Makalah Crude Oil Proses Pengolahan Migas Produk Minyak Bumi
Makalah Crude Oil Proses Pengolahan Migas Produk Minyak Bumi
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber energi yang tidak
dapat diperbaharui lagi, sedangkan penggunaan sumber energi ini didalam kehidupan
kita sehari-hari mencakup sangat luas dan cukup memegang peranan penting serta
menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh, minyak bumi dan gas alam
digunakan sebagai sumber energi atau bahan bakar untuk memasak, kendaraan
bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme didalam bumi sehingga disebut bahan bakar fosil. Sisa-sisa organisme itu
mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun
berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu
dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad
renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi
merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari
minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Puluhan ribu jenis bahan petrokimia
tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
1. Pengertian minyak bumi
2. Pembentukan minyak bumi
3. Komposisi minyak bumi
4. Sifat kimia dan fisika minyak bumi
5. Karakteristik Minyak bumi
6. Komponen minyak bumi
7. Proses pengolahan minyak bumi
8. Produk minyak bumi
1.3.1. Tujuan
MINYAK BUMI
Minyak bumi yang biasanya disebut crude oil adalah merupakan campuran
yang komlek dari senyawa hidrokarbon, karena senyawa ini dominan oleh unsur
carbon ( C ) dan hydrogen ( H ) dan sebagai kecil unsur lain seperti : Oksigen ( O ),
Nitrogen ( N ), sulfur ( S ) dan beberapa metal antara lain : Fe, Na, Va yang
susunannya sebagai senyawa ikatan / impurities. Minyak mentah sebagaian besar
terdiri dari hidrokarbon yang dapat dibedakan sebagai berikut : Parafinik, Naphtenik,
Olefin dan Aromatik.
Ada dua teori yang mengutarakan terjadinya minyak bumi yaitu teori anorganik
dan teori organic.
1. Teori Anorganik
Teori ini menjelaskan bahwa minyak mentah berasal dari bahan – bahan
mineral atau anorganik.
Karena tidak mengandung kebenaran, maka teori ini telah ditinggalkan.
2. Teori Organik
Teori ini menjelaskan bahwa minyak mentah berasal dari bahan – bahan
organik seperti tumbuh – tumbuhan dan binatang kecil yang disebut
plankton. Karena perubahan suhu , tekanan dan proses kimiawi maka
tumbuh – tumbuhan dan plankton tersebut berubah bentuk menjadi bahan
minyak. Bahan minyak tersebut pada mulanya berupa titik – titik yang
terdapat diantara celah – celah dan saluran – saluran batuan selanjutnya
terkumpul dalam daerah yang luas ( Reservoir )
Minyak bumi pada umumnya bercampur dengan air, garam, dan gas alam yang
membentuk tiga lapisan, yaitu:
1. Gas
2. Minyak
3. Air garam
- Karbon : 83 – 87 %
- Hydrogen : 10 – 14 %
- Nitrogen : 0,1 – 2 %
- Sulfur : 0,05 – 6 %
Rumus SG :
141,5
SG =
°API + 131,5
Rumus °API :
141,5
°API = - 131,5
°SG 60/60 °F
b. Titik Tuang
Titik Tuang (Pour Point) adalah suhu terendah dimana minyak
masih bisa dituangkan atau suhu terendah dimana minyak bumi masih
bisa mengalir oleh beratnya sendiri.
c. Viskositas
Viskositas adalah daya hambatan yang dilakukan oleh cairan
untuk mengalir pada suhu tertentu. Yaitu berupa bilangan yang
menunjukkan mudah tidaknya suatu fluida mengalir pada suhu
tertentu.
f. Fluoresensi
Minyak Bumi mempunyai suatu sifat Fluoresensi, yaitu jika
terkena sinar ultra-violet akan memperlihatkan warna yang lain dari
warna biasa. Warna Fluoresensi minyak bumi ialah kuning sampai
kuning keemas-emasan dan kelihatan sangat hidup.
g. Indeks Refraksi
Minyak Bumi memperlihatkan berbagai macam indeks fraksi
dari 1,3 sampai 1,4. Perbedaan indeks refraksi tergantung dari °API
nya atau berat jenis. Makin tinggi berat jenis atau makin rendah °API
nya akan semakin tinggi pula indeks refraksinya, sedangkan makin
rendah berat jenis atau makin tinggi °API nya akan semakin rendah
indeks refraksinya. Hal ini terutama diperlihatkan oleh seri parafin.
