Anda di halaman 1dari 11

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN BERDASARKAN NILAI MTBF DAN

ANALISIS AVAILABILITAS STANDBY SYSTEM DENGAN METODE


CONTINOUS TIME MARKOV CHAIN DI SISTEM KARBAMAT UNIT UREA K-1
PT. PUPUK KALTIM

Yuliana, Nani Kurniati


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: uly ajah21@yahoo.com ; nanikur@ie.its.ac.id

Abstrak
PT. Pupuk Kaltim merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan pupuk di
Indonesia. Sebagai salah satu industri besar, kegagalan pada suatu peralatan kritis akan mengganggu proses
produksi dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Obyek yang akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah sistem peralatan pompa karbamat unit urea kaltim 1. Pompa karbamat bertekanan tinggi ini
berfungsi untuk memompa larutan karbamat ke reaktor urea. Untuk setiap plant, sistem ini terdiri dari 4
pompa, dimana 3 pompa dioperasikan bersama-sama sedangkan 1 pompa sebagai unit standby. Konfigurasi
sistem ini termasuk dalam standby system.
Pada penelitian tugas akhir ini digunakan Continous Time Markov Chain, dimana sistem
diidentifikasi ke dalam state yang mungkin terjadi pada sistem dan digambarkan ke dalam diagram transisi.
Kemudian, setelah menentukan laju transisinya, perhitungan probabilitas transisi dilakukan dengan metode
Continous Time Markov Chain yang melibatkan penggunaan matriks laju transisi. Evaluasi sistem dilakukan
berdasarkan hasil perhitungan probabilitas transisi untuk menentukan nilai availabilitas asimtot dan MTBF
sistem.
Sistem diidentifikasi menjadi 2 state, yaitu operating state dan failed state. Operating system
adalah sistem beroperasi dengan minimal 2 unit pompa sedangkan dikatakan failed state apabila sistem
beroperasi dengan 1 unit pompa saja. Dari hasil penelitian, nilai availabilitas asimtot sistem adalah sebesar
0,8038. Sedangkan nilai MTBF sistem adalah 17 hari dan Mean Up-Time (MUT) sistem adalah 13 hari
sehingga MTTR sistem adalah 4 hari. Sehingga penentuan interval perawatan berdasarkan nilai MTBF
sistem yaitu setiap 17 hari sekali.

Kata Kunci: Pompa Karbamat, Sistem standby, Continous time markov chain, Availabilitas, MTBF

Abstract
PT. Pupuk Kaltim is a company which accomplish the necessity of fertilizer in Indonesia. As one as
big company, the probability failure on one or more critical machine will make the whole production loss
and bad result for this company. This research is analyzing Carbamat pump system of unit urea kaltim 1.
Carbamat system is one of critical system and it is used to increase the carbamat liquid and move it to the
urea reactor. Each plant of this company, there is Carbamat pump system which consisting of four unit
pump where three unit of pump are operated together and continuously and one unit are on standby. This
condition is called a normal condition. This configuration is called standby system.
This final project using Continous Time Markov Chain which system is identified by determining the
possible states of system and it is described by the transition diagram then determining the rate transition
matrix. The calculation of transition probability is done using Continous Time Markov Chain method that
involve the rate transition matrix. System is evaluated based on the result of transition probability
calculation to determine the availability and MTBF system.
System are classified, as operating and failed state. Operating states are the states where the system
operate with minimum two unit of pump but it is called failed state if there is only one unit of pump
operating. The result shows that the steady state system availability is 0,8038. In addition, the MTBF value
of the system is 17 days and the MUT (Mean Up Time) is 13 days, so MTTR of system is 4 days. So, the
interval maintenance is determined based on MTBF value which is 17 days.

Key words: Carbamat Pump, Standby system, Continous time markov chain, Availabilitas, MTBF

