Disusun Oleh:
NIM : 1704089
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
ISI............................................................................................................................................................. 2
PENUTUP............................................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia medis dari waktu ke waktu semakin pesat, tak terkecuali
instrument / alat medis. Salahsatu penemuan yang berkontribusi dalam dunia medisyaitu
ditemukannya sinar X / sinar Rontgen yang mendasari terciptanya Pesawat Rontgen. Pesawat
rontgen merupakan instrument medik yang prinsip kerjanyamengunakan radiasi sinar X, baik
untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografie.Penemuan dari Willhem Conrad Rontgen
tersebut telah mendorong perkembangandunia medis terutama dalam pembuatan instrumen
medis. Berawal dari percobaandalam hal perbedaan potensial diantara anoda dan katoda yang
terkandung dalamsuatu gas, yang memicu terjadinya ionisasi sehingga elektron–elektron
akan membebaskan diri dari ikatan atomnya.
Elektron yang terdekat dengan sebuah anoda akan langsung ditarik ke anodasehingga
akan terjadi hole. Kemudian hole ini akan diisi oleh elektron berikutnya,tempat yang
ditinggalkan elektron ini akan menjadi hole lagi dan terjadi pengisian lagioleh elektron
berikutnya, begitu seterusnya, sehingga akan terjadi estafet elektron danterjadilah rangkaian
tertutup sehingga timbul arus elektron yang berkebalikan denganarus listrik yang kemudian
disebut arus tabung. Perpindahan elektron ini akanmenghasilkan seatu gelombang
elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-
beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1– 1 A inilah
yangkemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui aplikasi sinar X pada pesawat rontgen konvensional.
2. Mengetahui perinsip kerja dari instrument pesawat rontgen konvensional.
3. Mengetahui komponen penyusun dari pesawat rontgen.
4. Mengetahui prinsip kerja foto rontgen.
1
BAB II
ISI
Rangkaian ini memiliki kemampuan untuk memotong bagian tertentu dari sinyal
masukan tanpa mengganggu bagian sinyal masukan lainnya yang dilewatkan.
Rangkaian clipper adalah rangkaian yang digunakan untuk membatasi tegangan agar tidak
melebihi dari suatu nilai tegangan tertentu. Rangkaian ini dapat dibuat dari dioda dan sumber
tegangan DC yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Rangkaian clipper berfungsi untuk membuang polaritas sinyal. Jika sinyal yang ingin
dibuang adalah sinyal polaritas positif maka digunakan clipper positif. Jika sinyal yang ingin
dibuang adalah polaritas sinyal negatif maka digunakan clipper negatif.
2
2.2.1 Rangkaian Clipper Seri
` Rangkaian clipper seri adalah rangkaian clipper yang diodenya berhubungan secara seri
dengan beban. Rangkaian dasar dari clipper seri ini mirip denagan rangkaian penyearah setengah
gelombang. Namun demikian rangkaian ini dapat dibuat dalam berbagai variasi. Berikut ini
adalah petunjuk menganalisa rangkaian clipper seri :
Bila output rangkaian adalah katoda dioda, maka bagian positif dari sinyal input akan
dilewatkan, dan bagian negatip akan dipotong (berarti clipper negatif).
Bila output rangkaian adalah anoda dioda, maka bagian negatif dari sinyal input akan
dilewatkan, dan bagian positip akan dipotong (berarti clipper positif). Bila ada perhatikan
polaritas baterai.
Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan batrai + tegangan dioda (0,7
untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener)
Rangkaian clipper paralel adalah rangkaian clipper yang diodenya dipasang paraleldengan beban.
Berikut adalah cara menganalisa rangkaian clipper paralel :
Bila output rangkaian paralel dengan katoda dioda, maka bagian positif dari sinyal
3
4
input akan dilewatkan, dan bagian negatif akan dipotong (berarti clipper negatif).
Bila output rangkaian parallel dengan anoda dioda, maka bagian negatif dari sinyal
input akan dilewatkan, dan bagian positif akan dipotong (berarti clipper positif).
Baterai dalam rangkaian cliper ini berfungsi untuk batas pemotongan atau level
clipping.
Gambar 3. rangkaian clipper paralel positif Gambar 4. rangkaian clipper paralel negatif
Rangkaian clipper yang memotong level dc positif dari suatu bentuk gelombang, ketika
tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang positif, maka dioda dibias FORWARD,
sehingga arus mengalir pada diode, sehingga tegangan output adalah sebesar 0,7 volt, yaitu
merupakan tegangan barier dari diode.
5
Rangkaian clipper negatif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc negatif
dari suatu bentuk gelombang. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang
negatif, maka dioda dibias REVERSE, sehingga arus mengalir ke beban, sehingga tegangan
output adalah sebesar tegangan input.
Rangkaian clipper bias positif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc positif pada
level tertentu sesuai dengan tegangan bias positif yang diberikan. Ketika tegangan input sinusoida
(Vin) setengah gelombang positif, maka dioda akan dibias FORWARD
Rangkaian clipper bias negatif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc negatif pada level
tertentu sesuai dengan tegangan bias negatif yang diberikan. Ketika tegangan input sinusoida (Vin)
setengah gelombang negatif, maka dioda akan dibias REVERSE
Rangkaian clamper digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level DC yang lain.
Rangkaian clamper harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor. Selain ketiga
komponen tersebut bisa juga menambahkan sebuah baterai untuk memperoleh pergeseran
tegangan tambahan. Nilai R dan C harus dipilih sedemikian rupa sehingga konstanta waktu
RC cukup besar. Hal ini berguna agar kapasitor tidak membuang tegangan (discharge) pada
saat diode mengalami periode non konduksi (off). Dalam analisis kapasitor kita anggap
mengisis dan membuang semua dalam 5 kali konstanta waktu.
7
Gambar (a) adalah gambar gelombang kotak yang menjadi sinyal input rangkaian
clamper.
Gambar (b) adalah gambar rangkaian pada saat 0 – T/2 sinyal input merupakan
positif sebesar +V, sehingga dioda menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan
dengan cepat melalui tahanan dioda yang rendah.
Gambar (c) adalah kapasitor membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup
lama. Sehingga pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output.
Gambar (d) adalah gambar pada saat sinyal output pada R adalah nol.
Gambar (e) adalah saat T/2 – T sinyal input berubah ke negatif sehingga dioda tidak
menghantar (OFF).
Besarnya penggeseran pada rangkaian ini bisa juga divariasi dengan cara
menambahkan sebuah baterai secara seri dengan diode. Disamping itu arah penggeseran juga
bisa dibuat ke arah positif dengan cara membalik arah diode. Berikut adalah contoh rangkaian
clamper negatif dan positif :
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN