Kerang
Tahun
L/ Tahun Ijazah
No Nama Guru Jabatan Mulai
P Lahir Terahir
Tugas
1 Hj. Muahiminah, M. P 1967 Kamad S2 PAI 2005
Pd.
2 H. Mahkim, S.Pd.I L 1960 Wakamad S1 PAI 1983
3 Abdullah, S.Ud L 1967 Bendahara S1 Tafsir 1999
4 Maas Shadikin, S.Pd L 1982 Bidang S1 Pend. 2005
Kurikulum Ekonomi
5 Siti Rumaesa’, S.Hi P 1975 Bidang S1 Syariah 2005
Kesiswaan
6 Nurul Hasbiati, P 1980 PN S1 PAI 2005
S.Pd.I
7 Nuraeni, A.Ma P 1968 GTY DII PGMI 2005
8 Khaerani, A.Ma P 1981 GTY DII PGMI 2005
9 Nurul Aini, S.Pd.I P 1981 GTY S1 PAI 2005
10 Siti Aminah, S.Pd.I P 1975 GTY S1 PAI 2005
11 Jasmaini, S.Pd.I P 1985 GTY S1 PAI 2007
12 H. Saprin, S.Pd.I L 1986 Bid. S1 PGMI 2009
Sarana &
Prasarana
13 Fitriani, S.Ud P 1990 GTY S1 Tafsir 2012
14 Marfuah, S.Ud P 1991 GTY S1 Tafsir 2012
15 Kaharuddin, S.Pd L 1990 GTY S1. Pend. 2012
B. Inggris
16 Irawan Ansory, S.Pd. L 1987 GTY S1 Pend. 2012
Olahraga
17 Rahmatullah, S.Ei P 1986 GTY S1 Ekono. 2012
Islam
18 Satrizal Asri, S.Pd.I L 1987 GTY S1 PGMI 2016
19 Masithoh, S.Pd P 1986 GTY S1 Mama 2016
20 Ema Septiana, S. P 1993 GTY S PGMI 2016
Pd.I
21 Siti Hajar, S.Pd. I P 1986 GTY S1 PGMI 2015
82

9. Inventaris Madrasah
Tabel 3.3: Data Inventaris MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
Kondisi
No Nama Barang/Alat Jumlah
B Rr Rb
1 Meja / Bangku 152 146 - 6
2 Meja / Kursi guru 27 9 - -
3 Meja / Kursi Tamu 2 st 2 - 18
4 Papan tulis 15 3 - 12
5 Almari 12 9 3 -
6 Rak Buku 5 5 - -
7 Papan Data 12 12 - -
8 Papan Absen Kelas 11 11 - -
9 Computer 7 2 2 3
10 Mesin Tik 2 1 - 1
11 Jam Dinding 11 11 - -
12 Timbangan 1 1 - -
13 Peta 11 11 - -
14 Rangka Manusia 3 3 - -
15 Foto Presiden 20 20 - -
16 Foto Pahlawan 14 14 - -
17 Alat Peraga IPA 27 27 - -
18 Pancasila 10 10 - -
19 UUD 7 7 - -
20 Sumpah Pemuda 7 7 - -
21 Proklamasi 2 2 - -

B. Penilaian Ahli Terhadap Produk Bahan Ajar IPS Integratif


1) Kualitas Bahan Ajar Berdasarkan Penilaian Ahli Materi
Kualitas bahan ajar dapat diketahui dari hasil validasi para ahli.
Penilaian terhadap bahan ajar IPS integratif tema peduli lingkungan
sosial dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Hasil validasi
selanjutnya diperoleh dari pengisian angket oleh validator. Hasil dari
penilaian validator dianalisis dengan pedoman penilaian dengan skala
5. Hasil yang dianalisis menggunakan pedoman penilaian ini
kemudian dimasukan pada kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang
atau sangat kurang.
Validasi materi diisi oleh dua orang ahli materi. Ahli materi
adalah dosen ahli yang memberikan penilaian tentang isi produk yang
83

dibuat yaitu berupa buku ajar IPS kelas 3. Validator memberikan


bimbingan dan penilaian tentang relevansi bahan ajar, keakuratan,
kelengkapan sajian, kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik, penyajian nilai integrasi Islam dan
ilmu sosial, kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar, serta keterbacaan dan komunikatif.
Validasi materi dilakukan oleh dua orang validator. Validator
pertama adalah Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd. Beliau adalah
Dosen bahasa Indonesia sekaligus ketua program studi PGMI Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berdasarkan hasil validasi
materi oleh dosen ahli materi 1, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4: Hasil Validasi Ahli Materi 1
Hasil
No Aspek Penilaian Kriteria ∑ Rerata
Validasi
1 Relevansi bahan 1 5
ajar 2 5
3 5
4 5
5 4
48 4.8
6 5
7 4
8 5
9 5
10 5
2 Keakuratan 1 4
2 5 14 4.7
3 5
3 Kelengkapan 1 5
Sajian 2 5
18 4.5
3 4
4 4
4 Kesesuaian sajian 1 5
dengan tuntutan 2 5
pembelajaran 3 5
23 4.6
yang berpusat 4 4
pada peserta didik 5 4

5 Penyajian nilai 1 5
19 4.7
integrasi Islam 2 4
84

dan ilmu sosial 3 5


4 5
6 Kesesuaian 1 4
bahasa dengan 2 4
kaidah bahasa 3 5 13 4.3
Indonesia yang
baik dan benar
7 Keterbacaan dan 1 5
kekomunikatifan 2 5
20 5.0
3 5
4 5
Skor Total 33 155 155
Rerata Total 4.7

Berdasarkan hasil validasi ahli materi 1 diperoleh skor total


sebesar 155 dengan dengan rerata total sebesar 4.7. Beberapa saran
ahli materi 1 terkait bahan ajar IPS integratif tema peduli lingkungan
sosial, antara lain:
a. Materi harus disesuaikan dengan konteksnya (kontekstual)
b. Materi harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik
c. Penulisan kalimat harus ringkas dan jelas
d. Penggunaan tanda baca dan ejaan harus tepat
e. Membuat daftar pustaka berdasarkan sumber-sumber yang
digunakan.
Selanjutnya validasi materi kedua diberikan oleh Bapak
Muammar, M.Pd. Beliau adalah dosen PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN
Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil validasi
materi oleh dosen ahli materi 2, diperoleh hasil sebagai berikut:
85

Tabel 3.5: Hasil Validasi Ahli Materi 2


Hasil
No Aspek Penilaian Kriteria ∑ Rerata
Validasi
1 Relevansi bahan 1 5
ajar 2 5
3 4
4 5
5 4
44 4.4
6 5
7 4
8 4
9 4
10 4
2 Keakuratan 1 5
2 4 13 4.3
3 4
3 Kelengkapan 1 5
Sajian 2 4
19 4.7
3 5
4 5
4 Kesesuaian sajian 1 4
dengan tuntutan 2 4 4.6
pembelajaran 3 5 23
yang berpusat 4 5
pada peserta didik 5 5
5 Penyajian nilai 1 4
integrasi Islam 2 4
18 4.5
dan ilmu sosial 3 5
4 5
6 Kesesuaian 1 4
bahasa dengan 2 4
kaidah bahasa 3 4 12 4.0
Indonesia yang
baik dan benar
7 Keterbacaan dan 1 4
kekomunikatifan 2 4
18 4.5
3 5
4 5
Skor Total 33 147 147
Rerata Total 4.4
86

Berdasarkan hasil validasi ahli materi 2 diperoleh skor total


sebesar 147 dengan dengan rerata skor sebesar 4.4. Beberapa saran
ahli materi 2 terkait bahan ajar IPS integratif tema peduli lingkungan
sosial, antara lain:
a. Materi bahan ajar yang disajikan harus disesuaikan berdasarkan
tingkat dan kemampuan peserta didik.
b. Materi bahan ajar untuk peserta didik harus dipisahkan dengan
materi untuk guru.
c. Bahan ajar yang dibuat harus memiliki konsep yang jelas.

2) Kualitas Bahan Ajar Berdasarkan Penilaian Ahli Media


Penilaian terhadap kualitas media gambar dilakukan oleh dosen
ahli media. Aspek-aspek penilaian terdiri atas aspek, tampilan, dan
pemanfaatan media. Penilaian bahan ajar berdasarkan media diberikan
oleh dua orang ahli media. Validasi media pertama dilakukan oleh
Bapak Dr. Muqawim, M.Ag. Beliau adalah dosen Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Berdasarkan validasi media oleh ahli, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6: Hasil Validasi Ahli Media 1
Hasil
No Aspek Penilaian Kriteria ∑ Rerata
Validasi
1 Tampilan 1 4
2 4
3 5
4 4 30 4.3
5 4
6 4
7 5
2 Pemanfaatan 1 4
2 5 13 4.3
3 4
Skor Total 10 43 43
Rerata Total 4.3

Berdasarkan hasil validasi ahli media 1 diperoleh skor total


sebesar 43 dengan rerata total sebesar 4.3. Beberapa saran yang
diberikan oleh ahli media 1 antara lain:
87

1. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan usia peserta didik


2. Penggunaan tanda baca perlu lebih diperhatikan
3. Makna social science perlu ada elaborasi, sebab dari aspek tema
ada persoalan yang dikaitkan dengan integrasi.
4. Gambar harus memiliki keterbacaan dan dapat membantu
memudahkan pemahaman kepada peserta didik.
5. Buatlah penilaian yang lebih identik misalnya seperti project
based, contextual teaching learning, dan problem based learning.
Validasi media kedua dilakukan oleh Bapak Muhammad
Alwan, M.Pd, beliau adalah dosen STAI Darul Kamal NW Lombok
Timur yang merupakan ahli dalam teknologi pembelajaran.
Berdasarkan validasi media oleh ahli, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7: Hasil Validasi Ahli Media 2
Aspek Hasil
No Kriteria ∑ Rerata
Penilaian Validasi
1 Tampilan 1 4
2 5
3 4
4 4 31 4.4
5 5
6 5
7 4
2 Pemanfaatan 1 5
2 4 13 4.3
3 4
Skor Total 10 44 44
Rerata Total 4.4

Berdasarkan hasil validasi ahli media 2 diperoleh skor total


sebesar 44 dengan rerata total sebesar 4.4. Beberapa saran yang
diberikan oleh ahli media 2 antara lain:
a. Gunakan gambar-gambar yang asli (dokumen pribadi).
b. Gambar harus menggunakan penomoran secara berurutan.
c. Untuk sampul gunakan gambar hidup atau gambar kegiatan sosial.
88

3) Kualitas Bahan Ajar Berdasarkan Penilaian Ahli Integrasi Islam


Bahan ajar yang dikembangkan merupakan buku ajar untuk
peserta didik kelas 3 MI berbasis Islam dan ilmu-ilmu sosial. Oleh
karena itu, materi pembelajaran IPS yang dikembangkan harus sesuai
dan relevan dengan pembelajaran agama Islam. Validasi instrumen
integrasi Islam juga dilakukan oleh dua orang ahli integrasi. Validasi
pertama diberikan oleh Dr. Muqawim, M.Ag. Berdasarkan validasi
yang dilakukan oleh ahli integrasi Islam 1 diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.8: Hasil Validasi Ahli Integrasi Islam 1
Aspek Hasil
No Kriteria ∑ Rerata
Penilaian Validasi
1 Pengintegrasian 1 5
Materi 2 4 14 4.7
3 5
Skor Total 3 14 14
Rerata Total 4.7

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor total sebesar 14 dengan


rerata total sebesar 4.7. Beberapa saran dari validator integrasi Islam
1, antara lain:
a. Fokuskan pada membumikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran,
bukan sekedar ayat-ayat dan hadis saja.
b. Anak-anak dibiasakan menghidupkan nilai-nilai Islam bukan
menghafal ayat dan hadis saja.
Penilaian terhadap aspek integrasi Islam selanjutnya diberikan
oleh Bapak Muharir, M.Pd.I Beliau adalah dosen Sejarah Peradaban
Islam STAI Darul Kamal NW Lombok Timur. Berdasarkan penilaian
yang diberikan oleh ahli diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.9: Hasil Validasi Ahli Integrasi Islam 2
Hasil
No Aspek Penilaian Kriteria ∑ Rerata
Validasi
1 Pengintegrasian 1 5
Materi 2 4 13 4.3
3 4
Skor Total 3 13 13
Rerata Total 4.3
89

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor total sebesar 13 dengan


rerata total sebesar 4.3. Beberapa saran dari validator integrasi Islam
2, antara lain:
a. Kurangi integrasi yang bersifat kognitif.
b. Munculkan karakter islami dalam pengembangan sikap sosial
peserta didik.
Berdasarkan saran dan masukan para ahli, selanjutnya produk
bahan ajar IPS integratif direvisi hingga produk bahan ajar dianggap
benar-benar valid oleh semua ahli. Beberapa saran dan masukan ahli
materi, ahli media, dan ahli integrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10: Tabel Hasil Revisi Produk Bahan Ajar
Validasi Saran dan Masukan Keterangan
Ahli 1. Materi harus disesuaikan dengan Sudah
Materi 1 konteksnya (kontekstual) Direvisi
2. Materi harus disesuaikan dengan
tingkat pemahaman peserta didik
3. Penulisan kalimat harus ringkas
dan jelas
4. Penggunaan tanda baca dan ejaan
harus tepat
5. Membuat daftar pustaka
berdasarkan sumber-sumber yang
digunakan.
Ahli 1. Materi bahan ajar yang disajikan Sudah
Materi 2 harus disesuaikan berdasarkan Direvisi
tingkat dan kemampuan peserta
didik.
2. Materi bahan ajar untuk peserta
didik harus dipisahkan dengan
materi untuk guru
3. Bahan ajar yang dibuat harus
memiliki konsep yang jelas
Ahli 1. Penggunaan bahasa harus sesuai Sudah
Media 1 dengan usia peserta didik direvisi
2. Penggunaan tanda baca perlu lebih
diperhatikan
3. Makna social science perlu ada
elaborasi, sebab dari aspek tema
ada persoalan yang dikaitkan
dengan integrasi.
90

4. Gambar harus memiliki


keterbacaan dan dapat membantu
memudahkan pemahaman kepada
peserta didik.
5. Buatlah penilaian yang lebih
identik misalnya seperti project
based, contextual teaching
learning, dan problem based
learning.
Ahli 1. Carikan gambar-gambar yang asli. Sudah
Media 2 2. Gambar harus menggunakan direvisi
penomoran secara berurutan.
3. Pada sampul gunakan gambar
hidup atau gambar kegiatan sosial
Ahli 1. Fokuskan pada membumikan nilai- Sudah
Integrasi nilai Islam dalam pembelajaran, direvisi
Islam 1 bukan sekedar ayat-ayat dan hadis
saja.
2. Anak-anak dibiasakan
menghidupkan nilai-nilai Islam
bukan menghafal ayat dan hadis
saja.
Ahli 1. Kurangi integrasi yang bersifat Sudah
Integrasi kognitif direvisi
Islam 2 2. Munculkan karakter Islami dalam
pengembangan sikap sosial peserta
didik

C. Penerapan Produk Bahan Ajar IPS Integratif


1. Uji Coba Produk Bahan Ajar Kelompok Kecil
a. Kelayakan Bahan Ajar IPS Integratif Berdasarkan Angket
Respon Peserta Didik
Bahan ajar IPS integratif tema peduli lingkungan sosial yang
sudah direvisi kemudian diujicobakan kepada beberapa orang
peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik pada bahan
ajar yang akan diterapkan. Uji coba produk bahan ajar diberikan
kepada 8 orang peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang. Angket respon peserta didik terdiri dari 10 item
pernyataan yang harus dijawab oleh peserta didik dengan rentang
nilai pada tiap item, 1 sampai 5. Kriteria pernyataan peserta didik,
91

antara lain; 5 = Sangat setuju; 4 = Setuju; 3 = Kurang setuju; 2 =


Tidak setuju, dan 1 = Sangat tidak setuju.
Angket respon peserta didik diberikan setelah kegiatan uji
coba kelompok kecil maupun uji coba kelompok besar.
Berdasarkan hasil angket yang diberikan pada tahap uji coba
kelompok kecil peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.11: Hasil Respon Peserta Didik Kelompok Kecil
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 Bq. Miswari laili Hamdani 43 4.3
2 Ahmad Sahraful Anam 47 4.7
3 Siti Hananah 46 4.6
4 Fathurrabbani 44 4.4
5 Annisa Lina baroroh 49 4.9
6 Hidayatul Azkiya 44 4.4
7 M. Haikal Faiz 46 4.6
8 M. Nisyamudin 48 4.8
Skor Total 367
Rerata Total 4.59

Berdasarkan tabel di atas, skor total untuk respon peserta


didik pada tahap uji coba kelompok kecil sebesar 367 dengan
rerata total sebesar 4.59.
b. Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran pada tahap uji coba
produk bahan ajar kelompok kecil diambil dari hasil observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran dan hasil observasi sikap
peserta didik pada proses pembelajaran menggunakan bahan ajar
IPS integratif tema peduli lingkungan sosial. Aspek sikap yang
diobservasi meliputi; 1) sikap santun dan taat pada ajaran agama,
2) sikap peduli, dan 3) sikap bertanggung jawab.
92

1) Hasil Observasi Kegiatan Guru


Tabel 3.12 : Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
Keterlak-
Kegiatan Aspek Yang Dinilai sanaan
Ya Tidak
Kegiatan 1. Guru memberikan motivasi √
Awal sebelum pelajaran dimulai
2. Guru melakukan appersepsi √
terhadap materi yang
dipelajari
Kegiatan 1. Guru membagikan bahan √
Inti ajar IPS berbasis integratif
kepada peserta didik
2. Guru menjelaskan tentang √
cara menggunakan bahan
ajar IPS integratif kepada
peserta didik.
3. Guru menjelaskan materi √
pembelajaran sesuai dengan
bahan ajar yang dibagikan
kepada peserta didik.
4. Guru memantau kegiatan √
peserta didik selama
menggunakan bahan ajar
integratif.
Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan √
Akhir materi kepada peserta didik.