1
1. Pendahuluan
Sebagai perusahaan yang bergerak di sistem, menguji distribusi data kerusakan dan
bidang penyediaan pupuk di Indonesia, untuk perbaikan, membuat model probabilitas transisi
dapat berproduksi secara optimal, salah satu tiap state, menghitung nilai availabilitas dan
faktor yang berpengaruh adalah faktor mesin dan MTBF sistem. Tahapan pembuatan diagram dan
peralatan pabrik. Tanpa adanya mesin dan matriks transisi meliputi identification semua state
peralatan yang baik, pabrik tidak akan dapat yang mungkin dialami oleh sistem serta laju
beroperasi secara optimal. transisi tiap state. Pada tahap pengujian distribusi
Kegagalan pada peralatan kritis data, masing-masing distribusi data kerusakan dan
mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian perbaikan diuji dengan software Weibull 6
karena harus mengurangi rate produksi bahkan sehingga diperoleh nilai laju kerusakan dan laju
terkadang harus menghentikan produksi. Di perbaikan. Tahapan selanjutnya adalah
samping itu, jika frekuensi kegagalan semakin menentukan model matematis probabilitas
tinggi maka memerlukan maintenance cost yang transisi. Pada tahap ini digunakan teori
tinggi juga. eigenvector dan eigenvalue.
Untuk membantu mengatasi Setelah menemukan model probabilitas
permasalahan tersebut, salah satu pendekatan transisi state tersebut, maka perhitungan nilai
yang dapat digunakan untuk mengurangi availabilitas steady state dan pada t=750 hari
frekuensi kegagalan adalah dengan mengevaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
keandalan peralatan tersebut. Teknik analitik yang Laplace Transform, dimana perhitungan
biasa digunakan dalam evaluasi keandalan sistem determinan dilakukan dengan bantuan Mathcad
dapat diaplikasikan baik untuk komponen- 2000.
komponen repairable dan non-repairable, namun
teknik-teknik tersebut mengasumsikan bahwa 3. Pengumpulan dan pengolahan data
proses perbaikan (repair) dilakukan secara cepat Tahap pengumpulan data meliputi gambaran
atau membutuhkan waktu yang sangat singkat, umum tempat penelitian dan proses produksi serta
yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan eksplorasi obyek amatan (sistem pompa
waktu operasi komponen tersebut. Dengan kata Karbamat), baik bagian-bagiannya, siklus aliran
lain, teknik-teknik tersebut tidak mengakomodasi Karbamat, data waktu kerusakan dan data waktu
waktu perbaikan untuk dijadikan pertimbangan perbaikan keempat pompa tersebut.
dalam evaluasi keandalan sistem. Hal ini tentunya Pengolahan data dilakukan dengan menelaah
tidak berlaku untuk semua sistem, bahkan sistem- data historis, data kerusakan dan data perbaikan
sistem nonelektronik umumnya memiliki karakter tiap pompa yang berasal dari logbook operasi.
yang berlawanan dengan asumsi di atas. Karena Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan
itu dibutuhkan suatu teknik analitik yang mampu identifikasi state apa saja yang mungkin dialami
memasukkan komponen waktu perbaikan kedalam oleh sistem. Nilai failure dan repair rate
proses evaluasi keandalan sistem. diperoleh dari hasil pengujian distribusi kerusakan
Salah satu teknik yang mampu dan perbaikan keempat pompa dengan
mengakomodasi waktu perbaikan kedalam menggunakan distribusi ekponensial 2 parameter.
evaluasi keandalan sistem adalah Markov Perhitungan availabilitas pada t=750 hari
Modelling. Metode Markov ini dapat dilakukan dengan memasukkan nilai failure dan
diaplikasikan untuk sistem diskrit (discrete repair rate ke dalam persamaan differential
system) dan sistem kontinyu (continuous system). probabilitas transisi semua state-nya kemudian
Pada penelitian tugas akhir ini digunakan sistem nilai availabilitas diperoleh dengan menjumlahkan
kontinyu karena perubahan kondisi dan perilaku probabilitas operating state-nya. Sedangkan
sistem yang diamati terjadi secara kontinyu availabilitas steady state dapat diukur dengan
(Continous Time Markov Chain). menerapkan teori eigenvector dan eigenvalue
pada matriks laju transisi awal. Pendekatan kedua
2. Metodologi penelitian yang dilakukan untuk menentukan availabilitas
Penelitian dilakukan dengan menggunakan steady state adalah dengan menghitung
metode Continous Time Markov Chain. probabilitas asimtot pada tiap state. Perhitungan
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa ini melibatkan teknik Laplace Transform dimana
Continous Time Markov Chain (CTMC) adalah solusi determinan diperoleh dengan menggunakan
suatu metode evaluasi keandalan yang bantuan Mathcad 2000.
mengakomodasi waktu perbaikan yang Perhitungan Mean Time To Repair (MTTR)
dibutuhkan oleh peralatan. Tahapan pada metode dan Mean Time Between Failure (MTBF)
ini adalah membuat diagram dan matriks transisi dilakukan dengan menghitung lama durasi rata-

2
rata berada pada tiap state. Nilai MTTR 2 NH3 (g) + CO2 (g)  NH2COONH4(l) H298 = -151 KJ/mol
ditetapkan berdasarkan lama durasi rata-rata
Selanjutnya, Karbamat tersebut akan
sistem berada pada failed state-nya. Sedangkan
dikembalikan ke reaktor sintesis urea dan
nilai MTBF diperoleh dari kebalikan frekuensi
diuraikan menjadi urea dan air dengan reaksi:
asimtot sistem memasuki failed state-nya. Dan
akhirnya, nilai Mean Up Time (MUT) diperoleh NH2COONH4 (l)  (NH2)2CO (l) + H2O (l) H298 = 32 KJ/mol
dari hasil selisih antara MTBF dengan MTTR.
3.3 Pompa Karbamat (High Pressure Carbamat
3.1 PT Pupuk Kaltim (PKT) Pump)
Pupuk Kaltim merupakan industri penyedia Pompa ini berfungsi untuk memompa larutan
pupuk di Indonesia. Memiliki lima buah pabrik karbamat dari Carbamat Tank ke reaktor sintesis
pupuk urea dengan kapasitas total sebanyak 2,98 urea. Karakteristik dari pompa ini adalah sebagai
juta ton urea per tahun serta empat buah pabrik pompa yang menaikkan tekanan air bukan
amonia dengan kapasitas total sebanyak 1,85 juta menaikkan debit air. Pada Kaltim 1 terdapat
ton amonia per tahun. Dalam pembuatan urea, empat unit pompa Karbamat yang terpasang,
bahan baku yang digunakan berupa senyawa dimana tiga unit beroperasi dan satu unit standby.
kimia yang terbentuk dari dua gas, Nitrogen dan Pompa Karbamat memiliki spesifikasi sebagai
Hydrogen yang disebut dengan amonia. berikut:
Sedangkan bahan bakar utama yang digunakan
dalam proses produksi di PT Pupuk Kaltim adalah Jenis : Reciprocating (URACA KD 817)
gas alam yang disalurkan melalui sepanjang pipa Temperature : 100 °C
dari Muara Badak, sekitar 60 km dari lokasi Gravity : 1100 kg/m³
pabrik. Pressure discharge : Abs 200 kg/cm²
Pressure Suction : Abs 18 kg/cm²
Secara garis besar, perusahaan ini memiliki 5
Capacity : 48,2 m³/h
pabrik yaitu K-1, K-2, K-3, K-4 dan POPKA. Max Capacity : 70 m³/h
Pabrik Kaltim 1 (K-1) memiliki 3 pabrik besar, NPSH Available : 11.5 mL.C
yaitu pabrik urea, pabrik amonia dan pabrik Normal Efficiency : 89%
utilitas. Proses produksi urea yang berlangsung Design Efficiency : 89 %
pada pabrik ini digaambarkan melalui gambar 3.1. Max Speed : 98 rpm
Daya Turbin : 455 KW
Daya; Volt Motor : 645 KW/Hp ; 6600 V