Misalnya, dekan mempunyai indeks refraksi 1,41 sedangkan pentan
1,35. Jadi, makin kecil atau makin sedikit jumlah atomnya makin
rendah indeks refraksinya, makin tinggi nomor atomnya, makin
kompleks susunan kimianya makin tinggi indeks refraksinya.
h. Bau
Minyak Bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak,
yang biasanya disebabkan karena pengaruh molekul aromat. Minyak
Bumi yang berbau tidak sedap biasanya terutama disebabkan karena
mengandung senyawa nitrogen (N) ataupun belerang (S). Adanya H2S
juga memberikan bau yang tidak sedap. Golongan parafin dan naften
biasanya memberikan bau yang sedap.
i. Nilai Kalori
Nilai Kalori Minyak Bumi adalah jumlah panas yang
ditimbulkan oleh 1 gr minyak bumi, yaitu dengan meningkatkan
temperatur 1 gr air dari 3,5°C sampai 4,5°C, dan satuannya adalah
kalori atau Btu atau MJ (Mega Joule). Ternyata ada juga hubungan
antara berat jenis dengan nilai kalori. Misalnya berat jenis minyak
bumi antara 0,75 atau gravitas API 70,6 sampai 57,2 memberikan nilai
kalori antara 11700 sampai 11750 kal/gr. Pada umumnya minyak bumi
mempunyai nilai kalori 10000 sampai 10800 dan hal ini boleh kita
bandingkan dengan kalori batubara yang berada diantara 5650 sampai
8200 kal/gr.
j. Kadar Sulfur
Kadar sulfur minyak bumi biasanya dinyatakan dengan %
berat. Berdasarkan kadar sulfur, minyak bumi dibagi 3 macam, yaitu :
l. Kadar Karbon
Karbon sisa setelah minyak mentah, biasanya ditentukan
dengan metode Ramsbottom (RCR) ataupun Conradson (CCR).
RCR/CCR ini hubungannya dengan kandungan bahan Asphaltis
(Asphaltene Content) dan Lube Oil Recovery. Semakin rendah
harganya, biasanya semakin bagus lube oil recoverynya.
m. Kadar Nitrogen
Nitrogen biasanya tidak dikehendaki didalam minyak mentah,
karena senyawa nitrogen bisa meracuni beberapa jenis catalyst.
Biasanya kalau kadar nitrogen lebih dari 0,25% akan diperlukan
proses untuk penghilangannya.
n. Sifat Distilasi
Distilasi adalah pemisahan secara fisika berdasarkan perbedaan
titik didih masing-masing fraksi yang terkandung didalam Crude Oil
tersebut. Sifat distilasi dari minyak mentah sangat penting bagi
perencanaan proses dikilang distilasi. Berdasarkan tekanannya,
distilasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Golongan Parafinik
Parafin adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai lurus atau
rantai cabang, tanpa struktur cincin. Mempunyai rumus umum
molekul :
CnH2n+2
Contoh :
CH3
2. Golongan Napthenik
Napthen adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang mempunyai satu
cincin atau lebih. Senyawa napthen juga disebut hidrokarbon alisiklik.
Mempunyai rumus molekul :
CnH2n
Contoh :
R R
3. Golongan Aromatik
Aromatik adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu inti
benzena atau lebih. Mempunyai rumus molekul :
CnHn
Contoh :
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa senyawa belerang
yang berbau tidak enak. Senyawa tersebut mempunyai titik didih
rendah yaitu H2S, SO2 dalam gas hasil pembakaran, RSH sampai
dengan 6 atom karbon (C) dalam metal disulfide.
2. Senyawa Nitrogen
Kandungan Nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih
tinggi. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat
membentuk gum pada produk fuel oil. Nitrogen dalam LNG berbentuk
gas yang melarut, meskipun nitrogen bersifat inert tetapi akan
menurunkan mutu LNG baik kualitas maupun kuantitas (NK ↓).
