Anda di halaman 1dari 2

SCHISTOSOMIASIS

No. Dokumen : 025/UKP-PU/2016


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 02 Januari 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS drg. R. Kusdarini, M.Kes


KAUMAN 196105101989012001

1. Pengertian Schistosomiasis (juga dikenal sebagai bilharziasis, demam siput,


dan demam Katayama adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing
parasit jenis Schistosoma.
2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam melakukan diagnosis kerja dan
penatalaksanaannya pada pasien dengan skistosomiasis.
3. Kebijakan Dicantumkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang
menjadi dasar pembuatan SOP (bias berbentuk buku, peraturan perundang
undangan, ataupun bentuk lain sebagai pustaka).
4. Referensi Paduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Edisi I Tanggal 1 Bulan Januari Tahun 2013.
5. Prosedur/ 1. Petugas memahami tentang penyakit;
Langkah- 2. Petugas melakukan anamnesis atau pengkajian terhadap pasien tentang
langkah keluhan yang dirasakan;
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana;
1) Pemeriksaan Fisik
- skistosomiasis akut;
- skistosomiasis kronik.
2). Pemeriksaan Penunjang
- Penemuan telur cacing pada spesimen tinja dan pada sedimen urin.
4. Petugas melakukan penegakan diagnostic;
5. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif;
- Penatalaksanaan
1). Pengobatan diberikan dengan dua tujuan yakni untuk
menyembuhkan pasien atau meminimalkan morbiditas dan
mengurangi penyebaran penyakit;
2). Prazikuantel adalah obat pilihan yang diberikan karena dapat
membunuh semua spesies Schistosoma. Walaupun pemberian
single terapi sudah bersifat kuratif, namun pengulangan setelah 2
sampai 4 minggu dapat meningkatkan efektifitas pengobatan.
Pemberian prazikuantel dengan dosis sebagai berikut:

1/2
Spesies Schistosoma Dosis Prazikuantel
S. mansoni, S. haematobium, 40 mg/kg badan per hari oral
S. intercalatum dan dibagi dalam dua dosis
perhari
S. japonicum, S. mekongi 60 mg/kg berat badan per hari
oral dan dibagi dalam tiga
dosis perhari
- Rencana Tindak Lanjut
1). Setelah 4 minggu dapat dilakukan pengulangan pengobatan;
2). Pada pasien dengan telur cacing positif dapat dilakukan
pemeriksaan ulang setelah satu bulan untuk memantau
keberhasilan pengobatan.
6. Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien dan
keluarga;
7. Petugas melakukan rujukan sesuai dengan kriteria rujukan.
6. Unit Terkait 1. Loket Pendaftaran;
2. Poli Umum;
3. Poli Lansia;
4. Polio Kia,
5. rawat inap;
6. kasir.
7. Diagram Alir/ -
Flowchart

8. RekamanHistoris

No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl.

2/2

Anda mungkin juga menyukai