Sebagai pompa reciprocating, pompa ini


mengubah energi mekanik penggeraknya
menjadi energi aliran fluida dengan
menggunakan bagian pompa yang bergerak
bolak-balik di dalam silinder yang disebut
piston. Bagian-bagian pompa ini dapat dilihat
pada gambar 3.2.

Gambar 3.1 Proses Flow Diagram Urea

3.2 Siklus Karbamat


Pada proses sintesa, produk berupa gas yang
keluar dari reaktor yaitu urea, amonium karbamat
serta gas-gas yang tidak bereaksi dengan CO2
diteruskan ke HP (High Pump) Stripper, dimana
larutan karbamat yang dihasilkan akan diberikan
gas umpan ( NH 3 dan CO2 ) pada tekanan yang Gambar 3.2 Pompa Karbamat
sama dengan tekanan reaktor sintesis urea.
Pencampuran larutan karbamat dengan NH 3 dan 3.4 Data Waktu Antar Kerusakan dan Lama
Perbaikan
CO2 berlangsung di HP Carbamate dengan
Data waktu antar kerusakan dan lama
reaksi sebagai berikut: perbaikan yang akan diuji distribusi adalah

3
gabungan data dari keempat unit pompa. Data Tabel 3.2 Contoh Data Waktu Kerusakan dan
logbook yang diambil meliputi tanggal terjadinya Lama Perbaikan
kerusakan, tanggal selesai diperbaiki, dan jenis
kerusakan yang terjadi. Contoh tabel data tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.1.
Kemudian dari tabel tersebut diperoleh data
waktu antar kerusakan dan lama perbaikan dari
keempat pompa Karbamat. Data waktu antar
kerusakan diperoleh dari selisih antara pompa
mulai operasi sampai terjadi kerusakan sedangkan
lama perbaikan diperoleh dari selisih antara
pompa rusak hingga beroperasi kembali. Contoh
tabel data kerusakan dan lama perbaikan
untuk keempat pompa dapat dilihat pada tabel
3.2 berikut:

Tabel 3.1 Contoh Data Logbook Operasi Pompa Karbamat

3.3 Penentuan Availabilitas dan MTBF Sistem


Penentuan nilai availabilitas ini dilakukan digunakan sebagai rekomendasi interval
untuk mengetahui berapa % tingkat ketersediaan perawatan untuk menjaga sistem ini tetap
sistem Karbamat ini jika dibutuhkan. Sedangkan beroperasi dengan baik. Untuk menentukan nilai
nilai MTBF digunakan untuk mengetahui waktu availabilitas dan MTBF sistem dilakukan tahapan-
rata-rata antar kegagalan sistem ini dan dapat tahapan sebagai berikut:

3.3.1 Identifikasi Sistem  state 3 (simbol: XXOO atau XOXO atau


Pada tahap identifikasi sistem hal utama yang XOOX atau OXXO atau OXOX atau
dilakukan adalah menganalisa state apa saja yang OOXX): salah satu unit yang sebelumnya
mungkin dialami oleh sistem pompa ini, beroperasi mengalami kerusakan
diantaranya: sehingga harus dimatikan dan diperbaiki.
 state 1 (simbol: OOOS): 3 unit Oleh karena itu sistem pompa beroperasi
beroperasi dan 1 unit standby hanya dengan 2 unit pompa.
 state 2 (simbol: XOOO atau OXOO atau  state 4 (simbol: XXXO atau XXOX atau
OOXO): salah satu unit yang sebelumnya XOXX atau OXXX): salah satu unit yang
beroperasi mengalami kerusakan sebelumnya beroperasi mengalami
sehingga harus dimatikan dan diperbaiki kerusakan sehingga harus dimatikan dan
sedangkan unit yang sebelumnya diperbaiki. Oleh karena itu sistem pompa
standby, dioperasikan. beroperasi hanya dengan 1 unit pompa.