3. Senyawa Oksigen
Kandungan total oksigen adalah kurang dari 0,2 % dan menaik
dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik
apabila produk itu lama berhubungan dengan udara.
Sifat – sifat hidrokarbon inilah yang berpengaruh terhadap mutu dari produk –
produk minyak bumi yang berhubungan dengan pemakaiannya yang berbeda – beda
suatu jenis produk minyak bumi yang mempunyai sifat – sifat tertentu ( disebut
spesifikasi) dalam memenuhi mutunya dan ini sebagai besar terdapat ditentukan oleh
campuran hidrokarbon yang terdapat didalamnya.
Sebagai contoh dari pengaruh dari jenis hidrokarbon itu dapat dilihat dalam tabel .
Tabel .
Karakteristik Umum Minyak Bumi
Karakteristik Minyak bumi Minyak bumi Aromatik
parafinik
Specifik Gravity 60/600 F Rendah Tinggi
Untuk jenis minyak bumi Naphtanik pada umumnya mempunyai sifat di antara jenis
Parafanik dan Aromatik.
BAB III
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses
umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak
mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Kilang
minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah
menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain
yang menjadi bahan baku bagi industry petrokimia. Produk-produk utama yang
dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel,
minyak tanah (kerosene)
Primary Proses yaitu proses pemisahan minyak bumi atau fraksinya dimana
struktur kimia senyawa hidrokarbon tidak mengalami perubahan. Antara lain :
a. Proses Separasi ( Proses fisik)
Proses ini merupakan pemisahan secara fisis (fisika) dimana hidrokarbon
atau minyak mentah dipisahkan berdasarkan sifat – sifat fisika
komponennya.
Contoh :
- Perbedaan titik didih
- Perbedaan titik beku
- Perbedaan sifat kelarutan
Pada Dasarnya dasarnya proses pemisahan ini tidak ada perubahan atau
pengubahan atau pengubahan struktur molekulnya.
Contoh :
- Untuk perbedaan titik didih
1. Destilasi
1.1.Destilasi Atmosferik
1.2.Destilasi Vacum
1.3.Destilasi Bertekanan
- Perbedaan titik beku : Wax Plant
- Perbedaan kelarutan : Extraksi dan Absorbstion
Dalam proses ini terjadi proses perubahan struktur molekul hidrokarbon dengan
suatu reaksi kimia dengan bantuan panas dan katalis.
Pada proses ini terbagi beberapa macam antara lain :
- Decomposisi Molekul :
1. Thermal Cracking
Minyak Bumi bila dipanaskan pada suhu dan tekanan yang cukup tinggi
akan mengalimi perubahan struktur kimianya. Pada umumnya senyawa
hidrokarbon jika dipanaskan akan mengalami perengkahan (Cracking ).
Didalam peristiwa perengkahan rantai molekul hidrokarbon yang
panjang akan pecah menjadi dua atau lebih rantai – rantai molekul
hidrokarbon yang lebih pendek. Maka dari itu proses cracking yang
hanya dilakukan dengan panas disebut thermal cracking
2. Hidro Craking
Hidrocracking merupakan unit perengkahan hidrokarbon berantai
panjang (HVGO) menjadi hidrokarbon berantai pendek dengan
menggunakan gas hidrogen dan katalis. Hidrocracking adalah suatu
proses thermal (350 °C, 660 °F) hidrogenasi disertai dengan kraking.
Proses ini dilakukan pada tekanan tinggi (100 – 2000 Psi) dan dihasilkan
produk yang berubah sifat dan mutu dari sebelumnya. Hidrocracking
merupakan suatu proses gabungan antara katalitik kraking dan
hidrogenasi. Reaksi katalis dengan menggunakan katalis Silika-alumina
(zeolit) dan reaksi hidrogenasi dengan Platina, Tungsten Oksida atau
Nikel. Jadi, proses hidrokraking menggunakan dua katalis yang masing-
masing katalis berbeda fungsinya disebut Katalis Fungsi Ganda (Dual-
Function Catalyst).