2. Guru menyimpulkan materi √


pembelajaran.
3. Memberikan motivasi √
kepada peserta didik.
Jumlah 7 2
Total Skor 7
Keterlaksanaan (%) 78%

Berdasarkan tabel di atas, keterlaksanaan pembelajaran


IPS integratif pada tahap uji coba kelompok kecil hanya sebesar
78%. Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan dilaksanakan
berdasarkan langkah-langkah yang termuat dalam RPP. Namun,
ada beberapa proses kegiatan yang belum terlaksana dan perlu
93

dilakukan perbaikan-perbaikan pada tahap uji coba kelompok


besar.
2) Hasil Observasi Sikap Peserta Didik
Penilaian terhadap sikap peserta didik meliputi; 1) sikap
santun dan taat pada ajaran agama, 2) sikap peduli, dan 3) sikap
bertanggung jawab. Berdasarkan hasil observasi sikap peserta
didik pada tahap uji coba kelompok kecil diperoleh hasil
observasi sebagai berikut:
Tabel 3.13 : Data Hasil Observasi Sikap Peserta Didik
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 Bq. Miswari laili Hamdani 36 3.00
2 Ahmad Sahraful Anam 37 3.08
3 Siti Hananah 40 3.33
4 Fathurrabbani 38 3.17
5 Annisa Lina baroroh 41 3.42
6 Hidayatul Azkiya 36 3.00
7 M. Haikal Faiz 27 2.25
8 M. Nisyamudin 31 2.58
Skor Total 286
Rerata Total 2.98

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor total hasil


observasi sikap peserta didik pada tahap uji coba kelompok
kecil sebesar 286 dengan rerata total sebesar 2.98. Hasil uji
coba kelompok kecil yang meliputi data hasil belajar tahap
pretest, data respon peserta didik, data observasi guru, dan data
observasi sikap selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam
pengembangan bahan ajar pada uji coba kelompok besar.

2. Uji Coba Produk Bahan Ajar Kelompok Besar


Data hasil uji coba kelompok besar diperoleh dari hasil uji coba
produk bahan ajar IPS integratif yang dilaksanakan pada peserta didik
kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang yang terdiri dari
kelas 3.A dan kelas 3.B. Uji coba produk dan penilaian bahan ajar IPS
integratif pada kelas 3.A dan kelas 3.B dilakukan masing-masing
sebanyak 6 kali pertemuan, ditambah dengan pemberian pretest dan
94

postest pada peserta didik. Pretest diberikan sebelum uji coba


kelompok besar dilaksanakan, sedangkan postest diberikan setelah
tahap uji coba produk dilaksanakan.
a. Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran 1
Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran 1 terdiri dari
penilaian keterampilan untuk kegiatan menulis surat pribadi dan
penilaian terhadap aktivitas peserta didik dalam menemukan
informasi tentang akibat-akibat buruk dari kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh perbuatan manusia, seperti pembakaran
hutan, penebangan hutan secara liar, dan membuang sampah
sembarangan. Kegiatan menemukan informasi dilakukan oleh
peserta didik secara berkelompok di dalam Perpustakaan.
Berdasarkan hasil penilaian pada pembelajaran 1 IPS
integratif kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Hasil Belajar pada Kegiatan Menulis
Penilaian terhadap kemampuan menulis peserta didik
meliputi beberapa aspek penilaian sebagai berikut; 1)
menggunakan prosedur penulisan yang benar, meliputi; a) ada
tempat dan tanggal menulis surat, b) ada nama yang dituju, c)
ada kalimat pembuka, d) ada isi surat, e) ada kalimat penutup,
dan f) ada nama pembuat surat. 2) memiliki konsep yang jelas,
3) menggunakan bahasa yang baik dan benar, 4) memiliki
tujuan yang jelas, 5) menulis dengan rapi.
Berdasarkan hasil analisis data kemampuan menulis surat
pribadi diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.14: Hasil Kegiatan Menulis Surat Pribadi
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 238 2.97
2 3.B 16 257 3.21
Skor Total 32 495
Rerata Total 3.09

Pada tabel hasil belajar kegiatan menulis surat pribadi


peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
95

diperoleh skor total sebesar 495 dengan rerata total sebesar


3.09.
2) Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Penilaian terhadap aspek sikap peserta didik kelas 3 MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang dilakukan pada proses
pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi sikap
yang meliputi aspek; 1) santun dan taat pada ajaran agama, 2)
peduli/toleransi, dan 3) bertanggung jawab. Masing-masing
aspek tersebut terdiri dari empat indikator penilaian yang harus
terlaksana dalam tiap aktivitas peserta didik. Skor 4 = seluruh
indikator terlaksana, skor 3 = tiga dari empat indikator
terlaksana, skor 2 = dua dari empat indikator terlaksana, dan
skor 1 = satu dari empat indikator terlaksana.
Berdasarkan hasil penilaian observer pada lembar
observasi sikap peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.15: Hasil Penilaian Aspek Sikap
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3. A 16 568 2.96
2 3. B 16 602 3.14
Skor Total 32 1170
Rerata Total 3.05

Berdasarkan hasil analisis terhadap penilaian sikap


peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
diperoleh skor total sebesar 1170 dengan rerata total sebesar
3.05.

b. Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran 2


Penilaian belajar pada pembelajaran 2 terdiri atas penilaian
kemampuan peserta didik menjawab tes tertulis (kognitif),
keterampilan berwuduk (psikomotorik), dan penilaian sikap
(afektif).
96

1) Hasil Belajar Aspek Kognitif


Penilaian terhadap kemampuan berfikir peserta didik
diberikan berdasarkan beberapa pertanyaan yang terdapat pada
buku ajar. Pertanyaan terdiri dari 5 soal terkait teks bacaan dan
5 soal terkait teks cerita. Dengan demikian, soal tes tertulis
untuk kemampuan berpikir peserta didik terdiri dari 10
pertanyaan essay. Berdasarkan hasil analisis kemampuan
berfikir peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang
Kerang diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.16: Hasil Belajar Aspek Kognitif
Jumlah
No Kelas Skor Rata-rata
Peserta Didik
1 3. A 16 1200 75
2 3. B 16 1260 79
Skor Total 32 2460
Rerata Total 77

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh skor total hasil


belajar peserta didik sebesar 2460 dengan rerata total sebesar
77.
2) Hasil Penilaian Keterampilan Berwuduk
Penilaian terhadap keterampilan berwuduk peserta didik
menggunakan lembar observasi keterampilan berwuduk yang
meliputi 10 indikator; 1) melafazkan bismillah, 2) melafazkan
niat, 3) membasuh pergelangan tangan, 4) berkumur-kumur dan
memasukkan air ke dalam hidung, 5) membasuh wajah, 6)
membasuh kedua tangan sampai siku, 7) membasuh kepala, 8)
membasuh telinga, 9) membasuh kaki hingga mata kaki, 10)
melafazkan doa, dan 11) tertib. Jumlah indikator penilaian
sebanyak 11, skor per-indikator 1-4. Dengan demikian,
diperoleh skor terendah 11 dan skor tertinggi 44.
Pada kegiatan berwuduk peserta didik dibagi secara
berpasangan dengan ketentuan satu orang melakukan kegiatan
praktek dan satu orang mencatat kegiatan yang dilakukan
pasangannya, dan demikian pula sebaliknya. Berdasarkan hasil
observasi diperoleh hasil sebagai berikut:
97

Tabel 3.17: Hasil Belajar Keterampilan Berwuduk


Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 569 3.23
2 3.B 16 602 3.42
Skor Total 32 1171
Rerata Total 3.32

Berdasarkan hasil analisis data keterampilan berwuduk


peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
diperoleh skor total sebesar 1171 dengan rerata total sebesar
3.32.
3) Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Penilaian terhadap sikap peserta didik dilakukan dengan
mengisi lembar observasi berdasarkan tindakan dan sikap
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek
untuk penilaian sikap meliputi; 1) sikap santun dan taat pada
ajaran agama, 2) bertanggung jawab, 3) gotong royong dan 4)
percaya diri. Masing-masing aspek tersebut terdiri dari empat
indikator penilaian yang harus terlaksana dalam tiap aktivitas
peserta didik. Skor 4 = seluruh indikator terlaksana, skor 3 =
tiga dari empat indikator terlaksana, skor 2 = dua dari empat
indikator terlaksana, dan skor 1 = satu dari empat indikator
terlaksana.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama
kegiatan pembelajaran 2 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.18: Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 760 2.97
2 3.B 16 804 3.14
Skor Total 32 1564
Rerata Total 3.05
98

Berdasarkan hasil observasi kegiatan peserta didik kelas


3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang pada pembelajaran
2 diperoleh skor total untuk penilaian sikap sebesar 1564
dengan rerata total sebesar 3.05.

c. Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran 3


Pada pembelajaran 3 hasil belajar peserta didik terdiri dari
penilaian hasil tes kemampuan berfikir dan aktivitas peserta didik
pada kegiatan praktek jual beli. Penilaian tes kemampuan berpikir
terdiri dari 5 pertanyaan yang berhubungan dengan kemampuan
memahami teks dan 5 pertanyaan terkait kemampuan menjawab
soal matematika. Selanjutnya penilaian terhadap keterampilan
peserta didik diperoleh dari aktivitas belajar peserta didik dalam
kegiatan praktek jual beli. Aspek penilaian yang digunakan
meliputi; 1) aspek persiapan, 2) aspek pelaksanaan, dan 3) aspek
pelaporan.
1) Hasil Belajar Aspek Kognitif
Penilaian pengetahuan dilakukan secara tertulis yang
terdiri dari 5 soal tanggapan tentang jenis pasar dan 5 soal
penjumlahan. Setelah dilakukan analisis diperoleh hasil belajar
peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
sebagai berikut:
Tabel 3.19: Hasil Belajar Aspek Kognitif Peserta Didik
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 1220 76
2 3.B 16 1250 78
Skor Total 32 2470
Rerata Total 77

Berdasarkan hasil penilaian tes kemampuan berpikir


peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
pada tabel di atas diperoleh skor total hasil belajar sebesar 2470
dengan rerata total sebesar 77.
99

2) Hasil Kegiatan Menulis Cerita


Penilaian terhadap kemampuan menulis peserta didik
meliputi beberapa aspek penilaian sebagai berikut; 1)
menggunakan prosedur penulisan yang benar, meliputi; a) ada
tempat dan tanggal menulis surat, b) ada nama yang dituju, c)
ada kalimat pembuka, d) ada isi surat, e) ada kalimat penutup,
dan f) ada nama pembuat surat. 2) memiliki konsep yang jelas,
3) menggunakan bahasa yang baik dan benar, 4) memiliki
tujuan yang jelas, 5) menulis dengan rapi.
Berdasarkan hasil analisis data kemampuan menulis
cerita berdasarkan pengalaman pribadi diperoleh hasil belajar
sebagai berikut:
Tabel 3.20: Hasil Kegiatan Menulis Cerita
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 215 2.69
2 3.B 16 269 3.36
Skor Total 32 484
Rerata Total 3.02

Pada tabel hasil belajar kegiatan menulis cerita


berdasarkan pengalaman pribadi peserta didik kelas 3 MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang diperoleh skor total
sebesar 484 dengan rerata total sebesar 3.02.
3) Hasil Penilaian Aktivitas Peserta Didik
Penilaian aktivitas peserta didik pada praktek jual beli
meliputi; 1) aspek persiapan, 2) aspek pelaksanaan, dan 3)
aspek pelaporan. Pada tahap persiapan peserta didik diberikan
lembar kerja dan sejumlah uang untuk melakukan transaksi jual
beli. Peserta didik diberikan informasi tentang teknik
melakukan kegiatan. Tahap pelaksanaan peserta didik
melakukan kegiatan jual beli menggunakan media uang yang
telah diberikan guru. Setelah peserta didik membeli beberapa
barang, selanjutnya peserta didik melakukan penjumlahan
100

terhadap harga barang yang dibeli dan jumlah uang sisa


belanjaan.
Untuk menentukan aktivitas belajar peserta didik dalam
kegiatan jual beli digunakan skala penilaian proyek, yaitu skor 4
= tanpa kesalahan, skor 3 = ada sedikit kesalahan, skor 2 =
banyak kesalahan, dan skor 1 = tidak melakukan. Berdasarkan
analisis aktivitas peserta didik pada kegiatan praktek jual beli
tersebut diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.21: Tingkat Aktivitas Belajar Peserta Didik
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 611 3.18
2 3.B 16 632 3.29
Skor Total 32 1243
Rerata Total 3.23

Data hasil aktivitas belajar kelas 3 MI Nahdlatul Wathan


1 Kembang Kerang setelah dilakukan analisis diperoleh skor
total sebesar 1243 dengan rerata total sebesar 3.23.

d. Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran 4


Pada pembelajaran 4 peserta didik belajar mengenal kegiatan
di Puskesmas dan mengenal cara menjaga kesehatan diri dalam
kehidupan sehari-hari. Penilaian hasil belajar peserta didik diambil
dari kegiatan menulis surat pribadi dan kegiatan mengembangkan
sikap pada kegiatan permainan kelompok.
Penilaian terhadap kemampuan menulis surat pribadi
meliputi ketentuan dan syarat penulisan surat yang benar antara
lain; 1) menggunakan prosedur penulisan yang benar, meliputi; a)
ada tempat dan tanggal menulis surat, b) ada nama yang dituju, c)
ada kalimat pembuka, d) ada isi surat, e) ada kalimat penutup, dan
f) ada nama pembuat surat. 2) memiliki konsep yang jelas, 3)
menggunakan bahasa yang baik dan benar, 4) memiliki tujuan yang
jelas, 5) menulis dengan rapi. Selanjutnya penilaian terhadap aspek
sikap peserta didik pada kegiatan permainan kelompok meliputi
101

aspek santun dan taat pada ajaran agama, peduli/toleransi dan


bertanggung jawab.
1) Hasil Belajar pada Kegiatan Menulis
Penilaian terhadap kemampuan menulis surat pribadi
peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
dilakukan berdasarkan indikator penulisan surat yang baik dan
benar. Berdasarkan hasil analis terhadap kemampuan menulis
peserta didik diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.22: Hasil Menulis Surat Pribadi
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 242 3.02
2 3.B 16 251 3.18
Skor Total 32 493
Rerata Total 3.10

