Joyce dan Weil (Aunurrahman,2008:114) model pencapaian konsep adalah model pembelajaran yang di ransang untuk menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien. Model ini memiliki pendangan bahwa para siswa tidak hanya di tuntut untuk mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasikan data akan tetapi mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuan sendiri. Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari dari melatih menguji hipotesis. Model tersebut pertama kali diciptakan oleh Joyce dan Weil (dalam Gunter, Este, dan Schwab, 1990: 1972) yang berpijak pada karya Bruner, Goodnow, dan Austin. Model pencapaian konsep bermanfaat untuk memberikan pengalaman metode sains kepada para siswa dan secara khusus menguji hipotesis. Ada dua peran pokok guru dalam pembelajaran model pencapaian konsep yang perlu diperhatikan, adalah, (1). Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas untuk berpikir dan menduga tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan, (2). Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu seharusnya berlangsung, membimbing siswa dalam proses itu, membantu siswa menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan mengartikulasi pemikiran-pemikiran mereka. Dalam membimbing aktifitas itu tiga cara penting yang dapat dilakukan oleh guru. Pertama guru mendorong siswa untuk menyatakan pemikiran mereka dalam bentuk hipotesis, bukan dalam bentuk observasi. Kedua guru menuntun jalan pikiran siswa ketika mereka menetapkan apakah suatu hipotesis diterima atau tidak. Ketiga guru meminta siswa untuk menjelaskan mengapa (Why) mereka menerima atau menolak suatu hipotesis. Sedangkan Dorin, dan Gabel (1990) menyatakan model pencapaian konsep sebagai seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi. Model dapat berupa skema, bagan, gambar, dan tabel. Model dapat membantu kita melihat kejelasan keterkaitan secara lebih cepat, utuh, konsisten, dan menyeluruh. Hal ini dapat disebabkan suatu model disusun dalam upaya mengkongkretkan kaitan hal-hal abstrak dalam suatu skema, bagan, gambar dan tabel. Model pembelajaran pencapaian konsep atau concept attainment merupakan salah satu bagian dari model pengolahan organisasi ( the infortion processing family). Model ini merupakan model pembelajaran yang di rancang untuk menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien. Model pencapaian konsep merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan induktif siswa tidak disediakan rumusan suatu konsep, tetapi mereka menemukan konsep tersebut berdasarkan contoh-contoh yang memiliki penekanan terhadap ciri-ciri dari konsep itu. Model pembelajaran pencapaian konsep ini dimulai dengan penulisan nama suatu konsep, berikut ciri-ciri model pencapaian konsep menurut Naylor& Diem (1987;223-225) menguraikan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menunjukan serangkaian contoh dari konsep yang akan dipelajari secara berurutan. 2. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menguji contoh dan bukan contoh serta menduga aturan atau konsep. 3. Menegaskan dan menjelaskan nama dan defenisi atau rumusan suatu konsep. 4. Menunjukan contoh-contoh kemudian meminta siswa untuk mengklasifikasikan dan menayangkan “mengapa mereka mengklasifikasikan seperti itu”? 5. menguji pemahaman siswa tentang konsep berdasarkan contoh-contoh yang mereka buat sendiri. Mengurutkan contoh secara sistematis merupakan bagian kegiatan pembelajaran yang sangat penting dalam pencapaian konsep. Cara ini akan mempengaruhi bagaimana siswa memperoleh data, karena dengan menunjukan sesuatu yang tidak termasuk contoh membantu siswa mengidentifikasikan ciri-ciri penting yang dimiliki suatu konsep. Jarolimek& Parker (1993;36) mengemukakan tiga cara yang dapat mempengaruhi efektifitas model pencapaian konsep antara lain : 1. Merumuskan konsep dalam istilah yang akrab dengan siswa 2. Memilih materi pelajaran yang secara psikologis dekat dengan siswa 3. Konsep yang di ajarkan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Dalam membantu siswa mempelajari berbagai konsep, guru harus menfokuskan pelajaran kepada pemahaman konsep yang berorientasi pada pengembangan domain kognitif siswa, sebab pada dasarnya konsep itu sendiri bukan sekedar suatu istilah, tetapi “concepts as mental constructs are the critical components of a moturing individual’s continuously changing, enlarging cognitive structure and are the basic tools of thought”(Klausmaier, 1980:22). Oleh karena itu pembelajaran konsep harus di dasarkan pada pendekatan-pendekatan yang menyangkut pengembangan keterampilan berfikir.
Langkah-langkah pembelajaran pencapaian konsep di uraikan Joyce& Weil (1986;34)
seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Tahap Pertama Menyajikan Data dan Mengidentifikasikan Konsep
1. Guru memberikan contoh yang telah di sediakan
2. Siswa membandingkan karakteristik contoh positif dan negative 3. Siswa merumuskan hipotesis 4. Siswa merumuskan definisi menurut karakteristik yang terdapat pada contoh
Tahap Kedua Pengetesan Pencapaian Konsep
1. Siswa mengidentifikasi contoh tambahan yang belum berlabel
2. Guru menegaskan hipotesis, nama konsep dan merumuskan kembali defenisi menurut karakteristik penting 3. Siswa membuat contoh-contoh tambahan Tahap Ketiga Analisis Strategi Berfikir
1. Siswa menggambarkan cara berpikirnya melalui kegiatan diskusi tentang ciri-ciri