3. Catalytic Cracking
Katalytic Cracking adalah peruraian senyawa hidrokarbon oleh panas
dengan bantuan katalis. Proses katalytic cracking merupakan proses
untuk membuat gasoline yang kaya akan parafin cabang, siklo parafin
dan aromatik yang bertujuan untuk meningkatkan mutu gasoline.
4. Visbreaking
Visbreaking adalah operasi perengkahan ringan dimana recude crude (
Apakah dari destilasi atmosferik atau vacuum ) dikonversimelalui
thermal crecking menjadi middle distillate dan heavy fuel oil yang
stabil.
5. Coaking
Operasi coking menggunakan prinsip – prinsip dasar yang sama seperti
visbreaking yaitu reduce crude dikonversikan secara sempurna menjadi
komponen – komponen ringna dan berat
- Sintesa Molekul
1. Polymerasi
Polimerisasi adalah proses dimana suatu substansi dengan berat molekul
rendah diubah menjadi satu molekul dengan berat molekul yang lebih
besar. Dengan kata lain, polimerisasi itu merupakan penggabungan dari
satu molekul dengan molekul yang sama, membentuk satu molekul
besar. Polimerisasi umunya terjadi dari penggabungan Olefin Alifatik.
Dari monomer menjadi polimer.
2. Alkylasi
Alkilasi pada industri minyak bumi menunjukkan suatu proses untuk
mendapatkan angka oktan komponen bahan bakar dengan
menggabungkan senyawa-senyawa Olefin dan Parafin
a. Edeleanu Proses
Menghilangkan senyawa aromatik, hidrokarbon tidak jenuh
pada naptha, kerosine dengan solvent SO2.
1. Gas
2. Light Naphta
3. Heavy Naphta
4. Kerosine
5. Solar
6. Long Residu
Prinsip pada Proses distilasi atmosferik dapat dilihat pada diagram alir
sebagai berikut :
5. Hasil dari Top Colom masuk kedalam alat pengembun (Condensor). Akan
tetapi, ada sebagian hasil dari Top Colom yang dikembalikan kedalam
Kolom Fraksinasi guna mempertajam pemisahan dibagian Top Colom.
Tempat pengembali tersebut disebut Reflux Drum.
6. Untuk hasil dibagian Top Colom menggunakan alat pengembun
(Condensor) sedangkan didaerah Middle dan Buttom Colom mengunakan
alat penukar panas (Heat Exchanger).
7. Berikut hasil dari Proses destilasi atmosferik.
Fraksi Boilling Range oc % Volume
1. Gas - 0,02
2. LPG - 2,50
3. Light Naphta 45 – 80 7
4. Heavy Naphta 90 – 150 16
5. Kerosine 160 – 240 21
6. Light Gas oil 250 – 270 11
7. Heavy Gas oil 280 – 350 12
8. Residu > 350 Sisanya
2. Kolom Distilasi
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar
40m) dan didalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan
dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi
hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara
fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian
kolom yang lebih atas.
3. Kolom Stripper
Kolom stripper berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-
komponen dengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang
lebih ringan didalam produk yang dikehendaki.
4. Heat Exchanger
Berfungsi untuk berlangsungnya proses pemindahan panas antara
fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai kepentingan.
5. Condensor
Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase
uap menjadi fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin
adalah air.
6. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling
melarutkan, misalnya gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
7. Furnace
Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh
dari hasil pemabakaran bahan bakar. Didalam dapur terdapat pipa
pemanasan yang disusun sedemikian rupa sehingga proses
pemindahan panas dapat berjalan sebaik mungkin.
8. Cooler
Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang
masih mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk di simpan
dalam tangki.
3.6.1.2.Variabel Operasi
1. Suhu
Pengaruh suhu didalam suatu proses distilasi merupakan faktor yang
sangat menentukan, karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-
komponen campuran berdasarkan titik didihnya. Pengaruh suhu operasi yang
terlalu tinggi pada crude oil akan menimbulkan perengkahan (cracking)
didalam tube yang efeknya dapat berkelanjutan pembentukan pembentukan
coke didalam tube yang efeknya dapat menghambat transfer panas dan bahkan
dapat merusak tube karena panas yang berlebihan pada dinding tube.
2. Tekanan
Pengaruh tekanan sangat berdampak pada distilasi hampa dan
bertekanan. Pengaruh tekanan operasi yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan naiknya titik didih dengan kata lain penguapan akan menjadi
lebih sulit.