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh skor total hasil


menulis surat pribadi peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul
Wathan 1 Kembang Kerang pada pembelajaran 4 sebesar 493
dengan rerata total 3.10.
2) Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Hasil penilaian sikap peserta didik pada pembelajaran 4
dilakukan dengan observasi aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung. Aspek untuk penilaian sikap
meliputi; 1) sikap santun dan taat pada ajaran agama, 2) sikap
peduli/toleransi, dan 3) sikap bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan peserta didik
diperoleh hasil penilaian sikap sebagai berikut:
Tabel 3.23: Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta didik
1 3. A 16 603 3.14
2 3. B 16 597 3.11
Skor Total 32 1200
Rerata Total 3.12
102

Berdasarkan data pada tabel di atas, diperoleh skor total


penilaian sikap peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang sebesar 1200 dengan rerata total sebesar 3.12.

e. Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran 5


Pada pembelajaran 5 peserta didik belajar tentang
pentingnya rasa aman bagi semua orang dan mengenal kegiatan
polisi sebagai petugas keamanan. Penilaian terhadap proses
pembelajaran 5 meliputi penilaian pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian aspek kognitif peserta didik meliputi
kemampuan berpikir menyelesaikan tugas grafik batang tentang
tugas polisi dalam mengatur lalu lintas dan melakukan pengamatan
terhadap mobil yang melintas setiap hari. Penilaian terhadap sikap
peserta didik meliputi berbagai aktivitas peserta didik dalam
kegiatan diskusi kelompok. Sedangkan penilaian terhadap
keterampilan peserta didik meliputi kemampuan peserta didik
dalam menulis cerita terkait dengan berbagai aktivitas sehari-hari.
1) Hasil Belajar Aspek Kognitif
Hasil penilaian kemampuan berpikir peserta didik
mengacu pada kegiatan memahami dan membaca grafik batang
tentang banyaknya mobil yang melintas berdasarkan
pengamatan yang dilakukan polisi. Setelah dilakukan analisis
data, diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.24: Hasil Belajar Aspek Kognitif
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3. A 16 1250 78
2 3. B 16 1360 85
Skor Total 32 2610
Rerata Total 81.5

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor total untuk


penilaian hasil belajar kognitif peserta didik kelas 3 MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang sebesar 2610 dengan
rerata total sebesar 81.56%.
103

2) Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik


Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam proses
pembelajaran meliputi; 1) sikap santun dan taat pada ajaran
agama, 2) sikap peduli/toleransi dan 3) sikap bertanggung
jawab. Dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh hasil
belajar pada aspek sikap sebagai berikut:
Tabel 3.25: Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3. A 16 644 3.35
2 3. B 16 650 3.39
Skor Total 32 1294
Rerata Total 3.37

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor total pada


penilaian sikap peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang sebesar 1294 dengan rerata total sebesar 3.37.

f. Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran 6


Pada pembelajaran 6 peserta didik belajar mengenal jenis
dan macam-macam sarana sosial. Penilaian dilakukan berdasarkan
kemampuan peserta didik dalam mengelompokkan benda-benda
dan membandingkan data pada tabel (kognitif) dan penilaian
terhadap aktivitas keagamaan peserta didik (afektif). Penilaian
terhadap sikap peserta didik meliputi 1) sikap santun dan taat pada
ajaran agama, 2 bertanggung jawab, dan 3) sikap percaya diri.
1) Hasil Belajar Aspek Kognitif
Hasil penilaian pada aspek kognitif meliputi kemampuan
peserta didik dalam mengelompokkan benda-benda berdasarkan
kelompok sarana sosial dan melakukan perbandingan pada tabel
lingkungan sosial yang ada di desa. Berdasarkan hasil penilaian
kemampuan berpikir peserta didik diperoleh hasil sebagai
berikut:
104

Tabel 3.26: Hasil Belajar Aspek Kognitif


Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3. A 16 1320 82
2 3. B 16 1420 89
Skor Total 32 2740
Rerata Total 85.5

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor total untuk hasil


belajar peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang
Kerang sebesar 2740 dengan rerata total sebesar 85.5.
2) Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Hasil penilaian sikap peserta didik pada pembelajaran 6
dilakukan dengan observasi aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung. Aspek untuk penilaian sikap
meliputi; 1) sikap santun dan taat pada ajaran agama, dan 2)
sikap tanggung jawab.
Penilaian terhadap sikap santun dan taat pada ajaran
agama dilakukan berdasarkan pengamatan dan lembar aktivitas
keagamaan yang diberikan kepada peserta didik. Sedangkan
nilai tanggung jawab diberikan berdasarkan kesungguhan
peserta didik dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan
guru.
Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan keagamaan
peserta didik yang dilakukan selama proses pembelajaran
diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.27: Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
Jumlah
No Kelas Skor Rerata
Peserta Didik
1 3.A 16 630 3.28
2 3. B 16 690 3.59
Skor Total 32 1320
Rerata Total 3.43
105

Berdasarkan data pada tabel di atas diperoleh skor total


pada penilaian sikap peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan
1 Kembang Kerang sebesar 1320 dengan rerata total sebesar
3.43.

D. Efektifitas Pengembangan Bahan Ajar IPS Integratif


Efektifitas pengembangan bahan ajar IPS integratif dapat dilihat
dari hasil belajar peserta didik pada seluruh kegiatan pembelajaran
menggunakan bahan ajar IPS integratif. Berdasarkan uji coba
pengembangan bahan ajar IPS integratif yang dilakukan pada peserta
didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang diperoleh data
hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.28: Data Hasil Pengembangan Bahan Ajar IPS
Aspek Penilaian
Pertemuan ke
Kognitif Afektif Psikomotorik
1 - 3.03 3.09
2 77 3.05 3.23
3 77 3.23 3.02
4 - 3.12 3.10
5 81.5 3.37 -
6 85.5 3.43 -
Skor Total 321 19.23 12.44
Rerata Total 80.2 3.20 3.11

Penilaian hasil belajar pada tahap uji coba pengembangan bahan


ajar IPS integratif meliputi penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pada penilaian kognitif diperoleh skor total sebesar 321 degan rerata total
hasil belajar sebesar 80,2. Pada penilaian afektif diperoleh skor total
sebesar 19.2 dengan rerata total 3.20. Selanjutnya, pada penilaian hasil
belajar psikomotorik diperoleh skor total sebesar 12.4 dengan rerata total
3.11.
Pengukuran terhadap hasil belajar peserta didik dilakukan juga
sebelum kegiatan uji coba kelompok besar (pretest) dan kegiatan
penilaian setelah kegiatan uji coba produk dilakukan (postest). Penilaian
pada tahap pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik sebelum kegiatan ujicoba dilakukan. Instrumen penilaian pada
106

tahap pretest diberikan kepada 32 orang peserta didik yang terdiri dari 20
soal tes pilihan ganda. Sedangkan, instrumen penilaian pada tahap postest
diberikan kepada 32 orang peserta didik yang terdiri dari 30 soal pilihan
ganda.
Berdasarkan hasil pretest dan postest pada mata pelajaran IPS
integratif peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang
diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.29: Nilai Hasil Pretest dan Postest Peserta Didik Kelas 3 MI
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang.
No Nama Peserta Didik Pretest Postest
1 Abdullah Gafur 55 60
2 Diva Amalia 55 70
3 Hidayatul Ulya 70 77
4 Izzul Fikri 45 73
5 Lalu Yusril Harfandi 65 90
6 Muhammad Fayyad 70 83
7 Muhammad Ikbal 45 60
8 Muttaqin 65 80
9 Nadratun Naima 60 70
10 Reza Ilham 35 60
11 Rizki Ulya Fitri 70 70
12 Siti Imrani Rizkia 65 73
13 Siti Zaskia Salsabila 75 90
14 Syaadatul Mukminah 60 70
15 Syafwatun Naqiyah 70 73
16 Zahwa Nadira 75 93
17 Ahmad Sahrapul Anam 75 87
18 Annisa Lina Baroroh 85 97
19 Bilal Akbar 55 83
20 Bq. Miswari Laili Hamdani 75 93
21 Fadila Sahrina 65 77
22 Fathurrabbani 70 80
23 Hafizatul Liana 60 87
24 Hairul Hayati 60 70
25 Hidayatul Azkia 75 80
26 M. Haikal Faiz 45 60
27 M. Nisyamudin 75 87
28 Maini Rosida Kamal 60 87
29 Sapaatun Aulia 70 70
107

30 Siti Aminah 65 77
31 Siti Hananah 70 80
32 Suci Rahmadani 55 83
Skor Total 2040 2490
Rerata Total 63.7 77.8

Berdasarkan hasil belajar peserta didik pada tahap pretest diperoleh


skor total sebesar 2040 dengan rerata total hasil belajar sebesar 63.7,
sedangkan pada tahap postest diperoleh skor total sebesar 2490 dengan
rerata total hasil belajar peserta didik sebesar 77.8.

E. Analisis Data
1. Analisis Data Hasil Validasi Kelayakan Produk
Analisis data hasil validasi meliputi data hasil validasi ahli
materi, ahli media, dan ahli integrasi Islam.
a. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Materi
Data yang diperoleh dari validasi ahli materi terhadap
produk bahan ajar IPS integratif yang dikembangkan, dianalisis
dan digunakan acuan untuk melakukan revisi. Data hasil validasi
ahli materi tersebut diperoleh melalui angket penilaian yang terdiri
dari tujuh aspek penilaian, yaitu; 1) relevansi bahan ajar, 2)
keakuratan, 3) kelengkapan sajian, 4) kesesuaian sajian dengan
tuntutan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, 5)
penyajian nilai integrasi Islam dan ilmu sosial, 6) kesesuaian
bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta
7) keterbacaan dan komunikatif.
Berdasarkan tabel 4.6 tentang hasil validasi ahli materi
menunjukkan bahwa dari tujuh aspek penilaian tersebut diperoleh
rerata skor sebesar 4.7. Hal tersebut jika dibandingkan dengan
tabel klasifikasi validasi, maka hasil validasi materi bahan ajar IPS
integratif termasuk dalam kategori “Sangat Valid”. Hal tersebut
menunjukkan bahan ajar IPS integratif tema peduli lingkungan
sosial sangat layak untuk digunakan.
Skor penilaian ahli materi dilihat dari beberapa aspek
penilaian, yaitu aspek relevansi bahan ajar diperoleh rerata sebesar
108

4.8, aspek keakuratan sebesar 4.7, aspek kelengkapan sajian


sebesar 4.5, aspek kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik sebesar 4.6, aspek penyajian nilai
integrasi Islam dan ilmu sosial sebesar 4.7, aspek kesesuaian
bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
sebesar 4.3, dan aspek keterbacaan dan kekomunikatifan sebesar
5.0. Dengan demikian, diperoleh rerata total sebesar 4.7 dengan
kategori “Sangat Valid”.
b. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Media
Data hasil validasi ahli media terhadap produk bahan ajar
IPS integratif tema peduli lingkungan sosial, dianalisis dan
digunakan acuan untuk melakukan revisi bahan ajar hingga bahan
ajar tersebut layak untuk digunakan. Data hasil validasi ahli materi
tersebut diperoleh melalui angket penilaian yang terdiri dari aspek
tampilan dan aspek pemanfaatan media.
Berdasarkan hasil validasi ahli media 1 diperoleh skor untuk
aspek tampilan sebesar 4.3 dan aspek pemanfaatan diperoleh skor
sebesar 4.3 dengan rerata total 4.3. Sedangkan untuk hasil validasi
ahli media 2 diperoleh skor untuk aspek tampilan sebesar 4.4 dan
aspek pemanfaatan sebesar 4.3 dengan rerata total sebesar 4.4.
Secara keseluruhan hasil validasi ahli media 1 dan 2 diperoleh
rerata total sebesar 4.35. Hal ini menunjukkan bahan ajar IPS
integratif tema peduli lingkungan sosial jika dibandingkan dengan
tabel klasifikasi validasi, berada pada rentang nilai 4.2 s/d 5.0.
yang menunjukkan hasil validasi ahli media tersebut termasuk
dalam kategori “Sangat Valid”. Dengan demikian, penggunaan
media pada bahan ajar IPS integratif layak untuk digunakan.
c. Analisis Hasil Validasi Ahli Integrasi Islam
Penilaian ahli integrasi Islam Islam hanya meliputi aspek
pengintegrasian materi. Berdasarkan hasil validasi ahli integrasi
Islam 1, diperoleh skor sebesar 4.7 dan hasil validasi 2 diperoleh
skor sebesar 4.3. Hal ini menunjukkan hasil validasi ahli integrasi
jika dibandingkan dengan tabel klasifikasi validasi, maka hasil
validasi ahli integrasi termasuk dalam kategori “Sangat Valid”.
109

Berdasarkan hasil validasi kelayakan produk bahan ajar IPS


integratif tema peduli lingkungan sosial diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.30: Hasil Validasi Kelayakan Produk
Validator
No Sumber Penilaian ∑ Rerata
1 2
1 Validasi ahli materi 4.7 4.4 9.1 4.55
2 Validasi ahli media 4.3 4.4 8.7 4.35
3 Validasi ahli integrasi 4.7 4.3 9.0 4.50
Skor Total 13.7 13.1 26.8
Rerata Total 4.47
Kategori Sangat
Valid

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa skor total untuk


penilaian kelayakan produk berdasarkan ahli materi, media dan
integrasi Islam diperoleh skor total sebesar 26.8 dan rerata total
sebesar 4.47. Data tersebut jika dibandingkan dengan tabel
klasifikasi validasi berada pada rentang nilai 4.2 sampai dengan
5.0, maka hasil kelayakan produk bahan ajar IPS integratif tema
peduli lingkungan sosial termasuk dalam kategori “sangat valid”.

2. Analisis Data Hasil Revisi Produk


Data hasil validasi dari tiap validator selanjutnya dijadikan
acuan terhadap perbaikan produk bahan ajar. Pada dasarnya
pengembangan bahan ajar IPS integratif untuk peserta didik kelas 3,
dirumuskan oleh pengembang (peneliti) berdasarkan modul, di mana
terdapat petunjuk guru, petunjuk untuk peserta didik, dan materi yang
harus diterapkan oleh guru. Berdasarkan masukan dan saran ahli
media, selanjutnya dilakukan revisi dengan mengkhususkan bahan
ajar pada buku ajar untuk peserta didik kelas 3 dengan melakukan
perubahan pada materi dan jenis kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik dalam proses pembelajaran.
Saran dari ahli materi pertama lebih mengacu kepada
penggunaan pola kalimat yang benar dan penempatan tanda baca yang
sesuai seperti penempatan tanda titik dan tanda koma, penggunaan
110

kalimat secara tepat dan benar seperti penulisan “Musium” yang


seharusnya adalah “Museum”, kata “Pebruari” yang seharusnya
“Februari”, dan beberapa pola kalimat yang kurang bermakna seperti
kalimat “dan pada akhirnya”. Sedangkan untuk ahli materi kedua lebih
berperan mengoreksi bahan ajar dari aspek materi berdasarkan konsep
sosial yang harus diterapkan oleh peserta didik, seperti bagaimana
agar peserta didik tidak hanya memahami konsep tetapi dapat
melakukan dan menemukan pengetahuannya melalui kegiatan di
lapangan.
Saran dan masukan serupa juga diberikan oleh ahli integrasi
Islam, di mana penerapan konsep Islam tidak hanya dipahami sebagai
kegiatan peserta didik dalam menghafal ayat-ayat al-Quran dan Hadis,
melainkan agar nilai-nilai Islam yang dirumuskan dalam bahan ajar
dapat diamalkan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Berapa saran dan masukan tersebut, selanjutnya dijadikan sebagai
acuan dalam pengembangan bahan ajar IPS integratif untuk peserta
didik kelas 3 MI.

3. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil


Kegiatan ujicoba kelompok kecil dilakukan bertujuan untuk
mengetahui respon peserta didik terhadap bahan ajar dan
keterlaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar IPS integratif
tema peduli lingkungan sosial. Kegiatan uji coba kelompok kecil
dilakukan pada peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1
Kembang Kerang yang terdiri dari 8 orang peserta didik. Pengambilan
sampel dilakukan secara acak, agar hasil yang diperoleh benar-benar
valid sesuai dengan keadaan dan kondisi peserta didik pada umumnya.
Pada tahap uji coba produk kelompok kecil, perhatian peserta
didik lebih banyak terfokus pada gambar atau media yang tersedia
dalam bahan ajar IPS integratif, terutama pada gambar-gambar yang
diambil dari lingkungan sekitar mereka. Oleh karena itu, sebelum
pengembang (peneliti) melakukan uji coba bahan ajar, terlebih dahulu
peserta didik diberikan penjelasan tentang bagaimana menggunakan
bahan ajar IPS integratif.
111

Instrumen untuk respon peserta didik terdiri dari 10 pernyataan


yang harus isi oleh peserta didik sesuai dengan tanggapan dan respon
terhadap bahan ajar yang digunakan. Berdasarkan data hasil ujicoba
yang dilakukan diperoleh skor data respon peserta didik sebesar 367
dengan rerata total sebesar 4.59. Jika data tersebut dibandingkan
dengan tabel klasifikasi responden, maka hasil respon peserta didik
tahap uji coba kelompok kecil berada pada rentang 4.2 s/d 5.0. Hal ini
menunjukkan bahwa respon peserta didik pada tahap uji coba produk
bahan ajar IPS integratif termasuk pada kategori “sangat menarik”.
Data keterlaksanaan pembelajaran pada tahap uji coba produk
diperoleh dari hasil observasi kegiatan guru pada saat proses
pembelajaran. Aspek keterlaksanaan pembelajaran terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang terdiri dari 9
proses yang harus dilalui oleh guru saat menerapkan bahan ajar IPS
integratif tema peduli lingkungan sosial. Pada tahap observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran hanya 7 dari 9 proses yang
terlaksana dengan total skor 7 dan tingkat keterlaksanaan sebesar
78%. Hal tersebut menunjukkan keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
termasuk dalam kategori baik.
Selanjutnya, aspek untuk penilaian sikap pada tahap ujicoba
produk meliputi; 1) sikap santun dan taat pada ajaran agama, 2) sikap
peduli, dan 3) sikap bertanggung jawab. Untuk aspek sikap santun dan
taat pada ajaran agama, observasi sikap peserta didik mengacu pada
indikator sikap; a) peserta didik mau dan suka beribadah (berdoa,
Salat dan membaca Al-Qur’an), b) bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan ibadah, c) menghormati guru dan teman, serta d)
bertingkahlaku dan berbahasa yang baik. Untuk aspek peduli/tolerasi,
indikator yang diobservasi pada kegiatan peserta didik meliputi sikap;
a) bersedia membantu teman, b) mampu dan mau bekerja sama
dengan teman, c) tidak mengganggu teman saat proses pembelajaran,
serta d) aktif dalam kerja kelompok. Untuk aspek tanggung jawab,
indikator yang diobservasi meliputi sikap; a) melaksanakan tugas
dengan baik, b) melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
disuruh/diminta, c) menerima resiko dari tindakan yang dilakukan,
112

dan d) mengembalikan barang/alat yang sudah dipinjam dan menaruh


pada tempatnya. Berdasarkan data hasil observasi sikap peserta didik,
diperoleh skor total sebesar 286 dengan rerata total sebesar 2.98. data
tersebut jika dibandingkan dengan tabel klasifikasi sikap, maka skor
2.98 berada di antara rentang 2.50 s/d 3.25. Hal tersebut menunjukkan
pengembangan sikap peserta didik pada tahap uji coba kelompok kecil
termasuk dalam kategori baik.
Data hasil respon peserta didik dan data keterlaksanaan
pembelajaran selanjutnya dijadikan acuan kegiatan pembelajaran pada
tahap uji coba kelompok besar dengan melakukan perbaikan-
perbaikan pada beberapa aspek yang belum terlaksana. Dengan
demikian, secara keseluruhan hasil uji coba produk bahan ajar IPS
integratif tema peduli lingkungan sosial pada kelompok kecil dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 3.31: Data Hasil Belajar Kelompok Kecil
No Aspek Yang Dinilai Rerata Kategori
1 Respon Peserta Didik 4.59 Sangat Menarik
2 Keterlaksanaan 7.8 Baik
3 Sikap Peserta Didik 2.98 Baik

4. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Besar


Data hasil uji coba lapangan kelompok besar meliputi seluruh
kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam produk bahan ajar IPS
integratif. Kegiatan uji coba produk terdiri dari 6 kegiatan
pembelajaran yang terdiri dari enam materi pembelajaran. Materi
pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari; 1) lingkungan sosial, 2)
musyawarah dan peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar, 3)
kegiatan di pasar, 4) kegiatan di puskesmas, 5) Tugas keamanan, dan
6) sarana sosial.
Penilaian pada tiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan
penilaian proses yang meliputi penilaian pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta didik pada tiap materi pembelajaran yang
dipelajari. Hasil uji coba lapangan kelompok besar diklasifikasikan
menjadi 6 bagian. Masing-masing bagian memiliki kriteria penilaian
berdasarkan materi yang dipelajari.
113

a. Analisis Hasil Belajar Pembelajaran 1


Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran 1 terdiri dari
penilaian keterampilan menulis dan penilaian terhadap aktivitas
peserta didik. Penilaian terhadap keterampilan menulis peserta
didik diberikan berdasarkan kemampuan peserta didik dalam
menulis surat pribadi. Penilaian terhadap kemampuan menulis
peserta didik meliputi beberapa aspek penilaian sebagai berikut; 1)
menggunakan prosedur penulisan yang benar, meliputi; a) ada
tempat dan tanggal menulis surat, b) ada nama yang dituju, c) ada
kalimat pembuka, d) ada isi surat, e) ada kalimat penutup, dan f)
ada nama pembuat surat. 2) memiliki konsep yang jelas, 3)
menggunakan bahasa yang baik dan benar, 4) memiliki tujuan yang
jelas, 5) menulis dengan rapi. Pada kegiatan menulis surat pribadi
diperoleh skor total sebesar 495 dengan rerata total sebesar 3.09.
Jika data tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi sikap,
maka total skor 3.09 berada pada rentang 2.50 s/d 3.25 dengan
kategori baik.
Penilaian terhadap aktivitas peserta didik diberikan
berdasarkan kegiatan kelompok dalam menemukan informasi
tentang akibat-akibat buruk dari kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia, seperti pembakaran hutan,
penebangan hutan secara liar, dan pembuangan sampah
sembarangan. Kegiatan menemukan informasi dilakukan oleh
peserta didik secara berkelompok di dalam Perpustakaan.
Pada kegiatan menemukan informasi, peserta didik dibagi
menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk mencari dan menemukan informasi terkait dengan akibat-
akibat buruk yang ditimbulkan oleh perusakan lingkungan. Pada
proses pembelajaran secara keseluruhan dikembangkan beberapa
karakter peserta didik, seperti sikap santun dan taat pada ajaran
agama, sikap peduli/toleransi, dan sikap bertanggung jawab.
Khusus pada aktivitas peserta didik dalam menemukan informasi
ditekankan pada pengembangan sikap peduli dan sikap
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Berdasarkan
114

aktivitas yang dilakukan peserta didik pada proses pembelajaran 1


diperoleh skor total untuk penilaian sikap sebesar 1170 dengan
rerata total sebesar 3.05. Data tersebut berada pada rentang 2.50 s/d
3.25 dengan kategori baik.
Dengan demikian, secara keseluruhan hasil uji coba produk
bahan ajar IPS integratif pada pembelajaran 1 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Tabel 3.32: Data Hasil Pembelajaran 1
No Aspek Yang Dinilai Rerata Kategori
1 Keterampilan menulis surat 3.09 Baik
pribadi
2 Pengembangan Sikap 3.05 Baik
Rerata Total 3.07 Baik

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa skor rata-rata tiap


aspek penilaian hasil belajar sebesar 3.07. Jika data tersebut
dibandingkan dengan tabel klasifikasi hasil belajar, maka skor 3.07
berada pada rentang 2.50 s/d 3.25 yang berarti bahwa hasil belajar
peserta didik pada pembelajaran 1 termasuk dalam kategori “baik”.
b. Analisis Hasil Belajar Pembelajaran 2
Hasil belajar pada pembelajaran 2 terdiri dari penilaian
kemampuan peserta didik dalam menjawab tes tertulis (kognitif),
keterampilan berwuduk (psikomotorik), dan penilaian sikap
(afektif). Penilaian aspek kognitif meliputi kemampuan peserta
didik dalam menyelesaikan tes tertulis yang terdiri dari 5 soal
terkait teks bacaan dan 5 soal terkait teks cerita. Berdasarkan hasil
analisis data yang dilakukan pada kemampuan berfikir peserta
didik diperoleh skor total sebesar 2460 dengan rerata total sebesar
77. Berdasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada
mata pelajaran IPS sebesar 70, maka hasil belajar pada aspek
kognitif termasuk dalam kategori tuntas.
Pada kegiatan berwuduk peserta didik dibagi secara
berpasangan dengan ketentuan satu orang melakukan kegiatan
praktek dan satu orang mencatat kegiatan yang dilakukan
pasangannya, dan demikian pula sebaliknya. Berdasarkan hasil
analisis data keterampilan berwuduk peserta didik kelas 3
115

diperoleh skor total sebesar 1171 dengan rerata total sebesar 3.32.
Jika data tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi skala
keterampilan, maka total skor 3.32 berada pada rentang 3.25 s/d
4.0 dengan kategori sangat baik.
Selanjutnya data tentang penilaian sikap peserta didik pada
pembelajaran 2 diperoleh melalui penilaian terhadap empat
karakter sikap yang meliputi;1) sikap santun dan taat pada ajaran
agama, 2) bertanggung jawab, 3) gotong royong dan 4) percaya
diri. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat proses
pembelajaran, diperoleh skor total untuk penilaian sikap sebesar
1564 dengan rerata total sebesar 3.05. Jika data tersebut
dibandingkan dengan tabel klasifikasi skala sikap, maka total skor
3.05 berada pada rentang 2.50 s/d 3.25 dengan kategori baik.
Dengan demikian, secara keseluruhan hasil ujicoba produk bahan
ajar IPS integratif tema peduli lingkungan sosial pada
pembelajaran 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 3.33: Data Hasil Pembelajaran 2
No Aspek Yang Dinilai Rerata Kategori
1 Kemampuan menjawab tes 77 Tuntas
2 Keterampilan Berwuduk 3.32 Sangat Baik
3 Pengembangan Sikap 3.05 Baik

c. Analisis Hasil Belajar Pembelajaran 3


Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran 3 terdiri dari
penilaian tes kemampuan berfikir dan aktivitas peserta didik pada
kegiatan praktek jual beli. Penilaian tes kemampuan berpikir terdiri
dari 5 pertanyaan yang berhubungan dengan kemampuan
memahami teks dan 5 pertanyaan terkait kemampuan menjawab
soal matematika. Hasil penilaian tes kemampuan berpikir
menunjukkan bahwa skor hasil belajar peserta didik pada aspek
kognitif mencapai 2470 dengan rerata total sebesar 77. Sesuai
dengan standar KKM pada mata pelajaran IPS sebesar 70, maka
secara keseluruhan hasil belajar peserta didik aspek kognitif
termasuk dalam kategori “tuntas”.
116

Selanjutnya, penilaian terhadap kemampuan menulis cerita


dilakukan berdasarkan beberapa aspek penilaian sebagai berikut; 1)
menggunakan prosedur penulisan yang benar, 2) memiliki konsep
yang jelas, 3) menggunakan bahasa yang baik dan benar, 4)
memiliki tujuan yang jelas, 5) menulis dengan rapi. Berdasarkan
hasil analisis data kemampuan menulis cerita berdasarkan
pengalaman pribadi diperoleh skor total sebesar 484 dengan rerata
total 3.02. Jika data tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi
skala keterampilan, maka total skor 3.02 berada pada rentang 2.50
s/d 3.25 dengan kategori baik.
Penilaian terhadap aktivitas peserta didik pada praktek jual
beli meliputi; 1) aspek persiapan, 2) aspek pelaksanaan, dan 3)
aspek pelaporan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan
terhadap aktivitas jual beli peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul
Wathan 1 Kembang Kerang diperoleh skor total sebesar 1243
dengan rerata total sebesar 3.23. Jika data tersebut dibandingkan
dengan tabel klasifikasi skala aktivitas, maka total skor 3.32 berada
pada rentang 3.25 s/d 4.0 dengan kategori sangat baik. Dengan
demikian, secara keseluruhan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran 3 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 3.34: Data Hasil Pembelajaran 3

No Aspek Yang Dinilai Rerata Kategori


1 Kemampuan menjawab tes 77 Tuntas
2 Keterampilan menulis 3.02 Baik
3 Aktivitas jual beli 3.23 Sangat Baik

d. Analisis Hasil Belajar Pembelajaran 4


Data hasil belajar peserta didik pada pembelajaran 4
meliputi kegiatan menulis surat pribadi dan aktivitas bermain
memindahkan benda secara berkelompok. Kegiatan menulis surat
pribadi terkait dengan keterampilan peserta didik menulis surat
yang berhubungan kondisi kesehatan pribadi, sedangkan penilaian
terhadap aktivitas peserta didik meliputi kemampuan bekerjasama
dalam tim dan sikap disiplin. Secara keseluruhuan aspek penilaian
sikap dalam pembelajaran 4 meliputi, 1) sikap santun dan taat pada
117

ajaran agama, 2) sikap peduli/toleransi, dan 3) sikap bertanggung


jawab.
Pada hasil menulis surat pribadi diperoleh skor total sebesar
493 dengan rerata skor sebesar 3.10. Jika data tersebut
dibandingkan dengan tabel klasifikasi skala keterampilan, maka
total skor 3.10 berada pada rentang 2.50 s/d 3.25 dengan kategori
baik. Sedangkan penilaian terhadap perkembangan sikap peserta
didik diperoleh skor total sebesar 1200 dengan rerata total sebesar
3.12. Jika data tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi skala
sikap, maka total skor 3.12 berada pada rentang 2.50 s/d 3.25
dengan kategori baik. Dengan demikian, secara keseluruhan hasil
belajar peserta didik pada pembelajaran 4 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Tabel 3.35: Data Hasil Pembelajaran 4

No Aspek Yang Dinilai Rerata Kategori


1 Keterampilan menulis 3.10 Baik
2 Pengembangan sikap 3.12 Baik
Rerata Total 3.11 Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rerata


total yang diperoleh pada kegiatan pembelajaran 4 sebesar 3.11,
yang berarti bahwa hasil belajar peserta didik pada pembelajaran 4
termasuk dalam kategori “baik”.