4
 state 5 (simbol: XXXX): satu-satunya (1,2,3) dan failed state (4). Urutan penulisan
unit yang sebelumnya beroperasi menunjukkan posisi pompa.
mengalami kerusakan sehingga harus Laju transisi berupa laju kerusakan dan
dimatikan dan diperbaiki. Oleh karena itu laju perbaikan di atas dapat digambarkan ke
keempat unit pompa tidak dapat dalam matriks laju transisi berikut ini:
beroperasi.
 3 3 0 0 
Transisi yang mungkin terjadi dalam    (2   ) 2 0  ...(1)
sistem ditunjukkan pada gambar 3.3, dimana A
 0 2  (3  2 ) 3 
operasi (O), mati/tidak beroperasi karena  
 0 0 3  3 
diperbaiki (X), standby (S), operating state

Gambar 3.3 Diagram Transisi Standby System Pompa Karbamat

3.3.2 Perhitungan Laju Kerusakan dan Laju


Q1  t   3 Q1  t    Q2  t 
d
Perbaikan dt
Untuk memenuhi markov property dari
Q2  t   3 Q1  t   2 Q2  t    Q2  t   2 Q3  t 
d
markov chain yaitu memoryless property maka dt
distribusi dari waktu antar kerusakan dan
Q3  t   2 Q2  t   3Q3 (t )  2 Q3  t   3Q4 (t )
d
distribusi lamanya perbaikan adalah distribusi
dt
eksponensial. Data yang digunakan dalam uji
Q4  t   3 Q3  t   3Q4 (t )
d
distribusi adalah data waktu antar kerusakan dan
lamanya perbaikan dari keempat unit pompa yang dt
identik periode tahun 2005 sampai 2009.
Parameter laju antar kerusakan (λ) dan laju Sehingga laju transisi dalam bentuk matriks
perbaikan (μ) masing-masing didapatkan dari menjadi,
hasil pengujian yaitu dari distribusi eksponensial
dua parameter dengan menggunakan parameter  3  0 0 
lambda.  3  (2   ) 2 0  ......(2)
A
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan  0 2  (3  2 ) 3 
program Weibull 6, didapatkan hasil :  
 0 0 3  3 
λ = 0,0759 (laju kerusakan)
μ = 0,1035 (laju perbaikan) Karena,
→ Q’ (t) = A x Q(t)
3.3.3 Perhitungan Availabilitas Sistem Pada
Tertentu  Q1 (t )   3  0 0   Q1 (t ) 
   0  Q2 (t )
Besarnya availabiltas sistem ditentukan d Q2 (t )  3  (2   ) 2
 
dengan menjumlahkan probabilitas sistem berada dt Q3 (t )   0 2  (3  2 ) 3  Q3 (t ) 
    
pada operating state-nya. Oleh karena itu Q4 (t )  0 0 3  3  Q4 (t )
A  t   Q1  t   Q 2  t   Q3 (t ) . Berdasarkan
gambar 4.3 maka probabilitas sistem berada pada Dengan memasukkan nilai failure rate (λ=0,0759)
state ke-i (i = 1, 2, 3, 4), Qi (t), dapat dinyatakan dan repair rate (μ=0,1035) ke persamaan
sebagai berikut: differential di atas diperoleh,

5
 Q1 (t )   0,2277 0,1035 0 0   Q1 (t )  Dengan program Mathcad 2000 didapatkan nilai
   0  Q2 (t )
d Q2 (t )  0,2277  0,2553 0,207 dari koefisien
 
dt Q3 (t )   0 0,1518  0,4347 0,3105  Q3 (t )  c  0,524 ; c  0,796 ; c 3  0,717 ; c4  0,141
     1 2
Q4 (t )  0 0 0,2277  0,3105 Q4 (t )

Dengan menginputkan nilai koefisien tersebut ke


Qi(t) dapat ditentukan dengan menghitung dalam persamaan Q(t), maka persamaan Q(t)
eigenvalue dan eigenvector dari matriks A. menjadi:
Dengan menggunakan program Mathcad 2000
Q  t   0,1672  0,4147 e 0 ,38 t  0,4051e 0 ,15 t  0,0128e
(- 0, 698 )t

didapatkan eigenvalue dan eigenvector matriks A. 1

Q 2  t   0,3673  0,6113 e 0 ,38 t  0,3026c 3 e 0 ,15 t  0,0581e


(- 0, 698 )t

 0 
Q 3  t   0,2693  0,0868 e 0 ,38 t  0,2925 e 0 ,15 t  0,1101e
(- 0, 698 )t
 
Eigenvalue:   0,38 
e Q 4  t   0,1975  0,2834 e 0 ,38 t  0,4159 e 0 ,15 t  0,0649e
(- 0, 698 )t

 0,15 
 
  0,698 
 
Eigenvector: Dengan memasukkan nilai t yang
diinginkan maka akan didapatkan nilai Q1, Q2, Q3,
Q4 dan nilai availabilitas sistem pada periode
waktu tertentu yang didapatkan dari penjumlahan
Q1 Q2 dan Q3 . Tabel 3.2 memperlihatkan nilai
probabilitas dan availabilitas untuk t = 0 sampai
dengan t = 750 hari (= ± 2 tahun). Dan pada
Persamaan umum yang digunakan sebagai solusi gambar 3.4 terlihat tren availabilitas sistem pompa
sistem linear seperti di atas adalah: Karbamat dari waktu ke waktu.