Dilihat pada Gambar dibawah dapat dijelas secara singkat sebagai berikut :
Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada
preheater dan dapur sampai temperatur ± 345°C, kamudian dimasukkan dalam
kolom distilasi vacum yang tekanannya ± 13 mmH2O. Dalam kolom ini
terdapat tray-tray seperti halnya di kolom distilasi atmosferik. Untuk
memperluas kontak uap dan cairan biasanya kolomnya dibuat lebih lebar.
Untuk mendapatkan tekanan dibawah atmosfer digunakan peralatan yang
disebut ejector dan kondensor.
1. Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini
merupakan produk yang jelek, yang biasanya di tampung sebagai
minyak sloop.
2. Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas
Oil ( LVGO ), digunakan untuk komponen blending solar.
3. Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah
bahan baku bagi proses pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax
Plant. Produk ini merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua
HVU mempunyai produk ini.
4. Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ).
Produk ini digunakan untuk bahan baku proses cracking ( Hydro
Cracking Unit / HCU ). Produk POD bila tidak di olah di wax plant di
gabungkan dengan produk HVGO untuk umpan di HCU.
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan
untuk Fuel Oil di dapur atau digunakan untuk asphal jalan.
2. Kolom Distilasi
Kolom distilasi adalah berbentuk silinder yang terbuat dari bahan
baja dimana didalamnya dilengkapai alat kontak (tray) yang
berfungsi untuk memisahkan komponen campuran larutan. Didalam
kolom tersebut dilengkapi dengan sampbungan untuk saluran umpan,
hasil samping reflux, reboiler, produk dan produk bottom dan steam
stripping
3. Kolom Stripper
Kolom stripper berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-
komponen dengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang
lebih ringan didalam produk yang dikehendaki.
4. Heat Exchanger
Berfungsi untuk berlangsungnya proses pemindahan panas antara
fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai kepentingan.
5. Condensor
Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase
uap menjadi fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin
adalah air.
6. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling
melarutkan, misalnya gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
7. Furnace
Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh
dari hasil pemabakaran bahan bakar. Didalam dapur terdapat pipa
pemanasan yang disusun sedemikian rupa sehingga proses
pemindahan panas dapat berjalan sebaik mungkin.
8. Cooler
Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang
masih mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk di simpan
dalam tangki.
9. Perpipaan
Perpipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang menghubungkan
dari peralatan satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai
alat penyaluran/mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari
bermacam – macam jenis bahan misalkan dari baja, karet, PVC dan
lain – lain tergantung biasanya jenis baja dengan panduan carbon
10. Instumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan didalam
proses pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman
sehingga apa yang diharapkan dalam proses pengolahan dapat
tercapai.
3.6.2.2.Variabel Operasi
1. LPG
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80 - 85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,
tekanan dan temperatur, tetapi biasanya sekitar 250 : 1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F).
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup
banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin
kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Salah satu risiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada
tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan
kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit
dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina
menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah
itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas.
Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran
elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih
besar.
Motor Gasoline atau lebih dikenal dengan sebutan bensin atu premium
adalah produksi minyak bumi yang terdiri dari campuran kompleks senyawa
hidrokarbon yang mempunyai trayek titik didih antara 40-200°C dan
dipergunakan sebagai bahan bakar motor-motor yang menggunakan busi.
Mogas adalah pencampuran (blending) dari fraksi-fraksi naftha dan reformate.
5. Sifat Kestabilan
Bensin harus memiliki sifat kestabilan yang tinggi, tidak mengandung
olefin yang potensial dapat mengandung gum selama panyimpanan,
yang dapat menimbulkan deposit pada ruang bakar dan menyumbat
carburator serta saluran bahan bakar. Untuk itu maka persyaratan
Existen Gum max 4 mg/100 ml serta induction period minimum 240
menit.
6. Bau (odor)
Bau dapat dijadikan petunjuk kualitatif adanya senyawa H2S dan
merkaptan sulfur.