e. Analisis Hasil Belajar Pembelajaran 5


Data hasil belajar pada pembelajaran 5 meliputi kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian aspek kognitif
meliputi kemampuan berpikir menyelesaikan tugas grafik batang
tentang tugas polisi dalam mengatur lalu lintas dan melakukan
pengamatan terhadap mobil yang melintas setiap hari. Penilaian
terhadap sikap peserta didik meliputi berbagai aktivitas peserta
didik dalam kegiatan diskusi kelompok. Sedangkan penilaian
terhadap keterampilan peserta didik meliputi kemampuan peserta
118

didik dalam menulis cerita terkait dengan berbagai aktivitas sehari-


hari.
Berdasarkan hasil belajar terkait kemampuan peserta didik
membaca dan memahami grafik batang diperoleh skor total sebesar
2610 dengan rerata total sebesar 81.5. Sesuai dengan standar KKM
pada mata pelajaran IPS, maka hasil belajar peserta didik secara
keseluruhan termasuk dalam kategori tuntas. Penilaian terhadap
sikap peserta didik dalam proses pembelajaran meliputi; 1) sikap
santun dan taat pada ajaran agama, 2) sikap peduli/toleransi dan 3)
sikap bertanggung jawab. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
observasi diperoleh skor total pada penilaian sikap peserta didik
sebesar 1294 dengan rerata total sebesar 3.37. Jika data tersebut
dibandingkan dengan tabel klasifikasi skala sikap, maka total skor
3.37 berada pada rentang 3.25 s/d 4.0 dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan data yang diperoleh pada pembelajaran 5,
secara keseluruhan hasil belajar peserta didik dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Tabel 3.36: Data Hasil Pembelajaran 5

No Aspek Yang Dinilai Rerata Kategori


1 Kemampuan berfikir 81.5 Tuntas
2 Pengembangan sikap 3.37 Sangat baik

f. Analisis Hasil Belajar Pembelajaran 6


Pada pembelajaran 6 peserta didik belajar mengenal jenis
dan macam-macam sarana sosial. Penilaian dilakukan berdasarkan
kemampuan peserta didik dalam mengelompokkan benda-benda
dan membandingkan data pada tabel (kognitif) dan penilaian
terhadap aktivitas keagamaan peserta didik (afektif). Penilaian
terhadap sikap peserta didik meliputi 1) sikap santun dan taat pada
ajaran agama, 2 bertanggung jawab, dan 3) sikap percaya diri.
Hasil penilaian pada aspek kognitif meliputi kemampuan
peserta didik dalam mengelompokkan benda-benda berdasarkan
kelompok sarana sosial dan melakukan perbandingan pada tabel
lingkungan sosial yang ada di desa. Berdasarkan hasil analisis data
119

yang dilakukan pada hasil kemampuan peserta didik


menyelesaikan tes tertulis tentang sarana sosial diperoleh skor total
sebesar 2740 dengan rerata total sebesar 85.5. Berdasarkan standar
KKM pada mata pelajaran IPS sebesar 70, maka hasil belajar
peserta didik secara keseluruhan termasuk dalam kategori “tuntas”.
Hasil penilaian sikap peserta didik pada pembelajaran 6
dilakukan dengan observasi aktivitas peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Aspek untuk penilaian sikap meliputi;
1) sikap santun dan taat pada ajaran agama, dan 2) sikap tanggung
jawab. Penilaian terhadap sikap santun dan taat pada ajaran agama
dilakukan berdasarkan pengamatan dan lembar aktivitas
keagamaan yang diberikan kepada peserta didik. Sedangkan nilai
tanggung jawab diberikan berdasarkan kesungguhan peserta didik
dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan guru kepadanya.
Berdasarkan analisis data penilaian sikap peserta didik diperoleh
skor total sebesar 1320 dengan rerata total sebesar 3.43. Jika data
tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi skala sikap, maka
total skor 3.43 berada pada rentang 3.25 s/d 4.0 dengan kategori
sangat baik.
Secara keseluruhan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran 6 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 3.37: Data Hasil Pembelajaran 6

No Aspek Yang Dinilai Rerata Kategori


1 Kemampuan berfikir 85.5 Tuntas
2 Pengembangan sikap 3.43 Sangat Baik

5. Analisis Efektifitas Pengembangan Bahan Ajar IPS Integratif


Efektifitas pengembangan bahan ajar IPS integratif tema peduli
lingkungan sosial dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pada
seluruh kegiatan pembelajaran menggunakan bahan ajar IPS integratif.
Penilaian hasil belajar pada tahap ujicoba pengembangan bahan ajar
IPS integratif tema peduli lingkungan sosial meliputi penilaian
kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada penilaian kognitif diperoleh
rerata total hasil belajar sebesar sebesar 80.2. Sesuai dengan standar
120

ketuntasan minimal mata pelajaran IPS sebesar 70, maka secara


keseluruhan hasil belajar peserta didik termasuk ke dalam kategori
“tuntas”. Pada hasil belajar afektif diperoleh rerata total sebesar 3.20.
Jika data tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi skala sikap,
maka total skor 3.20 berada pada rentang 2.50 s/d 3.25 dengan
kategori baik. Sedangkan pada hasil belajar psikomotorik diperoleh
rerata total sebesar 3.11. Jika data tersebut dibandingkan dengan tabel
klasifikasi skala keterampilan, maka total skor 3.11 berada pada
rentang 2.50 s/d 3.25 dengan kategori “baik”.
Secara keseluruhan, hasil belajar menggunakan bahan ajar IPS
integratif tema peduli lingkungan sosial dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tabel 3.38: Data Hasil Belajar Menggunakan Produk Bahan Ajar IPS
Integratif.

No Aspek Yang Dinilai Rerata Total Kategori


1 Aspek Kognitif 80.2 Tuntas
2 Aspek Afektif 3.20 Baik
3 Aspek Psikomotorik 3.11 Baik

Untuk mengetahui tingkat efektifitas pengembangan bahan ajar


IPS integratif dilakukan kegiatan penilaian sebelum kegiatan uji coba
kelompok besar (pretest) dan kegiatan penilaian setelah kegiatan uji
coba produk dilakukan (postest). Penilaian pada tahap pretest
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum
kegiatan ujicoba dilakukan. Instrumen penilaian pada tahap pretest
diberikan kepada 32 orang peserta didik yang terdiri dari 20 soal tes
pilihan ganda. Sedangkan, instrumen penilaian pada tahap postest
diberikan kepada 32 orang peserta didik yang terdiri dari 30 soal
pilihan ganda.
Berdasarkan hasil pretest dan postest pada mata pelajaran IPS
integratif peserta didik kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang
Kerang diperoleh hasil belajar peserta didik pada tahap pretest sebesar
63.7, sedangkan pada tahap postest diperoleh rata-rata hasil belajar
peserta didik sebesar 77.8. Jika kriteria ketuntasan minimal (KKM)
pada pelajaran IPS sebesar 70, maka data tersebut menunjukkan
121

bahwa hasil belajar peserta didik setelah menggunakan bahan ajar IPS
integratif tema peduli lingkungan sosial telah mencapai ketuntasan.

F. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan


Penyempurnaan produk bahan ajar IPS integratif tema peduli
lingkungan sosial dilakukan setelah uji coba kelompok besar dengan
memperhatikan berbagai saran dari observer dan keterlaksanaan proses
pembelajaran menggunakan produk bahan ajar IPS integratif tema peduli
lingkungan sosial. Berdasarkan saran dari observer dan analisa terhadap
proses pembelajaran dilakukan beberapa penyempurnaan, antara lain:
1. Gambar untuk sampul diganti dengan gambar hidup atau gambar
aktivitas dalam lingkungan sosial.
2. Menambah gambar permasalahan yang lebih konkrit agar peserta
didik mudah memahami persoalan.
3. Memperbaiki peta konsep agar lebih sesuai dengan struktur
pengembangan metode dan strategi belajar.
4. Memperjelas ilustrasi agar materi lebih mudah dipahami.

G. Produk Akhir Pengembangan


Setelah melakukan beberapa penyempurnaan terhadap produk
bahan ajar, maka produk akhir pengembangan bahan ajar yang dihasilkan
adalah Buku IPS integratif untuk peserta didik kelas 3 MI berorientasi
kurikulum 2013 tema 4 peduli lingkungan sosial.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengembangan bahan ajar IPS integratif dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penilaian ahli terhadap pengembangan bahan ajar IPS integratif
dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan ahli integrasi Islam.
Masing-masing validasi dilakukan oleh dua orang ahli. Berdasarkan
hasil validasi ahli diperoleh rerata total pada ahli materi 1 sebesar 4.7,
ahli materi 2 sebesar 4.4, hasil validasi ahli media 1 sebesar 4.3 dan
ahli media 2 sebesar 4.4. Sedangkan hasil validasi ahli integrasi 1
diperoleh rerata total sebesar 4.7 dan hasil validasi ahli integrasi 2
sebesar 4.3. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata hasil validasi ahli
sebesar 4.47 dengan kategori “sangat valid”.
2. Penerapan produk bahan ajar IPS integratif pada peserta didik kelas 3
MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang Lombok Timur dilakukan
dalam 6 tahap kegiatan pembelajaran. Secara keseluruhan, diperoleh
rerata skor hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif sebesar 80.2,
aspek afektif sebesar 3.20, dan aspek psikomotorik sebesar 3.11.
3. Efektifitas penggunaan pengembangan bahan ajar IPS integratif dapat
dilihat dari ketuntasan dan peningkatan hasil belajar setelah
menggunakan bahan ajar IPS integratif. Pada tahap pretest diperoleh
skor sebesar 2040 dengan rerata total sebesar 63.7. Sedangkan pada
tahap postest diperoleh hasil belajar sebesar sebesar 2490 dengan
rerata sebesar 77.8. Dengan demikian, terdapat peningkatan hasil
belajar setelah menggunakan bahan ajar IPS integratif.

B. Saran
Mengacu pada hasil penelitian yang diperoleh, peneliti
menyarankan kepada mahasiswa, guru, praktisi yang berminat
mengembangkan bahan ajar IPS integratif, antara lain:
1. Mengembangkan bahan ajar, model, ataupun strategi pembelajaran
merupakan hal yang sangat penting bagi peningkatan kualitas

122
123

mengajar guru dan peningkatan kreativitas peserta didik dalam proses


pembelajaran.
2. Bagi seorang guru, melakukan kegiatan pengembangan materi
pembelajaran sangat diperlukan, karena dengan melakukan
pengembangan seorang guru dapat membangun strategi pembelajaran
yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengembangan bahan ajar harus memiliki konsep yang jelas, sehingga
dalam penerapannya dapat digunakan strategi dan metode belajar yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan bahan ajar, agar lebih
mematangkan konsep dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik, agar tujuan pengembangan bahan
ajar dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014.
Ahmad Yani, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, 2012.
Ahmadi, Iif Khoiru, dkk., Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2010.
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:
Divapress, 2012.
_____________, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Panduan Lengkap
Aplikatif, Yogyakarta: Divapress, 2013.
_____________, Pengembangan Sumber Belajar, Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2011.
Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD Press, 2005.
Azyumardi Azra, dkk., Strategi Pendidikan Upaya Memahami Wahyu dan
Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Bundu Patta, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah, Jakarta:
Depdiknas, 2006.
Chomsin S Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2008.
Depdiknas, Model Pembelajaran Terpadu IPS, Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum, tt.
________, Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu
Pengathuan Sosial, Jakarta. Direktorat Tenaga Pendidik Dirjen
PMPTK, 2008.
Enok Maryani dan Helius Syamsudin, Pengembangan Program
Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan
Sosial, UPI Bandung: Jurnal Penelitian Vol.9, 2009.
Fazlur Rahman, Islam dan Modernisme. Dalam wWacana Islam Liberal,
Pemikiran Islam Kontemporer tentang isu-isu Global, Charles
Kurzman (ed). Alih Bahasa Bahrul Ulum dan Heri Junaidi, Jakarta:
Paramadina, 2003.

124
125

Gunawan Ikhtiono, Konsep Pendidikan Nondikotomik dalam Perspektif


Fazlur Rahman, Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014.
Huriah Rachman, Pengembangan Profesi Pendidikan IPS, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 52.
Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, Padang:
Akademia Permata, 2013.
Ismail Thoib dan Mukhlis, Dari Islamisasi Ilmu Menuju pengilmuan Islam:
Melawan Hegemoni Epistemologi Barat, ULUMUNA Jurnal Studi
Keislaman, Volume 17 Nomor 1 (Juni) 2013.
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Khudori Soleh, Wacana Baru Filsafat Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2004.
Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika,
Bandung: Teraju, 2004.
__________, Muslim Tanpa Masjid, Bandung: Mizan, 2001.
La Iru dan La Ode Saifun Arihi, Analisis Penerpan Pendekatan, Metode,
strategi, dan Model-Model Pembelajaran, Bantul: Multi Presindo,
2012.
Linda Astrini, Pengembangan Bahan Ajar Menulis Petunjuk bagi
Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada Peserta didik
SMP, Penelitian tidak diterbitkan, Semarang: Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Semarang, 2013.
M. Amin Abdullah, dkk., Implementasi Pendekatan Integratif-Interkonektif
Dalam Kajian Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga, 2014.
_________, Islamic Studies Di Perguruan Tinggi, (Pendekatan Integratif-
Interkonektif), Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2010.
Mansyur, dkk., Asesmen Pembelajaran di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015.
Martorella, P.H., Social Studies For Elementary School Children,
Developing Young Citizen. New York: Merill, 1994.
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
126

Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:


Remaja Rosdakarya, Cetakan III, 2007.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda
Karya: Bandung, 2011.
Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001.
Nursid Sumaatmadja, Konsep Dasar IPS, Jakarta: Universitas Terbuka,
2007.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,. 2011.
Pusat Kurikulum, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta, 2006.
Rahman Assegaf, Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Bandung: CV
Wacana Prima, 2008.
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
Sapriya, Pendidikan, IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta. Rineka
Cipta, 2010.
Soegiranto, Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. NTT:
Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah
Kementerian Agama, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2015.
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Hasil Belajar, Yogyakarta: Andi
Offset, 2012.
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
127

Syarifuddin Jurdi dan Sulistyaningsih (ed), Islam dan Ilmu Sosial Indonesia,
Integrasi Islam dan Ilmu Sosial, Yogyakarta: Laboraturium
Sosiologi UIN Sunan Kalijaga, 2011.
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, Kuala Lumpur:
ISTAC, 1993.
Tian Belawati, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2003.
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia dini
TK/RA dan Anak Usia Awal SD/MI, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013.
______, Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Zainal Abidin Bagir, Integrasi Ilmu dan Agama, Interprestasi dan Aksi,
Bandung: Mizan, 2005.
128

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : HUDRI, S.Pd.I


Tempat Tanggal Lahir : Kembang Kerang, 01-07-1979
Agama : Islam
Nama Ayah : Bapak Mawarni
Nama Ibu : Inaq Husnaini
Alamat Rumah : Kembang Kerang Daya, Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Email : fatankayyisa@gmail.com
Akun Facebook : HUDRIABUKAYYISA
No. HP : 087 865 700 709
Riwayat Pendidikan : SD Negeri Bagek Manis (SDN 3) Kembang
Kerang (1986-1992), MTs dan MA di Yayasan
Pondok Pesantren Darul Kamal NW Kembang
Kerang (1992-1998), Pendidikan Tinggi Non
Formal di Ma’had Darul Qur’an Wal Hadis (1998-
2002), Pendidikan Tinggi Formal di Institut
Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NW Lombok
Timur (1999-2004).
Riwayat Pekerjaan : Kepala Madrasah (2003-2004), Guru MTs
Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang (2005 –
Sekarang)
Karya Ilmiah : 1) Fungsi Guru Agama dalam Meningkatkan
Kepribadian Peserta Didik di MI Nahdlatul
Wathan 1 Kembang Kerang (Lombok Timur:
Skripsi, 2004).
2) Pembelajaran Tematik Dari Teoritik Ke Praktek
(Yogyakarta: Wijana Mahadi Karya, 2017).
3) Pengembangan Bahan Ajar IPS Integratif Tema
Peduli Lingkungan Sosial Pada Peserta Didik
Kelas 3 MI Nahdlatul Wathan Kembang
Kerang Lombok Timur (Yogyakarta: Tesis,
2017).
129

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN


PRODUK BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF

Domain/ Mata
Tema Item Jumlah
ranah Pelajaran
1,2,6,7,9,11,
12,13,14, 16,
19, 21,22,23,
Peduli IPS 20
25,26,27,29,
Kognitif Lingkunga
30.
n Sosial
3,4,5,8,10,15,1 10
Integrasi Islam
8,20,24,28
Jumlah total soal = 30 item
130

Lampiran 2

INSTRUMEN TES IPS INTEGRATIF


PESERTA DIDIK KELAS 3 MI NW 1 KEMBANG KERANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat di antara a,b, dan c pada soal di
bawah ini!