Tabel 3.2 Nilai Probabilitas dan Availabilitas Pada Saat t


Q(t)= Waktu
(hari) Q1 (t) Q2 (t) Q3 (t) Q4 (t) A (t)
0,319  0,521  0,565  0,091 
 0,701  0,768   0,422  0,412 0 0.9998 0.0005 0.0001 0.0001 1.0004
    ( 0,38)t   ( 0,15)t  e( 0,698 )t
 c4 
(0)t
c1 e  c2 e  c3 e
0,514  0,109   0,408   0,781  50 0.1674 0.3675 0.2691 0.1973 0.8040
       
0,377  -0,356   0,58    0,46  100 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
150 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
Sehingga dengan memasukkan nilai kondisi awal, 200 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
250 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
Q1 0  1 ; Q 2 0  0 ; Q 3 0  0 ; Q 4 0  0 300 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
350 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
Persamaan Q(t) diatas menjadi: 400 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
450 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
Q1 0  0,319 c 1  0,521c 2  0,565c 3  0,091c4  1 500 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038

Q 2 0  0,701c 1  0,768 c 2  0,422c 3  0,412c4  0


550 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
600 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
Q3 0  0,514 c 1  0,109c 2  0,408c 3  0,781c4  0 650 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
Q4 0  0,377 c 1  0,356c 2  0,58c 3  0,46c4  0 700 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038
750 0.1672 0.3673 0.2693 0.1975 0.8038

1.05

0.95

0.9
A(t)
A(t)

0.85

0.8

0.75
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750
waktu (t)

Gambar 3.4 Tren Availabilitas Pada Saat t

6
3.4 Evaluasi Steady State (Asimtot)  3 3 0 0
Evaluasi steady state dilakukan untuk   (2   ) 2 0
mengetahui ketersediaan sistem untuk jangka 0 2  (3  2 ) 0
waktu tak terhingga dimana tingkat ketersediaan 0 0 3 1
Q4 ( ) 
 3 3 0 1
sistem akan relative tetap. Langkah-langkah yang
  (2   ) 2 1
dilakukan dalam evaluasi steady state ini adalah
0 2  (3  2 ) 1
sebagai berikut:
0 0 3 1

3.4.1 Perhitungan Probabilitas Asimtot


Untuk perhitungan probabilitas asimtot Dengan menggunakan program Mathcad 2000
didapatkan hasil
maupun availabilitas asimptot digunakan matriks
laju transisi seperti pada persamaan (1).
 6 3 3
Perhitungan probabilitas asimtot pada setiap state Q1       0,167
 183  182   18 2  6 3 3  32   3 2   3
berguna untuk mengevaluasi sistem dan  18 2  2
menghitung MTBF dari sistem. Probabilitas Q2       0,367
 183  182   18 2  6 3 3  2    2  (1 / 3 3 )
asimtot ini dihitung menggunakan persamaan  182  2 
sebagai berikut : Q3     3 2  0,269
 18  18   18  6
3 2 2 3
      2  (1 / 3 3 )
a11  a1, p 1 0  183 3
Q4      3 2  0,197
  0  18  18   18  6
3 2 2 3
      2  (1 / 3) 3
Qi   
1
ai1 ai , p 1 1
 3.4.2 Perhitungan Availabilitas Asimtot
  0
Availabilitas asimtot dapat dihitung
a p ,1 a p , p 1 0 dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
a11  a1, p  1 1 determinan dari matriks A atau dengan
  1 menggunakan prinsip flow conservation yang
dimana, 
   mana keduanya akan menghasilkan nilai yang
sama. Berikut ini adalah perhitungan availabilitas
a p ,1 a p, p 1 1
sistem menggunakan determinan dari matriks A.
Availabilitas asimptot dihitung menggunakan
Sehingga didapatkan persaman probabilitas persamaan:
asimtot untuk setiap state sebagai berikut : a 11  a 1, p 1 1
  
 3 3 0 1 a l1 a
l , p 1
1
A   
1
  (2   ) 2 0  a a 0
l 1,1 l 1, p 1
0 2  (3  2 ) 0   
0 0 3 0 a a 0
Q1 ()  p ,1 p , p 1
 3 3 0 1
  (2   ) 2 1
0 2  (3  2 ) 1 Sehingga didapatkan,
0 0 3 1
 3 3 0 1
  (2   ) 2 1
 3 3 0 0
0 2  (3  2 ) 1
  (2   ) 2 1
0 0 3 0  182   18 2  6 3
0 2  (3  2 ) 0 A()    0,8038
 3 3 0 1  183  182   18 2  6  3
0 0 3 0   (2   ) 2
Q2 ( )  1
 3 3 0 1 0 2  (3  2  ) 1
  (2   ) 2 1 0 0 3 1
0 2  (3  2 ) 1
0 0 3 1 3.4.3 Perhitungan MTTR, MTBF, dan MUT
Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya
 3 3 0 0
maka dapat dicari nilai dari durasi rata-rata (di )
  (2   ) 2 0
dan frekunsi asimtot (fri ) dari sistem yang
0 2  (3  2 ) 1
memasuki state tertentu. Nilai tersebut nantinya
0 0 3 0
Q3 ()  akan digunakan untuk menghitung MTTR,
 3 3 0 1
  (2   ) 2 1
MTBF, dan MUT sistem.
0 2  (3  2 ) 1
Dengan menggunakan persamaan durasi rata-rata
0 0 3 1