7. Warna
Pemberian warna terutama bertujuan untuk menandakan suatu
gasoline, sehingga konsumen akan dengan mudah mengenalinya dan
pula menunjukkan bahwa bahan bakar minyak tersebut mengandung
TEL, tetapi pemberian bahan pewarna tersebut di batasi untuk
menghindari terjadinya deposit didalam tanki dan pipa saluran.
Avtur adalah fraksi distilat mnyak bumi yang memiliki rentang didih
antara 150-270°C. Digunakan untuk bahan bakar pesawat bermesin turbin jet.
Disini bahan bakar dibakar dalam ruang bakar mesin yang terbentuk
seperti External Combustion engine, dimana bahan bakar dinyalakan dengan
ignition yang dihidupkan pada saat start saja, kemudian akan terbakar terus
menerus dalam ruang bakar turbin dimana bahan bakar di semprotkan kedalam
ruang bakar melewati burner yang di suplai dengan campuran udara dan bahan
bakar, udara juga di suplai lagi dari tempat lain sebagai udara sekunder dan
tersier.
Karena mesin jet ini bekerja pada temperatur kamar sampai sekiar 95°F,
maka fraksi kerosine mrupakan bahan bakar yang paling sesuai untuk mesin jet
dengan spesifikasi yang lebih ketat.
Komponen pembuat avtur adalah :
1. Fraksi kerosine dari unit hidrocracker.
2. Fraksi kerosine dari Crude Distillation Unit yang bersifat
senyawa parafinnya tinggi.
Sifat-sifat Avtur :
Untuk avtur atau jet A-1 dan JP-S maksimum besar -47ºC
4. Density
5. Nilai Kalori
Kerosine yang biasa kita sebut dengan minyak tanah adalah fraksi minyak
bumi yang lebih berat dari bensin serta merupakan campuran senyawa
kompleks hidrokarbon yang mempunyai trayek titik didih antara 120 - 380 ºC,
komponen-komponennya yaitu C11 – C13.
1. Solar
Solar merupakan campuran kompleks senyawa hidrokarbon yang
mempunyai trayek didih antara 300 – 370 ºC. komponen- komponenya
yaitu C14- C17. Solar merupakan bahan bakar minyak untuk mesin
pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) jenis piston yang
dinyalakan dengan system kompresi.
Komponen pembuat solar ialah :
LVGO
LGO
HGO
LCGO
Sifat-sifat solar :
1. Cetan Number
Tolak ukur terhadap sifat ini adalah bilangan cetan, suatu solar
dinyatakan memiliki bilangan cetan S(0<S<100) jika unjuk kerja
minyak tersebut setara dengan unjuk kerja campuran S%-v n-Cetan (n-
heksadeksana/ nC16H34) dengan (100-S)%-v metal naftalena. N-
Cetan berunjuk kerja sangat baik dalam mesin disel, karena langsung
terbakar segera setelah disemprotkan ke silinder dengan nosel.
Sedangkan metal naftalena berunjuk kerja sangat buruk dalam mesin
diesel. Solar memiliki bilangan cetan minimum 50.
3. Berat Jenis
6. Stabilitas
7. Sifat Distilasi
Fuel oil adalah bahan bakar minyak bumi untuk memanaskan feed di furnace
guna keperluan proses di unit refinery.
1. Berat Jenis
4. Flash Point
6. Kadar belerang
8. Residu Karbon
Spesifikasi RCR, CCR dan MCR untuk Fuel Oil diharapkan sekecil
mungkin. Spesifikasi di Indonesia menetapkan CCR maksimum 14%
berat.
9. Kandungan Asphalt
Spesifikasi 1
ses
80 D.97
Pour Point °F
18000 D.240
Sediment wt
Nil D.93
Neutralizatin Value :
150 D.189
Strong Acid Mmber
14
mg/KOH/gr
Flash Pont PM CC °F
ses
90 D.97
Pour Point °F
18000 D.240
Sediment wt
nil
Neutralizatin Value :
150 D.93
Strong Acid Mmber
14 D.189
mg/KOH/gr
Flash Pont PM CC °F
5.1. Kesimpulan
Crude oil harus melewati beberapa unit pengolahan yang sering disebut Crude
treating(pemurnian).
LPG,Mogas,Avtur,kerosin,solar,fuel oil.
5.2. Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna melengkapi