1. Lingkungan di mana manusia tinggal dan hidup bermasyarakat disebut....


a. tempat tinggal c. lingkungan rumah
b. lingkungan sosial

2. Menjaga lingkungan di sekitar kita agar tetap bersih dan indah


merupakan tanggung jawab....
a. tukang kebersihan c. pemerintah desa
b. semua warga

3. Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang suka berbuat kerusakan.


Perbuatan yang merusak menurut Q.S. al-Baqarah ayat 205 adalah....
a. mengotori sungai
b. menyakiti teman
c. merusak tanaman dan menyakiti binatang

4. Sejak kecil Nabi Muhammad SAW adalah orang yang sangat jujur,
sehingga Beliau diberi gelar al-Amin yang artinya....
a. yang pandai c. yang terpercaya
b. yang penyayang

5. Nabi Muhammad SAW bekerja sebagai pedagang untuk membantu


kehidupan pamannya yang bernama....
a. Abdul Muttalib c. Abu Talib
b. Abdullah

6. Menyatukan berbagai pendapat yang berbeda untuk mencapai


kesepakatan bersama disebut....
a. musyawarah c. berdiskusi
b. bekerjasama
131

7. Di antara manfaat yang diperoleh dari kegiatan musyawarah kecuali....


a. bersilaturrahmi c. makan bersama
b. menghindari pertikaian

8. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di samping merupakan kegiatan


musyawarah yang dilakukan ....
a. masyarakat
b. keluarga
c. guru

9. Salah satu contoh sikap peduli terhadap lingkungan adalah....


a. mencuci baju sendiri
b. membuang sampah pada tempatnya
c. suka membantu dan menolong teman

10. Umar bin al-Khattab adalah seorang sahabat Nabi yang tegas sekaligus
Khalifah yang sangat peduli terhadap rakyatnya. Di antara sikap peduli
yang ditunjukan Umar adalah....
a. melihat langsung keadaan rakyatnya
b. suka bersedekah
c. selalu membayar zakat

11. Niswa adalah peserta didik kelas 3 MI NW 1 Kembang Kerang. Setiap


pagi sebelum berangkat ke madrasah ia membantu ibunya menyiapkan
sarapan pagi. Di madrasah ia juga selalu ikut membersihkan ruang kelas
dan menyirami tanaman. Sikap yang ditunjukan oleh Niswa adalah....
a. peduli terhadap sesama
b. peduli terhadap lingkungan
c. peduli terhadap lingkungan dan sesama
132

12. Sikap peduli lingkungan sekitar ditunjukan oleh gambar, kecuali....


a. c.

b.

13. Orang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membeli dan menjual
sesuatu disebut....
a. penjual c. pembeli
b. pedagang

14. Kegiatan tukar menukar barang dengan alat tukar berupa uang disebut....
a. penjual c. jual beli
b. pembeli

15. Menurut hadis Nabi SAW pekerjaan atau mata pencaharian yang paling
baik adalah....
a. Pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sendiri
b. pekerjaan yang dilakukan dengan bantuan orang lain
c. pekerjaan yang dilakukan di pasar

16. Perhatikan gambar berikut!

Berdasar tempat melakukan jual beli,


pasar terapung disebut juga pasar....
a. tradisional
b. modern
c. swalayan
133

17. Di bawah ini jenis pasar yang hanya menjual satu jenis barang
ditunjukkan oleh gambar, kecuali....
a. c.

b.

18. Kegiatan jual beli yang dilakukan melalui internet disebut....


a. jual beli modern c. jual beli online
b. jual beli langsung

19. Ciri-ciri orang yang bersyukur dalam Q.S. al-Mu’minuun ayat 78


adalah....
a. menjaga harta benda
b. menjaga pendengaran, penglihatan, dan hati
c. menjaga kesehatan

20. Puskesmas adalah singkatan dari....


a. pusat keamanan masyarakat
b. pusat kesehatan masyarakat
c. pusat kesehatan warga desa

21. Membantu pemeriksaan dan pengobatan orang yang sakit adalah


pekerjaan....
a. guru c. pilot
b. dokter

22. Tempat-tempat dokter biasa bekerja, kecuali....


a. klinik c. sekolah
b. puskesmas
134

23. Dokter yang bertugas menangani dan membantu orang yang melahirkan
disebut....
a. bidan c. dokter kandungan
b. dokter anak

24. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Sikap yang baik jika kamu sakit
adalah....
a. segera berobat c. menunggu sembuh sendiri
b. menahan rasa sakit

25. Menjaga ketertiban dan keamanan bagi warga adalah tugas....


a. polisi c. warga
b. kepala desa

26. Polisi yang bertugas menjaga tata tertib lalu lintas dinamakan....
a. Polisi militer
b. Satuan polisi pamong praja
c. polisi lalu lintas

27. Polisi yang bertugas menertibkan warga pengguna sarana dan fasilitas
umum adalah tugas....
a. Kopassus (komando pasukan khusus)
b. Polantas (polisi lalu lintas)
d. Satpol PP (Satuan polisi pamong praja)

28. Pos keamanan yang dibuat oleh warga dinamakan....


a. pos pelayanan c. Poskamling
b. pos kesehatan

29. Pasilitas umum yang dapat digunakan oleh semua warga secara bersama
disebut....
a. sarana sosial c. sarana desa
b. lingkungan sosial

30. Sarana sosial yang digunakan masyarakat untuk mengirim surat atau
barang disebut....
a. kantor desa c. bank
b. kantor pos
135

Kunci Jawaban

1. B 7. C 13. B 19. C 25. A


2. B 8. C 14. C 20. B 26. C
3. C 9. B 15. A 21. B 27. C
4. C 10. A 16. A 22. C 28. C
5. C 11. C 17. C 23. A 29. A
6. A 12. C 18. B 24. A 30. B

Skor 1 untuk tiap jawaban yang benar dan 0 bagi jawaban yang salah

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :



100

Lombok Timur, ...................... 2017


Validator,

..................................................
136

Lampiran 3

INDIKATOR PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK


KELAS 3 MI NW 1 KEMBANG KERANG

Skor
No Indikator/Kriteria Penilaian
1 2 3 4
1. Santun dan taat pada ajaran agama
1. Mau dan suka beribadah (berdoa, Salat dan
membaca Al-Quran).
2. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
ibadah.
3. Menghormati guru dan teman
4. Bertingkahlaku dan berbahasa yang baik
2. Peduli/Tolerasi
1. Bersedia membantu teman
2. Mampu dan mau bekerja sama dengan teman
3. Tidak mengganggu teman saat proses
pembelajaran
4. Aktif dalam kerja kelompok
3. Bertanggung Jawab
1. Melaksanakan tugas dengan baik
2. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan
tanpa disuruh/diminta
3. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
4. Mengembalikan barang/alat yang sudah
dipinjam dan menaruh pada tempatnya
4. Gotong Royong
1. Terlibat aktif dalam bekerja bakti
membersihkan kelas atau sekolah
2. Kesediaan melakukan tugas sesuai
kesepakatan
3. Aktif dalam kerja kelompok
4. Mendorong orang lain untuk bekerja sama
demi mencapai tujuan bersama
5. Disiplin
1. Datang tepat waktu
2. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/
sekolah
3. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai
dengan waktu yang ditentukan
4. Siswa dapat mengatur dirinya sendiri
137

6 Percaya Diri
1. Berani berpendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan
2. Mampu menyelesaikan tugasnya sendiri
3. Percaya pada kemampuan yang ada pada
dirinya
4. Melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu

Skor untuk masing-masing kriteria adalah:


4. Selalu
3. Sering
2. Kadang-kadang
1. Tidak pernah
138

Lampiran 4

INDIKATOR PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Mengunakan prosedur yang benar
2. Menggunakan bahasa sendiri
3. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
4. Memiliki tujuan yang jelas
5. Menulis dengan rapi

Skor untuk masing-masing kategori adalah:


4. Sangat baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang
139

Lampiran 5

INDIKATOR PENILAIAN
KETERAMPILAN BERWUDUK

Skor
No Kriteria Penilaian
1 2 3 4
1. Melafazkan Bismillah
2. Melafazkan Niat
3. Membasuh pergelangan tangan
4. Berkumur dan memasukkan air ke hidung
5. Membasuh Muka
6. Membasuh tangan hingga siku
7. Membasuh kepala
8. Membasuh telinga
9. Membasuh kaki hingga mata kaki
10. Melafazkan doa wuduk
11 Tertib

Skor untuk masing-masing kriteria adalah:


4. Sangat baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang
140

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA
Pengembangan Bahan Ajar IPS Integratif
di Kelas 3 MI Nahdlatul Wathan 1 Kembang Kerang

1. Apakah satuan pendidikan (madrasah) saat ini masih menggunakan


kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?
......................................................................................................................
......................................................................................................................

2. Apakah mata pelajaran IPS diajarkan di kelas 3 MI?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

3. Apa saja pembahasan materi IPS untuk siswa kelas 3 MI?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

4. Bagaimanakah respon siswa kelas 3 terhadap mata pelajaran IPS?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

5. Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa kelas 3 MI?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

6. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat bahan ajar mata pelajaran IPS untuk
siswa kelas 3 MI?
......................................................................................................................
......................................................................................................................

7. Bahan ajar apa saja yang pernah Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran
IPS di kelas 3 MI?
......................................................................................................................
......................................................................................................................

8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijkan pemerintah untuk


menerapkan Kurikulum 2013?
...........................................................................................................................
141

9. Bagaimanakah pemahaman Bapak/Ibu terhadap kurikulum 2013?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

10. Apa saja kendala Bapak/Ibu pada penerapan kurikulum 2013?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

11. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap pembelajaran tematik?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

12. Bagaimanakah proses pembelajaran tematik di kelas 3 MI?


......................................................................................................................
......................................................................................................................

13. Bagaimanakah respon peserta didik kelas 3 terhadap pembelajaran


tematik?
......................................................................................................................
......................................................................................................................

14. Apa saja yang dipersiapkan oleh Bapak/Ibu pada penerapan pembelajaran
tematik di kelas 3 MI?
......................................................................................................................
......................................................................................................................

15. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Bapak/Ibu dalam pembelajaran
tematik di kelas 3 MI?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
142

Lampiran 7

INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI 1


BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan
materi buku ajar IPS Integratif Tema Peduli Lingkungan Sosial.

B. Petunjuk
1. Objek penilaian adalah buku ajar IPS Integratif
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan cara memberi tanda
(√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah.
3. Makna point validitas adalah (1) tidak valid; (2) kurang valid; (3)
cukup valid; (4) valid; (5) sangat valid.
143
144
145

Lampiran 8

INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI 2


BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF
a. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan
materi buku ajar IPS Integratif Tema Peduli Lingkungan Sosial.

b. Petunjuk
1. Objek penilaian adalah buku ajar IPS Integratif.
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan cara memberi tanda
(√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah.
3. Makna point validitas adalah (1) tidak valid; (2) kurang valid; (3)
cukup valid; (4) valid; (5) sangat valid.
146
147
148

Lampiran 9

INSTRUMEN VALIDASI AHLI MEDIA 1


BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan
media dalam buku ajar IPS Integratif Tema Peduli Lingkungan Sosial.

B. Petunjuk
1. Objek penilaian adalah media dalam buku ajar IPS Integratif.
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan cara memberi tanda
(√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah.
3. Makna point validitas adalah (1) tidak valid; (2) kurang valid; (3)
cukup valid; (4) valid; (5) sangat valid.
149
150

Lampiran 10

INSTRUMEN VALIDASI AHLI MEDIA 2


BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur
kevalidan media dalam buku ajar IPS Integratif Tema Peduli Lingkungan
Sosial.
B. Petunjuk
1. Objek penilaian adalah media dalam buku ajar IPS Integratif.
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan cara memberi tanda
(√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah.
3. Makna point validitas adalah (1) tidak valid; (2) kurang valid; (3)
cukup valid; (4) valid; (5) sangat valid.
151
152

Lampiran 11

INSTRUMEN VALIDASI AHLI INTEGRASI ISLAM 1


BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur tingkat
integrasi materi IPS dan materi agama Islam dalam buku ajar IPS
Integratif Tema Peduli Lingkungan Sosial.
B. Petunjuk
1. Objek penilaian adalah integrasi materi IPS dan materi agama Islam
dalam buku ajar IPS Integratif.
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan cara memberi tanda
(√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah.
3. Makna point validitas adalah (1) tidak valid; (2) kurang valid; (3)
cukup valid; (4) valid; (5) sangat valid.
153

Lampiran 12

INSTRUMEN VALIDASI AHLI INTEGRASI ISLAM 2


BAHAN AJAR IPS INTEGRATIF
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur tingkat
integrasi materi IPS dan materi agama Islam dalam buku ajar IPS
Integratif Tema Peduli Lingkungan Sosial.
B. Petunjuk
1. Objek penilaian adalah integrasi materi IPS dan materi agama Islam
dalam buku ajar IPS Integratif.
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan cara memberi tanda
(√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah.
3. Makna point validitas adalah (1) tidak valid; (2) kurang valid; (3)
cukup valid; (4) valid; (5) sangat valid.
154

Lampiran 13

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


TERHADAP BUKU AJAR IPS INTEGRATIF
155

Lampiran 14

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU


156

Lampiran 15

HASIL ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


PADA TAHAP UJI COBA KELOMPOK KECIL

N Nama Peserta Indikator Respon Peserta Didik


Skor Rerata
o Didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bq. Miswari Laili 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 43 4.3
2 Ahmad Sahraful A. 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 47 4.7
3 Siti Hananah 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 46 4.6
4 Fathurrabbani 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 44 4.4
5 Annisa Lina Baroro 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49 4.9
6 Hidayatul Azkiya 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 44 4.4
7 M. Haikal Faiz 4 3 5 4 3 5 4 3 4 5 46 4.6
8 M. Nisyamudin 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 48 4.8
Jumlah Total 367
Rerata Total 4.59

Keterangan:
Indikator respon = 10
Skor masing-masing indikator = 1-5
Skor terendah = 10
Skor tertinggi = 50

Rerata =
157

Lampiran 16

HASIL PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK


PADA UJI COBA KELOMPOK KECIL

Aspek yang dinilai


Santun dan taat
Peduli/ Bertanggung
No Nama Peserta Didik pada ajaran Skor Rerata
Toleransi Jawab
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Bq. Miswari Laili H. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3.00
2 Ahmad Sahraful A. 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 37 3.08
3 Siti Hananah 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 40 3.33
4 Fathurrabbani 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 38 3.17
5 Annisa Lina Baroroh 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 41 3.42
6 Hidayatul Azkiya 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 36 3.00
7 M. Haikal Faiz 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 27 2.25
8 M. Nisyamudin 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 31 2.58
Jumlah Total 286
Rerata Total 2.98

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3
1 indikator terdiri dari 4 kriteria
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48