7
1 1 standby dioperasikan untuk menggantikan pompa
di   
aii  aij yang mengalami kegagalan. Oleh karena itu, pada
kedua state ini sistem beroperasi secara normal
j i
dengan tiga unit pompa. Dan pada state 3, sistem
Dan persamaan frekuensi asimptot
Q  
beroperasi dengan dua unit pompa dikarenakan
fri  i  aii Qi   terdapat pompa yang gagal selama waktu
di perbaikan pompa lain yang mengalami kegagalan
diperoleh durasi rata-rata tiap state-nya seperti sebelumnya. Sedangkan failed state yaitu state 4
tabel berikut: didefinisikan sebagai state/kondisi dimana sistem
beroperasi dengan satu unit pompa saja. Dengan
Tabel 3.3 Durasi rata-rata sistem berada pada suatu kata lain failed state menggambarkan kegagalan
state sistem.
Gambar 4.1 menunjukkan waktu
antarkerusakan dan lamanya perbaikan dan
menggambarkan pula contoh transisi yang dialami
sistem. Pada awalnya P2301 A, B dan C
dioperasikan sedangkan P2301 R standby (state
1). P2301 A mengalami kegagalan pada saat t=a,
sehingga P2301 R dioperasikan pada saat t=a
(state 2). Namun sebelum P2301 A selesai
diperbaiki (t=d), kegagalan berikutnya dialami
oleh P2301 B pada saat t=b sehingga sistem
beroperasi dengan 2 unit pompa (state 3). Dan
sebelum kedua pompa ini selesai diperbaiki,
Nilai Mean Time To Repair (MTTR) dari
kegagalan pada P2301 C terjadi (t=c) sehingga
sistem adalah durasi waktu rata-rata sistem berada
hanya satu pompa saja yang beroperasi (state 4).
pada failed state-nya yaitu state 4.
Perbaikan yang terlebih dahulu selesai dikerjakan
MTTR  d 4  3,221hari adalah P2301 A sehingga P2301 A dapat langsung
Sedangkan nilai Mean Time Between dapat dioperasikan kembali.
Failure (MTBF) dari sistem adalah kebalikan dari Waktu antar kerusakan adalah waktu
frekuensi asimptot sistem memasuki failed state- yang diperlukan setiap unit pompa untuk
nya yaitu state 4. mengalami kegagalan (perbaikan mengharuskan
pompa dimatikan) sejak awal pompa ini
Q4    183 3  dioperasikan. Pada gambar 4.1 waktu antar
fr4    0,061
d4  183  182   18   2  6 3 kerusakan antara lain: antara t=0 sampai t=a pada
P2301 A, antara t=0 sampai t=b pada P2301 B;
1
MTBF   16,35 hari  17hari antara t=0 sampai t=c pada P2301 C; dan antara
fr4 t=a sampai t=d pada P2301 R. Sedangkan
Nilai Mean Up-Time (MUT) dari sistem lamanya perbaikan adalah waktu yang diperlukan
merupakan selisih dari nilai MTBF dengan MTTR pompa untuk diperbaiki dan dikembalikan
yaitu, fungsinya seperti semula. Pada gambar 4.1 waktu
MUT  MTBF  MTTR  13,129 hari lamanya perbaikan adalah antara t=a sampai t=d
pada P2301 A; antara t=b sampai t=e pada P2301
4. Analisa dan pembahasan B; antara t=c sampai t=f pada P2301 C; dan antara
4.1 Analisis Penggambaran Sistem dan t=d sampai t=g pada P2301 R.
Penggunaan Data Berdasarkan gambar 4.1 terlihat pula
Melalui tahap mencari informasi dari pihak transisi yang terjadi pada sistem yaitu pada saat
perusahaan dan didasarkan pada data yang t=0 sistem berada pada state 1. Pada t=a terjadi
diperoleh maka sistem Karbamat dapat transisi ke state 2. Pada t=b terjadi transisi ke state
diidentifikasi menjadi empat kondisi atau state 3. Pada t=c terjadi transisi ke state 4. Pada t=e
yang memungkinkan untuk dianalisa. Operating terjadi transisi kembali ke state 3. Dan pada t=f
state didefinisikan sebagai state/kondisi dimana terjadi transisi kembali ke state 2 dan seterusnya.
terdapat minimal dua unit pompa Karbamat yang Dan pada t=g terjadi transisi ke state awal dimana
beroperasi dalam sistem. Yang termasuk dalam ada 1 unit pompa yang standby.
operating state adalah state 1 dimana terdapat satu Transisi dari keempat state ini kemudian
unit pompa yang standby dan state 2 dimana tidak digambarkan dalam diagram transisi beserta laju
ada pompa yang standby dikarenakan pompa yang transisi dari state yang satu ke state yang lain.