Rerata =

Kembang Kerang, 2017


Observer,

JASMAINI, S.Pd.I
158

Lampiran 17

HASIL PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI
PEMBELAJARAN 1

KELAS 3.A
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5
1 Abdullah Gafur 2 2 2 2 2 10 2.00
2 Diva Amalia 3 3 2 2 3 13 2.60
3 Hidayatul Ulya 4 4 4 4 4 20 4.00
4 Izzul Fikri 3 3 3 2 2 13 2.60
5 Lalu Yusril Harfandi 4 3 3 3 3 16 3.20
6 Muhammad Fayyad 4 3 3 3 3 16 3.20
7 Muhammad Ikbal 2 2 2 1 2 9 1.80
8 Muttaqin 3 3 2 2 3 13 2.60
9 Nadratun Naima 3 3 2 3 3 14 2.80
10 Reza Ilham 2 2 2 2 2 10 2.00
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 4 4 4 20 4.00
12 Siti Imrani Rizkia 4 3 3 4 4 18 3.60
13 Siti Zaskia Salsabila 4 3 3 4 4 18 3.60
14 Syaadatul Mukminah 3 2 2 2 3 12 2.40
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 3 4 4 19 3.80
16 Zahwa Nadira 4 3 3 3 4 17 3.40
Jumlah Total 238
Rerata Total 2.97

Keterangan:
Indikator/aspek penilaian terdiri dari 5 kriteria penilaian
Skor untuk masing-masing indikator 4 dengan kategori:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor terendah = 5
Skor tertinggi = 20
Rerata =
159

Lampiran 18

HASIL PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI
PEMBELAJARAN 1

KELAS 3.B
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5
1 Ahmad Sahrapul Anam 4 3 3 4 3 17 3.40
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 4 4 4 20 4.00
3 Bilal Akbar 2 2 2 2 2 10 2.00
4 Bq. Miswari Laili H. 4 3 3 4 4 18 3.60
5 Fadila Sahrina 3 3 3 4 3 16 3.20
6 Fathurrabbani 3 3 3 3 2 14 2.80
7 Hafizatul Liana 3 3 3 2 3 14 2.80
8 Hairul Hayati 3 2 3 3 3 14 2.80
9 Hidayatul Azkia 4 4 4 4 4 20 4.00
10 M. Haikal Faiz 2 2 1 2 2 9 1.80
11 M. Nisyamudin 4 3 3 4 3 17 3.40
12 Maini Rosida Kamal 4 3 3 4 4 18 3.60
13 Sapaatun Aulia 3 3 3 3 3 15 3.00
14 Siti Aminah 4 3 3 4 4 18 3.60
15 Siti Hananah 4 4 4 4 4 20 4.00
16 Suci Rahmadani 4 3 3 4 3 17 3.40
Jumlah Total 257
Rerata Total 3.21

Keterangan:
Indikator/aspek penilaian terdiri dari 5 kriteria penilaian
Skor untuk masing-masing kriteria = 4 dengan kategori:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor terendah = 5
Skor tertinggi = 20
Rerata =
160

Lampiran 19

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 1

KELAS 3.A
Indikator Penilaian Sikap
Santun dan taat
Peduli/ Bertanggung
No Nama Peserta Didik pada ajaran Skor Rerata
Toleransi Jawab
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdullah Gafur 2 3 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 23 1.92
2 Diva Amalia 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 37 3.08
3 Hidayatul Ulya 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 38 3.16
4 Izzul Fikri 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 26 2.16
5 Lalu Yusril Harfandi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 35 2.91
6 Muhammad Fayyad 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 35 2.91
7 Muhammad Ikbal 2 3 3 2 1 1 2 1 2 3 2 2 24 2.00
8 Muttaqin 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 36 3.00
9 Nadratun Naima 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 40 3.33
10 Reza Ilham 2 3 3 3 1 2 2 1 2 2 3 2 26 2.16
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 43 3.58
12 Siti Imrani Rizkia 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 43 3.58
13 Siti Zaskia Salsabila 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 42 3.50
14 Syaadatul Mukminah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35 2.91
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 45 3.75
16 Zahwa Nadira 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 40 3.33
Jumlah Total 568
Rerata Total 2.96

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = HAERANI, A.Ma
161

Lampiran 20

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 1

KELAS 3.B
Santun dan
Peduli/ Bertanggung
taat pada
No Nama Peserta Didik Toleransi Jawab Skor Rerata
ajaran agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ahmad Sahrapul A. 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 42 3.50
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 46 3.83
3 Bilal Akbar 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 25 2.08
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 41 3.42
5 Fadila Sahrina 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3.00
6 Fathurrabbani 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 41 3.42
7 Hafizatul Liana 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 36 3.00
8 Hairul Hayati 3 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 37 3.08
9 Hidayatul Azkia 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 40 3.33
10 M. Haikal Faiz 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 26 2.16
11 M. Nisyamudin 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 35 2.91
12 Maini Rosida Kamal 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 40 3.33
13 Sapaatun Aulia 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 37 3.08
14 Siti Aminah 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 38 3.16
15 Siti Hananah 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 42 3.50
16 Suci Rahmadani 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 40 3.33
Jumlah Total 602
Rerata Total 3.14

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = JASMAINI, S.Pd.I
162

Lampiran 21

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 2

Kelas : 3A KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Abdullah Gafur 50 Tidak Tuntas
2 Diva Amalia 80 Tuntas
3 Hidayatul Ulya 90 Tuntas
4 Izzul Fikri 70 Tuntas
5 Lalu Yusril Harfandi 80 Tuntas
6 Muhammad Fayyad 90 Tuntas
7 Muhammad Ikbal 50 Tidak Tuntas
8 Muttaqin 80 Tuntas
9 Nadratun Naima 80 Tuntas
10 Reza Ilham 50 Tidak Tuntas
11 Rizki Ulya Fitri 80 Tuntas
12 Siti Imrani Rizkia 70 Tuntas
13 Siti Zaskia Salsabila 90 Tuntas
14 Syaadatul Mukminah 70 Tuntas
15 Syafwatun Naqiyah 90 Tuntas
16 Zahwa Nadira 80 Tuntas
Jumlah Total 1200
Rerata Total 75 Tuntas
163

Lampiran 22

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 2

Kelas : 3B KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Ahmad Sahrapul A. 80 Tuntas
2 Annisa Lina Baroroh 100 Tuntas
3 Bilal Akbar 50 Tidak Tuntas
4 Bq. Miswari Laili H. 90 Tuntas
5 Fadila Sahrina 80 Tuntas
6 Fathurrabbani 70 Tuntas
7 Hafizatul Liana 60 Tidak Tuntas
8 Hairul Hayati 60 Tidak Tuntas
9 Hidayatul Azkia 100 Tuntas
10 M. Haikal Faiz 60 Tidak Tuntas
11 M. Nisyamudin 90 Tuntas
12 Maini Rosida Kamal 80 Tuntas
13 Sapaatun Aulia 70 Tuntas
14 Siti Aminah 90 Tuntas
15 Siti Hananah 100 Tuntas
16 Suci Rahmadani 80 Tuntas
Jumlah Total 1260
Rerata Total 78.7 Tuntas
164

Lampiran 23

HASIL PENILAIAN KETERAMPILAN BERWUDUK


PEMBELAJARAN 2

KELAS 3.A
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Abdullah Gafur 3 2 3 1 2 3 4 4 3 1 3 29 2.64
2 Diva Amalia 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 39 3.55
3 Hidayatul Ulya 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 41 3.73
4 Izzul Fikri 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 31 2.82
5 Lalu Yusril Harfandi 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 38 3.45
6 Muhammad Fayyad 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 32 2.91
7 Muhammad Ikbal 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 1 27 2.45
8 Muttaqin 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 36 3.27
9 Nadratun Naima 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 39 3.55
10 Reza Ilham 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 27 2.45
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 39 3.55
12 Siti Imrani Rizkia 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 40 3.64
13 Siti Zaskia Salsabila 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 39 3.55
14 Syaadatul Mukminah 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 35 3.18
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 40 3.64
16 Zahwa Nadira 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 37 3.36
Jumlah Total 569
Rerata Total 3.23

Keterangan:
Indikator/Aspek penilaian = 10 Kembang Kerang, 2017
Skor per-indikator = 4 Observer,
Skor terendah = 11
Skor tertinggi = 44
Rerata =
HAERANI, A.Ma
165

Lampiran 24

HASIL PENILAIAN KETERAMPILAN BERWUDUK


PEMBELAJARAN 2

KELAS 3.B
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Ahmad Sahrapul A. 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 39 3.55
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 42 3.82
3 Bilal Akbar 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 33 3.00
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 40 3.64
5 Fadila Sahrina 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 36 3.27
6 Fathurrabbani 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 41 3.73
7 Hafizatul Liana 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 38 3.45
8 Hairul Hayati 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 3 34 3.09
9 Hidayatul Azkia 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 41 3.73
10 M. Haikal Faiz 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 30 2.73
11 M. Nisyamudin 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 39 3.55
12 Maini Rosida Kamal 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 40 3.64
13 Sapaatun Aulia 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 3 34 3.09
14 Siti Aminah 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 37 3.36
15 Siti Hananah 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 40 3.64
16 Suci Rahmadani 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 38 3.45
Jumlah Total 602
Rerata Total 3.42

Keterangan:
Indikator/Aspek penilaian = 10 Kembang Kerang, 2017
Skor per-indikator = 4 Observer,
Skor terendah = 11
Skor tertinggi = 44
Rerata =
JASMAINI, S.Pd.I
166

Lampiran 25

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 2

KELAS 3.A
Santun dan
Bertanggung
Nama Peserta taat pada Gotong Royong Percaya Diri Sko Re
No jawab
Didik ajaran agama r rata
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdullah Gafur 3 2 3 2 2 2 2 1 3 3 3 2 1 1 1 1 32 2.00
2 Diva Amalia 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 45 2.81
3 Hidayatul Ulya 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 55 3.44
4 Izzul Fikri 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 41 2.56
5 Lalu Yusril Harfan 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 51 3.19
6 Muh. Fayyad 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 52 3.25
7 Muhammad Ikbal 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 4 2 3 3 46 2.87
8 Muttaqin 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 51 3.19
9 Nadratun Naima 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 50 3.12
10 Reza Ilham 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 1 1 1 37 2.31
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 49 3.06
12 Siti Imrani Rizkia 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 56 3.50
13 Siti Zaskia Salsa. 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 49 3.06
14 Syaadatul Mukmin 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 43 2.69
15 Syafwatun Naqiya 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 55 3.44
16 Zahwa Nadira 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 48 3.00
Jumlah Total 760
Rerata Total 2.97

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 4 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 16
Skor tertinggi = 64
Rerata = HAERANI, A.Ma
167

Lampiran 26

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 2

KELAS 3.B
Santun dan
Bertanggung Gotong
Nama Peserta taat pada Percaya Diri Sk Re
No jawab Royong
didik ajaran agama or rata
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ahmad Sahrapul 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 54 3.38
2 Annisa Lina B. 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 57 3.56
3 Bilal Akbar 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 41 2.56
4 Bq. Miswari Laili 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 54 3.38
5 Fadila Sahrina 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 49 3.06
6 Fathurrabbani 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 51 3.19
7 Hafizatul Liana 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 48 3.00
8 Hairul Hayati 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 44 2.75
9 Hidayatul Azkia 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 54 3.38
10 M. Haikal Faiz 3 2 3 2 1 2 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 38 2.37
11 M. Nisyamudin 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 55 3.44
12 Maini Rosida K. 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 51 3.19
13 Sapaatun Aulia 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 47 2.94
14 Siti Aminah 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 48 3.00
15 Siti Hananah 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 59 3.69
16 Suci Rahmadani 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 54 3.38
80
Jumlah Total
4
Rerata Total 3.14

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 4 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 16
Skor tertinggi = 64
Rerata = JASMAINI, S.Pd.I
168

Lampiran 27

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 3

Kelas : 3A KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Abdullah Gafur 50 Tidak Tuntas
2 Diva Amalia 80 Tuntas
3 Hidayatul Ulya 90 Tuntas
4 Izzul Fikri 70 Tuntas
5 Lalu Yusril Harfandi 80 Tuntas
6 Muhammad Fayyad 80 Tuntas
7 Muhammad Ikbal 50 Tidak Tuntas
8 Muttaqin 80 Tuntas
9 Nadratun Naima 90 Tuntas
10 Reza Ilham 50 Tidak Tuntas
11 Rizki Ulya Fitri 90 Tuntas
12 Siti Imrani Rizkia 80 Tuntas
13 Siti Zaskia Salsabila 90 Tuntas
14 Syaadatul Mukminah 70 Tuntas
15 Syafwatun Naqiyah 90 Tuntas
16 Zahwa Nadira 80 Tuntas
Jumlah Total 1220
Rerata Total 76.2 Tuntas
169

Lampiran 28

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 3

Kelas : 3B KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Ahmad Sahrapul A. 90 Tuntas
2 Annisa Lina Baroroh 100 Tuntas
3 Bilal Akbar 50 Tidak Tuntas
4 Bq. Miswari Laili H. 80 Tuntas
5 Fadila Sahrina 70 Tuntas
6 Fathurrabbani 80 Tuntas
7 Hafizatul Liana 80 Tuntas
8 Hairul Hayati 60 Tidak Tuntas
9 Hidayatul Azkia 90 Tuntas
10 M. Haikal Faiz 50 Tidak Tuntas
11 M. Nisyamudin 90 Tuntas
12 Maini Rosida Kamal 80 Tuntas
13 Sapaatun Aulia 70 Tuntas
14 Siti Aminah 80 Tuntas
15 Siti Hananah 90 Tuntas
16 Suci Rahmadani 90 Tuntas
Jumlah Total 1250
Rerata Total 78.1 Tuntas
170

Lampiran 29

HASIL PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS CERITA
PEMBELAJARAN 3

KELAS 3.A
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5
1 Abdullah Gafur 3 2 2 2 1 10 2.00
2 Diva Amalia 3 3 3 2 3 14 2.80
3 Hidayatul Ulya 4 3 3 3 3 16 3.20
4 Izzul Fikri 3 3 2 2 2 12 2.40
5 Lalu Yusril Harfandi 3 3 3 2 3 14 2.80
6 Muhammad Fayyad 3 3 3 2 2 13 2.60
7 Muhammad Ikbal 2 2 2 2 1 9 1.80
8 Muttaqin 3 3 3 3 2 14 2.80
9 Nadratun Naima 3 3 3 2 2 13 2.60
10 Reza Ilham 2 2 2 1 1 8 1.60
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 3 3 3 17 3.40
12 Siti Imrani Rizkia 3 4 3 2 3 15 3.00
13 Siti Zaskia Salsabila 4 3 3 3 3 16 3.20
14 Syaadatul Mukminah 3 3 2 3 2 13 2.60
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 3 3 3 17 3.40
16 Zahwa Nadira 3 3 3 2 3 14 2.80
Jumlah Total 215
Rerata Total 2.69

Keterangan:
Indikator/aspek penilaian terdiri dari 5 kriteria penilaian
Skor untuk masing-masing indikator 4 dengan kategori:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor terendah = 5
Skor tertinggi = 20
Rerata =
171

Lampiran 30

HASIL PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS CERITA
PEMBELAJARAN 3

KELAS 3.B
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5
1 Ahmad Sahrapul Anam 3 3 3 3 2 14 2.80
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 3 3 4 18 3.60
3 Bilal Akbar 3 3 2 3 2 13 2.60
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 3 3 3 17 3.40
5 Fadila Sahrina 4 4 3 3 4 18 3.60
6 Fathurrabbani 3 3 3 2 2 13 2.60
7 Hafizatul Liana 3 3 3 3 2 14 2.80
8 Hairul Hayati 3 3 3 2 2 13 2.60
9 Hidayatul Azkia 4 4 3 3 3 17 3.40
10 M. Haikal Faiz 2 2 2 2 2 10 2.00
11 M. Nisyamudin 4 3 3 3 3 16 3.20
12 Maini Rosida Kamal 4 3 3 3 3 16 3.20
13 Sapaatun Aulia 3 3 3 2 2 13 2.60
14 Siti Aminah 3 3 3 3 3 15 3.00
15 Siti Hananah 4 4 3 3 4 18 3.60
16 Suci Rahmadani 4 4 3 3 3 17 3.40
Jumlah Total 269
Rerata Total 3.36