8
Untuk memudahkan perhitungan maka laju eksponensial saja. Data yang digunakan dalam
transisi, baik laju kerusakan dan laju perbaikan pengujian distribusi adalah data waktu antar
digambarkan dalam bentuk matriks. Sedangkan kerusakan dan lamanya perbaikan dari keempat
nilai dari laju kerusakan (λ) dan laju perbaikan (μ) pompa dimana data dari masing-masing pompa
diperoleh berdasarkan hasil pengujian distribusi ini digabungkan menjadi satu karena keempat
menggunakan program Weibull 6. Parameter yang pompa ini bersifat identik. Berdasarkan hasil
digunakan adalah nilai lambda pada distribusi pengujian diperoleh nilai laju kerusakan
eksponensial dua parameter. Walaupun distribusi λ/hari=0,0759 dan nilai laju perbaikan
eksponensial dengan dua parameter bukanlah μ/hari=0,1035.
hasil fitting yang terbaik, metode markov
mensyaratkan sifat “memoryless property” dimana
sifat ini hanya dimiliki oleh distribusi

Gambar 4.1 Penggambaran Waktu Antar Kerusakan dan Lamanya Perbaikan

4.2 Evaluasi Time-Dependent Besarnya availabilitas dicari dengan


Yang dimaksud dengan evaluasi time- menjumlahkan nilai probabilitas pada state 1, 2
dependent adalah evaluasi terhadap kondisi sistem dan 3. Dari definisi diketahui bahwa availabilitas
selama terjadinya kenaikan interval waktu. Yang adalah probabilitas suatu item dapat digunakan
termasuk dalam evaluasi time-dependent adalah pada t tertentu. Dengan memasukkan harga waktu
perhitungan availabilitas sistem pada t tertentu. dari t=0 sampai t=750 hari dengan range waktu 50
Availabilitas disini merupakan penjumlahan hari maka akan didapatkan nilai probabilitas dan
probabilitas sistem berada pada operating state- tren availabilitas dari sistem. Hal ini ditunjukkan
nya. Oleh karena itu untuk menentukan pada tabel 4.3 dan gambar 4.4. Berdasarkan tabel
availabilitas terlebih dahulu dicari model maupun gambar tersebut terlihat bahwa nilai
matematis dari probabilitas yaitu dengan availabilitas pada saat t=0 adalah 1 dan nilai ini
menggunakan matriks eksponensial dan teori terus berkurang sampai diperoleh kondisi steady
eigenvalue dan eigenvector. Matriks laju transisi state-nya dimana availabilitas bernilai 0,8038.
yang digunakan dalam perhitungan ini adalah
matriks 4x4 dimana penjumlahan dari setiap 4.3 Evaluasi Steady State
kolomnya adalah sebesar 1. Nilai availabilitas asimtot yang diperoleh
Bila eigenvalue dan eigenvector telah adalah sebesar 0,8038. Nilai ini sama dengan
ditemukan (menggunakan program Mathcad) besarnya availabilitas pada kondisi steady state
maka diperlukan untuk menghitung nilai yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya. Hal
konstanta agar persamaan dapat memiliki solusi ini menunjukkan bahwa bila t mencapai tak
yang nyata. Nilai konstanta ini diperoleh dengan terhingga maka sistem akan beroperasi dengan
memasukkan kondisi awal dimana diasumsikan minimal dua unit pompa adalah selama 80,38%
pada kondisi awal sistem beroperasi secara normal dari total waktu. Dan sebesar 19,62% sisanya,
dan berada pada state 1. Sehingga probabilitas sistem mengalami kegagalan karena hanya
sistem berada di state 1 pada saat t=0 adalah beroperasi dengan satu unit pompa saja. Hasil ini
sebesar 100% (=1), dengan kata lain probabilitas dapat menjadi pedoman bagi perusahaan untuk
sistem berada pada state lainnya pada saat t=0 melakukan perencanaan kegiatan pemeliharaan
adalah 0. yang terjadwal.
Q1 0  1 ; Q 2 0  0 ; Q 3 0  0 ; Q 4 0  0 Nilai availabilitas asimtot menunjukkan
bahwa probabilitas sistem mengalami kegagalan