Keterangan:
Indikator/aspek penilaian terdiri dari 5 kriteria penilaian
Skor untuk masing-masing kriteria = 4 dengan kategori:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor terendah = 5
Skor tertinggi = 20
Rerata =
172

Lampiran 31

HASIL PENILAIAN AKTIVITAS JUAL BELI


PEMBELAJARAN 3

KELAS 3.A
Indikator Penilaian
No Nama Peserta Didik Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Skor Rerata
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdullah Gafur 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 30 2.50
2 Diva Amalia 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 45 3.75
3 Hidayatul Ulya 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47 3.92
4 Izzul Fikri 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 37 3.08
5 Lalu Yusril Harfandi 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 43 3.58
6 Muhammad Fayyad 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 42 3.50
7 Muhammad Ikbal 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 30 2.50
8 Muttaqin 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 39 3.25
9 Nadratun Naima 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 42 3.50
10 Reza Ilham 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 28 2.33
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 41 3.42
12 Siti Imrani Rizkia 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 35 2.92
13 Siti Zaskia Salsabila 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 38 3.17
14 Syaadatul Mukminah 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 32 2.67
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 44 3.67
16 Zahwa Nadira 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3.17
Jumlah Total 611
Rerata Total 3.18

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = HAERANI, A.Ma
173

Lampiran 32

HASIL PENILAIAN AKTIVITAS JUAL BELI


PEMBELAJARAN 3

KELAS 3.B
Indikator Penilaian Skor Rerata
No Nama Peserta Didik Persiapan Pelaksanaan Pelaporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ahmad Sahrapul A. 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 42 3.50
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 46 3.83
3 Bilal Akbar 4 4 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 31 2.58
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 43 3.58
5 Fadila Sahrina 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 36 3.00
6 Fathurrabbani 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 38 3.17
7 Hafizatul Liana 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3.17
8 Hairul Hayati 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 37 3.08
9 Hidayatul Azkia 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 44 3.67
10 M. Haikal Faiz 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 33 2.75
11 M. Nisyamudin 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 44 3.67
12 Maini Rosida Kamal 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 42 3.50
13 Sapaatun Aulia 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 36 3.00
14 Siti Aminah 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 2 38 3.17
15 Siti Hananah 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 44 3.67
16 Suci Rahmadani 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40 3.33
Jumlah Total 632
Rerata Total 3.29

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = JASMAINI, S.Pd.I
174

Lampiran 33

HASIL PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI
PEMBELAJARAN 4

KELAS 3.A
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5
1 Abdullah Gafur 3 2 2 2 2 11 2.20
2 Diva Amalia 4 3 3 3 2 15 3.00
3 Hidayatul Ulya 4 3 3 4 4 18 3.60
4 Izzul Fikri 3 2 3 3 3 14 2.80
5 Lalu Yusril Harfandi 3 3 3 4 3 16 3.20
6 Muhammad Fayyad 4 3 3 4 3 17 3.40
7 Muhammad Ikbal 2 2 2 2 2 10 2.00
8 Muttaqin 4 3 3 3 3 16 3.20
9 Nadratun Naima 4 3 2 3 3 15 3.00
10 Reza Ilham 3 1 2 2 2 10 2.00
11 Rizki Ulya Fitri 4 2 3 4 4 17 3.40
12 Siti Imrani Rizkia 4 3 3 4 3 17 3.40
13 Siti Zaskia Salsabila 4 3 3 4 4 18 3.60
14 Syaadatul Mukminah 4 2 2 3 3 14 2.80
15 Syafwatun Naqiyah 4 3 3 4 4 18 3.60
16 Zahwa Nadira 4 3 3 3 3 16 3.20
Jumlah Total 242
Rerata Total 3.02

Keterangan:
Indikator/aspek penilaian terdiri dari 5 kriteria penilaian
Skor untuk masing-masing indikator 4 dengan kategori:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor terendah = 5
Skor tertinggi = 20
Rerata =
175

Lampiran 34

HASIL PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI
PEMBELAJARAN 4

KELAS 3.B
Aspek Yang Dinilai
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
1 2 3 4 5
1 Ahmad Sahrapul A. 4 3 3 4 3 17 3.40
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 3 4 4 19 3.80
3 Bilal Akbar 2 2 2 2 2 10 2.00
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 3 4 4 19 3.80
5 Fadila Sahrina 3 3 2 3 3 14 2.80
6 Fathurrabbani 3 3 3 3 2 14 2.80
7 Hafizatul Liana 3 3 3 3 3 15 3.00
8 Hairul Hayati 3 2 2 2 3 12 2.40
9 Hidayatul Azkia 4 4 3 4 4 19 3.80
10 M. Haikal Faiz 2 2 2 2 2 10 2.00
11 M. Nisyamudin 3 3 3 4 3 16 3.20
12 Maini Rosida Kamal 4 3 3 4 3 17 3.40
13 Sapaatun Aulia 3 3 2 3 3 14 2.80
14 Siti Aminah 3 4 3 4 4 18 3.60
15 Siti Hananah 4 4 3 4 4 19 3.80
16 Suci Rahmadani 4 3 3 4 4 18 3.60
Jumlah Total 251
Rerata Total 3.18

Keterangan:
Indikator/aspek penilaian terdiri dari 5 kriteria penilaian
Skor untuk masing-masing kriteria = 4 dengan kategori:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor terendah = 5
Skor tertinggi = 20
Rerata =
176

Lampiran 35

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 4

KELAS 3.A
Indikator Penilaian Sikap
Santun dan
Nama Peserta taat pada Peduli/ Bertanggung
No Skor Rerata
Didik ajaran Toleransi Jawab
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdullah Gafur 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 33 2.75
2 Diva Amalia 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 39 3.25
3 Hidayatul Ulya 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 42 3.50
4 Izzul Fikri 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 35 2.92
5 Lalu Yusril Harfan 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 39 3.25
6 Muhammad Fayyad 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 40 3.33
7 Muhammad Ikbal 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 33 2.75
8 Muttaqin 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 38 3.17
9 Nadratun Naima 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 39 3.25
10 Reza Ilham 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 33 2.75
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 40 3.33
12 Siti Imrani Rizkia 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3.08
13 Siti Zaskia Salsa 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 40 3.33
14 Syaadatul Mukmin 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 35 2.92
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 41 3.42
16 Zahwa Nadira 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 39 3.25
Jumlah Total 603
Rerata Total 3.14

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = HAERANI, A.Ma
177

Lampiran 36

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 4

KELAS 3.B
Santun dan
taat pada Peduli/ Bertanggung
No Nama Peserta Didik ajaran Toleransi Jawab Skor Rerata
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ahmad Sahrapul A. 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 40 3.33
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 42 3.50
3 Bilal Akbar 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 32 2.67
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 41 3.42
5 Fadila Sahrina 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3.17
6 Fathurrabbani 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 37 3.08
7 Hafizatul Liana 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 36 3.00
8 Hairul Hayati 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 35 2.92
9 Hidayatul Azkia 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 41 3.42
10 M. Haikal Faiz 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 33 2.75
11 M. Nisyamudin 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 38 3.17
12 Maini Rosida Kamal 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 37 3.08
13 Sapaatun Aulia 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 33 2.75
14 Siti Aminah 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 34 2.83
15 Siti Hananah 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 41 3.42
16 Suci Rahmadani 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 39 3.25
Jumlah Total 597
Rerata Total 3.11

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = JASMAINI, S.Pd.I
178

Lampiran 37

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 5

Kelas : 3A KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Abdullah Gafur 60 Tidak Tuntas
2 Diva Amalia 80 Tuntas
3 Hidayatul Ulya 100 Tuntas
4 Izzul Fikri 70 Tuntas
5 Lalu Yusril Harfandi 70 Tuntas
6 Muhammad Fayyad 100 Tuntas
7 Muhammad Ikbal 40 Tidak Tuntas
8 Muttaqin 80 Tuntas
9 Nadratun Naima 100 Tuntas
10 Reza Ilham 60 Tidak Tuntas
11 Rizki Ulya Fitri 80 Tuntas
12 Siti Imrani Rizkia 80 Tuntas
13 Siti Zaskia Salsabila 80 Tuntas
14 Syaadatul Mukminah 70 Tuntas
15 Syafwatun Naqiyah 80 Tuntas
16 Zahwa Nadira 100 Tuntas
Jumlah Total 1250
Rerata Total 78.1 Tuntas
179

Lampiran 38

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 5

Kelas : 3B KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Ahmad Sahrapul A. 100 Tuntas
2 Annisa Lina Baroroh 100 Tuntas
3 Bilal Akbar 60 Tidak Tuntas
4 Bq. Miswari Laili H. 100 Tuntas
5 Fadila Sahrina 80 Tuntas
6 Fathurrabbani 80 Tuntas
7 Hafizatul Liana 100 Tuntas
8 Hairul Hayati 60 Tidak Tuntas
9 Hidayatul Azkia 100 Tuntas
10 M. Haikal Faiz 60 Tidak Tuntas
11 M. Nisyamudin 100 Tuntas
12 Maini Rosida Kamal 80 Tuntas
13 Sapaatun Aulia 80 Tuntas
14 Siti Aminah 80 Tuntas
15 Siti Hananah 100 Tuntas
16 Suci Rahmadani 80 Tuntas
Jumlah Total 1360
Rerata Total 85 Tuntas
180

Lampiran 39

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 5

KELAS 3.A
Indikator Penilaian Sikap
Santun dan
taat pada Peduli/ Bertanggung
No Nama Peserta Didik Skor Rerata
ajaran Toleransi Jawab
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdullah Gafur 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 36 3.00
2 Diva Amalia 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 42 3.50
3 Hidayatul Ulya 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 44 3.67
4 Izzul Fikri 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3.17
5 Lalu Yusril Harfandi 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 42 3.50
6 Muhammad Fayyad 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 42 3.50
7 Muhammad Ikbal 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 33 2.75
8 Muttaqin 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 38 3.17
9 Nadratun Naima 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 41 3.47
10 Reza Ilham 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 35 2.92
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 44 3.67
12 Siti Imrani Rizkia 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 42 3.50
13 Siti Zaskia Salsabila 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 43 3.58
14 Syaadatul Mukminah 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 36 3.00
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 45 3.75
16 Zahwa Nadira 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 43 3.58
Jumlah Total 644
Rerata Total 3.35

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = HAERANI, A.Ma
181

Lampiran 40

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 5

KELAS 3.B
Santun dan
taat pada Peduli/ Bertanggung
Nama Peserta
No ajaran Toleransi Jawab Skor Rerata
Didik
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ahmad Sahrapul A. 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 43 3.58
2 Annisa Lina Baroro 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 46 3.83
3 Bilal Akbar 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 32 2.67
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 44 3.67
5 Fadila Sahrina 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 41 3.47
6 Fathurrabbani 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 43 3.58
7 Hafizatul Liana 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 39 3.25
8 Hairul Hayati 4 4 4 3 3 2 4 2 2 3 3 3 37 3.08
9 Hidayatul Azkia 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 42 3.50
10 M. Haikal Faiz 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 33 2.75
11 M. Nisyamudin 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 42 3.50
12 Maini Rosida Kamal 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 41 3.47
13 Sapaatun Aulia 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 37 3.08
14 Siti Aminah 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 42 3.50
15 Siti Hananah 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 45 3.75
16 Suci Rahmadani 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 43 3.58
Jumlah Total 650
Rerata Total 3.39

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = JASMAINI, S.Pd.I
182

Lampiran 41

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 6

Kelas : 3A KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Abdullah Gafur 60 Tidak Tuntas
2 Diva Amalia 80 Tuntas
3 Hidayatul Ulya 100 Tuntas
4 Izzul Fikri 70 Tuntas
5 Lalu Yusril Harfandi 80 Tuntas
6 Muhammad Fayyad 100 Tuntas
7 Muhammad Ikbal 60 Tidak Tuntas
8 Muttaqin 80 Tuntas
9 Nadratun Naima 90 Tuntas
10 Reza Ilham 60 Tidak Tuntas
11 Rizki Ulya Fitri 100 Tuntas
12 Siti Imrani Rizkia 80 Tuntas
13 Siti Zaskia Salsabila 100 Tuntas
14 Syaadatul Mukminah 80 Tuntas
15 Syafwatun Naqiyah 100 Tuntas
16 Zahwa Nadira 80 Tuntas
Jumlah Total 1320
Rerata Total 82.5 Tuntas
183

Lampiran 42

HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR


IPS INTEGRATIF TEMA PEDULI LINGKUNGAN SOSIAL
PEMBELAJARAN 6

Kelas : 3B KKM : 70
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 Ahmad Sahrapul A. 100 Tuntas
2 Annisa Lina Baroroh 100 Tuntas
3 Bilal Akbar 60 Tidak Tuntas
4 Bq. Miswari Laili H. 100 Tuntas
5 Fadila Sahrina 90 Tuntas
6 Fathurrabbani 80 Tuntas
7 Hafizatul Liana 100 Tuntas
8 Hairul Hayati 60 Tidak Tuntas
9 Hidayatul Azkia 100 Tuntas
10 M. Haikal Faiz 60 Tidak Tuntas
11 M. Nisyamudin 100 Tuntas
12 Maini Rosida Kamal 100 Tuntas
13 Sapaatun Aulia 80 Tuntas
14 Siti Aminah 90 Tuntas
15 Siti Hananah 100 Tuntas
16 Suci Rahmadani 100 Tuntas
Jumlah Total 1420
Rerata Total 88.7 Tuntas
184

Lampiran 43

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 6

KELAS 3.A
Indikator Penilaian Sikap
Santun dan
taat pada Bertanggung
No Nama Peserta Didik Disiplin Skor Rerata
ajaran Jawab
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdullah Gafur 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 33 2.75
2 Diva Amalia 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 43 3.58
3 Hidayatul Ulya 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 46 3.83
4 Izzul Fikri 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 35 2.92
5 Lalu Yusril Harfandi 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40 3.33
6 Muhammad Fayyad 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 40 3.33
7 Muhammad Ikbal 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 33 2.75
8 Muttaqin 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 3.25
9 Nadratun Naima 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 41 3.47
10 Reza Ilham 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 34 2.83
11 Rizki Ulya Fitri 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 42 3.50
12 Siti Imrani Rizkia 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40 3.33
13 Siti Zaskia Salsabila 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 43 3.58
14 Syaadatul Mukminah 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 35 2.92
15 Syafwatun Naqiyah 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 46 3.83
16 Zahwa Nadira 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 40 3.33
Jumlah Total 630
Rerata Total 3.28

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = HAERANI, A.Ma
185

Lampiran 44

HASIL PENILAIAN SIKAP


PEMBELAJARAN 6

KELAS 3.B
Santun dan
taat pada Bertanggung
Disiplin
No Nama Peserta Didik ajaran Jawab Skor Rerata
agama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ahmad Sahrapul A. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 46 3.83
2 Annisa Lina Baroroh 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4.00
3 Bilal Akbar 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 35 2.92
4 Bq. Miswari Laili H. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 45 3.75
5 Fadila Sahrina 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 43 3.58
6 Fathurrabbani 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 46 3.83
7 Hafizatul Liana 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 40 3.33
8 Hairul Hayati 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 41 3.47
9 Hidayatul Azkia 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 47 3.92
10 M. Haikal Faiz 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 35 2.92
11 M. Nisyamudin 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 41 3.47
12 Maini Rosida Kamal 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 45 3.75
13 Sapaatun Aulia 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 42 3.50
14 Siti Aminah 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 43 3.58
15 Siti Hananah 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 47 3.92
16 Suci Rahmadani 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 46 3.83
Jumlah Total 690
Rerata Total 3.59

Keterangan:
Indikator penilaian sikap = 3 Kembang Kerang, 2017
1 indikator terdiri dari 4 kriteria Observer,
Skor masing-masing kriteria = 1-4
Skor terendah = 12
Skor tertinggi = 48
Rerata = JASMAINI, S.Pd.I
186

Lampiran 45

DOKUMEN KEGIATAN PEMBELAJARAN


187
188
189
190

Anda mungkin juga menyukai