9
adalah sebesar 19,62%. Dimana seperti yang kerusakan pada sebuah pompa utama, sistem
dijelaskan diawal, kegagalan sistem digambarkan masih dikatakan dalam status beroperasi karena
pada saat state memasuki state 4. Pada state ini, pompa yang standby akan langsung dioperasikan.
kegagalan masih dapat ditolerir, namun
perusahaan tetap harus waspada dan 5. Kesimpulan
menyelesaikan perbaikan pada unit yang rusak Berdasarkan hasil pengolahan data beserta
secepat mungkin sehingga sistem tidak analisa yang telah dibuat maka dapat disimpulkan
mengalami kegagalan total. Kegagalan total hal-hal sebagai berikut:
dialami bila sistem memasuki state 5. Namun hal 1. Sistem pompa Karbamat memiliki konfigurasi
ini tidak pernah terjadi sehingga probabilitasnya standby redundancy dimana sistem ini terdiri
adalah sebesar 0% dan karenanya state ini tidak dari empat buah state/kondisi yang terbagi
dianalisis. menjadi operating state (state 1, 2 dan 3) yaitu
kondisi dimana sistem beroperasi secara
4.4 Evaluasi MTBF, MTTR, dan MUT Sistem normal dengan minimal dua unit pompa; dan
Mean Time To Repair (MTTR) didefinisikan failed state (state 4) dimana sistem mengalami
sebagai durasi waktu rata-rata sistem berada pada kegagalan karena hanya satu unit pompa yang
failed state-nya yaitu state 4. Nilai MTTR ini beroperasi.
adalah sebesar 3,221 hari = 4 hari. Hal ini 2. Dengan nilai laju kerusakan λ/hari=0,0759 dan
menunjukkan bahwa rata-rata lamanya perbaikan nilai laju perbaikan μ/hari=0,1035 maka nilai
dari unit pompa pada state 4 dimana sistem availabilitas dari sistem pada saat t=0 adalah 1
mengalami kegagalan adalah sebesar 4 hari. dan nilai ini terus berkurang sampai diperoleh
Sedangkan Mean Time Between Failure kondisi steady state-nya, termasuk pada hari
didefinisikan sebagai kebalikan dari frekuensi yang ke-750, dimana availabilitas mencapai
asimtot sistem memasuki failed state-nya yaitu nilai sebesar 0,8038 bila t mendekati tak
state 4. Nilai MTBF sistem yang diperoleh adalah hingga.
sebesar 17 hari. Hal ini menunjukkan waktu antar 3. Nilai availabilitas asimtot berdasarkan
kegagalan dari sistem adalah sebesar 17 hari dan evaluasi/perhitungan steady state adalah
dapat menjadi rekomendasi interval perawatan sebesar 0,8038 sama dengan perhitungan
untuk menngatasi terjadinya kegagalan. sebelumnya.
Mean Up-Time (MUT) didefinisikan sebagai 4. MTBF sistem adalah sebesar 17 hari dan
selisih antara MTBF dan MTTR atau bisa juga Mean Up-Time (MUT) sistem adalah 13 hari
merupakan durasi waktu rata-rata sistem berada sehingga MTTR adalah 4 hari. Hal ini
pada operating state-nya yaitu dalam hal ini menunjukkan bahwa dari 17 hari, sistem akan
adalah state 1, 2 dan 3. Nilai MUT yang diperoleh beroperasi secara normal selama 13 hari
adalah sebesar 13 hari. Keseluruhan hasil ini sedangkan 4 hari sisanya, salah satu unit dari
menunjukkan bahwa dari 17 hari, sistem akan sistem mengalami perbaikan untuk
beroperasi secara normal selama 13 hari mengembalikan fungsinya seperti semula.
sedangkan 4 hari sisanya, salah satu unit dari
sistem mengalami perbaikan untuk 6. Daftar Pustaka
mengembalikan fungsinya seperti semula.
Selain itu, interval pemeliharaan (inspeksi total) Bentley, J. 1999. Introdustion to Reliability and
terhadap sistem pompa Karbamat ini, jika Quality Engineering 2 nd edition. Prentice
berdasarkan lama sistem berada pada state awal Hall International,Inc. London.
adalah setiap 4 hari. Nilai ini didapatkan
berdasarkan besarnya durasi rata-rata sistem D, Priyanta. 2000. Diktat Kuliah Konsep
berada pada state 1 (d1) yakni 4 hari. Nilai durasi Availabilitas and Maintenance.
rata-rata pada state 1 (d1) menunjukkan rata-rata
waktu yang diperlukan oleh sistem untuk Ebeling, C. 1997. An Introduction to Reliability
beroperasi secara normal sampai salah satu unit and Maintainability Engineering. The
pompa Karbamat mengalami kerusakan sehingga McGraw-Hill Companies, Inc.
sistem mengalami transisi ke state 2 dan tidak ada
unit pompa Karbamat yang standby. Dengan Edwards, C. H, dan D. E. Penney. 1992.
adanya interval pemeliharaan ini diharapkan dapat Differential Equations & Linear Algebra.
meningkatkan availabilitas dan kemampuan Prentice Hall International, Inc., New Jersey.
sistem untuk beroperasi dengan tiga unit pompa
dan menjaga agar tetap tersedianya unit pompa
yang standby. Dengan demikian, jika terjadi

10
Kulkarni, V. G. 1999. Modelling, Analysis,
Design, and Control of Stochastic Systems.
Springer, New York.

Lewis, E. E. 1987. Introduction to reliability


engineering. John Willey and Sons, New
York.

Mulyanto, Tri. 2000, Aplikasi Metode Proses


Markov untuk Mengevaluasi Kegagalan
Sistem Penggerak pada Jet Foil Bima
Samudera. Laporan Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas
Teknologi Kelautan, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.

O’ Connor, P. 1995. Practical Reliability


Engineering 3 rd edition revised. John
Willey and Sons, Chicester.

Olivia, Nancy. 2006. “Analisa Standby System


dengan Metode Continous Time Markov
Chain”. Tugas Akhir Teknik Industri ITS.

Osaki, Shunji. 1992. Applied Stochastic System


Modeling. Springer-Verlay, Berlin.

Suwano, Agus. 2008. Pompa Tutorial,


<URL:http://www.agussuwono.com/index.ph
p?view=article&catid=38:mechanical&id=65:
teori-dasar-pompa-sentrifugal&format=pdf.>

Taylor, Howard M. 1993. An Introduction To


Stochastic Modeling Edition Revised.
Academic Press, London.

Villemeur, A. 1992. Reliability, Availability,


Maintainability, and Safety Assesment
Volume 1 Methods and Techniques. John
Willey and Sons, Paris.

11

Anda mungkin juga menyukai